• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian ikan asin di Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian ikan asin di Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN

PEMBELIAN IKAN ASIN DI DESA CIBUNAR,

KECAMATAN PARUNG PANJANG, KABUPATEN BOGOR

Oleh :

ABDUL HAKIM

C 44101036

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN - KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN

PEMBELIAN IKAN ASIN DI DESA CIBUNAR,

KECAMATAN PARUNG PANJANG, KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ABDUL HAKIM

C 44101036

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN - KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(3)

ABSTRAK

ABDUL HAKIM. Perilaku Konsumen dalam Membuat Keputusan Pembelian Ikan Asin di Desa Cibunar, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh POPONG NURHAYATI dan IIS DIATIN.

Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk pada umumnya berbeda-beda. Keputusan konsumen membeli ikan asin dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pembelian ikan asin dan faktor -faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian ikan asin. Penelitian ini di lakukan di desa Cibunar Kecamatan Parung panjang Kabupaten Bogor.

Hasil penelitian memperlihatkan motivasi awal yang mendorong

pembelian konsumen adalah rasa dari ikan asin. Sumber informasi utama dalam pembelian ikan asin adalah keluarga atau saudara. Fokus utama dalam pembelian ikan asin adalah rasanya. Jenis ikan asin yang sering dibeli adalah ikan asin teri, gabus dan ikan asin peda. Pemilihan jenis ini dikarenakan rasanya yang khas. Konsumen melakukan pembelian ikan asin secara tergantung situasi dengan frekuensi pembelian seminggu sekali. Sikap konsumen apabila jenis ikan asin yang dicari tidak tersedia di tempat biasa membeli maka konsumen akan mencari ketempat lain dan apabila terjadi kenaikan harga terhadap jenis ikan asin yang biasa dibeli maka konsumen akan tetap membeli ikan asin walaupun ikan asin yang dipilih jenis yang lain, secara keseluruhan konsumen merasa puas terhadap hasil pembelian ikan asin tersebut.

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor tanggal 7 Mei 1983 dari pasangan Bapak M. Maulana dan Ibu Solihati. Penulis merupakan anak pertama dari empat

bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMUN 6 Tangerang, lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama (2001) lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Mas uk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Departemen Sosial

(5)

Judul Skripsi : Perilaku Konsumen Dalam Membuat Keputusan Pembelian Ikan Asin di Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.

Nama Mahasiswa : Abdul Hakim

NRP : C44101036

Disetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Popong Nurhayati, MM. Ir. Iis Diatin, MM. NIP. 131 995 654 NIP. 131 878 936

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Kadarwan Soewardi NIP. 130 805 031

(6)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN

PEMBELIAN IKAN ASIN DI DESA CIBUNAR, KECAMATAN PARUNG PANJANG, KABUPATEN BOGOR.

adalah benar hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2006

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Mana jemen Bisnis Ekonomi Perikanan Kelautan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul “Perilaku Konsumen dalam Membuat Keputusan Pembelian Ikan Asin di Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor”.

Pada kesempatan kali ini , penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ir. Popong Nurhayati, MM, dan Ibu Ir. Iis Diatin, MM, selaku komisi pembimbing serta Dr. Ir. Suharno, M.Adef dan Ir. Anna Fathiya, M.Si, sebagai penguji atas saran dan pendapatnya untuk penulisan skripsi ini, dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Bogor, Februari 2006

(8)

DAFTAR ISI

4.3 Metode Pengambilan Data ...13

4.4 Metode Analisis Data ...14

4.5 Batasan dan Pengukuran...15

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 18

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...18

5.2 Gambaran Umum Responden ...19

5.3 Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Ikan Asin ...21

5.3.1 Pengenalan Kebutuhan...21

5.3.2 Pencarian Informasi... 23

5.3.3 Evaluasi Alternatif ...27

5.3.4 Keputusan Pembelian ...29

5.3.5 Paska Pembelian...36

5.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membuat Keputusan Pembelian Ikan Asin ...38

5.4.1 Pengaruh Lingkungan...38

5.4.1.1 Pengaruh Keluarga ... 38

5.4.1.2 Pengaruh Teman... 40

5.4.2 Perbedaan Individu ... 41

5.4.1.1 Pendapatan Responden...41

5.4.2.2 Motivasi...42

5.4.1.3 Pendidikan Responden ...44

(9)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN...48

6.1 Kesimpulan...48

6.2 Saran...49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan RW di Desa Cibunar 2005 ...14

2. Jumlah Penduduk di Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor 2005...18

3. Jumlah Penduduk di Desa Cibunar Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor 2005...19

4. Karakteristik Responden Ikan Asin...20

5. Alasan Pertama Kali Responden Membeli Ikan Asin...22

6. Tingkat Keterlibatan Responden dalam Membeli Ikan Asin ...23

7. Sumber Informasi Responden Mengenai Ikan Asin ... 24

8. Pendapat Responden Mengenai Harga Ikan Asin ... 25

9. Pengaruh Penjual dalam Pembelian Ikan Asin ... 26

10. Pendapat Responden dalam Mendapatkan Ikan Asin ...26

11. Alasan Responden Memilih Membeli Ikan Asin ...27

12. Perihal yang Menunjukan Kualitas Ikan Asin...28

13. Pihak yang Berpengaruh dalam Memutuskan Pembelian Ikan Asin ...29

14. Pengaruh Keluarga dalam Pembelian Ikan Asin ...30

15. Pengaruh Teman dalam Pembelian Ikan Asin ...31

16. Cara dalam Memutuskan Pembelian Ikan Asin ...32

17. Tempat Responden Membeli Ikan Asin ...33

18. Alasan Responden Membeli di Tempat Pembelian Ikan Asin...34

19. Frekuensi Mengkonsumsi Ikan Asin... 35

20. Ikan Asin yang biasa dibeli Responden...35

21. Jumlah Ikan Asin yang biasa dibeli Responden...36

22. Tingkat Kepuasan Responden Setelah Mengkonsumsi Ikan Asin ...37

23. Tindakan Responden apabila Ikan Asin yang dicari Tidak Ada ...37

24. Tindakan Responden apabila Harga Ikan Asin Mengalami Kenaikan ...38

25. Sebaran Responden Menurut Pengaruh Keluarga dengan Jumlah Ikan Asin yang dikonsumsi, Tahun 2005 ...39

26. Sebaran Responden Menurut Pengaruh Teman Responden dengan Jumlah Ikan Asin yang dikonsumsi, Tahun ...40

(11)

28. Sebaran Responden Menurut Motivasi dalam Mengkonsumsi Ikan Asin dengan Jumlah Ikan Asin yang dikonsumsi, Tahun 2005 ...43 29. Sebaran Responden Menurut Pendidikan Responden dengan Jumlah

Ikan Asin yang dikonsumsi, Tahun 2005...44 30. Sebaran Responden Menurut Sumber Informasi Tentang Ikan Asin dengan

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Denah Desa Cibunar ...51

2. Hasil Analisis Uji Chi-kuadrat ...52

3. Data Karakteristik Responden Konsumen Ikan Asin di Desa Cibunar ... 53

4. Data Kuesioner Responden Konsumen Ikan Asin di Desa Cibunar ... 57

5. Hasil Analisis Uji Chi-kuadrat Antara Pengaruh Teman dengan Jumlah Konsumsi Ikan Asin ... 67

6. Hasil Analisis Uji Chi-kuadrat Antara Pendidikan dengan Jumlah Konsumsi Ikan Asin ...68

7. Hasil Analisis Uji Chi-kuadrat Antara Pendapatan dengan Jumlah Konsumsi Ikan Asin ...69

8. Hasil Analisis Uji Chi-kuadrat Antara Motivasi dengan Jumlah Konsumsi Ikan Asin ...70

9. Hasil Analisis Uji Chi-kuadrat Antara Sumber Informasi dengan Jumlah Konsumsi Ikan Asin ...71

10. Hasil Analisis Uji Chi-kuadrat Antara Pengaruh Keluarga dengan Jumlah Konsumsi Ikan Asin ...72

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat konsumsi ikan rata-rata per kapita ma syarakat Indonesia sebesar 23 kg per orang/tahun menjadikannya yang terendah di Asean [www.Forek.or.id]. Hal ini merupakan suatu hal yang harus diperhatikan melihat negara Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat kaya akan sumberdaya hayati laut, karena dua pertiga dari luas negara Indonesia adalah lautan.

Ikan merupakan sumber protein hewani dengan jumlah produksi paling tinggi sehingga kontribusinya terhadap penyediaan protein hewani paling besar. Sangat disayangkan potensi ikan di Indonesia sangat tinggi namun konsumsi masyarakatnya masih rendah, tingkat konsumsi ikan rata-rata per kapita per tahun di Singapura telah mencapai 70 kg, Malaysia 30 kg, Filipina 40 kg, sementara Hongkong, Taiwan dan Korea Selatan terlihat lebih tinggi lagi yakni, bertur ut-turut 80 kg, 65 kg dan 60 kg [www.Forek.or.id]. Untuk itu pemerintah harus berupaya mendorong masyarakat agar gemar mengkonsumsi ikan.

Kabupaten Bogor memiliki jumlah penduduk sebesar 3.819.488 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduknya rata-rata 3,37% per tahun (Dinas

Kependudukan Kabupaten Bogor 2004). Hal ini merupakan potensi yang besar sebagai daerah konsumsi untuk bahan pangan. Terutama bahan pangan yang mengandung gizi yang cukup bagi perkembangan sumberdaya manusia

Kabupaten Bogor yang berkua litas. Salah satu sumber bahan pangan yang jadi pilihan adalah ikan asin, karena disamping rasa yang sesuai dengan selera

sebagian besar konsumen juga karena ikan asin merupakan sumber protein hewani yang memiliki nilai ekonomis sehingga harganya dapat te rjangkau oleh sebagian besar konsumen dibandingkan mengkonsumsi daging, telur dan susu.

Konsumsi ikan di Kabupaten Bogor tahun 2004 sebesar 17,30

Kg/kap/tahun, meningkat 4,9% dari tahun sebelumnya atau mencapai 10,21% dari target 16,93 Kg/kap/tahun, namun dibandingkan target nasional 26,5

(14)

kebutuhan fisiologis akan zat gizi dan kecerdasan anak-anak. Sumber protein hewani yang paling ekonomis adalah yang bersumber dari daging ikan terutama ikan asin.

Desa Cibunar memiliki luas wilayah sebesar 372,645 Ha yang terdiri dari 85 Ha sebagai sawah dan 287,645 Ha sebagai daerah pemungkiman atau darat. Jumlah Kepala keluarga di Desa Cibunar sebesar 2.165 jiwa (Kantor Kepala Desa Cibunar 2005).

Jumlah konsumsi ikan di Desa Cibunar sebesar 21,5 Kg/kap/tahun masih kurang 23,25% dari target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat (Kantor Kepala Desa Cibunar 2005). Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian mengenai perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian ikan asin di Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Agar para pemasar dapat meningkatkan lagi strategi pemasarannya.

1.2 Perumusan Masalah

Perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian ikan asin

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, individu dan psikologis. Ketiga faktor utama tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian ikan asin baik secara langsung maupun tidak langsung. Komponen dari ketiga faktor utama tersebut belum diketahui pengaruhnya dalam keputusan pembelian ikan asin di Desa Cibunar.

Desa Cibunar dekat dari pasar induk yang memasok sebagian besar ikan asin yang ada di wilayah Kecamatan Parung Panjang. Hal ini sangat

menguntungkan bagi konsumen ikan asin yang berada di Desa Cibunar tersebut, selain tidak perlu terlalu jauh dalam membeli ikan asin, juga harga yang

ditawarkan di pasar tersebut tidak terlalu mahal.

Keseluruhan permintaan produk perikanan baik segar dan olahan di Desa Cibunar baru mencapai 76,75% dari target nasional (Kantor Kepala Desa Cibunar 2005). Hal ini perlu diperhatikan oleh para pemasar agar dapat meningkatkan penjualan produk perikanan terutama ikan asin.

(15)

tentang pilihan ikan asin akan diproses oleh konsume n, apakah ikan asin tersebut rasanya enak, harganya murah dan kualitasnya terjamin. Pada saat konsumen ingin membeli ikan asin, faktor -faktor keadaan yang tidak terduga akan timbul dan mengubah tujuan pembelian terhadap ikan asin, seperti issue penggunaan formalin dalam proses pengawetan ikan asin dapat memberikan pengaruh negatif dalam pembelian ikan asin oleh konsumen. Hal ini tentu saja dapat mengurangi jumlah pembelian ikan asin yang pada akhirnya akan merugikan para pemasar ikan asin.

Dengan memahami kebutuhan konsumen di Desa Cibunar akan sumber protein hewani serta kebiasaan konsumsi dari konsumen di Desa Cibunar baik jumlah, frekuensi dan lokasi pembelian ikan asin di Desa Cibunar sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Diharapkan jumlah konsumsi produk perikanan terutama ikan asin dapat meningkat.

Berdasarkan alasan tersebut maka penelitian ini mengkaji beberapa permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal diatas, yaitu :

1. Bagaimana pengambilan keputusan pembelian ikan asin oleh konsumen di Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor ?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian ikan asin di Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor ?

1.3 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengambilan keputusan pembelian ikan asin oleh konsumen di Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor

(16)

1.4 Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana pada Program Studi Manajemen Bisnis Ekonomi Perikanan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahuluinya dan menyusuli tindakan ini (Engel dkk 1994). Dengan mempelajari perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian ikan asin dapat memudahkan bagi para pemasar untuk melakukan pemasarannya. Diharapkan jumlah permintaan ikan asin dapat meningkat sehingga a kan meningkatkan pula keuntungan bagi pemasar ikan asin.

Perilaku konsumsi dari konsumen dipengaruhi oleh 3 faktor utama (Kotler 1997) :

1. Faktor lingkungan

Terdiri dari budaya , kelas sosial, pengaruh pribadi , keluarga dan rumah tangga dan situasi.

2. Perbedaan individu

Terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian dan gaya hidup, demografi.

3. Proses psikologis

Terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan dan sikap dan perilaku.

Proses dan perilaku pengambilan keputusan oleh konsumen memberikan pandangan umum mengenai sifat dan fungsi berbagai jenis proses keputusan konsumen yang terdiri dari (Kotler 1995) :

1. Pengenalan kebutuhan 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Pembelian

5. Perilaku pasca pembelian

(18)

dari yang paling dasar hingga kebutuhan yang kurang penting. Teori ini

membantu bagi pemasar dalam memahami bagaimana bermacam-macam produk dapat disesuaikan dengan rencana, sasaran dan kehidupan calon konsumen.

Hirarki Kebutuhan Maslow : 1. Kebutuhan fisik

(Rasa haus, lapar) 2. Kebutuhan keamanan

(Keamanan, perlindungan) 3. Kebutuhan sosial

(Rasa memiliki, kasih sayang) 4. Kebutuhan akan penghargaan

(Pengembangan diri dan status) 5. Kebutuhan aktualisasi diri

(Pengembangan diri dan realisasi)

Peran pembelian yang dilakukan oleh konsumen dapat dibedakan melalui peran yang dimainkan (Kotler 1997) :

1. Pencetus : Seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa.

2. Pemberi Pengaruh : Seseorang dengan pandangan atau saran yang mempengaruhi keputusan.

3. Pengambil keputusan : Seseorang yang memutuskan setiap komponen dari suatu keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli dan dimana akan membeli.

4. Pembeli : Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

5. Pemakai : Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan.

(19)

1. Perilaku pembelian yang rumit

Konsumen akan terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit saat mereka sangat terlibat dalam sebuah pembelian dan menyadari adanya perbedaan signifikan diantara berbagai merek. Hal ini dapat terjadi apabila produk yang bersangkutan mahal, jarang dibeli, beresiko dan sangat mengekspresikan pribadi. Biasanya konsumen tidak banyak tahu tentang produk tersebut. 2. Perilaku pembelian pengaruh disonansi

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam sebua h pembelian namun melihat sedikit perbedaan dalam merek. Keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian sangat mahal, jarang dilakukan dan beresiko. Dalam kasus ini, pembeli akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia namun akan me mbeli dengan cukup cepat, mungkin terutama bereaksi terhadap harga yang baik atau kenyamanan berbelanja.

Setelah pembelian konsumen mungkin mengalami disonansi atau ketidaksesuaian yang muncul dari pengamatan terhadap hal-hal yang

mengganggu dari produk ya ng dibeli tersebut atau kabar yang menyenangkan mengenai produk lain.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Produk yang murah dan sering dibeli biasanya kondisi keterlibatan

konsumennya rendah dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Jika mereka mengambil merek yang sama ketika membeli kembali ini bukan karena kesetiaan terhadap merek tetapi karena kebiasaan.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan perpindahan merek. Perpindahan mengambil merek lain biasanya karena ingin mencari variasi dari ketidak puasan.

(20)

orang-orang yang dihormati oleh pembeli. Para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembelian.

Penggolongan konsumen Indonesia ke dalam golongan pedesaan dan perkotaan dapat dibenarkan berdasarkan perbedaan dalam pendapatan,

kemampuan membaca dan menulis, dan seringnya mereka berhubungan dengan dunia luar. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila kita menemukan ketidaksamaan dalam pola tatalaku pembeli.

2.2 Ikan Asin

Ikan asin adalah ikan yang diawetkan secara tradisional yang didasarkan pada proses perubahan-perubahan pada produk yang menghambat proses kemunduran waktu yang menjurus pa da pembusukan bahan mentah yang disebabkan oleh kegiatan enzimatis dan mikro biologis dengan cara perlakuan physis dan atau pembubuhan garam, bahan organis atau kimia lainnya, sehingga dihasilkan produk olahan yang dimulai dalam rupa atau tekstur dan konsistennya yang bermanfaat bagi konsumen (Ilyas 1997 diacu dalam Nuryati 2001).

Nuryati (2001) menunjukan bahwa sumber informasi yang diperoleh responden mengenai ikan asin berasal dari pendidikan formal, keluarga, teman dan televisi. Sumber informasi yang paling banyak memberikan pengaruh kepada responden adalah keluarga. Informasi utama responden dalam mengkonsumsi ikan asin adalah jenis, manfaat dan harga. Ikan asin yang biasa dibeli oleh responden berturut-turut adalah ikan sepat, teri, gabus, pari, se lar, peda dan jambal. Secara keseluruhan responden lebih banyak membeli ikan teri, hal ini disebabkan karena ikan teri rasanya lebih enak dan mudah dalam mengolahnya (ukuran kecil-kecil).

(21)

modern (supermarket). Hal ini disebabkan karena di pasar terdapat berbagai pilihan produk ikan asin dengan jenis yang beragam.

(22)

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Kebutuhan konsumen akan bahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi antara lain dapat diperoleh dari ikan asin, karena ikan asin mengandung 18% protein yang terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1-20 % lemak yang mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Kandungan lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan kolesterol darah.

Proses pengambilan keputusan oleh konsumen dimulai dari pengenalan kebutuhan sampai pada pembelian dipengaruhi oleh ketiga faktor utama yaitu lingkungan, psikologis dan perbedaan individu. Dalam proses pengambilan keputusan tersebut dibuat tabulasi dan dikelompokan berdasarkan jawaban yang sama atas pertanyaan yang diajukan kepada responden kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah keseluruhan responden. Persentase terbesar merupakan faktor dominasi dari variable yang diteliti.

Hubungan antara jumlah konsumsi ikan asin dengan pendapatan, pengaruh teman, pengaruh keluarga, motivasi, sumber informasi dan pendidikan dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat. Hal ini nantinya akan memberikan informasi tentang perilaku konsumen ikan asin, karena dapat berguna bagi para pemasar dalam meningkatkan sistem pemasarannya.

(23)

Kebutuhan Konsumsi Ikan Asin: Sumber Protein Hewani

Perilaku Konsumen Ikan Asin

Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pendekatan Studi

Keterangan :

: ruang lingkup penelitian Proses Keputusan

(24)

5 IV. METODOLOGI

4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Menurut Nazir (1983) metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala -gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Metode survei membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan pengambilan keputusan dimasa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan sampel. Unit yang digunakan dalam metode survei cukup besar.

4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan responden dengan menggunakan kuisioner. Jenis pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan semi terbuka, responden telah diberi alternatif jawaban akan tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. Data primer meliputi identitas responden, motivasi, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga per bulan, sumber informasi dan kebiasaan keluarga. Menurut Nugroho (2003) data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau

perusahaan, sebagai hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner.

Data sekunder yang diperlukan didapat dari berbagai sumber, seperti jumlah penduduk Kabupaten Bogor, jumlah konsumsi ikan di Desa Cibunar yang di peroleh dari dinas terkait (Dinas Perikanan dan Peternakan, Kantor Kecamatan Parung Panjang, Kantor Desa Cibunar, Pemerintah Kabupaten Bogor dan

(25)

penelitian. Menurut Nugroho (2003) data sekunder adalah data pr imer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode One Stage purposive Sampling. One Stage purposive Sampling adalah metode pengambilan sampel dengan membagi seluruh sampel menjadi kelompok yang homogen. Pengambilan sample dari kelompok yang homogen tersebut dilakukan hanya sebagian dari populasi. Sebelumnya dilakukan pengelompokan terhadap populasi tersebut, pengelompokan atau pembentukan subpopulasi berdasarkan kesatuan wilayah tempat tinggal responden yang ada di Desa Cibunar, responden di kelompokkan berdasarkan RW masing-masing agar dapat memudahkan dalam melakukan pengambilan data penelitian dan menghasilkan presisi yang lebih baik dalam melakukan estimasi terhadap responden di Desa Cibunar.

Pemilihan konsumen yang dijadikan responden adalah yang terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan produk termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan. Hal ini dilakukan agar konsumen tersebut dapat memberikan informasi mengenai tahapan proses pengambilan keputusan pembelian ikan asin yang dilakukan oleh konsumen.

Penelitian ini melibatkan 100 orang responden (n) dilakukan berdasarkan pertimbangan untuk memperkecil tingkat kesalahan dan pemudahan dalam perhitungan maka diambil 100 orang responden. Untuk menentukan besarnya responden yang dapat diambil di setiap RW, maka menggunakan Metode Alokasi Proporsional Nazir (1983) sebagai berikut :

(26)

N = Jumlah Kepala keluarga di Desa Cibunar

n = Total jumlah responden yang diambil untuk penelitian

Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga yang Menjadi Responden Berdasarkan RW di Desa Cibunar

No. RW Jumlah KK (Jiwa) Responden (Jiwa)

1. 01 275 12

2. 02 560 28

3. 03 455 21

4. 04 195 9

5. 05 250 11

6. 06 180 8

7. 07 250 11

Jumlah 2165 100

Sumber : Data Kelurahan Cibunar, 2005

(27)

responden, di RW 6 diambil 8 orang responden dan 11 orang responden diambil dari RW 7.

4.4 Metode Analisis Data

Data yang sudah terkumpul diolah dan dinalisis secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk table dan tulisan. Untuk mengetahui dan menganalisa data yang berhubungan dengan penelitian digunakan metode analisis kuantitatif dan perhitungan Chi-kuadrat. Uji Chi-kuadrat digunakan untuk menguji apakah distribusi frekuensi yang diamati menyimpang secara signifikan dari suatu distribusi frekuensi hipotesis atau yang diharapkan. Berdasarkan Nazir (1983) Rumus Chi-kuadrat adalah sebagai berikut :

χ2

= ∑(Οι − Ει)/ Ει Keterangan :

χ2 = Chi-kuadrat

Oi = nilai pengamatan yang diperoleh pada kategori yang ke-i Ei = nilai harapan (expected value) pada kategori yang ke-i ∑ = jumlah kategori yang diamati

χ2tabel = χ2αdf (k-1)

Hipotesis penelitian :

Ho = Tidak terdapat pengaruh antara jumlah konsumsi ikan asin dengan pengaruh keluarga, pengaruh teman, sumber informasi, pendapatan, motivasi dan pendidikan.

H1 = Terdapat pengaruh antara jumlah konsumsi ikan asin dengan pengaruh

(28)

Prosedur uji : χ2hitung < χ2

tabel = Terima Ho, dan simpulkan tidak terdapat pengaruh antara jumlah konsumsi ikan asin dengan pengaruh keluarga, pengaruh teman, sumber informasi, pendapatan, motivasi dan pendidikan.

χ2hitung > χ2tabel = Tolak H

o, dan simpulkan terdapat pengaruh antara jumlah

konsumsi ikan asin dengan pengaruh keluarga, pengaruh teman, sumber informasi, pendapatan, motivasi dan pendidikan.

4.5 Batasan dan Pengukuran

1. Kebutuhan konsumsi adalah suatu kebutuhan akan gizi yang bernilai ekonomis yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi ikan asin.

2. Keinginan mengkonsumsi adalah salah satu tindakan dalam mendapatkan ikan asin sebagai kebutuhan akan sumber protein hewani.

3. Pengenalan kebutuhan adalah kebutuhan yang diinginkan responden sampai pada titik tertentu akan berubah menjadi dorongan.

4. Sumber informasi adalah pihak yang paling dominan dalam memberikan pengetahuan bagi konsumen dalam mengkonsumsi ikan asin dan membuat konsumen mengetahui banyak hal mengenai ikan asin.

5. Evaluasi alternatif adalah tindakan yang dilakukan oleh responden setelah mengetahui informasi tentang ikan asin.

6. Pengaruh keluarga adalah pemberi pengaruh dalam memutuskan pembelian ikan asin yang berasal dari angota keluarga.

7. Pengaruh teman adalah pemberi pengaruh tentang ikan asin berupa masukan informasi yang berguna bagi pembelian yang berasal dari orang lain apakah tetangga atau kenalan.

8. Pendapatan keluarga per bulan adalah total jumlah penghasilan keluarga dalam satuan rupiah per bulan.

9. Motivasi adalah dorongan atau alasan untuk mengkonsumsi ikan asin. 10. Pola konsumsi ikan asin adalah kebiasaan makan ikan asin dari konsumen

(29)

11. Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dan biasanya mengkonsumsi produk dari satu dapur dalam satu unit keluarga.

12. Anggota rumah tangga terdiri dari ayah, ibu, anak dan orang lain yang tinggal dala m satu atap rumah tersebut atas tanggungan kepala keluarga. 13. Konsumsi ikan asin adalah jumlah dan jenis ikan asin yang dikonsumsi

oleh rumah tangga dalam kg per bulan.

14. Pembelian yang terencana adalah pembelian yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memenuhi kepuasan responden.

15. Keputusan pembelian ikan asin adalah hasil dari berbagai macam pertimbangan situasi yang mendukung untuk membeli ikan asin. 16. Kebiasaan mengkonsumsi adalah perilaku yang berhubungan dengan

konsumsi ikan asin meliputi jenis, jumlah dalam kilogram per bulan, frekuensi, dan tempat biasa membeli ikan asin.

17. Paska pembelian adalah tindakan yang dilakukan responden setelah mengkonsumsi ikan asin, apakah puas atau tidak puas yang nantinya akan mempengaruhi pembelian berikutnya.

(30)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Bogor dengan jumlah penduduk sebesar 3.819.488 jiwa yang tersebar di 40 kecamatan. Laju pertambahan penduduk rata-rata berkisar sekitar 3,37% per tahun, sementara kepadatan penduduk berada pada angka 1.331 jiwa per km2. Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6019` - 6047` LS dan 10601` - 107013` BT di sebelah selatan garis khatulistiwa. Wilayah yang masuk ke wilayah Propinsi Jawa Barat berbatasan di sebelah Utara dengan kota Depok, di sebelah Barat dengan tiga Kabupaten yang masuk ke wilayah Propinsi Banten, di sebelah Timur dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, dan di Selatan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Sedangkan di tengah wilayah Kabupaten Bogor terdapat Kota Bogor.

Kecamatan Parung Panjang memiliki jumlah penduduk sebesar 87.163 jiwa, terdiri dari 43.243 jiwa laki-laki dan 43.243 jiwa perempuan. Kecamatan ini membawahi sebelas desa yang berada di wilayah kecamatan tersebut. Nama desa tersebut adalah Jagabaya, Gorowong, Dago, Pingku, Cikuda, Parung Panjang, Lumpang, Cibunar, Jagabita, Gintung Cilejet dan Kabasiran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk di Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor 2005 Jumlah Penduduk (orang)

Sumber : Laporan bulanan penduduk Kecamatan Parung Panjang, 2005

(31)

Desa Cibunar sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lumpang. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Parung Panjang. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Jagabita.

Jumlah Kepala keluarga di Desa Cibunar sebesar 2.165 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk secara keseluruhan berjumlah 10.533 jiwa yang terbagi dalam tujuh buah rukun warga (RW). Jumlah penduduk perempuan lebih besar dari pada jumlah penduduk laki-laki, dengan jumlah penduduk perempuan sebesar 5.410 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 5.123 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk di Desa Cibunar Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor 2005

No. Wilayah Rukun Warga Jumlah Kepala Keluarga (Jiwa) Sumber : Data potensi Desa Cibunar, 2005

5.2 Gambaran Umum Responden

(32)

Tabel 4. Karakteristik Responden Ikan Asin

Karakteristik Responden Jumlah (orang) Persentase (%)

Jenis kelamin

Sarjana/paskasarjana 6 6

Diploma 3 3

Mahasiswa/pelajar 5 5

Tidak bekerja/ibu rumah tangga 51 51

Wiraswasta 22 22

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

(33)

disebabkan karena penelitian dilakukan di daerah yang mayoritas penduduknya orang Sunda dan merupakan penduduk asli tempat penelitian dilakukan. Status responden dalam keluarga sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebesar 62%.

Tingkat pendidikan responden ikan asin didominasi oleh responden dengan berpendidikan SLTA/SMU sebesar 40%. Dengan tingkat pendidikan tersebut responden sebagian besar sudah sadar dan mengetahui tentang kebutuhan gizi yang cukup bagi keluarga, kebutuhan gizi tersebut dapat diperoleh dengan mengkonsumsi ikan asin, selain itu ikan asin merupakan hidangan yang sudah menjadi kebiasaan bagi responden yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bagi pemasar hal tersebut merupakan pasar yang potensial karena membeli ikan asin bisa seminggu sekali atau ½ kilogram lebih sebulan.

5.3 Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Ikan Asin

Proses keputusan pembelian ikan asin terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan pasca pembelian (Kotler 1995). Dengan melihat setiap proses pengambilan keputusan pembelian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi perkembangan pemasaran ikan asin.

5.3.1 Pengenalan Kebutuhan

Kebutuhan akan ikan asin diawali pada menu makanan yang mengandung sumber protein hewani. Adapun dalam penelitian ini pengenalan kebutuhan konsumen terhadap ikan asin dipengaruhi oleh harga yang terjangkau, rasa yang khas, kesukaan keluarga, mengikuti orang lain, karena mudah diperoleh dan mencoba mencari variasi dalam menu makanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Alasan Responden Membeli Ikan Asin

Jumlah

Mudah diperoleh, selingan 13 13

Total 100 100

(34)

Berdasarkan Tabel 5 menyatakan sebagian besar responden mengaku alasan utama mengkonsumsi ikan asin adalah karena rasanya yang khas. Hal ini sebenarnya tergantung pada selera dan pilihan responden akan ikan asin. Responden merasa ikan asin sangat mudah dalam memasaknya dan dapat dipadukan dengan menu masakan untuk keluarga. Responden yang memilih alasan membeli ikan asin karena rasanya berjumlah 30 orang (30%).

Responden yang kedua memilih membeli ikan asin karena harga yang terjangkau. Dalam hal ini responden mempertimbangkan pengeluaran anggaran rumah tangga. Sebagian besar responden memiliki pendapatan antara

Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,00. Menurut Lipsey (1995) rumah tangga akan menentukan pilihannya dalam rangka memaksimumkan kepuasannya atau kesejahteraannya.

Kelompok responden yang lain menyatakan bahwa alasan mengkonsumsi ikan asin adalah karena ikan asin merupakan kesukaan keluarga. Hal ini

berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh responden. Dari pengalaman tersebut terbent uk sikap positif mengenai ikan asin.

Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga. Kebanyakan ibu rumah tangga tersebut adalah sebagai pengambil keputusan serta yang melakukan pembelian. Responden tersebut memiliki motivasi yang berbeda mengenai ikan asin.

Tingkat keterlibatan responden dalam memebeli ikan asin dalam penelitian ini dapat dilihat dari sejauh mana yang dirasakan responden apabila tidak

mengkonsumsi ikan asin. Keterlibatan sendiri adalah refleksi dari motivasi yang kuat dan dalam relevensi pribadi yang dirasakan dari suatu produk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tingkat Keterlibatan Responden dalam Pembelian Ikan Asin Jumlah

(35)

Berdasarkan Tabel 6 sebagian besar responden berpendapat biasa saja apabila tidak mengkonsumsi ikan asin. Hal ini menunjukan responden memiliki tingkat keterlibatan yang rendah terhadap ikan asin. Disamping ikan asin dianggap sebagai bahan makanan yang tidak terlalu mahal juga tidak ada perbedaan yang signifikan dari bahan makanan yang lainnya. Ikan asin sendiri merupakan makanan pelengkap yang dikonsumsi apabila responden

menginginkannya. Responden yang merasa biasa saja apabila tidak mengkonsumsi ikan asin berjumlah 73 orang (73%).

Responden yang menyatakan ada yang kurang apabila tidak

mengkonsumsi ikan as in berjumlah 27 orang (27%). Dalam hal ini ikan asin sudah memenuhi kebutuhan dan nilai penting bagi responden. Responden secara psikologis maupun secara emosional sudah terpenuhi kebutuhannya.

5.3.2 Pencarian Informasi

Setelah mengenali kebutuhan responden terhadap ikan asin, sehingga responden termotivasi untuk membeli, tahap berikutnya yang dilakukan oleh konsumen adalah pencarian informasi. Pencarian informasi didefinisikan sebagai aktifitas yang termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingata n jangka panjang. Dengan pencarian informasi maka responden akan membuat pilihan yang lebih baik dan mengembangkan dasar pengetahuan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Sumber informasi responden dalam penelitian ini adalah keluarga/saudara, teman dan toko/warung/supermarket. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sumber Informasi Responden Mengenai Ikan Asin Jumlah Sumber informasi

Orang %

Keluarga/saudara 63 63

Teman 14 14

Toko/warung/supermarket 23 23

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

(36)

informasi utama berjumlah 63 orang (63%). Hal ini disebabkan keluarga memiliki peran legitimasi dan evaluasi. Responden akan semakin besar kepercayaannya terhadap ikan asin karena hal tersebut.

Sumber informasi kedua adalah warung/toko/supermarket. Responden yang menjadikan warung/toko/supermarket sebagai informasi berjumlah 23 orang (23%) dan merupakan terbanyak kedua. Alasan responden percaya terhadap sumber informasi komersil tersebut adalah karena pada umumnya

warung/toko/supermarket memberikan informasi yang jelas mengenai ikan asin dan melaksanakan fungsi pemberitahuan dengan baik.

Sebagian besar responden hanya mengetahui ikan asin yang pernah dikonsumsi saja tetapi ketika berbelanja di pasar ternyata ikan asin itu sangat banyak macam dan jenisnya. Sumber informasi terakhir adalah dar i teman sebesar 14 %. Responden yang baru tahu ikan asin karena kurang mengetahui tentang ikan tersebut, kemudian tetangga atau teman responden memberi tahu tentang ikan asin tersebut baik rasa, harga dan cara memasaknya.

Pendapat responden mengenai harga ikan asin yang berlaku saat ini di pasaran dibagi menjadi mahal, sedang dan murah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pendapat Responden Mengenai Harga Ikan Asin Jumlah

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 8 pendapat responden mengenai harga ikan asin yang berlaku saat ini berbeda -beda. Adapun responden yang menganggap ikan asin harganya mahal karena responden membeli ikan asin seperti te ri medan yang harga satu kilogramnya sekitar Rp.50.000,00 atau ikan jambal roti yang harga satu kilogramnya bisa mencapai Rp.60.000,00. Responden yang menyatakan harga ikan asin mahal berjumlah 19 orang (19%).

(37)

responden memiliki pilihan untuk membeli ikan asin mulai dari jumlah, jenis dan harga yang ditawarkan.

Pendapat ketiga tentang harga ikan asin adalah harganya murah. Adapun responden yang menyatakan harga ikan asin murah berjumlah 10 orang (10%). Tempat pembelian ikan asin terbesar responden adalah pasar tradisional. Dengan membeli ikan asin dipasar tradisional akan lebih murah.

Pengaruh penjual dibagi menjadi tiga yaitu membuat tertarik untuk melihat-lihat, membuat membeli dan tidak berpengaruh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh Penjual dalam Pembelian Ikan Asin

Jumlah Pengaruh penjual

Orang %

Membuat Anda tertarik untuk melihat -lihat 18 18

Membuat Anda membeli 46 46

Tidak berpengaruh 36 36

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 9 pengaruh penjual dalam melakukan pembelian ikan asin berbeda-beda. Adapun responden yang tertarik untuk melihat-lihat berjumlah 18 orang (18%). Dalam hal ini responden tidak memiliki motivasi untuk

mengkonsumsi ikan asin. Akan tetapi pengaruh penjual akan dijadikan pertimbangan oleh responden apabila akan membeli ikan asin.

Pengaruh penjual yang kedua adalah membuat membeli. Responden yang tertarik untuk membeli ikan asin berjumlah 46 orang (46%). Responden pada awalnya tidak ingin membeli ikan asin, karena situasi pembelian responden yang tidak sesuai dengan rencana awal maka responden terpengaruh membeli ikan asin.

Pengaruh penjual yang ketiga adalah penjual tidak dapat mempengaruhi pembelian ikan asin. Hal ini biasanya karena responden memiliki rencana

pembelian yang matang serta sudah disesuaikan dengan menu makanan yang akan disajikan untuk kelu arga. Responden yang tidak terpengaruh oleh penjual

(38)

Pendapat responden dalam mendapatkan ikan asin dalam penelitian ini adalah mudah dan ada juga yang sulit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Pendapat Responden dalam Mendapatkan Ikan Asin Jumlah Pendapat

Orang %

Mudah 86 86

Sulit 14 14

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Pada Tabel 10 dapat dilihat pendapat responden dalam mendapatkan ikan asin. Sebesar 86 orang responden (86%) menyatakan sangat mudah dalam mendapatkan ikan asin. Hal ini menunjukan bahwa pemasaran atau distribusi ikan asin untuk daerah Desa Cibunar sudah berjalan dengan baik.

Hanya 14 orang responden (14%) masih saja ada yang merasa kesulitan dalam mendapatkan ikan asin. Hal ini disebabkan karena ikan asin yang dicari responden tersebut termasuk ikan asin yang bersifat musiman seperti teri medan. Penjual harus selalu menjaga persediaan ikan asin di pasar.

5.3.3 Evaluasi Alternatif

Setelah Pencarian informasi, tahap ketiga adalah evaluasi alternatif, yaitu responden mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dan memilih alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini responden juga menentukan kriter ia evaluasi yang akan digunakan, yang merupakan atribut yang digunakan dalam menilai alternatif pilihan, sehingga dapat memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut.

(39)

Tabel 11. Alasan Responden Memilih Membeli Ikan Asin Jumlah Alasan

Orang %

Rasanya cocok 50 50

Harga terjangkau 24 24

Mudah diperoleh 25 25

Mencoba 1 1

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 11 alasan responden memilih membeli ikan asin berbeda -beda dalam penelitian ini. Mayoritas responden membeli ikan asin karena rasanya yang khas. Responden merasa rasa ikan asin memiliki kepuasannya tersendiri. Hal ini menunjukan bahwa selera terhadap menu masakan ikan asin diterima oleh sebagian besar keluarga responden. Adapun responden yang membeli ikan asin karena rasanya yang cocok berjumlah 50 orang (50%).

Alasan responden memilih membeli ikan asin yang kedua adalah mudah diperoleh. Ketertarikan responden akan timbul terhadap barang dan jasa yang sering dijumpai oleh responden, baik disadari atau tidak keinginan untuk mencoba selalu ada. Menambah variasi makanan untuk keluarga sering dilakukan oleh keluarga agar mengurangi kebosanan.

Alasan ketiga responden memilih membeli ikan asin adalah harga ikan asin yang terjangkau. Harga ikan asin yang ditawarkan bermacam-macam, tergantung dengan sejauh mana kemampuan finansial dari responden. Responden yang membeli ikan asin karena alasan harga yang terjangkau berjumlah 24 orang (24%).

(40)

Tabel 12. Perihal yang Menunjukan Kualitas Ikan Asin

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 12 perihal yang menunjukan kualitas ikan asin dalam penelitian ini bermacam-macam. Rasa dipandang sebagai hal yang menunjukan kualitas utama dari ikan asin. Responden akan melakukan penyimpanan ingatan mengenai ikan asin dan melakukan evaluasi setelah konsumsi, sehingga yang terbayang pertama mengingat ikan asin adalah rasanya. Responden yang menyatakan rasa sebagai kualitas ikan asin berjumlah 52 orang (52%).

Perihal yang meunjukan kualitas ikan asin kedua adalah tempat yang menjual. Tempat yang menjual atau latar dimana pembelian dilakukan menjadi alasan tentang kualitas ikan asin. Wiraniaga yang kurang rapih, kurang bersih dan berpenampilan kurang, akan mengurangi kepercayaan responden terhadap ikan asin yang dibeli. Responden yang menyatakan tempat yang menjual menunjukan kualitas berjumlah 22 orang (22 %).

Perihal yang menunjukan kualitas ikan asin yang ketiga adalah adalah harga. Responden akan curiga apabila harga ikan asin terlalu murah, kecuali terdapat penjelasan terhadap informasi tersebut. Responden yang menyatakan bahwa harga yang menunjukan kualitas ikan asin berjumlah 21 orang (21 %). Responden ada juga yang mengatakan bahwa kualitas ikan asin berdasarkan warna, bau (tidak tengik) dan bentuk. Warna dipilih yang cerah, dicium baunya tidak tengik atau berbau busuk dan bentuknya dipilih yang masih utuh.

5.3.4 Keputusan Pembelian

(41)

situasi yang ada, hal ini karena ikan asin adalah sebagai makanan pelengkap dan selingan.

Pihak yang berpengaruh dalam memutuskan pembelian ikan asin dalam penelitian ini adalah keluarga/saudara, teman dan warung/toko/supermarket. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Pihak yang Berpengaruh dalam Memutuskan Pembelian Ikan Asin Jumlah

Pengaruh

Orang %

Keluarga/saudara 66 66

Teman 9 9

Warung/toko/supermarket 23 23

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 13 pihak yang berpengaruh dalam memutuskan pembelian ikan asin adalah berbeda -beda. Adapun pihak yang berpengaruh besar adalah keluarga. Anggota keluarga seperti anak memiliki peran sebagai pencetus, pemberi saran dan pengkonsumsi. Menurut penelitian keluarga mempengaruhi jumlah konsumsi ikan asin. Responden yang menyatakan membeli ikan asin karena pengaruh keluarga /saudara berjumlah 66 orang (66%).

Selain keluarga yang menjadi pengaruh utama dalam pembelian ikan asin, warung/toko/supermarket juga dapat mempengaruhi pembelian responden. Responden menganggap toko/warung/supermarket tersebut sebagai sumber informasi yang nantinya akan berguna dalam pengambilan keputusan.responden yang terpengaruh oleh toko/warung/supermarket berjumlah 23 orang(23 %).

Teman menjadi pengaruh berdasarkan pengalaman pernah mengkonsumsi ikan asin yang kemudian menceritakannya kepada responden. Struktur sosial masyarakat yang ada di Desa Cibunar memiliki peran dalam mempengaruhi responden. Tokoh masyarakat sering juga dijadikan sebagai kelompok acuan responden. Pengaruh teman dengan jumlah konsumsi ikan asin tidak memiliki hubungan pada taraf nyata 95%.

(42)

Tabel 14. Pengaruh Keluarga dalam Pembelian Ikan Asin

Jumlah Pengaruh keluarga

Orang %

Memberitahu bahwa pernah mencoba 8 8

Meminta Anda membeli 24 24

Membujuk Anda membeli 23 23

Tidak ada pengaruh 45 45

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 14 pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin berbeda -beda. Adapun pengaruh keluarga yang memberitahu bahwa pernah mencobanya berjumlah 8 orang (8%). Hal ini terjadi karena anggota keluarga berperan hanya sebagai pemberi saran dalam pengambilan keputusa se penuhnya dilakukan oleh ibu rumah tangga.

Pengaruh kedua anggota keluarga dalam pembelian ikan asin adalah meminta dibelikan ikan asin. Menu makanan yang akan disajikan untuk keluarga esok hari untuk sebagian responden ditentukan secara bersama. Anggota keluarga akan meminta dibelikan ikan asin karena merasa ikan asin cukup enak untuk dijadikan variasi menu makanan. Responden yang meminta membeli ikan asin berjumlah 24 orang (24%).

Pengaruh keluarga ketiga dalam pembelian ikan asin adalah membujuk untuk membeli. Peranan pemberi pengaruh mungkin dipegang oleh anak, ayah (suami) atau saudara. Responden yang membujuk untuk membeli ikan asin berjumlah 23 orang (23%). Hal ini menunjukan bahwa peran anggota keluarga baik secara langsung maupun tidak langung memberikan pengaruh dalam menentukan keputusan pembelian ikan asin.

Pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin yang terakhir adalah tidak berkomentar. Dalam hal ini anggota keluarga menerima apa saja yang akan disajikan karena anggota keluarga hanya berperan sebagai pemberi pengaruh dan pemakai. Responden yang menyatakan tidak ada komentar dalam pembelian ikan asin berjumlah 47 orang (47%). Menurut Nuryati (2001) ibu atau istri adalah pengambil keputusan utama dalam pembelian ikan asin.

Pengaruh teman dalam pembelian ikan asin diantaranya adalah

(43)

untuk membeli ikan asin dan tidak berkomentar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Pengaruh Teman dalam Pembelian Ikan Asin

Jumlah Pengaruh Teman

Orang %

Memberitahu bahwa pernah m encoba 42 42

Meminta Anda membeli 5 5

Membujuk Anda membeli 6 6

Tidak ada pengaruh 47 47

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 15 pengaruh teman dalam pembelian ikan asin berbeda -beda. Adapun pengaruh teman yang memberitahu pernah mencoba berjumlah 42 orang (42%). Pengaruh tersebut sering dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian ikan asin oleh responden. Referensi yang diberikan oleh teman responden akan menambah pengetahuan responden.

Pengaruh teman yang kedua adalah minta membeli ikan asin. Pengaruh teman yang minta membeli ikan asin berjumlah 5 orang (5%). Hal ini

menunjukan bahwa responden dalam membeli ikan asin disesuaikan dengan kebutuhan dan menu masakan yang akan disajikan. Pengaruh tersebut sangat kecil terhadap keputusan pembelian konsumen.

Pengaruh teman dalam pembelian ikan asin tidak ada pengaruh atau teman responden tidak berkomentar. Pengaruh teman dalam pembelian ikan asin yang tidak berkomentar berjumlah 47 orang (47%). Hal ini terjadi karena tidak semua responden dapat dengan mudah terpengaruh oleh kebiasaan orang lain dalam mengkonsumsi ikan asin. Responden sudah memiliki rencana dalam anggaran belanja baik untuk konsumsi barang maupun jasa.

(44)

Tabel 16. Cara dalam Memutuskan Pembelian Ikan Asin Jumlah Pengambilan keputusan

Orang %

Terencana 36 36

Tergantung situasi 58 58

Mendadak 6 6

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Pada Tabel 16 terlihat bahwa cara memutuskan pembelian ikan asin oleh responden berbeda -beda. Adapun responden yang membeli ikan asin secara terencana karena responden sudah menentukan menu hidangan yang akan dihidangkan untuk keluarga. Pembelian dilakukan guna memaksimalkan kepuasan yang ingin didapat oleh responde n. Cara memutuskan pembelian oleh responden secara terencana berjumlah 36 orang (36%).

Cara memutuskan pembelian ikan asin yang kedua adalah tergantung dari situasi. Responden akan menyesuaikan sumberdayanya dengan pilihan-pilihan alternatif guna memenuhi kepuasan. Responden membeli ikan asin disesuaikan apakah hari ini memasak sayur asem atau sayur lodeh maka ikan asin yang di beli juga akan berbeda. Pengambilan keputusan responden tergantung situasi

berjumlah 58 orang (58 %).

Cara memutuskan pembelian ikan asin yang ketiga adalah dilakukan secara mendadak. Responden yang menyatakan membeli ikan asin secara mendadak berjumlah 6 orang (6%). Dalam hal ini biasanya responden yang berbelanja kebutuhan sehari-hari belum memiliki perencanaan belanja yang matang. Penjual dapat melakukan penawaran dengan memberikan jumlah ikan asin yang lebih apabila responden berbelanja.

Tempat Responden Membeli Ikan Asin dalam penelitian ini diantaranya Pasar tradisional, warung/toko dan tukang keliling. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Tempat Responden Membeli Ikan Asin

Jumlah Tempat

Orang %

Pasar tradisional 54 54

Warung/toko terdekat 14 14

Tukang keliling, sayur dorong, tukang sayur bermotor 32 32

Total 100 100

(45)

Informasi tentang tempat pembelian ikan asin yang dipilih dapat dilihat pada Tabel 17. Berdasarkan Tabel 17 tersebut, dapat disimpulkan bahwa responden biasanya membeli ikan asin di pasar tradisional dengan alasan harganya akan lebih murah.

Tempat pembelian responden berikutnya adalah membeli di tukang keliling apakah itu tukang sayur dorong, tukang sayur keliling dan tukang sayur bermotor. Hal ini dilakukan karena pelayanan yang menyenangkan selain itu responden membeli ikan asin dala m jumah yang lebih kecil, seperti sudah dibungkus plastik dengan harga yang relatif murah di bandingkan apabila membeli dalam jumlah yang lebih besar.

Tempat pembelian responden yang terakhir adalah

warung/toko/supermarket. Responden yang melakukan pembe lian di

warung/toko/supermarket berjumlah 14 orang (14%). Alasannya adalah terasa lebih nyaman dan praktis selain itu dapat sekalian berbelanja untuk keperluan bulanan.

Alasan Responden Membeli di Tempat Pembelian Ikan Asin dalam penelitian ini adalah dekat dengan rumah, harga yang murah, kualitas yang terjamin dan nyaman serta praktis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Alasan Responden Membeli di Tempat Pembelian Ikan Asin Jumlah

Sekalian belanja bulanan 13 13

Nyaman dan praktis 20 20

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Pada Tabel 18 dapat diketahui alasan dari responden memilih tempat pembelian di pasar tradisional disebabkan harganya murah dan sekalian belanja bulanan. Responden sudah tentu akan mencari ikan asin yang harganya lebih murah, karena ini sesuai dengan prinsip ekonomi dari masing-masing responden.

(46)

menghampiri konsumen memberikan nilai tambah dalam pembelian karena konsumen tidak perlu mengeluarkan banyak waktu dan energi untuk membeli ikan asin. Kenyamanan dan kepraktisan menjadi alasan yang ketiga. Sekalian belanja bulanan dan kualitasnya terjamin masing-masing menempati urutan yang sama.

Frekuensi Mengkonsumsi Ikan Asin yang dilakukan oleh responden dalam penelitian ini adalah setiap hari, 2-4 hari sekali, seminggu sekali dan lebih dari seminggu sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Frekuensi Mengkonsumsi Ikan Asin

Jumlah Frekuensi pembelian

Orang %

Setiap hari 8 8

2-4 hari sekali 24 24

Seminggu sekali 43 43

Lebih dari seminggu sekali 25 25

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Secara keseluruhan pada Tabel 19 frekuensi responden dalam

mengkonsumsi ikan asin adalah seminggu sekali. Hal ini disebabkan responden akan bosan apabila terlalu sering me ngkonsumsi ikan asin, ikan asin sendiri hanya menjadi selingan dari menu makanan sehari-hari.

Kemudian frekuensi pembelian ikan asin yang kedua adalah lebih dari seminggu sekali. Frekuensi pembelian responden yang ketiga adalah 2-4 hari sekali. Hanya sedikit responden yang setiap hari membeli ikan asin, akan tetapi jenis ikan asin tersebut akan berbeda setiap beberapa hari sekali.

(47)

Tabel 20. Jenis Ikan Asin yang Biasa Dibeli Responden

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Pada Tabel 20 terlihat bahwa ikan asin yang sering dibeli oleh konsumen adalah ikan asin gabus dan teri. Ikan gabus dan teri harganya relatif lebih murah dan rasanya juga enak. Untuk satu ons ikan asin gabus seharga Rp. 3.500,00. Untuk satu ons ika n asin teri seharga Rp.4.000,00. Ikan teri dan ikan asin gabus menjadi kegemaran responden karena mudah dalam memasaknya. Ikan asin kedua yang sering dibeli oleh konsumen adalah ikan asin sepat. Ikan ini sangat sesuai apabila responden menyajikan menu makanan seperti sambal dan sayur asem.

Ikan asin yang biasa dibeli responden responden menduduki posisi ketiga adalah ikan asin cumi. Hal ini menurut responden ikan asin cumi bisa disajikan untuk keluarga karena rasa dan dapat dihidangkan dengan sayur sawi. Ikan layur dan jambrong juga di gemari oleh sebagian kecil responden karena cocok

dihidangkan dengan sambal ketimun atau sambal terong.

Jumlah Ikan Asin Yang Biasa Dibeli Responden dalam penelitian ini diantaranya adalah satu kilogram, setengah kilogram, seperempat kilogram dan lebih dari satu kilogram. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Jumlah Ikan Asin Yang Biasa Dibeli Responden

Jumlah Jumlah ikan asin yang dibeli

Orang %

(48)

Berdasarkan informasi pada Tabel 21 dapat diketahui bahwa jumlah ikan asin yang biasa dibeli oleh responden paling besar adalah ¼ Kg per bulan. Jumlah ikan asin yang dibeli terbanyak kedua adalah 1 Kg per bulan. Kemudian jumlah pembelian ikan asin terbanyak berikutnya adalah ½ Kg. Hanya sedikit responden yang mengkonsumsi lebih dari 1 Kg per bulan.

5.3.5 Pasca Pembelian

Setelah membeli ikan asin yang diinginkan dan membandingkan dengan kenyataan/ hasilnya dengan pertimbangan awal, maka akan terbentuk sikap tertentu. Hal ini akan mempengaruhi nilai pembelian selanjutnya dimasa yang akan datang. Tanggapan responden terhadap ikan asin yang di beli sangat penting bagi keberlangsungan pembelian berikutnya. Berbagai tingkat kepuasan

responden setelah membeli ikan asin akan digambarkan pada Tabel 22. Tabel 22. Tingkat Kepuasan Responden Setelah Mengkonsumsi Ikan Asin

Jumlah

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 22, maka terlihat bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat puas terhadap ikan asin. Hal ini menunjukan bahwa ikan asin mampu memenuhi kebutuhan responden. Hal ini sangat bermanfaat bagi

pemasaran ikan asin karena sebagian besar responden menyatakan sangat puas akan ikan asin. Dan hanya 10 responden yang menyatakan ikan asin biasa saja atau tidak ada komentar sama sekali.

(49)

Tabel 23. Tindakan Responden Apabila Ikan Asin yang Dicari Tidak Ada

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Dari Tabel 23 di atas, mencari di tempat lain adalah tindakan yang cenderung dilakukan jika ikan asin yang dicari tidak ada. Hal ini dikarenakan responden merasa memiliki loyalitas yang cukup tinggi akan ikan asin yang ingin mereka beli. Responden akan terus berusaha mencari ikan asin yang ingin dibelinya sebesar 50 %. Hanya 9 % responden yang memilih tidak akan jadi membeli ikan asin. Loyalitas responden ikan asin juga dapat dilihat pada sikap yang dilakukan jika ikan asin yang dibelinya mengalami kenaikan pihak responden tetap melakukan pembelian ikan asin tersebut. Tabel 24 berikut ini menggambarkan berbagai sikap responden jika terjadi kenaikan harga pada ikan asin.

Tabel 24. Tindakan Responden Apabila Harga Ikan Asin Mengalami Kenaikan Jumlah

Tindakan konsumen

Orang %

Akan tetap membeli ikan asin tersebut 21 21 Mencari ikan asin yang lebih murah 58 58

Tidak jadi membeli 21 21

Total 100 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Dari Tabel 24 terlihat bahwa responden cenderung akan tetap me mbeli ikan asin, walaupun ikan asin yang akan mereka beli adalah jenis ikan asin yang lain. Dalam hal ini dikarenakan responden merasa ikan asin adalah sebagai menu makanan sehari-hari yang akan selalu berubah dan tidak akan terlalu sering membeli ikan asin yang jenis tertentu saja karena akan menimbulkan kebosanan dalam menu makanan sehari-hari. Hanya 21 responden yang tidak akan

(50)

5.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membuat Keputusan Pembelian Ikan Asin

5.4.1 Pengaruh Lingkungan

5.4.1.1Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin oleh responden berbeda -beda. Pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin diantaranya memberitahu bahwa pernah mencobanya, meminta untuk membeli, membujuk membeli dan tidak berkomentar. Adapun pengaruh keluarga yang memberitahu bahwa pernah mencobanya berjumlah 8 orang (8%). Hal ini terjadi karena anggota keluarga berperan hanya sebagai pemberi saran dalam pengambilan keputusa n sepenuhnya dilakukan oleh ibu rumah tangga. Sebaran responden menurut pengaruh keluarga dalam mengkonsumsi ikan asin dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Sebaran Responden Menurut Pengaruh Keluarga Respond en dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 25 pengaruh kedua anggota keluarga dalam pembelian ikan asin adalah minta membeli. Menu makanan yang akan disajikan untuk keluarga esok hari untuk sebagian responden ditentukan secara bersama. Anggota keluarga akan minta dibelikan ikan asin karena merasa ikan asin cukup enak untuk dijadikan variasi menu makanan. Responden yang meminta membeli ikan asin berjumlah 24 orang (24%).

(51)

baik secara langsung maupun tidak langung memberikan pengaruh dalam menentukan keputusan pembelian ikan asin.

Pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin yang terakhir adalah tidak berpe ngaruh. Dalam hal ini anggota keluarga menerima apa saja yang akan disajikan karena anggota keluarga hanya berperan sebagai pemberi pengaruh dan pemakai. Responden yang menyatakan tidak ada komentar dalam pembelian ikan asin berjumlah 47 orang (47%). Me nurut Ita (2001) ibu atau istri adalah

pengambil keputusan utama dalam pembelian ikan asin.

Berdasarkan uji Chi-Square pada taraf 90% menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara pengaruh keluarga dengan jumlah konsumsi ikan asin. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga yang dalam keluarga menentukan pilihan, jenis dan jumlah ikan asin yang dikonsumsi, akan tetapi tetap mempertimbangkan pengaruh anggota keluarga yang lain.

Responden biasanya melakukan pembelian ikan asin tergantung situasi, hal ini terjadi karena disesuaikan dengan menu makanan yang akan disajikan bagi keluarga. Dengan pengaruh dari anggota keluarga responden dalam menentukan pembelian ikan asin maka akan mempengaruhi jumlah pembelian terhadap ikan asin. Hal ini dikarenakan pelaku pembelian tidak akan membeli ikan asin apabila anggota keluarga tidak menginginkannya. Frekuensi konsumsi ikan asin yang dilakukan responden adalah seminggu sekali dengan jumlah konsumsi ¼ kg per bulan.

5.4.1.2Pengaruh Teman

(52)

Tabel 26. Sebaran Responden Menurut Pengaruh Teman Responden dengan Jumlah Ikan Asin Yang Dikonsumsi, Tahun

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 26 pengaruh teman yang kedua adalah minta membeli ikan asin. Pengaruh teman yang minta membeli ikan asin berjumlah 5 orang (5%). Hal ini menunjukan bahwa responden dalam membeli ikan asin

disesuaikan dengan kebutuhan dan menu masakan yang akan disajikan. Pengaruh tersebut sangat kecil terhadap keputusan pembelian konsumen.

Pengaruh teman terakhir dalam pembelian ikan asin adalah tidak ada pengaruh atau teman responden tidak berkomentar. Responden sudah memiliki rencana dalam anggaran belanja baik untuk konsumsi barang maupun jasa. Pengaruh teman dalam pembelian ikan asin yang tidak berkomentar berjumlah 47 orang (47%). Hal ini terjadi karena tidak semua responden dapat dengan mudah terpengaruh oleh kebiasaan orang lain dalam mengkonsumsi ikan asin.

Berdasarkan uji Chi-Square pada taraf 90%, terdapat pengaruh antara pengaruh teman dengan jumlah konsumsi ikan asin. Hal ini terjadi karena responden merasa keputusan tersebut adalah yang terbaik bagi dirinya, karena teman memberikan referensi yang dapat dipercaya. Responden yang menjawab tidak ada pengaruh dari teman menunjukan bahwa responden merasa untuk menentukan menu makanan sehari-hari tidak dipengaruhi oleh orang lain.

5.4.2 Perbedaan Individu

5.4.2.1Pendapatan Responden

(53)

Sebaran responden menurut pendapatan responden dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Sebaran Responden Menurut Pendapatan Responden dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005

Jumlah konsumsi ikan asin

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 27 pendapatan responden dalam penelitian ini berbeda-beda. Pendapatan responden yang terbanyak adalah antara Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,00. Responden yang memiliki tingkat pendapatan tersebut berjumlah 34 orang (34%).

Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini mayoritas adalah Sekolah Menengah Umum. Hal ini sudah pasti akan mempengaruhi kepribadian dan pola pikir dari responden. Cara pandang responden mengenai ikan asin mendorong responden untuk bertindak. Pembelian ikan asin terjadi karena responden sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang ikan asin.

Berdasarkan uji Chi-Square pada taraf 90% menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara pendapatan responden per bulan dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi. Hal ini menunjukan bahwa pendapatan yang dikeluarkan untuk di belanjakan berpengaruh dengan jumlah konsumsi ikan asin. Responden tersebut cenderung mengkonsumsi ikan asin dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang berpendapatan lebih rendah. Hal ini disebabkan

responden berpendapatan besar memiliki kemampuan membeli ikan asin dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan responden berpendapatan rendah.

5.4.2.2 Motivasi

(54)

dalam memasaknya dan dapat dipadukan dengan menu masakan untuk keluarga. Responden yang memilih alasan membeli ikan asin karena rasanya berjumlah 30 orang (30%). Sebaran responden menurut motivasi dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Sebaran Responden Menurut Motivasi dalam Mengkonsumsi Ikan Asin dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 28 motivasi responden yang kedua memilih membeli ikan asin karena harga yang terjangkau. Dalam hal ini responden

mempertimbangkan pengeluaran anggaran rumah tangga. Sebagian besar responden memiliki pendapatan antara Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,00. Menurut Lipsey (1995) rumah tangga akan menentukan pilihannya dalam rangka memaksimumkan kepuasannya atau kesejahteraannya.

Kelompok responden yang lain menyatakan bahwa alasan mengkonsumsi ikan asin adalah karena ikan asin merupakan kesukaan keluarga. Hal ini

berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh responden. Dari pengalaman tersebut terbentuk sikap positif mengenai ikan asin.

Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga. Kebanyakan ibu rumah tangga tersebut adalah sebagai pengambil keputusan serta yang melakukan pembelian. Responden tersebut memiliki motivasi yang berbeda mengenai ikan asin.

(55)

memiliki rasa yang khas sehingga mempengaruhi motivasi untuk mengkonsumsi ikan asin.

5.4.2.3Pendidikan Responden

Pendidikan responden yang terdapat di Desa Cibunar bermacam-macam. Pendidikan responden mulai dari sekolah dasar hingga sarjana/paska sarjana akan memiliki banyak perbedaan sikap terhadap ikan asin. Responden yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan lebih paham akan kesadaran akan bahan makanan yang mengandung sumber protein hewani. Ikan asin oleh sebagian besar responden dijadikan sebagai variasi menu makanan agar dapat memenuhi gizi yang seimbang. Sebaran responden menurut tingkat pendidikan responden dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Sebaran Respond en Menurut Pendidikan Responden dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005

Jumlah konsumsi ikan asin

Sarjana/paskasarjana 2 1 3 0 6

Diploma 2 0 1 0 3

Tidak sekolah 2 0 0 0 2

Jumlah 43 23 32 2 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 29 mayoritas responden memiliki pendidikan sekolah menengah umum. Responden yang berpendidikan sekolah menengah umum berjumlah 40 orang (40%). Kelompok responden ini memiliki kesadaran akan pemenuhan gizi yang cukup bagi keluarga.

(56)

Uji Chi-Square pada taraf 90% menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan responden dengan jumlah konsumsi ikan asin. Hal ini terjadi karena semakin tinggi pendidikan responden maka pengetahuan akan pemenuhan gizi bagi keluarga akan semakin baik. Responden tersebut akan mengkonsumsi lebih banyak variasi menu makanan yang akan dihidangkan dalam keluarga. Ikan asin hanya sebagai menu tambahan atau selingan guna memenuhi gizi keluarga. Kesadaran akan pemenuhan gizi yang cukup bagi keluarga dengan mengatur pola makan sehari-hari.

5.4.3 Proses Psikologis (Sumber Informasi)

Sumber informasi dalam membuat keputusan pembelian ikan asin bermacam-macam. Sumber informasi dalam penelitian ini antara lain keluarga atau saudara, warung/toko/supermarket dan teman. Sumber informasi utama dalam penelitian ini adalah keluarga/saudara. Responden yang menyatakan keluarga/saudara sebagai sumber informasi utama berjumlah 63 orang (63%). Hal ini disebabkan keluarga memiliki peran legitimasi dan evaluasi. Responden akan semakin besar kepercayaannya terhadap ikan asin karena hal tersebut. Sebaran responden menurut sumber informasi tentang ikan asin dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Sebaran Responden Menurut Sumber Informasi Tentang Ikan Asin dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 30 sumber informasi kedua adalah warung/toko/supermarket. Responden yang menjadikan

Gambar

Gambar 1.  Diagram Alir Kerangka Pendekatan Studi
Tabel 2.  Jumlah Penduduk di Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor 2005
Tabel 3.  Jumlah Penduduk di Desa Cibunar Kecamatan Parung Panjang Kabupaten   Bogor 2005
Tabel 4.  Karakteristik Responden Ikan Asin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari pendapatan keluarga, harga beras “IR 64”, harga beras lain dan jumlah anggota keluarga secara bersama- sama

[r]

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa secara umum struktur mikro yang terbentuk dari perlakuan panas yang diberikan mengand- ung martensit yang berbentuk bilah (lath

Bagi Puskesmas Kalik Informasi bagi pengembangan program kesehatan ibu hamil sampai nifas atau asuhan komprehensif agar lebih banyak lagi memberikan penyuluhan yang lebih

Nama Pekerjaan : Paket Pekerjaan Pengadaan Bekal Kantor (Pengadaan Alat tulis Kantor dan alat Kebersihan Polres) lelang ulang Polres Musi Banyuasin

[r]

Penunjang Pelaksanaan Pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG) Industri Kecil APBD Kabupaten Musi Banyuasin TA 2014 pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi