• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Pertumbuhan Jarak Pagar di Tempat Ternaungi

37

Berdasarkan Tabel 11 di akhir pengamatan (8 MST) perlakuan PGPR berpengaruh nyata terhadap lingkar batang, indeks luas daun dan bobot kering tajuk dan berpengaruh sangat nyata terhadap bobot basah tajuk – akar dan bobot kering akar.

Lingkar Batang

Pada Tabel 19, perlakuan P2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda nyata dengan P1 terhadap lingkar batang. Perlakuan P2 memberikan hasil yang terbaik terhadap lingkar batang bibit jarak pagar di tempat ternaungi sebesar 0.93 cm (data sebenarnya). Pada lingkar batang bibit jarak pagar sejalan dengan kemampuan isolat PGPR melarutkan fosfat yang merupakan salah satu karakter fisiologi PGPR dengan perannya sebagai pemacu pertumbuhan tanaman yaitu menghasilkan hormon tanaman seperti giberelin, auksin dan sitokinin.

Tabel 19. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Lingkar Batang Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat Ternaungi

Perlakuan PGPR Parameter Lingkar Batang (cm)2 P0 (tanpa PGPR) 1.17a (0.87)

P1 (PGPR) 1.12b (0.77)

P2 (PGPR + PGPR 2 MST) 1.19a (0.93)

Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji DMRT pada taraf 5%.

2Data ditransformasi menggunakan (√x+0.5) diikuti nilai dalam kurung adalah data sebenarnya

Bobot Basah Tajuk-Akar dan Bobot Kering Tajuk-Akar

Berdasarkan perhitungan menggunakan data yang diamati (Tabel 20), perlakuan P0 memberikan hasil yang terbaik terhadap bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar. Perlakuan P0, P1 dan P2 tidak berbeda nyata pada bobot basah tajuk – akar dan bobot kering tajuk – akar.

Pemberian PGPR untuk jarak pagar memberikan pengaruh yang negatif terhadap perkembangan tajuk dan akar. Tanpa pemberian PGPR bibit jarak pagar mampu menghasilkan bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar masing-masing sebesar 70.46 gram, 8.73 gram, 22.83 gram dan 1.98 gram jauh berbeda nyata dengan perlakuan P1 bibit jarak pagar menghasilkan bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk dan bobot

38

kering akar masing-masing sebesar 36.39 gram, 4.05 gram, 10.45 gram dan 0.88 gram dan perlakuan P2 bibit jarak pagar menghasilkan bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar masing-masing sebesar 50.05 gram, 6.30 gram, 16.34 gram dan 1.53 gram. Hal ini menunjukkan bahwa dengan perlakuan P0 pertumbuhan jarak pagar di tempat ternaungi mampu meningkatkan bobot basah tajuk – akar dan bobot kering tajuk – akar.

Tabel 20. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Bobot Basah Tajuk-Akar dan Bobot Kering Tajuk-Akar Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat Ternaungi Perlakuan PGPR Parameter Bobot Basah Tajuk (gram) Bobot Basah Akar (gram) Bobot Kering Tajuk (gram) Bobot Kering Akar (gram)

P0 (tanpa PGPR) 70.46a 8.73a 22.83a 1.98a P1 (PGPR) 36.39c 4.05c 10.45c 0.88c P2 (PGPR + PGPR 2 MST) 50.05b 6.30b 16.34b 1.53b Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

Menurut Lakitan (2004), unsur hara yang diserap akar tanaman, baik yang digunakan dalam sintesis senyawa organik maupun yang masih tetap dalam bentuk ionik dalam jaringan tanaman tetap akan memberikan kontribusi terhadap berat kering tanaman. Menurut Tjondronegoro et al. (1999), bobot kering lebih mencerminkan status nutrisi tumbuhan daripada bobot basah yang lebih banyak mengandung air dan dapat dipengaruhi kondisi iklim pada waktu pengambilan contoh.

Pengaruh Perlakuan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Jarak Pagar di Tempat Ternaungi

Berdasarkan Tabel 11 di akhir pengamatan (8 MST) perlakuan media tanam umumnya berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter hingga akhir pengamatan dan nyata terhadap parameter bobot kering tajuk pada umur 8 MST, namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 dan 6 MST.

39

Tinggi Tanaman

Berdasarkan perhitungan menggunakan data yang diamati (Tabel 21), pengamatan umur 7 dan 8 MST pengaruh perlakuan media terhadap tinggi tanaman di tempat ternaungi masing-masing pengamatan berkisar antara 12.94 – 17.42 cm (7 MST) dan 13.21 – 17.89 cm (8 MST). Pada akhir pengamatan perlakuan M4 menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu setinggi 17.89 cm.

Tabel 21. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Tinggi Tanaman (TT) Jarak Pagar Umur 5 – 8 MST di Tempat Ternaungi

Perlakuan Media Parameter

5 MST 6 MST 7 MST 8 MST

M0 (tanah) 12.29 12.72 13.11c 13.27d M1 (tanah : pukan ayam (3 : 1)) 13.24 14.39 15.77a-c 16.79a-c M2 (tanah : pukan ayam (2 : 1)) 12.59 13.78 16.04a-c 17.39a-c M3 (tanah : pukan ayam (1 : 1)) 12.85 14.39 15.95a-c 17.22a-c M4 (tanah + bubur pukan ayam) 15.53 16.42 17.42a 17.89a M5 (tanah + air pukan ayam) 11.79 12.28 12.94c 13.21d M6 (tanah : pukan puyuh (3 : 1)) 12.41 13.82 16.43ab 17.84ab M7 (tanah : pukan puyuh (2 : 1)) 13.18 14.24 16.15a-c 17.25a-c M8 (tanah : pukan puyuh (1 : 1)) 11.20 12.40 13.35bc 14.40cd M9 (tanah + bubur pukan puyuh) 13.59 14.03 14.34a-c 14.62b-d M10 (tanah + air pukan puyuh) 13.03 13.44 13.89bc 14.22cd Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

Jumlah Daun

Dari Tabel 22, pengamatan umur 5 – 8 MST, pengaruh perlakuan media terhadap jumlah daun di tempat ternaungi masing-masing pengamatan berkisar antara 3.65 – 7.61 helai daun (5 MST), 4.14 – 9.15 helai daun (6 MST), 4.36 – 10.67 helai daun (7 MST) dan 3.87 – 11.74 helai daun (8 MST).

Perlakuan media dengan komposisi pupuk kandang yang berbeda, perlakuan M3 berpengaruh sangat nyata menghasilkan jumlah daun terbanyak pada setiap minggu pengamatan. Hasil penelitian Endriani (2006) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan kontrol, pupuk kandang domba dan pupuk kascing terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya karena kandungan hara lebih tinggi dan laju dekomposisi pupuk kandang ayam lebih cepat dibanding pupuk lainnya, dapat dilihat pada Tabel Lampiran 56.

40

Tabel 22. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Jumlah Daun (JD) Jarak Pagar Umur 5 – 8 MST di Tempat Ternaungi

Perlakuan Media Parameter

JD5 (helai) JD6 (helai) JD7 (helai) JD8 (helai)

M0 (tanah) 3.72c 4.14d 4.36d 3.87d

M1 (tanah :pukan ayam (3 : 1)) 6.29a-c 7.40ab 8.50ab 8.60b

M2 (tanah : pukan ayam (2 : 1)) 5.94a-c 7.54ab 9.33ab 9.83ab

M3 (tanah :pukan ayam (1 : 1)) 7.61a 9.15a 10.67a 11.74a

M4 (tanah + bubur pukan ayam) 7.55ab 6.88a-c 7.64bc 6.87bc

M5 (tanah + air pukan ayam) 4.19c 4.81cd 5.36cd 4.98cd

M6 (tanah :pukan puyuh (3 : 1)) 7.24ab 8.09a 10.02ab 9.60ab

M7 (tanah :pukan puyuh (2 : 1)) 5.62a-c 7.20a-c 8.82ab 8.97ab

M8 (tanah :pukan puyuh (1 : 1)) 5.50a-c 5.50b-d 6.00cd 8.50b

M9 (tanah + bubur pukan puyuh) 4.87bc 5.44b-d 5.91cd 4.84cd

M10 (tanah + air pukan puyuh) 3.65c 4.40d 5.33cd 5.04cd Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

Panjang Tangkai Daun

Dari Tabel 23, pengamatan umur 5 – 8 MST perlakuan media dengan komposisi pupuk kandang yang berbeda, umur 5 MST perlakuan M1 memberikan hasil panjang tangkai daun terpanjang yaitu 7.84 cm. Umur 6 MST perlakuan M6 memberikan hasil panjang tangkai daun terpanjang yaitu 9.23 cm. Perlakuan M2 memberikan hasil lebih panjang daripada M0 umur 7 dan 8 MST. Perlakuan M2 masing-masing umur pengamatan menghasilkan panjang tangkai daun 11.89 cm dan 13.89 cm sedangkan M0 4.83 cm dan 5.35 cm.

Tabel 23. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Panjang Tangkai Daun (PTD) Jarak Pagar Umur 5 – 8 MST di Tempat Ternaungi

Perlakuan Media Parameter

PTD5 (cm) PTD6 (cm) PTD7 (cm) PTD8 (cm)

M0 (tanah) 3.82e 4.19c 4.83c 5.35e

M1 (tanah :pukan ayam (3 : 1)) 7.84a 8.91a 11.12a 12.83ab

M2 (tanah : pukan ayam (2 : 1)) 6.81a-d 9.03a 11.89a 13.88a

M3 (tanah :pukan ayam (1 : 1)) 6.70a-d 8.49a 10.56a 12.26ab

M4 (tanah + bubur pukan ayam) 7.82a 8.86a 10.31a 11.25bc

M5 (tanah + air pukan ayam) 5.61b-e 6.06bc 7.43b 8.55d

M6 (tanah :pukan puyuh (3 : 1)) 7.53ab 9.23a 11.82a 13.31a

M7 (tanah :pukan puyuh (2 : 1)) 6.59a-d 8.87a 11.38a 13.27a

M8 (tanah :pukan puyuh (1 : 1)) 7.10a-c 5.85bc 7.45b 9.25d

M9 (tanah + bubur pukan puyuh) 5.20c-e 6.20b 7.22b 8.82d

M10 (tanah + air pukan puyuh) 4.89de 5.68bc 7.52b 9.73cd Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

41

Lebar Daun, Lingkar Batang, Lebar Tajuk dan Indeks Luas Daun

Berdasarkan perhitungan menggunakan data yang diamati (Tabel 24), perlakuan M6 merupakan yang terbaik pengaruhnya terhadap lebar daun, lingkar batang, lebar tajuk dengan masing-masing sebesar 12.97 cm, 1.07 cm (data sebenarnya) dan 35.55 cm dan perlakuan M7 berpengaruh terbaik terhadap indeks luas daun sebesar 0.58.

Tabel 24. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Lebar Daun, Lingkar Batang, Lebar Tajuk dan Indeks Luas Daun Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat Ternaungi

Perlakuan Media Parameter

Lebar Daun (cm) Lingkar Batang (cm)2 Lebar Tajuk (cm) Indeks Luas Daun

M0 (tanah) 6.01e 1.087e (0.68) 15.53e 0.13e

M1 (tanah :pukan ayam (3 : 1)) 12.01ab 1.20ab (0.95) 34.63ab 0.50ab

M2 (tanah : pukan ayam (2 : 1)) 12.28a 1.17a-c (0.87) 35.28a 0.49ab

M3 (tanah :pukan ayam (1 : 1)) 11.52ab 1.21ab (0.97) 32.98ab 0.54a

M4 (tanah + bubur pukan ayam) 10.45bc 1.21ab (0.98) 31.88ab 0.31cd

M5 (tanah + air pukan ayam) 8.45d 1.09c (0.70) 24.57cd 0.26cd

M6 (tanah :pukan puyuh (3 : 1)) 12.97a 1.25a (1.07) 35.55a 0.53a

M7 (tanah :pukan puyuh (2 : 1)) 12.45a 1.18a-c (0.90) 35.16a 0.58a

M8 (tanah :pukan puyuh (1 : 1)) 9.66cd 1.08c (0.68) 28.75bc 0.38bc

M9 (tanah + bubur pukan puyuh) 8.36d 1.14bc (0.81) 22.64d 0.22de

M10 (tanah + air pukan puyuh) 8.66d 1.11bc (0.72) 25.69cd 0.31cd Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

2

Data ditransformasi menggunakan (√x+0.5) diikuti nilai dalam kurung adalah data sebenarnya

Bobot Basah Tajuk-Akar dan Bobot Kering Tajuk-Akar

Berdasarkan perhitungan menggunakan data yang diamati (Tabel 25), perlakuan M1 memberikan hasil yang terbaik terhadap bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar masing-masing sebesar 81.49 gram, 9.91 gram, 24.44 gram dan 2.11 gram. Perlakuan M8 memberikan hasil yang terendah terhadap bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar di tempat ternaungi masing-masing sebesar 20.68 gram, 1.41 gram, 4.11 gram dan 0.53 gram.

42

Tabel 25. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Bobot Basah Tajuk-Akar dan Bobot Kering Tajuk-Akar Jarak Pagar di Tempat Ternaungi Perlakuan Media Parameter

Bobot Basah Tajuk (gram) Bobot Basah Akar (gram) Bobot Kering Tajuk (gram) Bobot Kering Akar (gram)

M0 (tanah) 33.28de 3.91cd 13.35ab 0.93bc M1 (tanah : pukan ayam (3 : 1)) 81.49a 9.91a 24.44a 2.11a M2 (tanah : pukan ayam (2 : 1)) 65.15a-c 7.18a-c 19.90a 1.61ab M3 (tanah : pukan ayam (1 : 1)) 60.72a-d 5.50bc 15.55a 1.40ab M4 (tanah + bubur pukan ayam) 47.92b-e 7.68a-c 18.77a 1.77ab M5 (tanah + air pukan ayam) 39.81c-e 5.80bc 13.00ab 1.27a-c M6 (tanah : pukan puyuh (3 : 1)) 54.98a-d 5.46bc 13.20ab 1.24a-c M7 (tanah : pukan puyuh (2 : 1)) 70.79ab 8.31ab 19.54a 1.88a M8 (tanah : pukan puyuh (1 : 1)) 20.68e 1.41d 4.11b 0.53c M9 (tanah + bubur pukan puyuh) 37.62c-e 5.66bc 16.62a 1.27a-c M10 (tanah + air pukan puyuh) 39.77c-e 5.29bc 13.84ab 1.35a-c Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

Percobaan 3 pada pengamatan bobot basah tajuk-akar dan bobot kering tajuk-akar perlakuan M1 (pupuk kandang ayam) merupakan perlakuan yang terbaik. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh persamaan penggunaan pupuk kandang ayam sebagai media tanam baik terhadap bobot basah tajuk-akar dan bobot kering tajuk-akar di tempat terbuka maupun di tempat ternaungi.

Menurut hasil penelitian Irwan (2000), kombinasi terbaik dan ekonomis untuk meningkatkan komponen hasil (jumlah buah per tanaman, panjang buah per tanaman, diameter buah per tanaman, bobot kering biji per tanaman, bobot kering 1000 biji per tanaman), hasil (bobot buah per tanaman), viabilitas (daya berkecambah benih), dan vigor benih (kecepatan berkecambah, kerikil bata, klasifikasi vigor kecambah, penuaan dipercepat) benih cabai galur LV-2319 dicapai pada penggunaan pupuk kandang ayam dengan dosis 20 ton/ha yang dikombinasikan dengan EM4(Efektif Mikroorganisme) konsentrasi 1.

Pengaruh Interaksi antara Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Jarak Pagar

Berdasarkan Tabel 11 interaksi perlakuan PGPR dengan perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap panjang tangkai daun, lebar tajuk dan ILD.

43

Panjang Tangkai Daun

Dari Tabel 26, interaksi antara perlakuan PGPR dengan media tanam berpengaruh nyata terhadap panjang tangkai daun umur 6 – 8 MST. Pada akhir pengamatan P1M2 adalah perlakuan terbaik pada parameter panjang tangkai daun dengan panjang 15.22 cm.

Tabel 26. Pengaruh Interaksi Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media terhadap Panjang Tangkai Daun (PTD) Jarak Pagar Umur 5 – 8 MST di Tempat Ternaungi

Interaksi Perlakuan PGPR dengan Perlakuan Media

Parameter

5 MST 6 MST 7 MST 8 MST P0M0 4.05 4.45h-j 5.30jk 5.69jk P0M1 8.32 9.27a-d 11.39a-e 12.85a-d P0M2 6.68 8.59a-e 11.70a-d 13.53a-c P0M3 8.59 9.81ab 11.16a-f 12.41b-e P0M4 8.29 9.50a-c 11.99a-c 13.13a-d P0M5 6.21 6.66c-h 8.13g-i 9.14fg P0M6 7.57 9.55a-c 12.29ab 14.35ab P0M7 6.95 8.91a-d 11.21a-f 13.42a-c P0M8 5.30 2.50j 4.90jk 6.10i-k P0M9 5.08 6.37d-h 6.98ij 7.97g-j P0M10 4.13 5.06g-j 6.68ij 9.28fg

P1M0 3.05 3.12ij 3.77k 4.83k P1M1 7.61 8.54a-e 11.02a-f 12.80a-d P1M2 7.85 10.37a 13.37a 15.22a P1M3 4.62 6.78b-h 9.28c-i 10.98c-f P1M4 6.57 7.80a-g 8.50f-i 8.57f-i P1M5 3.70 3.92h-j 5.20jk 6.55h-k P1M6 8.45 9.47a-c 11.22a-f 12.35b-e P1M7 6.93 9.17a-d 11.47a-d 12.95a-d P1M8 8.90 9.20a-d 10.00b-h 12.40b-e P1M9 4.73 5.67e-i 7.22ij 8.92f-h P1M10 4.99 5.46f-i 7.28h-j 9.29fg

P2M0 4.35 5.02g-j 5.41jk 5.52jk P2M1 7.60 8.93a-d 11.08a-f 12.85a-d P2M2 5.90 8.20a-f 10.59a-g 12.88a-d P2M3 6.88 8.88a-d 11.23a-f 13.38a-c P2M4 8.62 9.27a-d 10.45b-g 12.05b-e P2M5 6.92 7.59a-g 8.95d-i 9.96e-g P2M6 6.55 8.50a-e 11.70 a-d 12.70a-d P2M7 5.88 8.53a-e 11.47 a-d 13.43a-c

P2M8 . . . .

P2M9 6.10 6.75c-h 7.60h-j 9.95e-g P2M10 5.55 6.52c-h 8.60e-i 10.62d-g Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

44

Lebar Tajuk

Dari Tabel 19, interaksi antara perlakuan PGPR dengan media tanam berpengaruh nyata terhadap lebar tajuk. Perlakuan P1M2 adalah perlakuan terbaik pada parameter lebar tajuk umur 8 MST sebesar 40.58 cm dibanding P0M0 (15.55 cm) dan P1M0 (13.88 cm).

Tabel 27. Pengaruh Interaksi Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media Tanam terhadap Lebar Tajuk Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat Ternaungi

Interaksi Perlakuan PGPR dengan Perlakuan Media

Parameter Lebar Tajuk (cm) P0M0 15.55lm P0M1 36.48ab P0M2 33.11a-f P0M3 36.37a-c P0M4 36.14a-c P0M5 24.70f-l P0M6 39.01ab P0M7 35.39a-d P0M8 20.50j-m P0M9 21.14i-m P0M10 21.29i-m P1M0 13.88m P1M1 32.67a-f P1M2 40.58a P1M3 30.67b-i P1M4 25.00e-l P1M5 22.42h-m P1M6 32.25a-g P1M7 35.45a-d P1M8 37.00ab P1M9 22.73g-m P1M10 25.81d-k P2M0 17.15k-m P2M1 34.74a-e P2M2 32.15a-g P2M3 31.90a-h P2M4 34.50a-e P2M5 26.60c-k P2M6 33.65a-f P2M7 34.64a-e P2M8 . P2M9 24.75f-l P2M10 29.97c-j

Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji DMRT pada taraf 5%

45

Perlakuan PGPR yang diberikan kepada benih hanya berpengaruh dan sangat dibutuhkan tanaman jarak pagar untuk pertumbuhan panjang tangkai daun dan lebar tajuk. Kondisi tajuk yang terbaik terjadi pada tanaman jarak pagar yang ditanam yaitu terhadap benih (P1). Begitu juga dengan media M2 hanya berpengaruh dan sangat dibutuhkan tanaman jarak pagar untuk pertumbuhan panjang tangkai daun dan lebar tajuk. Pada media tersebut kadar N, P dan K sebesar 1.65%, 0.14%, 0.36% mendukung pertumbuhan tanaman jarak pagar terhadap lebar tajuk.

Pembahasan Umum

Perkecambahan benih jarak pagar yang direndam dalam larutan PGPR sebelum ditanam menunjukkan berpengaruh negatif dibandingkan dengan benih jarak pagar tanpa perlakuan PGPR. Peningkatan viabilitas dan vigor benih serta pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar oleh PGPR diduga akibat kemampuan PGPR dalam memproduksi hormon tumbuh. Tetapi dalam penelitian ini, peningkatan perkecambahan dan pertumbuhan bibit tidak selalu sejalan dengan tingginya konsentrasi auksin, giberelin dan sitokinin.

Pada penelitian ini, perlakuan benih dengan PGPR baik secara tunggal maupun interaksi PGPR dengan media tanam secara umum berpengaruh tidak nyata terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit jarak pagar. Hal tersebut dapat disebabkan berbagai faktor, diantaranya karena peranan PGPR sebagai pemacu pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh ketersediaan fosfat di dalam tanah. Pada kondisi ketersediaan fosfat di dalam tanah telah mencukupi ketersediaan tanaman, maka peranan PGPR menjadi berpengaruh tidak nyata (Thakuriaet al.dalam Sutariati, 2006). Benih yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari benih komersial yang tidak diketahui cara pengeringan setelah panen dan penyimpanan benihnya. Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan (2007); Nurcholis dan Sumarsih (2007), menyatakan bahwa kadar air benih jarak pagar yang baik untuk disimpan berkisar antara 7 - 9%, namun pada benih jarak pagar yang digunakan dalam penelitian yaitu 10.64%. Selain itu juga kemungkinan dipengaruhi oleh curah hujan, ketika aplikasi PGPR ke dalam tanah diduga tanah tidak langsung menyerap PGPR.

46

Hasil penelitian pada jarak pagar menunjukkan bahwa perkecambahan dan pertumbuhan dipengaruhi oleh media tanam. Secara umum perlakuan dengan pemberian pupuk kandang puyuh menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang ayam. Berdasarkan analisis stastistik, perlakuan M7 merupakan perlakuan media yang sangat baik untuk pertumbuhan jarak pagar di tempat terbuka sedangkan perlakuan M1 merupakan perlakuan media yang baik untuk pertumbuhan jarak pagar di tempat ternaungi.

Perlakuan benih dengan PGPR yaitu Basillus sp. berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan panjang tangkai daun umur 1 MST percobaan 1 dan lingkar batang umur 8 MST percobaan 3. Sementara itu interaksi antara PGPR dengan media tanam hanya memberikan pengaruh nyata terhadap lingkar batang pada percobaan 2 yaitu perlakuan P2M7 dan panjang tangkai daun dan lebar tajuk pada percobaan 3 yaitu perlakuan P1M2.

Pada percobaan 1 pemberian PGPR berturut-turut meningkatkan tinggi tanaman sebesar 34.89% dan 35.10% dari tanpa PGPR. Pemberian PGPR dengan P1 dan P2 berturut-turut meningkatkan panjang tangkai daun sebesar 33.44% dan 36.62% dari tanpa PGPR. Pada percobaan 3 perlakuan P1 dan P2 berturut-turut meningkatkan lingkar batang sebesar 29.96% dan 36.19%. Pada percobaan 2 perlakuan P2M7 meningkatkan lingkar batang 5.14%. Pada percobaan 3 perlakuan P1M2 meningkatkan panjang tangkai daun umur 6, 7 dan 8 MST berturut-turut sebesar 4.35%, 4.50% dan 4.40% dan lebar tajuk sebesar 4.32%.

Penggunaan ukuran dan warna polybag dalam pembibitan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini ukuran polybag yaitu 25 cm x 22 cm dan diameter 15 cm. Prana, (2006) menyatakan bahwa stek bibit jarak pagar baik menggunakan polybag berdiameter 7 cm, namun Nurcholis dan Sumarsih (2007) menyatakan bahwa penyemaian kecambah di dalam polybag dengan ukuran diameter berkisar 10 – 15 cm. Istiana dan Sadikin (2008) menambahkan dengan menggunakan kantong plastik bening ukuran tinggi 12 cm dan diameter 7.5 cm menghasilkan pertumbuhan jarak pagar terbaik dengan tinggi bibit 19 cm dan bobot basah daun 14.72 g/tanaman dibanding dengan polybag dengan ukuran yang sama.