• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Kualitas Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) melalui Modifikasi Komposisi Media Tanam dan Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Meningkatkan Kualitas Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) melalui Modifikasi Komposisi Media Tanam dan Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIBIT

TANAM AN JARAK PAGAR (

Jatropha curcas

Linn.)

MELALUI MODIFIKASI KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN

APLIKASI

PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA

(PGPR)

Oleh Mutia Mayyasari

A34404046

PROGRAM STUDI

PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

MUTIA MAYYASARI. Upaya Meningkatkan Kualitas Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) melalui Modifikasi Komposisi Media Tanam dan Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Dibimbing oleh Memen Surahman dan Andri Ernawati.

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pemberian PGPR dan mencari komposisi media tanam dan pupuk kandang yang tepat untuk pertumbuhan bibit jarak pagar. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo pada bulan April hingga Juni 2008.

Benih yang digunakan berasal dari benih yang baru dipanen ± 1 bulan dengan aksesi Dompu. Benih dengan pemberian PGPR dengan isolatBacillus sp. direndam selama ± 12 jam. Penanaman benih dilakukan secara telungkup sedalam ± 2 – 3 cm di bawah permukaan media.

Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi (split plot) dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian PGPR dengan tiga taraf perlakuan yang terdiri atas benih tanpa pemberian PGPR (P0), benih dengan pemberian PGPR (P1) dan benih dengan pemberian PGPR dan penambahan PGPR pada media saat 2 minggu setelah tanam (P2). Faktor kedua adalah media tanam yaitu tanah (M0), tanah : pupuk kandang ayam dengan perbandingan 3 : 1 (M1), tanah : pupuk kandang ayam dengan perbandingan 2 : 1 (M2), tanah : pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1 : 1 (M3), tanah : bubur pupuk kandang ayam (M4), tanah : air pupuk kandang ayam (M5), tanah : pupuk kandang puyuh dengan perbandingan 3 : 1 (M6), tanah : pupuk kandang puyuh dengan perbandingan 2 : 1 (M7), tanah : pupuk kandang puyuh dengan perbandingan 1 : 1 (M8), tanah : bubur pupuk kandang puyuh (M9) dan tanah : air pupuk kandang puyuh (M10). Percobaan dilakukan sebanyak tiga ulangan.

(3)

Hasil percobaan pertama, kedua dan ketiga menunjukkan bahwa PGPR pada umumnya tidak berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan, sedangkan media umumnya berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pengamatan. Interaksi PGPR dan media umumnya berpengaruh tidak nyata terhadap parameter pengamatan.

Percobaan pertama, kedua dan ketiga menunjukkan bahwa perlakuan yang terbaik dari setiap parameter pengamatan ditunjukkan oleh perlakuan yang beragam. Perlakuan P2M8 merupakan perlakuan yang tidak baik untuk perkecambahan bibit jarak pagar karena perlakuan tersebut benih tidak ada yang tumbuh hingga akhir pengamatan percobaan pertama. Perlakuan P0M8 dan P1M0 merupakan perlakuan yang kurang baik, karena perlakuan tersebut pertumbuhan bibit jarak pagar lebih lambat dibanding dengan perlakuan lain baik di tempat terbuka maupun ternaungi.

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Plant Growth Promoting Rhizobakteria (PGPR) tidak berpengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan jarak pagar. Secara umum media tanam berpengaruh nyata terhadap perkecambahan dan pertumbuhan jarak pagar. Pada pertumbuhan jarak pagar media tanah : pupuk kandang puyuh 2 : 1 (M7) lebih responsif dibandingkan dengan media lainnya. Secara umum tidak ada interaksi antara PGPR dan media tanam terhadap perkecambahan dan pertumbuhan jarak pagar kecuali lingkar batang pada percobaan kedua, panjang tangkai daun dan lebar tajuk pada percobaan ketiga.

(4)

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIBIT

TANAM AN JARAK PAGAR (

Jatropha curcas

L.)

MELALUI MODIFIKASI KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN

APLIKASI

PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA

(PGPR)

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh Mutia Mayyasari

A34404046

PROGRAM STUDI

PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul : UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIBIT TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) MELALUI MODIFIKASI

KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN APLIKASI PLANT

GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR)

Nama : Mutia Mayyasari NIM : A34404046

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Memen Surahman, MSc Ir. Andri Ernawati, MAgr. MAgrSc NIP. 131 878 956 NIP. 131 622 689

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP : 131 124 019

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 10 April 1986. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari Bapak Anwar Sutrisna dan Ibu Ecin Kuraesin.

Penulis menyelesaikan sekolah taman kanak-kanak di TK Sejahtera, Bekasi pada tahun 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Jaladhapura 1 Bekasi pada tahun 1998 dan menyelesaikan studi di SLTPN 3 Bekasi pada tahun 2001. Penulis melanjutkan ke SMUN 3 Bekasi dan lulus pada tahun 2004.

Tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI. Selanjutnya tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Budi Daya Pertanian yang sekarang menjadi Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah selalu tercurah ke hadirat Illahi Rabbi atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian dan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kualitas Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) melalui Modifikasi Komposisi Media Tanam dan AplikasiPlant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)”.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, motivasi, inspirasi dan bantuan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih terutama disampaikan kepada:

1. Kedua orang tua Papap dan Mama, AA Fajar, Teh Lia, Ade Ali, Teh Fydha dan Bibi Imas untuk limpahan kasih sayang, pengorbanan, dorongan dan do’a yang tak pernah putus.

2. Dr. Ir. Memen Surahman, MSc selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama masa perkuliahan, kegiatan penelitian dan proses penulisan skripsi ini.

3. Ir. Andri Ernawati MAgr. MAgrSc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan penelitian dan proses penulisan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Tati Budiarti selaku dosen pembimbing akademik yang membimbing penulis selama masa perkuliahan hingga tingkat 2.

5. Dr. Ir. Hariyadi, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Dr. Ir. Giyanto yang telah membantu penulis mendapatkan PGPR selama kegiatan penelitian.

7. Ir. Abdul Qadir, MSc, Willy Bayuardi, SP. MS, Imel dan Arif atas ilmu rancobnya.

8. Teman-teman seperjuangan di PMTTB’41 Gilang, Dian, Efi, Sinta, Farah, Eva, Dita, Ratna, Endah, Fitri, Yono, Rofiq, Irfan, Isa, MaTung dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

(8)

10. Teman-teman SDN Jaladhapura I ‘98, SLTPN 3 ’01 dan SMUN 3 ’04 yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Secret Admirer yang selalu memberikan semangat dan membantu selama menyelesaikan skripsi.

12. Melly, Iyos, Puput, Pandu, Hasana, Ika, Aritia, Vita, Jiyi, Jamhari, Aryo, Yogi, Opik, Alfian, Bimo, Bambang, Dimas, Adri dan Andri yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan semuanya dengan baik.

13.Jatropha curcas Family (Ria, Ali, Ridho Yogi, Risma, Pifit, Rahmasyahraini dan Rofiq).

14. Keluarga Besar KKP Cianjur khususnya ″Songgom Family″ (Agung, Aby, Aceu, Chai dan Tita).

15. Teman-teman kostan WISMA NOVIA “P100” Family (Chikun, Ian, Dini, Pithe, Ch0ch0m, Ju-0n, Dum-dum, Wina, S0fie, Lili, 9al-9al, Lina, Pita).

Semoga hasil penelitian ini berguna bagi yang memerlukan.

Bogor, April 2009

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Hipotesis ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani ... 4

Syarat Tumbuh (Ekologi)... 5

Media Tanam ... 5

Pembibitan ... 6

Plant Growth Promoting Rhizobacteria(PGPR) ... 7

Pupuk Kandang ... 8

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat ... 9

Bahan dan Alat ... 9

Metode Penelitian ... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum ... 15

Percobaan 1: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar ... 18

Percobaan 2: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar di Tempat Terbuka... 28

Percobaan 3: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar di Tempat Ternaungi ... 36

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 47

Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ...48

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Data Iklim Darmaga Bogor April-Juni 2008...15 2. Rekapitulasi Hasil Uji F Pengaruh PGPR (P), Media Tanam (M)

dan interaksi PGPR dan Media Tanam (P*M) terhadap Viabilitas,

Vigor dan Pertumbuhan Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST ...19 3. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Viabilitas dan Vigor Benih

Jarak Pagar ...19 4. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Tinggi Tanaman (cm) Jarak Pagar

Umur 1 – 4 MST ...21 5. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Panjang Tangkai Daun (PTD)

Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST ...21 6. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Viabilitas dan Vigor Benih

Jarak Pagar ...23 7. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Tinggi Tanaman Jarak Pagar

Umur 1 – 4 MST. ...24 8. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Jumlah Daun Jarak Pagar Umur

1 – 4 MST ...25 9. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Panjang Tangkai Daun Jarak Pagar

Umur 1 – 4 MST ...26 10. Pengaruh Interaksi Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media terhadap

KCTdan DB Benih Jarak Pagar...27 11. Rekapitulasi Hasil Uji F Pengaruh PGPR (P), Media Tanam (M) dan

interaksi PGPR dan Media Tanam (P*M) terhadap Pertumbuhan Jarak Pagar di Tempat Terbuka dan Ternaungi ...28 12. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Indeks Luas Daun Jarak Pagar

Umur 8 MST di Tempat Terbuka ...30 13. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Tinggi Tanaman Jarak Pagar

Umur 5 – 8 MST di Tempat Terbuka ...31 14. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Jumlah Daun Jarak Pagar Umur

5 – 8 MST di Tempat Terbuka ...32 15. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Panjang Tangkai Daun Jarak Pagar

Umur 5 – 8 MST di Tempat Terbuka ...32 16. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Lebar Daun, Lingkar Batang, Lebar

Tajuk dan Indeks Luas Daun Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat

(11)

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIBIT

TANAM AN JARAK PAGAR (

Jatropha curcas

Linn.)

MELALUI MODIFIKASI KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN

APLIKASI

PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA

(PGPR)

Oleh Mutia Mayyasari

A34404046

PROGRAM STUDI

PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

MUTIA MAYYASARI. Upaya Meningkatkan Kualitas Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) melalui Modifikasi Komposisi Media Tanam dan Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Dibimbing oleh Memen Surahman dan Andri Ernawati.

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pemberian PGPR dan mencari komposisi media tanam dan pupuk kandang yang tepat untuk pertumbuhan bibit jarak pagar. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo pada bulan April hingga Juni 2008.

Benih yang digunakan berasal dari benih yang baru dipanen ± 1 bulan dengan aksesi Dompu. Benih dengan pemberian PGPR dengan isolatBacillus sp. direndam selama ± 12 jam. Penanaman benih dilakukan secara telungkup sedalam ± 2 – 3 cm di bawah permukaan media.

Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi (split plot) dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian PGPR dengan tiga taraf perlakuan yang terdiri atas benih tanpa pemberian PGPR (P0), benih dengan pemberian PGPR (P1) dan benih dengan pemberian PGPR dan penambahan PGPR pada media saat 2 minggu setelah tanam (P2). Faktor kedua adalah media tanam yaitu tanah (M0), tanah : pupuk kandang ayam dengan perbandingan 3 : 1 (M1), tanah : pupuk kandang ayam dengan perbandingan 2 : 1 (M2), tanah : pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1 : 1 (M3), tanah : bubur pupuk kandang ayam (M4), tanah : air pupuk kandang ayam (M5), tanah : pupuk kandang puyuh dengan perbandingan 3 : 1 (M6), tanah : pupuk kandang puyuh dengan perbandingan 2 : 1 (M7), tanah : pupuk kandang puyuh dengan perbandingan 1 : 1 (M8), tanah : bubur pupuk kandang puyuh (M9) dan tanah : air pupuk kandang puyuh (M10). Percobaan dilakukan sebanyak tiga ulangan.

(13)

Hasil percobaan pertama, kedua dan ketiga menunjukkan bahwa PGPR pada umumnya tidak berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan, sedangkan media umumnya berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pengamatan. Interaksi PGPR dan media umumnya berpengaruh tidak nyata terhadap parameter pengamatan.

Percobaan pertama, kedua dan ketiga menunjukkan bahwa perlakuan yang terbaik dari setiap parameter pengamatan ditunjukkan oleh perlakuan yang beragam. Perlakuan P2M8 merupakan perlakuan yang tidak baik untuk perkecambahan bibit jarak pagar karena perlakuan tersebut benih tidak ada yang tumbuh hingga akhir pengamatan percobaan pertama. Perlakuan P0M8 dan P1M0 merupakan perlakuan yang kurang baik, karena perlakuan tersebut pertumbuhan bibit jarak pagar lebih lambat dibanding dengan perlakuan lain baik di tempat terbuka maupun ternaungi.

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Plant Growth Promoting Rhizobakteria (PGPR) tidak berpengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan jarak pagar. Secara umum media tanam berpengaruh nyata terhadap perkecambahan dan pertumbuhan jarak pagar. Pada pertumbuhan jarak pagar media tanah : pupuk kandang puyuh 2 : 1 (M7) lebih responsif dibandingkan dengan media lainnya. Secara umum tidak ada interaksi antara PGPR dan media tanam terhadap perkecambahan dan pertumbuhan jarak pagar kecuali lingkar batang pada percobaan kedua, panjang tangkai daun dan lebar tajuk pada percobaan ketiga.

(14)

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIBIT

TANAM AN JARAK PAGAR (

Jatropha curcas

L.)

MELALUI MODIFIKASI KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN

APLIKASI

PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA

(PGPR)

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh Mutia Mayyasari

A34404046

PROGRAM STUDI

PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Judul : UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIBIT TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) MELALUI MODIFIKASI

KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN APLIKASI PLANT

GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR)

Nama : Mutia Mayyasari NIM : A34404046

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Memen Surahman, MSc Ir. Andri Ernawati, MAgr. MAgrSc NIP. 131 878 956 NIP. 131 622 689

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP : 131 124 019

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 10 April 1986. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari Bapak Anwar Sutrisna dan Ibu Ecin Kuraesin.

Penulis menyelesaikan sekolah taman kanak-kanak di TK Sejahtera, Bekasi pada tahun 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Jaladhapura 1 Bekasi pada tahun 1998 dan menyelesaikan studi di SLTPN 3 Bekasi pada tahun 2001. Penulis melanjutkan ke SMUN 3 Bekasi dan lulus pada tahun 2004.

Tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI. Selanjutnya tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Budi Daya Pertanian yang sekarang menjadi Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

(17)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah selalu tercurah ke hadirat Illahi Rabbi atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian dan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kualitas Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) melalui Modifikasi Komposisi Media Tanam dan AplikasiPlant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)”.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, motivasi, inspirasi dan bantuan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih terutama disampaikan kepada:

1. Kedua orang tua Papap dan Mama, AA Fajar, Teh Lia, Ade Ali, Teh Fydha dan Bibi Imas untuk limpahan kasih sayang, pengorbanan, dorongan dan do’a yang tak pernah putus.

2. Dr. Ir. Memen Surahman, MSc selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama masa perkuliahan, kegiatan penelitian dan proses penulisan skripsi ini.

3. Ir. Andri Ernawati MAgr. MAgrSc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan penelitian dan proses penulisan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Tati Budiarti selaku dosen pembimbing akademik yang membimbing penulis selama masa perkuliahan hingga tingkat 2.

5. Dr. Ir. Hariyadi, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Dr. Ir. Giyanto yang telah membantu penulis mendapatkan PGPR selama kegiatan penelitian.

7. Ir. Abdul Qadir, MSc, Willy Bayuardi, SP. MS, Imel dan Arif atas ilmu rancobnya.

8. Teman-teman seperjuangan di PMTTB’41 Gilang, Dian, Efi, Sinta, Farah, Eva, Dita, Ratna, Endah, Fitri, Yono, Rofiq, Irfan, Isa, MaTung dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

(18)

10. Teman-teman SDN Jaladhapura I ‘98, SLTPN 3 ’01 dan SMUN 3 ’04 yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Secret Admirer yang selalu memberikan semangat dan membantu selama menyelesaikan skripsi.

12. Melly, Iyos, Puput, Pandu, Hasana, Ika, Aritia, Vita, Jiyi, Jamhari, Aryo, Yogi, Opik, Alfian, Bimo, Bambang, Dimas, Adri dan Andri yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan semuanya dengan baik.

13.Jatropha curcas Family (Ria, Ali, Ridho Yogi, Risma, Pifit, Rahmasyahraini dan Rofiq).

14. Keluarga Besar KKP Cianjur khususnya ″Songgom Family″ (Agung, Aby, Aceu, Chai dan Tita).

15. Teman-teman kostan WISMA NOVIA “P100” Family (Chikun, Ian, Dini, Pithe, Ch0ch0m, Ju-0n, Dum-dum, Wina, S0fie, Lili, 9al-9al, Lina, Pita).

Semoga hasil penelitian ini berguna bagi yang memerlukan.

Bogor, April 2009

(19)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Hipotesis ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani ... 4

Syarat Tumbuh (Ekologi)... 5

Media Tanam ... 5

Pembibitan ... 6

Plant Growth Promoting Rhizobacteria(PGPR) ... 7

Pupuk Kandang ... 8

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat ... 9

Bahan dan Alat ... 9

Metode Penelitian ... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum ... 15

Percobaan 1: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar ... 18

Percobaan 2: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar di Tempat Terbuka... 28

Percobaan 3: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar di Tempat Ternaungi ... 36

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 47

Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ...48

(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Data Iklim Darmaga Bogor April-Juni 2008...15 2. Rekapitulasi Hasil Uji F Pengaruh PGPR (P), Media Tanam (M)

dan interaksi PGPR dan Media Tanam (P*M) terhadap Viabilitas,

Vigor dan Pertumbuhan Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST ...19 3. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Viabilitas dan Vigor Benih

Jarak Pagar ...19 4. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Tinggi Tanaman (cm) Jarak Pagar

Umur 1 – 4 MST ...21 5. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Panjang Tangkai Daun (PTD)

Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST ...21 6. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Viabilitas dan Vigor Benih

Jarak Pagar ...23 7. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Tinggi Tanaman Jarak Pagar

Umur 1 – 4 MST. ...24 8. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Jumlah Daun Jarak Pagar Umur

1 – 4 MST ...25 9. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Panjang Tangkai Daun Jarak Pagar

Umur 1 – 4 MST ...26 10. Pengaruh Interaksi Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media terhadap

KCTdan DB Benih Jarak Pagar...27 11. Rekapitulasi Hasil Uji F Pengaruh PGPR (P), Media Tanam (M) dan

interaksi PGPR dan Media Tanam (P*M) terhadap Pertumbuhan Jarak Pagar di Tempat Terbuka dan Ternaungi ...28 12. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Indeks Luas Daun Jarak Pagar

Umur 8 MST di Tempat Terbuka ...30 13. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Tinggi Tanaman Jarak Pagar

Umur 5 – 8 MST di Tempat Terbuka ...31 14. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Jumlah Daun Jarak Pagar Umur

5 – 8 MST di Tempat Terbuka ...32 15. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Panjang Tangkai Daun Jarak Pagar

Umur 5 – 8 MST di Tempat Terbuka ...32 16. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Lebar Daun, Lingkar Batang, Lebar

Tajuk dan Indeks Luas Daun Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat

(21)

17. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Bobot Basah Tajuk-Akar dan

Bobot Kering Tajuk-Akar Jarak Pagar di Tempat Terbuka ...34

18. Pengaruh Interaksi Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media terhadap Lingkar Batang Jarak Pagar di Tempat Terbuka ...36

19. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Lingkar Batang Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat Ternaungi ...37

20. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Bobot Basah Tajuk-Akar dan Bobot Kering Tajuk-Akar Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat Ternaungi...38

21. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Tinggi Tanaman (TT) Jarak Pagar Umur 5 – 8 MST di Tempat Ternaungi ...39

22. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Jumlah Daun (JD) Jarak Pagar Umur 5 – 8 MST di Tempat Ternaungi ...40

23. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Panjang Tangkai Daun (PTD) Jarak Pagar Umur 5 – 8 MST di Tempat Ternaungi...40

24. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Lebar Daun, Lingkar Batang, Lebar Tajuk dan Indeks Luas Daun Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat Ternaungi...41

25. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Bobot Basah Tajuk-Akar dan Bobot Kering Tajuk-Akar Jarak Pagar di Tempat Ternaungi ...42

26. Pengaruh Interaksi Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media terhadap Panjang Tangkai Daun (PTD) Jarak Pagar Umur 5 – 8 MST di Tempat Ternaungi...43

27. Pengaruh Interaksi Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media Tanam terhadap Lebar Tajuk Jarak Pagar Umur 8 MST di Tempat Ternaungi ...44

Lampiran 1. Analisis Sidik Ragam Pertumbuhan terhadap KCT...52

2. Analisis Sidik Ragam Pertumbuhan terhadap DB...52

3. Analisis Sidik Ragam Pertumbuhan terhadap PTM ...52

4. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 1 MST (TT1) ...52

5. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 2 MST (TT2)...53

6. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 3 MST (TT3)...53

7. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 4 MST (TT4)...53

8. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 1 MST (JD1) ...53

9. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 2 MST (JD2) ...54

10. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 3 MST (JD3) ...54

(22)

12. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun Umur 1 MST (PTD1)...54 13. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun Umur 2 MST (PTD2)...55 14. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun Umur 3 MST (PTD3)...55 15. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun Umur 4 MST (PTD4) ...55 16. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman di Tempat Terbuka Umur 5 MST

(TTP5) ...55 17. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman di Tempat Terbuka Umur 6 MST

(TTP6) ...56 18. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman di Tempat Terbuka Umur 7 MST

(TTP7) ...56 19. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman di Tempat Terbuka Umur 8 MST

(TTP8) ...56 20. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun di Tempat Terbuka Umur 5 MST

(JDP5)...56 21. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun di Tempat Terbuka Umur 6 MST

(JDP6)...57 22. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun di Tempat Terbuka Umur 7 MST

(JDP7)...57 23. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun di Tempat Terbuka Umur 8 MST

(JDP8)...57 24. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun di Tempat Terbuka

Umur 5 MST (PTDP5) ...57 25. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun di Tempat Terbuka

Umur 6 MST (PTDP6) ...58 26. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun di Tempat Terbuka

Umur 7 MST (PTDP7) ...58 27. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun di Tempat Terbuka

Umur 8 MST (PTDP8) ...58 28. Analisis Sidik Ragam Lebar Daun di Tempat Terbuka Umur 8 MST

(LDP)...58 29. Analisis Sidik Ragam Lingkar Batang di Tempat Terbuka Umur 8 MST

(DMBP) ...59 30. Analisis Sidik Ragam Lebar Tajuk di Tempat Terbuka Umur 8 MST

(LTP) ...59 31. Analisis Sidik Ragam Indeks Luas Daun di Tempat Terbuka Umur

8 MST (ILDP) ...59 32. Analisis Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk di Tempat Terbuka Umur

(23)

33. Analisis Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk di Tempat Terbuka Umur

8 MST (BKTP) ...60 34. Analisis Sidik Ragam Bobot Basah Akar di Tempat Terbuka Umur

8 MST (BBAP)...60 35. Analisis Sidik Ragam Bobot Kering Akar di Tempat Terbuka Umur

8 MST (BKAP) ...60 36. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman di Tempat Ternaungi Umur

5 MST (TTT5) ...60 37. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman di Tempat Ternaungi Umur

6 MST (TTT6)...61 38. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman di Tempat Ternaungi Umur

7 MST (TTT7)...61 39. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman di Tempat Ternaungi Umur

8 MST (TTT8)...61 40. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun di Tempat Ternaungi Umur 5 MST

(JDT5) ...61 41. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun di Tempat Ternaungi Umur 6 MST

(JDT6) ...62 42. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun di Tempat Ternaungi Umur 7 MST

(JDT7) ...62 43. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun di Tempat Ternaungi Umur 8 MST

(JDT8) ...62 44. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun di Tempat Ternaungi

Umur 5 MST (PTDT5)...62 45. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun di Tempat Ternaungi

Umur 6 MST (PTDT6)...63 46. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun di Tempat Ternaungi

Umur 7 MST (PTDT7)...63 47. Analisis Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun di Tempat Ternaungi

Umur 8 MST (PTDT8)...63 48. Analisis Sidik Ragam Lebar Daun di Tempat Ternaungi Umur 8 MST

(LDT)...63 49. Analisis Sidik Ragam Lingkar Batang di Tempat Ternaungi Umur

8 MST (DMBT)...64 50. Analisis Sidik Ragam Lebar Tajuk di Tempat Ternaungi Umur 8 MST

(LTT) ...64 51. Analisis Sidik Ragam Indeks Luas Daun di Tempat Ternaungi Umur

8 MST (ILDT) ...64 52. Analisis Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk di Tempat Ternaungi Umur

(24)

53. Analisis Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk di Tempat Ternaungi Umur 8 MST (BKTT)...65 54. Analisis Sidik Ragam Bobot Basah Akar di Tempat Ternaungi Umur

8 MST (BBAT) ...65 55. Analisis Sidik Ragam Bobot Kering Akar di Tempat Ternaungi Umur

8 MST (BKAT) ...65 56. Kandungan Kimia terhadap Pupuk Kandang Ayam, Domba dan Kascing..65

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Lahan sebelum dibersihkan dan lahan setelah dibersihkan ...15 2. Lahan yang ternaungi ...16 3. Hama yang mengganggu bibit jarak pagar ...17 4. Penyakit yang menyerang bibit jarak pagar ...18 5. Bibit busuk dan benih dimakan semut...23

Lampiran

(25)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Akhir-akhir ini seluruh dunia banyak membicarakan energi khususnya di negara Indonesia baik energi listrik maupun bahan bakar minyak (BBM) yang bersumber dari fosil. BBM yang berasal dari fosil kini semakin langka sehingga menyebabkan naiknya harga BBM. Pemerintah telah mengupayakan penghematan energi nasional dengan penggunaan bahan yang dapat diperbaharui, khususnya tanaman jarak pagar. Tanaman jarak pagar sangat potensial sebagai penghasil minyak nabati yang dapat diolah menjadi BBM pengganti minyak bumi seperti solar dan minyak tanah. Komoditas perkebunan penghasil minyak nabati cukup tersedia, seperti kelapa sawit, kelapa, shorgum, kemiri, jagung, ubi kayu, jarak pagar dan lain-lain. Namun mengingat kelapa sawit, kelapa, shorgum, kemiri, jagung dan ubi kayu merupakan bahan pangan manusia, maka jarak pagar mempunyai peluang yang sangat besar terutama di wilayah timur Indonesia. Lahan-lahan di wilayah Timur Indonesia banyak lahan yang marginal atau kritis dan terbengkalai, tidak terurus, bahkan tergerus erosi yang luasnya mencapai jutaan hektar, di lahan-lahan demikian jarak pagar mampu untuk tumbuh secara optimal.

Jatropha curcas L. merupakan tanaman yang dikenal oleh masyarakat sebagai tanaman pembatas atau pagar, tanaman obat dan penghasil minyak untuk lampu, bahkan sewaktu jaman penjajahan Jepang minyaknya diolah untuk bahan bakar pesawat terbang. Tanaman ini diduga berasal dari daerah tropis di Amerika Tengah dan saat ini telah menyebar di berbagai tempat di Afrika dan Asia. Jarak pagar merupakan tanaman serbaguna, tahan kering dan tumbuh dengan cepat. Manfaat lain dari minyaknya selain sebagai bahan bakar juga sebagai bahan untuk sabun, bahan dalam pembuatan cat dan bahan industri kosmetik.

(26)

2

periode hidup tanaman lebih lama. Produktivitas tanaman jarak pagar dapat mencapai 0,5 – 12 ton biji kering per hektar per tahun sedangkan kandungan minyaknya mencapai 30 - 35% (Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan, 2007; Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2006a). Produktivitas jarak pagar dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh, cara tanam dan cara pemeliharaannya. Produksi benih jarak pagar akan lebih banyak pada musim kemarau tetapi pada musim hujan masih dapat berproduksi, dengan suhu rendah dan kelembaban tinggi atau hujan pada saat pembungaan dan pembuahan dapat menurunkan produksi buah jarak pagar (Nurcholis dan Sumarsih, 2007).

Di Indonesia, sejauh ini hampir tidak pernah ada orang yang secara sengaja memupuk tanaman jarak pagar karena jarak pagar dapat tumbuh secara liar meskipun dengan kondisi tanah yang kritis. Namun demikian, sebagai tanaman perkebunan sulit untuk mengatakan jarak pagar tidak perlu dipupuk karena setiap kali panen sebagian nutrisi pasti beralih ke luar dari lahan perkebunan. Tanpa pasokan nutrisi baru dari luar, melalui pemupukan, cepat atau lambat tanah akan menjadi kurang subur karena unsur hara yang dikandung di dalam tanah berkurang akibatnya hasil panen dapat dipastikan akan menurun secara bertahap. Untuk itu diberi perlakuan PGPR merupakan alternatif yang cukup baik untuk digunakan dalam memacu pertumbuhan tanaman. PGPR juga bermanfaat untuk mencegah atau mengurangi kejadian dan keparahan penyakit tanaman, memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman.

Salah satu teknologi budidaya yang menentukan keberhasilan dalam pembibitan selain pemberian pupuk kandang adalah media tanam yang sesuai. Media tanam yang baik yaitu mengandung unsur hara yang cukup, bertekstur ringan dan dapat menahan air sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Nurcholis dan Sumarsih (2007), tanaman jarak pagar dapat tumbuh di tanah berbatu, berpasir dan tanah bersifat basa.

Tujuan

(27)

3

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat perbedaan pertumbuhan bibit jarak pagar akibat perlakuan pemberian PGPR di tempat terbuka dan ternaungi.

2. Terdapat perbedaan pertumbuhan bibit jarak pagar akibat perlakuan komposisi media tanam dan pupuk kandang yang berbeda di tempat terbuka dan ternaungi.

(28)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani

Jarak Pagar (Jatropha curcasL.) merupakan tanaman tahunan yang belum banyak dibudidayakan secara komersial, namun masih sebatas sebagai tanaman pagar dan tanaman obat. Adapun klasifikasi tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan vaskular) Superdivisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Divisio : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dycotyledonae/Magnoliopsida Sub kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : JatrophaL.

Spesies : Jatropha curcasLinn.

Tanaman jarak pagar merupakan tanaman semak besar, berbentuk pohon kecil atau belukar dengan tinggi mencapai 5 m dan dapat hidup sampai dengan 50 tahun, berbatang kayu berbentuk silindris dengan warna keabu-abuan atau kemerah-merahan, cabang tidak teratur dan bergetah berwarna putih atau kekuning-kuningan, daun berwarna hijau muda sampai hijau tua, bentuk daun menjari (5 – 7) yang tersusun berselang-seling serta diperbanyak dengan benih dan stek. Biasanya dari benih yang berkecambah tumbuh lima akar, satu akar tunggang dan empat akar cabang, sedangkan bibit yang berasal dari stek tidak mempunyai akar tunggang (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2006a).

(29)

5

terdapat di ujung-ujung tangkai bunga. Bunga betina sedikit lebih besar dibandingkan bunga jantan (Prana, 2006). Pada bunga jantan (androecium) 10 tangkai sari disusun dalam dua lingkaran (masing-masing 5 tangkai sari) dan pada bunga betina (gynoecium) 3 tangkai putik tumbuh dan membesar menjadi putik yang bercabang (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2006a).

Buah jarak pagar berbentuk telur (ovoid) dengan panjang 2.5 - 3.0 cm, berdaging dan beruang tiga. Pada kondisi normal tiap tandan biasanya berisi 10 buah atau lebih. Buah menjadi matang 2 – 4 bulan setelah terjadi pembuahan (Prana, 2006). Benih masak bila kapsul berubah warna dari hijau menjadi kuning terjadi 3 bulan setelah berbunga. Kulit kapsul tetap segar sampai benih masak dan berwarna hitam dengan ukuran panjang 2 cm dan tebal 1 cm (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2006a).

Syarat Tumbuh (Ekologi)

Tanaman jarak pagar telah menyebar luas di daerah tropis dan sub tropis. Tipe iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jarak pagar. Kondisi iklim yang tidak mendukung mengakibatkan produktivitasnya rendah, sehingga tidak cocok untuk mengusahakannya dalam bentuk perkebunan (skala luas) guna diolah menjadi minyak. Jarak pagar akan tumbuh dan berproduksi optimal jika ditanam di lahan kering dataran rendah yang beriklim kering (LKDRIK) dengan ketinggian 0-500 m dpl dan curah hujan 300-1000 mm per tahun, suhu > 200C (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2006b). Jarak pagar dapat hidup di daerah yang bercurah hujan tinggi sampai lebih dari 1500 mm per tahun, namun tanah harus berdrainase baik (Nurcholis dan Sumarsih, 2007). Dalam perkembangannya, jarak pagar tumbuh di lahan kering dataran rendah beriklim basah (LKDRIB) dan lahan kering dataran tinggi beriklim kering/basah (LKDTIK/LKDTIB) sebagai pagar pekarangan rumah atau kebun (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2006b).

Media Tanam

(30)

6

dipakai (berat atau ringan) dan kondisi iklim sewaktu pembibitan (kering atau basah). Tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi pertumbuhan yang lebih baik dijumpai pada tanah-tanah ringan atau lahan-lahan dengan drainase dan aerasi yang baik (mengandung pasir 60 - 90%). Heller dan Arivin et al. dalam Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan (2007) berpendapat bahwa tanaman jarak pagar dapat ditemui pada daerah yang berbatu, berlereng pada perbukitan atau sepanjang saluran air dan batas-batas kebun.

Jarak pagar dapat tumbuh pada tanah-tanah yang ketersediaan air dan unsur-unsur haranya terbatas atau lahan-lahan marginal, tetapi lahan dengan air tidak tergenang merupakan tempat yang optimal bagi tanaman ini untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal. Produksi optimal bisa tercapai jika tanaman dipupuk dengan dosis yang sesuai dan tersedia air pada musim kemarau. Bila perakarannya sudah cukup berkembang, jarak pagar dapat toleran terhadap tanah-tanah masam atau alkalin (terbaik pada pH tanah-tanah 5.5 - 6.5) (Heller dan Arivinet al.dalam Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan, 2007).

Pembibitan

(31)

7

Pada tanaman jarak pagar, pembibitan atau persiapan bibit sebagai bahan tanam dilakukan hingga berumur 2-3 bulan (Heller dan Heningdalam Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan, 2007). Pembibitan berlokasi di tempat terbuka agar sinar matahari tidak terhambat masuk dan areal pembibitan bersih dari semak atau sisa-sisa tebangan pohon dan tersedia parit agar terhindar dari genangan air. Kartika (1994) berpendapat bahwa bibit yang normal kuat jika dipelihara selama sebulan di pembibitan tumbuh dengan kuat sehingga tetap normal kuat dan yang berkembangnya agak lambat akan menjadi bibit normal kurang kuat.

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)

Agens (mikroba) yang bersifat menguntungkan bagi tanaman, termasuk sebagai agens penginduksi ketahanan, hidup di daerah sekitar perakaran (rhizosfer), yang mengeluarkan eksudat yang dikeluarkan akar sebagai nutrisi bagi mikroba. Saat ini, mikroba bermanfaat dalam meningkatkan ketahanan atau kesehatan tanaman yang banyak diteliti adalah kelompok rhizobakteri sebagai Pemacu Pertumbuhan Tanaman (Plant Growth Promoting Rhizobacteria/PGPR).

Manfaat PGPR yaitu sebagai agens pengendali hayati yang menjanjikan karena dapat menekan organisme pengganggu tanaman di lapang, memperbaiki atau meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan hasil produksi tanaman, menurunkan kejadian penyakit dan memperbaiki kesuburan tanah atau penyediaan unsur hara tertentu. Desmawati (2008), melaporkan bahwa PGPR yang telah dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai agens pengendali biologi, adalah:

Actinoplanes, Alcaligenes, Agrobacterium, Amorphosporangium, Arthrobacter,

Bacillus, Cellulomonas, Enterobacter, Erwinia, Flavobacterium, Hafnia, Micromonospora, Pseudomonas, Rhizobium, Bradyrhizobium, Serratia,Streptomycesdan

Xanthomonas.

(32)

8

Menurut hasil penelitian Amalia (2007), penggunaan PGPR terbukti dapat mengendalikan serangan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh cendawan

Colletotrichum capsici sehingga mampu menekan kejadian penyakit pada buah cabai. Kemudian Wirianti (2006) menyatakan bahwa pemberian perlakuan rhizobakteri selain berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai juga mampu memperbanyak jumlah daun.

Pupuk Kandang

Diantara beberapa jenis pupuk, pupuk kandang adalah salah satu jenis pupuk yang dapat dimanfaatkan. Pupuk ini mempunyai kelebihan secara ekonomis dibanding jenis pupuk yang lain yaitu mudah didapatkan dan harganya murah. Susunan kimia pupuk kandang berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat lain. Susunan tersebut bergantung dari jenis ternak, umur dan keadaan ternak, sifat dan jumlah amparan, cara menyimpan dan mengurus pupuk kandang sebelum digunakan serta jumlah dan sifat pakan (Soepardi, 1983).

Pupuk kotoran ayam merupakan pupuk organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro sebagai sumber hara bagi tanaman untuk perbaikan kesuburan tanah dan meningkatkan produksi hasil tanaman. Menurut hasil penelitian Oktorino (2005), penggunaan pupuk kandang ayam terbukti berpengaruh baik terhadap tanaman bawang merah seperti tinggi tanaman, jumlah anakan per tanaman, jumlah daun per tanaman, bobot brangkasan umbi basah per tanaman, bobot brangkasan umbi kering per tanaman dan diameter umbi kering simpan.

(33)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai Juni 2008 di Kebun Percobaan Leuwikopo dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih jarak pagar aksesi Dompu, PGPR isolat Bacillus sp. yang telah diformulasikan (diperoleh dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB), tanah, pupuk kandang (pukan) ayam dan puyuh, bubur dan air pupuk kandang ayam dan puyuh.

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan yaitu polybag (25 cm x 22 cm), kayu (papan nama), meteran, alat penyiram (selang), ember (3 GL), cangkul, kored, pisau cutter, timbangan analitik, drum besar, gayung, jangka sorong, oven 600C dan alat tulis.

Metode Penelitian

Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) dengan dua faktor. Faktor pertama sebagai petak utama adalah pemberian PGPR (P) dengan tiga taraf perlakuan yaitu benih tanpa pemberian PGPR (P0), benih dengan pemberian PGPR (P1) dan benih dengan PGPR dan penambahan PGPR pada media saat 2 minggu setelah tanam (P2). Faktor kedua sebagai anak petak adalah media tanam (M) yang terdiri dari sebelas taraf perlakuan yaitu tanah (M0), tanah : pupuk kandang ayam dengan perbandingan 3 : 1 (M1), tanah : pupuk kandang ayam dengan perbandingan 2 : 1 (M2), tanah : pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1 : 1 (M3), tanah : bubur pupuk kandang ayam (M4), tanah : air pupuk kandang ayam (M5), tanah : pupuk kandang puyuh dengan perbandingan 3 : 1 (M6), tanah : pupuk kandang puyuh dengan perbandingan 2 : 1 (M7), tanah : pupuk kandang puyuh dengan perbandingan 1 : 1 (M8), tanah : bubur pupuk kandang puyuh (M9) dan tanah : air pupuk kandang puyuh (M10).

(34)

10

Yijk = µ +αi + βj + ij +τk + (βτ)jk + ijk Keterangan:

Yijk = Nilai pengamatan dari kelompok ke-i yang memperoleh taraf ke-j faktor PGPR (P) dan taraf ke-k dari faktor media tanam (M).

µ = Nilai rata-rata umum

αi = Pengaruh aditif dari kelompok ke-i

βj = Pengaruh aditif dari taraf ke-j faktor PGPR (P)

ij = Pengaruh galat yang timbul pada taraf ke-j faktor PGPR (P) dan dalam kelompok ke-i

τk = Pengaruh aditif dari taraf ke-k faktor media tanam (M)

(βτ)jk = Pengaruh aditif dari taraf ke-k faktor media tanam (M) dan taraf ke-j faktor PGPR (P)

ijk = Pengaruh galat yang timbul pada kelompok ke-i yang memperoleh taraf perlakuan ke-j dari faktor PGPR (P) dan taraf ke-k faktor media tanam (M) i = 1, 2 dan 3 (ulangan)

j = 0, 1 dan 2 (taraf pemberian PGPR)

k = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 (taraf media tanam)

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan digunakan uji F pada taraf 5% dan 1%. Apabila terdapat pengaruh nyata terhadap parameter yang diamati maka setiap perlakuan dibandingkan dengan menggunakan uji lanjut

Duncan Multiple Range Test(DMRT) pada taraf kesalahan 5%.

Penelitian ini terdiri dari tiga percobaan yang dilaksanakan secara bertahap. Semua percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot).

Percobaan 1: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar

Percobaan pertama bertujuan untuk mempelajari pengaruh PGPR dan media terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit jarak pagar sampai dengan umur 4 MST. Percobaan pertama dilakukan di tempat terbuka.

(35)

11

Pelaksanaan Percobaan I

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan sekitar 300 m2. Sebelum digunakan lahan dibersihkan dari gulma-gulma yang tumbuh dengan menggunakan herbisida.

Persiapan Bubur dan Air Pupuk Kandang

Bubur pupuk kandang dibuat dengan cara pupuk kandang dicampur dengan air dalam wadah tertutup (drum besar) dengan pupuk kandang sebanyak 2 ember dan air sebanyak 5 ember disimpan selama ± 7 hari. Setelah itu diambil bubur dan air pupuk kandang sesuai kebutuhan. Di dalam aplikasinya diberikan 240 ml atau segelas aqua setiap polybag baik bubur maupun air pupuk kandangnya.

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan ditempatkan dalam polybag (25 cm x 22 cm) dan disiram air. Polybag diletakkan sesuai rancangan (Gambar Lampiran 1).

Perlakuan dan Penanaman Benih

Perlakuan benih diberikan pada benih jarak pagar sebelum ditanam. Benih terlebih dahulu direndam dalam larutan PGPR selama 12 jam. Setelah itu benih diangkat, lalu ditiriskan beberapa saat dan langsung ditanam. Benih ditanam di dalam media sedalam ± 2 – 3 cm dengan posisi benih telungkup. Setiap polybagnya ditanam satu benih jarak pagar.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi penyiraman, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan sesuai kebutuhan.

Pengamatan Percobaan I

Pengamatan dilakukan terhadap peubah-peubah berikut :

1. Kecepatan Tumbuh (KCT) adalah total pertumbuhan kecambah normal sehari-hari atas dasar jumlah benih yang ditanam selama waktu yang ditentukan.

KCT(%/etmal) = n

Σ

0

% pertambahan kecambah pada etmal ke-i waktu pengamatan etmal ke-i

1 etmal = 24 jam

(36)

12

DB (%) = ΣKN hitungan I (10 HST) +ΣKN hitungan II (14 HST) x 100%

Σ benih yang ditanam

3. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) adalah total benih hidup (ditunjukkan dengan gejala hidup).

PTM (%) = Σbenih yang tumbuh x 100%

Σbenih yang ditanam

4. Tinggi tanaman (cm), diukur dari dasar tanaman sampai titik tumbuh. Pengukuran dilakukan seminggu sekali hingga akhir pengamatan (4 MST). 5. Jumlah daun (helai), dihitung daun yang sudah berbentuk sempurna.

Perhitungan dilakukan seminggu sekali hingga akhir pengamatan (4 MST). 6. Panjang tangkai daun yang terpanjang (cm). Perhitungan dilakukan seminggu

sekali hingga akhir pengamatan (4 MST).

Percobaan 2: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar di Tempat Terbuka

Tujuan dari percobaan kedua adalah mempelajari pengaruh PGPR dan media tanam terhadap pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar di tempat terbuka (Gambar 1 a dan Gambar 1 b). Bibit diperoleh dari percobaan pertama.

Percobaan ini terdiri dari 3 ulangan dan setiap ulangan menggunakan 3 petak utama yaitu perlakuan pemberian PGPR dan 11 anak petak yaitu perlakuan media tanam. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot).

Pelaksanaan Percobaan II Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan masih menggunakan lahan pada percobaan pertama, yaitu lahan di tempat terbuka (tidak ternaungi).

Pemindahan Polybag

Polybag diletakkan sesuai rancangan (Gambar Lampiran 1). Percobaan dilakukan pada tanaman mulai umur 4 – 8 MST.

Pemeliharaan Tanaman

(37)

13

Pengamatan Percobaan II

Pengamatan dilakukan terhadap peubah-peubah berikut :

1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari dasar tanaman sampai titik tumbuh. Pengukuran dilakukan seminggu sekali hingga akhir pengamatan (8 MST). 2. Jumlah daun (helai), dihitung daun yang sudah berbentuk sempurna.

Perhitungan dilakukan seminggu sekali hingga akhir pengamatan (8 MST). 3. Panjang tangkai daun (cm). Perhitungan dilakukan seminggu sekali hingga

akhir pengamatan (8 MST).

4. Lebar daun (cm), diukur dari tiga (3) daun yang paling lebar dalam satu tanaman. 5. Lingkar batang yang terbesar (cm), diukur dengan menggunakan jangka sorong

pada bagian yang ditandai dengan ketinggian 1cm dari permukaan tanah. 6. Lebar tajuk (cm), diukur dari ujung daun hingga ujung daun yang lain dalam

satu tanaman.

7. Indeks Luas daun (ILD) merupakan nisbah antara luas daun total satu tanaman (LA) dengan luas lahan dimana tanaman tumbuh (P).

ILD = luasan daun (LA) unit area lahan (P)

8. Bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar dan bobot kering akar (gram). Pengukuran dilakukan pada akhir pengamatan. Tajuk dan akar dipisahkan dan ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam kantong kertas atau koran. Tanaman yang telah ditimbang bobot basah tajuk dan akar selanjutnya dikeringkan dalam oven yang bersuhu 600C selama 72 jam. Hal ini dilakukan agar tanaman kering dengan sempurna dan tidak terbakar. Bobot kering tajuk dan akar diperoleh dengan menimbang kembali tanaman yang telah dioven dengan timbangan analitik.

Percobaan 3: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar di Tempat Ternaungi

(38)

14

Percobaan ini terdiri dari 3 ulangan dan setiap ulangan menggunakan 3 petak utama yaitu perlakuan pemberian PGPR dan 11 anak petak yaitu perlakuan media tanam. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot).

Pelaksanaan Percobaan III

Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan di tempat ternaungi. Dapat dilihat pada Gambar 2 dan denah lahan ternaungi (Gambar Lampiran 4).

Pemindahan Polybag

Polybag diletakkan sesuai rancangan (Gambar Lampiran 1). Percobaan dilakukan pada tanaman mulai umur 4 – 8 MST.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi penyiraman, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan sesuai kebutuhan.

Pengamatan Percobaan III

(39)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai Juni 2008 di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Data Iklim diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Dramaga, Bogor yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Iklim Darmaga Bogor April-Juni 2008 Bulan

April Mei Juni

Rata-rata Suhu (0C) 25.6 25.8 25.7 Suhu Maksimum (0C) 27.1 26.7

-Suhu Minimum (0C) 23.9 24.7

-RH(%) 86 82 82

Curah Hujan (mm) 527 277.1 172

Hari Hujan 25 18 16

Sumber:Badan Meteorologi dan Geofísika wilayah Dramaga, Bogor

Lahan berada pada ketinggian kurang lebih 250 m dpl. Lahan yang digunakan percobaan pertama dan kedua merupakan lahan yang terbuka dengan luas sekitar 300 m2. Sebelum lahan digunakan, lahan dibersihkan dari gulma-gulma yang tumbuh dengan menggunakan herbisida. Kondisi lahan sebelum dan sesudah dibersihkan dapat dilihat pada Gambar 1 a dan Gambar 1 b.

Gambar 1. a. Lahan sebelum dibersihkan dan b. Lahan setelah dibersihkan

Di lahan percobaan pertama dan kedua berdasarkan pengukuran dengan alat Thermohigrometer memiliki suhu rata-rata pagi hari 33.10C, siang hari 42.40C dan sore hari 34.330C dan kelembaban rata-rata pagi hari 61.67%, siang hari 52% dan sore hari 54.67%.

(40)

16

Gambar 2. Lahan yang ternaungi

Percobaan ketiga bibit ditempatkan pada lahan ternaungi. Kondisi lahan ternaungi dapat dilihat pada Gambar 2. Di lahan ini berdasarkan pengukuran alat Thermohigrometer memiliki suhu rata-rata pagi hari 26.470C, siang hari 34.770C dan sore hari 32.830C dan kelembaban rata-rata pagi hari 67.33%, siang hari 51.67% dan sore hari 52.33%.

Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB menunjukkan tanah latosol Leuwikopo yang digunakan sebagai media penelitian sebagai berikut; pH (H2O) 5.30, unsur N, P, K dan C dengan kadar masing-masing 0.10%, 22.70 ppm, 0.16 me/100 g dan 0.88%. Hasil analisis pupuk kandang ayam memiliki pH (H20) 7.10 dengan unsur N, P, K dan C masing-masing 1.65%, 0.14%, 0.36% dan 25.17%. Pupuk kandang puyuh memiliki kandungan pH (H2O) 7.50 dengan unsur N, P, K dan C masing-masing 1.67%, 0.17%, 0.70% dan 22.77%.

(41)

17

Hama yang mengganggu pada saat pembibitan adalah kutu putih (Ferrisia virgata) yang menghisap cairan pada bagian tanaman yang muda pada 5 MST, belalang (Valanga nigricornis) yang mengakibatkan daun berlubang, selain itu juga terjadi serangan sejenis siput (Molusca), larva Spodoptera litura, kepik lembing (Chrysochoris javanus) dan Leucopholis rorida yang tidak terlalu berpengaruh buruk terhadap penelitian, dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hama yang mengganggu bibit jarak pagar a. Kepik lembing (Chrysochoris javanus), b. Kutu putih (Ferrisia virgata), c dan d. Belalang (Valanga nigricornis), e. Larva Spodoptera litura, dan f.

Leucopholis rorida

Penyakit yang menyerang bibit jarak pagar pada percobaan pertama yaitu bercak daun bakteri, bercak daun coklat, daun melepuh atau terbakar, busuk batang dan busuk akar dengan intensitas serangan yang ringan. Penyakit yang menyerang bibit jarak pagar percobaan kedua dan ketiga yaitu daun terserang jamur, dapat dilihat pada Gambar 4.

Selain hama dan penyakit, gulma juga dapat merugikan dan mengganggu bibit jarak pagar karena merebut unsur hara di dalam tanah. Gulma yang mengganggu bibit jarak pagar yaitu cabe-cabean (Cleome rutidosperma), rumput teki (Cyperus rotundus),Digitaria adscendens, Boreria alata/Boreria latifoliadan Maniran (Phylanthus niruri), dapat dilihat pada Gambar Lampiran 2.

Secara teknis, tindakan pencegahan untuk mengatasi serangan hama dan penyakit adalah dengan melakukan penyemprotan pestisida sekali dalam seminggu dengan dosis 1 g/l. Penelitian ini penggunaan pestisida sebanyak dua kali yaitu pada umur tanaman 5 MST dan 6 MST karena gejala serangan hama dan penyakit terlihat sudah berkurang.

a b d

e f

(42)

Gambar 4. Penyakit yang menyerang bibit jarak pagar a. Bercak daun bakteri, b. Bercak daun coklat, c. Daun terserang jamur, d. Daun melepuh/terbakar, e. Busuk batang dan f. Busuk akar

Pada bibit jarak pagar terdapat perbedaan bentuk daun. Perbedaan bentuk daun diduga akibat adanya benih yang tercampur atau kemungkinan terjadinya penyerbukan silang dalam penanaman di lapang dengan tanaman jarak pagar yang lain. Bentuk daun bibit jarak pagar penelitian ini dapat dilihat pada Gambar Lampiran 3.

Percobaan 1: Pengaruh PGPR dan Media Tanam terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar

Tabel 2 menunjukkan rekapitulasi hasil uji F pengaruh PGPR, media tanam dan interaksi PGPR dan media tanam terhadap viabilitas, vigor dan pertumbuhan bibit jarak pagar umur 1 – 4 MST.

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan PGPR berpengaruh sangat nyata pada parameter KCT, DB dan PTM. Perlakuan PGPR berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman dan panjang tangkai daun umur 1 MST.

Perlakuan media tanam berpengaruh sangat nyata pada parameter KCT, DB, PTM, tinggi tanaman umur 2 – 4 MST, jumlah daun umur 2 – 4 MST, panjang tangkai daun umur 3 dan 4 MST. Perlakuan media tanam berpengaruh nyata hanya pada parameter panjang tangkai daun umur 2 MST.

Interaksi antara perlakuan PGPR dan media tanam berpengaruh nyata hanya pada parameter KCT dan DB, sedangkan parameter yang lain tidak berpengaruh nyata. Analisis sidik ragam pengaruh PGPR, media tanam dan interaksi PGPR dan media tanam terhadap KCT, DB, PTM, tinggi tanaman umur 1 – 4 MST, jumlah daun umur 1 – 4 MST dan panjang tangkai daun terpanjang umur 1 – 4 MST disajikan pada Tabel Lampiran 1 – 15.

c

b

d e

(43)

19

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji F Pengaruh PGPR (P), Media Tanam (M) dan interaksi PGPR dan Media Tanam (P*M) terhadap Viabilitas, Vigor dan Pertumbuhan Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST

Parameter Umur

Jumlah Daun (helai) 1 MST tn tn tn

2 MST tn ** tn

3 MST tn ** tn

4 MST tn ** tn

Panjang Tangkai Daun (cm) 1 MST * tn tn

2 MST tn * tn

3 MST tn ** tn

4 MST tn ** tn

Keterangan: * = nyata ** = sangat nyata tn = tidak nyata

Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Jarak Pagar

Berdasarkan hasil analisis bahwa perlakuan PGPR memberikan pengaruh sangat nyata terhadap KCT, DB dan PTM. Perlakuan PGPR berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan panjang tangkai daun (Tabel 2) umur 1 MST.

Viabilitas (DB dan PTM) dan Vigor Benih (KCT)

Dari Tabel 3 terlihat bahwa tanpa pemberian PGPR (P0) memberikan hasil yang lebih baik daripada perlakuan pemberian PGPR (P1 dan P2) terhadap viabilitas dan vigor benih jarak pagar.

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Jarak Pagar

Perlakuan PGPR Parameter

KCT(%/etmal)1 DB (%)2 PTM (%) P0 (tanpa PGPR) 0.83a (7.32) 7.12a (57.58) 61.88a P1 (PGPR) 0.47c (2.85) 4.09c (21.82) 34.14b P2 (PGPR + PGPR 2 MST) 0.59b (3.94) 4.96b (30.00) 41.00b Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

1

Data ditransformasi menggunakan (log+1) diikuti nilai dalam kurung adalah data sebenarnya

2

(44)

20

Perlakuan P0 berbeda secara nyata dengan perlakuan P1 dan P2 terhadap KCT, DB dan PTM, namun antara perlakuan P1 dengan P2 tidak berbeda nyata (data sebenarnya). Berdasarkan perhitungan data yang diamati, perlakuan P0 mempunyai KCT 7.32%/etmal, DB 57.58% dan PTM 61.88%. Perlakuan P1 mempunyai KCT 2.85%/etmal, DB 21.82% dan PTM 34.14%. Perlakuan P2 mempunyai KCT 3.94%/etmal, DB 30.00% dan PTM 41.00%. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Sutariati et al. (2006), perlakuan benih dengan PGPR nyata meningkatkan DB, PTM, IV, spontanitas tumbuh, dan KCT serta menurunkan waktu yang dibutuhkan untuk berkecambah 50% (T50) pada benih cabai. Amalia (2007) menambahkan bahwa perlakuan dengan PGPR terbukti mampu meningkatkan DB sebesar 28.37% dan indeks vigor benih cabai sebesar sebesar 150% dibanding benih tanpa perlakuan PGPR.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh negatif terhadap viabilitas dan vigor bibit jarak pagar. Diduga PGPR yang digunakan mengandung hormon IAA yang sangat banyak sehingga menghambat perkecambahan jarak pagar, karena hormon yang berlebihan akan bersifat menjadi racun dan mungkin juga akibat benih jarak pagar tidak tahan direndam dalam waktu yang lama (± 12 jam). Hal ini sesuai dengan penelitian Sutariati et al.

(2006) yang menyatakan bahwa peningkatan pertumbuhan bibit cabai tidak selalu sejalan dengan tingginya konsentrasi IAA yang dihasilkan oleh PGPR yang diuji. Yulianto (2007) menambahkan bahwa perlakuan dengan PGPR terbukti tidak mampu meningkatkan terhadap DB, indeks vigor (IV) dan KCTbenih cabai merah. Pemberian PGPR pada penelitian ini tidak baik digunakan untuk perkecambahan jarak pagar karena selama ini PGPR baik digunakan untuk tanaman hortikultura. Hasil penelitian mengenai PGPR telah banyak dilakukan terhadap tanaman hortikultura maupun tanaman pangan, seperti cabai, pisang, padi, tomat, gandum, jagung, kedelai dan kentang (Muniarti, 1990).

Tinggi Tanaman

(45)

21

Tabel 4. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Tinggi Tanaman (cm) Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST

Perlakuan PGPR Umur pengamatan

1 MST 2 MST 3 MST 4 MST P0 (tanpa PGPR) 7.28b 9.81 10.87 11.99 P1 (PGPR) 8.47a 9.99 10.79 11.93 P2 (PGPR + PGPR 2 MST) 8.52a 10.29 11.21 11.81 Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

Dalam pengamatan tinggi tanaman, bibit jarak pagar yang diberi perlakuan PGPR memberikan pengaruh yang paling baik artinya tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol (Tabel 4). Berdasarkan uji statistik bibit jarak pagar yang diberi perlakuan P2 umur 1 MST pada tinggi tanaman nyata lebih tinggi dibanding dengan perlakuan P1 dan P0. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sutariati et al. (2006), perlakuan benih dengan PGPR nyata meningkatkan tinggi bibit dan jumlah daun bibit cabai pada 6 dan 8 minggu setelah pindah tanam (MSP) serta bobot kering biomassa bibit cabai pada 8 MSP. Namun pada akhir pengamatan meskipun tidak berpengaruh nyata, Tabel 4 menunjukkan bibit tanpa PGPR dapat tumbuh lebih baik dibanding dengan pemberian PGPR.

Panjang Tangkai Daun

Panjang tangkai daun pada bibit jarak pagar antara perlakuan P1 dengan P2 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan perlakuan P0. Bibit jarak pagar dengan pemberian PGPR (P1 dan P2) memiliki panjang tangkai daun yang lebih panjang pada umur 1 MST dibanding bibit tanpa pemberian PGPR (Tabel 5).

Tabel 5. Pengaruh Perlakuan PGPR terhadap Panjang Tangkai Daun (PTD) Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST

Perlakuan PGPR Umur pengamatan

1 MST 2 MST 3 MST 4 MST P0 (tanpa PGPR) 0.94b 2.81 4.69 4.84 P1 (PGPR) 1.05a 2.65 3.95 4.70 P2 (PGPR + PGPR 2 MST) 1.15a 2.73 4.72 4.87 Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

(46)

22

Pada akhir pengamatan meskipun tidak berpengaruh nyata, Tabel 5 menunjukkan bibit dengan P2 dapat tumbuh lebih baik dibanding dengan perlakuan lain. Hal ini disebabkan karena PGPR memiliki kemampuan dalam mensintesis auksin (IAA), sitokinin, dan giberelin. Pengaruh auksin terhadap fisiologis pertumbuhan antara lain merangsang pemanjangan batang; pertumbuhan, diferensiasi, percabangan akar; perkembangan buah; dan dominansi apikal. Pengaruh sitokinin dapat mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar; merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel; dan merangsang perkecambahan. Pengaruh giberelin pada tanaman berperan mempercepat perkecambahan biji dan kuncup tunas, pemanjangan batang, dan pertumbuhan daun; merangsang pembungaan dan perkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar (Campbellet al., 2003).

Pengaruh Perlakuan Media Tanam terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Jarak Pagar

Berdasarkan hasil analisis bahwa perlakuan media tanam memberikan pengaruh sangat nyata terhadap KCT, DB, PTM, tinggi tanaman umur 2 – 4 MST, jumlah daun umur 2 – 4 MST, panjang tangkai daun umur 3 MST dan 4 MST. Perlakuan media tanam berpengaruh nyata hanya pada parameter panjang tangkai daun umur 2 MST (Tabel 2).

Viabilitas (DB dan PTM) dan Vigor Benih (KCT)

Diantara berbagai media dengan komposisi pupuk kandang yang berbeda, media M1 dan M10 memberikan dampak terbaik terhadap viabilitas dan vigor benih jarak pagar (Tabel 6).

(47)

23

memiliki komposisi antara tanah dengan pupuk kandang puyuh berbeda. Soepardi (1983), menyatakan bahwa penggunaan pupuk K yang berlebihan akan berakibat fotosintesis terganggu dan dapat menghentikan pembentukan hidrat arang.

Tabel 6. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Jarak Pagar

Perlakuan Media Parameter

KCT(%/etmal)1 DB (%)2 PTM (%) M0 (tanah) 0.71ab (6.11) 5.89ab (44.44) 50.00ab M1 (tanah : pukan ayam (3 : 1)) 0.87a (7.19) 7.33a (56.67) 63.33a M2 (tanah : pukan ayam (2 : 1)) 0.79ab (5.66) 6.53ab (44.44) 47.78a-c M3 (tanah : pukan ayam (1 : 1)) 0.74ab (4.75) 6.12ab (37.78) 40.00bc M4 (tanah + bubur pukan ayam) 0.60b (4.52) 5.24b (35.56) 41.25bc M5 (tanah + air pukan ayam) 0.70ab (5.01) 5.94ab (38.89) 47.78a-c M6 (tanah : pukan puyuh (3 : 1)) 0.18c (1.07) 2.12c (8.89) 30.00c M7 (tanah : pukan puyuh (2 : 1)) 0.74ab (5.09) 6.08ab (38.89) 46.67a-c M8 (tanah : pukan puyuh (1 : 1)) 0.03c (0.10) 0.99c (1.11) 7.50d M9 (tanah + bubur pukan puyuh) 0.66ab (4.65) 5.78ab (38.89) 44.44a-c M10 (tanah + air pukan puyuh) 0.90a (7.55) 7.54a (55.56) 63.33a Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

1

Data ditransformasi menggunakan (log+1) diikuti nilai dalam kurung adalah data sebenarnya

2

Data ditransformasi menggunakan (√x+0.5) diikuti nilai dalam kurung adalah data sebenarnya

Penanaman di lapang percobaan pertama dilakukan pada saat intensitas hujan yang relatif tinggi sehingga pertumbuhan terhambat, seperti bibit menjadi busuk (Gambar 5a) dan endosperm benih dimakan semut (Gambar 5b). Ilyas (2006) menyatakan bahwa kadar air benih tinggi mengakibatkan kontaminasi mikroba, bahkan pada benih ortodoks dengan kadar air 10 - 13% serangan fungi merusak viabilitas benih. Pada benih jarak pagar yang digunakan memiliki kadar air dengan rata-rata 10.64%.

(48)

24

Tinggi Tanaman

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan media pada saat umur 1 MST tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Dari Tabel 7, akhir pengamatan (umur 4 MST) tanaman yang diberi perlakuan M4 memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 13.72 cm.

Tabel 7. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Tinggi Tanaman Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST.

Perlakuan Media Parameter

TT1 (cm) TT2 (cm) TT3 (cm) TT4 (cm)

M0 (tanah) 8.18 10.40a-c 10.89a-c 11.45b-d M1 (tanah : pukan ayam (3 : 1)) 7.88 9.70a-d 10.59bc 11.93b-d M2 (tanah : pukan ayam (2 : 1)) 8.43 9.72a-d 11.01a-c 11.97b-d M3 (tanah : pukan ayam (1 : 1)) 7.17 8.83cd 10.34bc 11.11cd M4 (tanah + bubur pukan ayam) 8.21 11.17a 12.71a 13.72a M5 (tanah + air pukan ayam) 7.78 9.34b-d 10.52bc 11.54b-d M6 (tanah : pukan puyuh (3 : 1)) 6.97 8.45d 8.63d 8.93e M7 (tanah : pukan puyuh (2 : 1)) 7.84 10.51ab 12.17ab 12.94ab M8 (tanah : pukan puyuh (1 : 1)) . 9.70a-d 9.95cd 10.6d M9 (tanah + bubur pukan puyuh) 7.73 10.69ab 12.03ab 13.06ab M10 (tanah + air pukan puyuh) 8.81 10.83ab 11.66ab 12.43a-c Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

Peningkatan tinggi tanaman dengan pupuk kandang ayam yang telah di fermentasi dengan penggunaan bubur pupuk kandang ayam sangat nyata lebih tinggi dibanding dengan perlakuan yang lain, tinggi tanaman umur 4 MST berkisar 8.93 – 13.72 cm. Telah diteliti oleh Santoso et al. (2004) bahwa pengaruh fermentasi terhadap komposisi kimia kotoran ayam sangat nyata meningkatkan bahan ekstrak tanpa nitrogen, energi bruto dan nyata meningkatkan kadar lemak dan kadar abu kotoran. Berat bahan kering dan berat bahan organik kotoran ayam secara nyata menurun oleh fermentasi.

Jumlah Daun

(49)

25

helai daun nyata lebih banyak dibanding perlakuan M0 (2.95 helai daun) dan M8 (2.00 helai daun). Pengamatan umur 3 MST, perlakuan M7 menghasilkan 4.79 helai daun nyata lebih banyak dibanding perlakuan M0 (3.58 helai daun) dan M8 (2.33 helai daun).

Tabel 8. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Jumlah Daun Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST

Perlakuan Media Parameter

JD1 (helai) JD2 (helai) JD3 (helai) JD4 (helai)

M0 (tanah) 2.00 2.95ab 3.58bc 3.70bc M1 (tanah : pukan ayam (3 : 1)) 2.00 3.17a 4.29ab 4.69ab M2 (tanah : pukan ayam (2 : 1)) 2.00 3.24a 4.69a 4.63a-c M3 (tanah : pukan ayam (1 : 1)) 2.00 2.93ab 4.67a 5.44a M4 (tanah + bubur pukan ayam) 2.00 3.37a 4.56ab 4.30a-c M5 (tanah + air pukan ayam) 2.00 2.84ab 3.79ab 3.62bc M6 (tanah : pukan puyuh (3 : 1)) 2.00 2.50bc 2.73cd 3.95a-c M7 (tanah : pukan puyuh (2 : 1)) 2.00 3.37a 4.79a 5.07ab M8 (tanah : pukan puyuh (1 : 1)) . 2.00c 2.33d 4.00a-c M9 (tanah + bubur pukan puyuh) 2.00 2.83ab 4.19ab 4.35a-c M10 (tanah + air pukan puyuh) 2.00 3.23a 3.97ab 3.17c Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

Di akhir pengamatan umur 4 MST, perlakuan M3 menghasilkan 5.44 helai daun nyata lebih banyak dibanding perlakuan M0 (3.70 helai daun) dan M10 (3.17 helai daun). Penurunan jumlah daun akhir pengamatan disebabkan karena tanaman mudah menggugurkan daunnya jika sudah berwarna kuning (penuaan daun) atau terserang penyakit. Penuaan daun disebabkan adanya mobilisasi dan redistribusi mineral dan nutrisi organik ke daerah pemakaian yang lebih kompetitif, seperti daun muda, buah dan akar (Gardneret al., 1991).

Panjang Tangkai Daun

(50)

26

Tabel 9. Pengaruh Perlakuan Media terhadap Panjang Tangkai Daun Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST

Perlakuan Media Parameter

PTD1 (cm) PTD2 (cm) PTD3 (cm) PTD4 (cm)

M0 (tanah) 1.02 2.34bc 3.38b-d 3.65b M1 (tanah : pukan ayam (3 : 1)) 1.07 3.00ab 5.02a 5.92a M2 (tanah : pukan ayam (2 : 1)) 1.13 2.88ab 5.22a 5.45ab M3 (tanah : pukan ayam (1 : 1)) 0.94 2.57a-c 4.92a 5.47ab M4 (tanah + bubur pukan ayam) 1.08 3.09ab 5.32a 5.45ab M5 (tanah + air pukan ayam) 1.07 2.38bc 4.43ab 4.03ab M6 (tanah : pukan puyuh (3 : 1)) 0.90 2.00c 2.32d 4.15ab M7 (tanah : pukan puyuh (2 : 1)) 1.07 3.34a 5.54a 5.72a M8 (tanah : pukan puyuh (1 : 1)) . 1.80c 2.77cd 4.17ab M9 (tanah + bubur pukan puyuh) 0.89 2.37bc 4.34ab 4.72ab M10 (tanah + air pukan puyuh) 1.08 2.96ab 4.09a-c 3.54b Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

Pengaruh Interaksi antara Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Jarak Pagar

Berdasarkan Tabel 2 interaksi antara perlakuan PGPR dan perlakuan media tanam berpengaruh nyata hanya pada parameter KCT dan DB.

Vigor (KCT) dan Viabilitas Benih (DB)

Interaksi antara perlakuan PGPR dan media tanam, perlakuan benih tanpa pemberian PGPR dengan media tanah (P0M0) memberikan dampak terbaik terhadap peubah perkecambahan benih jarak pagar yaitu kecepatan tumbuh (KCT) dan daya berkecambah (DB) dibanding dengan pemberian PGPR (P1 dan P2) dan media yang dicampur dengan pupuk kandang.

KCT yang tinggi pada benih jarak pagar ditunjukkan pada perlakuan kontrol P0M0 (11.33%/etmal) dan KCT sangat rendah terjadi pada perlakuan P0M8, P1M6 dan P2M8 (0%/etmal) dapat dilihat pada Tabel 10.

(51)

27

Tabel 10. Pengaruh Interaksi Perlakuan PGPR dan Perlakuan Media terhadap KCTdan DB Benih Jarak Pagar

Interaksi Perlakuan PGPR dengan Perlakuan Media

Parameter

KCT(%)1 DB (%)2 P0M0 1.09a (11.33) 9.13a (83.33) P0M1 1.01a-c (9.20) 8.78ab (76.67) P0M2 0.89a-e (7.00) 7.54a-d (56.67) P0M3 0.81a-f (5.54) 6.86a-d (46.67) P0M4 0.98a-d (8.61) 8.16a-c (66.67) P0M5 0.96a-e (8.49) 8.10a-c (66.67) P0M6 0.38g-k (2.46) 3.69f-j (20.00) P0M7 0.91a-e (7.61) 7.42a-d (56.67) P0M8 0.00k (0.00) 0.71k (0.00) P0M9 1.02a-c (9.40) 8.78ab (76.67) P0M10 1.07ab (10.85) 9.13a (83.33)

P1M0 0.22i-k (1.22) 2.31i-k (10.00) P1M1 0.74a-g (4.91) 5.99b-g (36.67) P1M2 0.59d-i (3.55) 4.96d-i (26.67) P1M3 0.68b-g (4.16) 5.75c-g (33.33) P1M4 0.28h-k (1.95) 2.59h-k (13.33) P1M5 0.49f-j (2.40) 4.00e-j (16.67) P1M6 0.00k (0.00) 0.71k (0.00) P1M7 0.62c-h (3.23) 5.19d-h (26.67) P1M8 0.09k (0.30) 1.55jk (3.33) P1M9 0.59d-i (3.18) 5.32c-h (30.00) P1M10 0.85a-f (6.43) 6.55a-e (43.33) P2M0 0.81a-f (5.78) 6.25b-f (40.00) P2M1 0.84a-f (7.46) 7.22a-d (56.67) P2M2 0.87a-f (6.43) 7.08a-d (50.00) P2M3 0.72a-g (4.54) 5.75c-g (33.33) P2M4 0.56e-i (3.00) 4.96d-i (26.67) P2M5 0.66c-h (4.14) 5.72c-g (33.33) P2M6 0.17jk (0.75) 1.98jk (6.67) P2M7 0.68b-g (4.44) 5.61c-g (33.33) P2M8 0.00k (0.00) 0.71k (0.00) P2M9 0.38g-k (1.39) 3.24g-k (10.00) P2M10 0.78a-f (5.39) 6.28b-f (40.00) Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

menurut Uji DMRT pada taraf 5%

1

Data ditransformasi menggunakan (log+1) diikuti nilai dalam kurung adalah data sebenarnya

2

Data ditransformasi menggunakan (√x+0.5) diikuti nilai dalam kurung adalah data sebenarnya

Gambar

Gambar 2. Lahan yang ternaungi
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji F Pengaruh PGPR (P), Media Tanam (M)dan interaksi PGPR dan Media Tanam (P*M) terhadap Viabilitas,Vigor dan Pertumbuhan Jarak Pagar Umur 1 – 4 MST
Gambar 5b. Benih dimakan semut
Tabel 10. Pengaruh Interaksi Perlakuan PGPR dan Perlakuan Mediaterhadap KCT dan DB Benih Jarak Pagar
+7

Referensi

Dokumen terkait

microphylla dapat menghasilkan deposisi protein yang lebih baik, dilihat dari massa protein daging, sehingga dapat menunjang produksi telur pada periode selanjutnya.. Ayam

Hasil analisis statistik deskrptif dalam penelitian yang dilakukan terhadap kelima faktor yang mempengaruhi suksesi implmentasi PEL di Kota Medan mencerminakan bila

Berdasarkan hasil deskripsi penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematis mahasiswa calon guru dalam menyelesaikan masalah aljabar berdasarkan

Untuk memberikan motivasi dan menyalurkan bakat serta minat siswa terhadap Seni dan Budaya di sekolah sesuai amanat tersebut di atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Struktur fisik telur terdiri dari kerabang telur (terdiri dari 4 bagian pembentuk kulit, yaitu kutikula, lapisan bunga karang, lapisan mamila dan lapisan

Contoh : "Dasar kerbau dungu melakukan pekerjaan seperti ini saja tidak becus!" Sinisme : ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat

Artikel dengan judul ”Uji Konsentrasi Konidia Cendawan Entomopatogen Lecanicillium lecanii (Zimm.) (Viegas) Zare & Gams pada Berbagai Umur Telur Riptortus linearis (F.)

Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam Keterbukaan Informasi ini, tujuan utama dilakukannya Transaksi Pengalihan Aset adalah untuk memastikan bahwa Perseroan mendapat jaminan