• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

4.2.3 Pengaruh Moderating Variabel (Interaksi Sosial) terhadap Kinerja

Metoda yang dilakukan untuk menguji apakah interaksi sosial merupakan

variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan Budaya

Organisasi dan Gaya Kepemimpinan secara simultan terhadap kinerja karyawan

adalah metoda Selisih Mutlak (Absolute Residual) dengan tahapan sebagai

berikut:

Z = b0 + b1 X1 + b2 X2 + e

| e| = b0 + b1 Y

Hasil pengolahan data sebagaimana diberikan pada Lampiran dapat

dirangkum pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Uji Variabel Moderating

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .160 .194 .824 .412

Kinerja Karyawan

.008 .047 .015 .165 .869

a. Dependent Variable: ABSRES

Dari hasil pada Tabel 4.17 terlihat bahwa nilai Sig = 0,869> α=0.05, dan nilai koefisien (Kinerja Karyawan) = 0.008 adalah positif, maka disimpulkan

bahwa variabel Interaksi Sosial tidak terbukti sebagai variabel moderating. Hal ini

memberi makna bahwa Interaksi Sosial tidak terbukti sebagai kegiatan yang dapat

meningkatkan atau memperlemah hubungan budaya organisasi dan gaya

kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.

Metoda yang dilakukan untuk menguji apakah Interaksi Sosial merupakan

variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan budaya

organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan adalah Metoda

Interaksi dengan model sebagai berikut:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 +b3 X1Z + b4 X2Z + e2

Hasil pengolahan data yang diberikan pada Lampiran 6dapat dirangkum

pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Uji Peran Moderating Variabel Secara Parsial

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.263 3.732 3.874 .000 Budaya Organisasi 1.247 .979 1.248 4.273 .001

Interaksi Sosial 1.243 .937 1.250 1.327 .187

X1Z .227 .244 1.556 3.930 .003

X2Z .017 .212 .121 .080 .936

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai sig-t yang lebih kecil dari α=0.05 dari interaksi variabel independen (Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan) dan variabel Interaksi Sosial hanya pada variabel Budaya

Organisasi. Hal ini memberi makna bahwa Budaya Organisasi yang baik dan

diikuti dengan Interaksi Sosial akan memberikan peningkatan Kinerja Karyawan.

4.3 Pembahasan

Secara rinci pengujian hipotesis penelitian akan dibahas secara bertahap

adalah sebagai berikut:

H1 : Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.16 diketahui nilai signifikansi variabel budaya organisasi =

0.000 < dari 0.05. Nilai ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha dapat diterima,

sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Budaya Organisasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan yang berarti perubahan budaya

organisasi akan mempengaruhi kinerja karyawan Bank Rakyat Indonesia Cabang

Medan Putri Hijau. Semakin baik dan konsisten budaya organisasi yang ada saat

ini dijalankan maka akan dapat meningkatkan kinerja karyawan BRI Cabang

Dengan demikian penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Rivai (2003), Umar (2006), Yuwalliatin (2006) dan Hertanto et.al (2000)

secara mempiris membuktikan bahwa budaya organisasi secara signifikan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Jika seorang karyawan melihat bahwa

nilai-nilai dan sistem makna yang berharga dan karenanya sesuatu dikerjakan,

akan menjadi alasan yang melatarbelakangi perilaku seorang karyawan.

Dukungan perilaku ini akan menjadi dasar bagi karyawan untuk dapat melakukan

suatu pekerjaan dengan baik. Budaya organisasi yang kondusif dan

menyenangkan akan dapat menjadi kekuatan yang mampu mengarahkan perilaku

karyawan pada pencapaian kinerja demi tercapainya tujuan organisasi.

Berdasarkan analisis deskriptif variabel budaya organisasi, sebagian besar

karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau memberikan penilaian berkategori baik

dalam menjalankan nilai-nilai budaya orgasisasi yang ada. Hasil persepsi

mengindikasi bahwa karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau memiliki

integritas yang tinggi dalam menjaga nama baik perusahaan dan juga kode etik

perbankan. Hal ini sangat mendukung kepada pencitraan dan kepercaayan

masyarakat terhadap bank tersebut. Penerapan nilai-nilai budaya organisasi yang

kuat memiliki peranan besar terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam

mendukung tercapainya tujuan perusahaaan.

Indriantoro (2000), dalam Ernawan (2004) menyatakan bahwa budaya

organisasi merupakan topik yang penting, karena budaya organisasi merupakan

Budaya organisasi dalam hal ini selalu mempunyai dampak positif terhadap

kehidupan perusahaan.

H2 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.16 nilai signifikan variabel gaya kepemimpinan sebesar =

0.000 lebih kecil dari 0.05maka keputusan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga

dapat dikatakan bahwa variabelGaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan. Hal ini menerangkan bahwa

semakin baik dan sesuai gaya kepemimpinan yang diterapkan pada BRI Cabang

Medan Putri Hijau akan meningkatkan Kinerja Karyawannya. Sebaliknya jika

Gaya Kepemimpinan yang diterapkan tidak sesuai akan dapat menurunkan

Kinerja Karyawannya. Selain dukungan nilai-nilai budaya organisasi yang kuat,

perusahaan juga harus memiliki pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang tepat

untuk dapat mendukung perusahaan mencapai tujuan. Gaya kepemimpinan pada

dasarnya mengandung pengertian sebagai perwujudan tingkah laku dari seorang

pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Dampak dari

pengaruh seorang pemimpin terhadap para anggotanya tersebut dapat bersifat

posiitf yang mampu meningkatkan kinerja.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswoko

(2014) bahwa secara parsial hanya satu variabel independen yang berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan yaitu gaya kepemimpinan.

Rivai (2004), menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership) adalah

proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin

dalam organisasi harus dapat menciptakan integrasi yang serasi dengan para

bawahannya juga termasuk dalam membina kerjasama, mengarah dan mendorong

gairah kerja para bawahan sehingga tercipta motivasi positif yang akan

menimbulkan niat dan usaha (kinerja) yang maksimal juga didukung oleh

fasilitas-fasilitas organisasi untuk mencapai sasaran organisasi.

Hasil analisis deskriptif variabel gaya kepemimpinan menunjukkan

penilaian terhadap gaya kepemimpinan yang ada saat ini di BRI Cabang Medan

Putri Hijau berkategori baik. Pada umumnya gaya kepemimpinan yang diterapkan

adalah gaya kepemimpinan birokratif, dimana pengambilan keputusan besar

berada ditangan pucuk pimpinan.

Gaya kepemimpinan seperti ini dapat berindikasi kepada penurunan

kinerja karyawan karena adanya jarak antara atasan dan bawahan dimana

bawahan kadang merasa ide ataupun masukkan tidak dianggap dan bukan menjadi

prioritas dalam pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan yang efektif dan

tepat dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja karyawan.

H3 : Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil uji F sebesar 0.000 pada α=0.05, Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 sehingga keputusan Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan variabel Budaya Organisasi

Budaya Organisasi diterapkan dengan konsisten serta didukung dengan Gaya

Kepemimpinan yang tepat akan lebih mendorong meningkatnya Kinerja

Karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau.

Grimes (1978), menyatakan bahwa pemimpin berperan dalam

meningkatkan kemampuan, komitmen, ketrampilan, pemahaman nilai-nilai pada

suatu organisasi serta kerjasama tim untuk meraih prestasi dalam organisasi. Dari

studi dihasilkan bahwa semakin baik kepemimpinan akan memperkuat budaya

organisasi yang akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja karyawan.

H4 : Interaksi Sosial memediasi pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai sig-tvariabel Budaya Organisasi

sebesar = 0.003 atau < α=0.05,dari interaksi variabel independen (budaya organisasi dan gaya kepemimpinan) dan variabel interaksi sosial hanya variabel

Budaya Organisasi yang dapat meningkatkan atau memperlemah Kinerja

Karyawan. Hal ini memberi makna bahwa Budaya Organisasi dengan Interaksi

Sosial yang baik akan memberikan peningkatan Kinerja Karyawan di BRI Cabang

Medan Putri Hijau.

Salah satu indikator variabel budaya organisasi yang ada di BRI Cabang

Medan Putri Hijau adalah saling menghargai. Indikator ini sangat berperan

penting dalam peningkatan kinerja karyawan yang didukung dengan adanya

komunikasi yang baik pula. Faktor yang paling dominan dalam mendukung

proses interaksi ini adalah kemauan bertanya antara sesama karyawan yang satu

dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja karyawan secara

individu maupun tim.

H5 : Interaksi Sosial memediasi pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai sig-t variabel Gaya

Kepemimpinan sebesar = 0.936 atau > α=0.05, dari interaksi variabel independen (budaya organisasi dan gaya kepemimpinan) dan variabel Interaksi Sosial hanya

variabel gaya kepemimpinan tidak dapat meningkatkan atau memperlemah

Kinerja Karyawan. Berdasarkan hasil uji deskriptif persepsi responden pada Tabel

4.10, terlihat jelas bahwa gaya kepemimpinan yang ada saat ini di BRI Cabang

Medan Putri Hijau adalah Gaya Kepemimpinan Birokratif. Gaya kepemimpinan

seperti ini mengindikasi adanya kesenjangan interaksi sosial antara atasan dan

bawahan karena bawahan tidak diberi kesempatan dalam mengemukakan

pendapat, sehingga keadaan inilah yang membuat proses interaksi sosial tidak

berperan penting memediasi gaya kepemimpinan untuk meningkatkan kinerja.

Interaksi sosial dapat memediasi gaya kepimpimpinan untuk meningkatkan

kinerja karyawan jika disesuaikan dengan gaya kepemimpinan yang baik dan

sesuai.

H6 : Interaksi Sosial memediasi pengaruh Budaya Organisasidan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai Sig = 0,869> α=0.05 dan nilai koefisien (Kinerja Karyawan) = 0.008 adalah positif sehingga dapat dikatakan

terhadap Kinerja Karyawan di BRI Cabang Medan Putri Hijau.Interaksi Sosial

tidak terbukti sebagai kegiatan yang dapat meningkatkan atau memperlemah

hubungan Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan bisa dipahami karena berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

beberapa karyawan, gaya kepemimpinan yang ada di BRI Cabang Medan Putri

Hijau untuk tingkat manajer dan supervisor pada umumnya gaya kepemimpinan

birokratis. Dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang birokratis pada

umumnya interaksi sosial dalam bentuk komunikasi yang terjadi antara karyawan

dan pimpinan adalah satu arah, meski dalam beberapa kasus karyawan bisa

memberikan usulan, namun jarang sekali terjadi.

Walgito (2003), mengemukakanbahwa interaksi sosial merupakankunci

dari semua kehidupan sosial,oleh karena tanpa interaksi sosial tidakakan ada

kehidupan bersama. Interaksisosial itu penting dalam kehidupan,karena saling

berkaitan antara individudengan individu maupun kelompokdengan kelompok

guna terciptanyakerukunan, kebersamaan, dankeharmonisan dalam kehidupan.

Olehkarena itu peningkatan kinerja karyawan dapat lebih dicapai apabila sudah

terjalininteraksi sosial yang baik khususnya antara karyawan dengan atasan.Secara

keseluruhan hipotesis yang sudah diuraikan dapat disimpulkan jawaban atas

hipotesis penelitian sebagaimana diberikan pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Hasil Pembahasan atas Hipotesis Penelitian

Hipotesis Keputusan

H1 Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

Hipotesis Keputusan

H2

Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

Diterima

H3 Budaya organisasi dan Gaya Kepemipinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

Diterima

H4 Interaksi sosial memediasi pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

Diterima

H5 Interaksi sosial memediasi pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.

Ditolak

H6 Interaksi sosial memediasi pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.

Ditolak

BAB V

Dokumen terkait