• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Interaksi Sosial sebagai Variabel Moderating pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan Putri Hijau Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Interaksi Sosial sebagai Variabel Moderating pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan Putri Hijau Chapter III V"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia CabangMedan Putri

Hijau yang beralamat di Jalan Putri Hijau No. 2 Medan. Waktu penelitian

dilaksanakan dari Maret 2015 sampai dengan Mei 2015.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif

kuantitatif menurut Djarwanto (2004) yaitu penelitian yang bertujuan untuk

menguraikan atau menggambarkan sifat (karakteristik) dari suatu keadaan atau

objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif

serta pengujian statistik.

Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian explanatory. Sugiyono (2006)

(2)

menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu

variabel dengan yang lainnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Menurut

Kerlinger dalam Sugiyono (2006), survey merupakan penelitian yang dilakukan

pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang

diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen-elemen atau

individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu penelitian

(Sinaga, 1994). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap yang

meliputi Bagian Operasional dan Bagian Pemasaran di BRI Cabang Medan Putri

Hijau. Berdasarkan dari data internalper tanggal 20 Januari 2015, jumlah

karyawan dari kedua bagian/divisi tersebut sebanyak 118 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Dalam penelitian ini,metode

pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu mengambil seluruh

(3)

Datajumlah sampel penelitian berdasarkan unit kerja/bagian dapat dilihat

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah dan Deskripsi Sampel Penelitian

No. Unit Kerja

Account Officer (AO) Commercial

Account Officer (AO) Consumer

Account Officer (AO) Program

Funding Officer

47

Jumlah 118

Teknik pengambilan sampel masing-masing unit kerja dilakukan dengan

menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total (total sampling)

atau sensus. Dengan metode pengambilan sampel ini diharapkan hasilnya dapat

cenderung lebih mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil

terjadinya kesalahan/penyimpangan terhadap nilai populasi (Usman & Akbar,

2008).

(4)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara (Interview) yaitu melakukan tanya jawab secara langsung

kepada responden yaitu karyawan Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri

Hijau Medanmengenai informasi atau keterangan yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

2. Menggunakan metode kuesioner (daftar pertanyaan)yang berkaitan dengan

Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Interaksi Sosial dan Kinerja

Karyawan. Kuesioner yang diberikan adalah kuesioner tertutup dimana

responden hanya diberi kesempatan untuk memilih jawaban yang telah

disediakan sesuai dengan pendapatnya, yaitu dengan memberikan

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden.

3. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut disertai jawaban dengan

menggunakan Skala Likert. Jawaban-jawaban yang tersedia pada skala

tersebut diberi skor atau nilai sebagai berikut: untuk kategori jawaban

Sangat Tidak Setuju (STS), skor atau nilainya 1 (satu), untuk jawaban

Sangat Setuju (SS), skor atau nilainya 5 (lima).

4. Studi Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari

dokumen-dokumen yang diperoleh dari PT. Bank Rakyat Indonesia

CabangMedan Putri Hijau seperti jumlah karyawan, deskripsi kerja,

(5)

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Menurut Webster New Word Dictionary dalamSitumorang dan Lufti,

(2011) Data adalah “Things known or assumed”, yang berarti bahwa data itu

sesuatu yang diketahui atau dianggap. Pengertian diketahui dalam hal ini yaitu

yang sudah terjadi merupakan fakta atau bukti. Data dapat memberikan gambaran

tentang sesuatu keadaan atau persoalan.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui

wawancara dan pemberian kuesioner.

2. Data Sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh dari

studi dokumentasi guna mendukung penelitian.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari

responden berupa data primer (wawancara dan kuesioner)dan data sekunder (data

(6)

3.6 Dimensi Variabel

3.6.1 Dimensi Kinerja Karyawan

Kinerja dapat diartikan sebagai catatan keberhasilan dari suatu

pekerjaan/tugas yang telah dicapai seseorang melalui pengevaluasian/penilaian

kinerja karyawan merupakan hasil yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.Indikator

kinerja karyawan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Pencapaian dalam bentuk kuantitas dan kualitas

2. Laporan Kerja

3. Pengetahuan Teknis

4. Mengembangkan inisiatif dan kemandirian

5. Berpedoman pada kebijakan

6. Memberikan informasi

(7)

Model Dimensi Kinerja Karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Dimensi Kinerja Karyawan

3.6.2 Dimensi Budaya Organisasi

Budaya Organisasi merupakan suatu sistem nilai yang diyakini dan

dipraktekkan oleh anggota organisasinya sehingga membedakan organisasi

tersebut dengan organisasi lainnya.Model Dimensi Budaya Organisasi pada BRI

(8)

Cabang Medan Putri Hijau dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2 Dimensi Budaya Organisasi

3.6.3 Dimensi Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan

seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mencapai suatu tujuan dalam

situasi tertentu. Gibson et.al (1991), memberikan pengertian kepemimpinan

(leadership) sebagai suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk

memotivasi orang-orang mencapai tujuan tertentu.

(9)

Dalam penelitian ini Dimensi Gaya Kepemimpinan mengacu pada dimensi

yang dikembangkan oleh Singh-Sengubta, Sunita (1997) dalam Fuad (2004), yang

terdiri dari:

1. Gaya Partisipatif

2. Gaya Birokratis

3. Gaya Pengasuh

4. Gaya Berorientasi pada Tugas

5. Gaya Otoriter

Dimensi Gaya Kepemimpinan dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Dimensi Gaya Kepemimpinan

(10)

Interaksi sosial menurut Bonner (dalam Ali, 2004) merupakan suatu

hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu

mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.

Dimensi Interaksi Sosial mengacu pada dimensi yang dikembangkan

Chitambar (dalam Sajogyo, 1978) bahwa ada 4 (empat) aspek yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1. Aspek kontak sosial

2. Aspek komunikasi

3. Aspek struktur sosial

4. Aspek bentuk sosial

Dimensi Interaksi Sosial dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Dimensi Interaksi Sosial

(11)

3.7 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengkaji Pengaruh Budaya

Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Melalui

Interaksi Sosial Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Cabang Medan Putri Hijau sehingga data yang diperlukan dalam penelitian ini

pada dasarnya dikelompokkan kedalam 4 (empat) variabel, yaitu:

1. Variabel Budaya Organisasi

2. Variabel Gaya Kepemimpinan

3. Variabel Interaksi Sosial

4. Variabel Kinerja Karyawan

Variabel Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan diklasifikasikan

sebagai variabel bebas/independen/stimulus (X), sedangkan variabel Interaksi

Sosial sebagai variabel Moderating (Z) sedangkan variabel Kinerja Karyawan

sebagai variabel terikat/dependen/output (Y). Masing-masing variabel bebas,

moderating dan Moderating diturunkan menjadi beberapa indikator (dimensi) agar

mempermudah pengukurannya, sedangkan variabel terikat ditentukan berdasarkan

(12)

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini

dirangkum pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Pengukuran

Budaya Organisasi Suatu sistem nilai yang diyakini dan

4.1 Atasan sangat disiplin 4.2 Bekerja keras walaupun

dalam kondisi yang tidak nyaman

(13)

Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Pengukuran

berlangsung satu arah

Interaksi Sosial Merupakan suatu hubungan antara dua

Kinerja Karyawan Merupakan indikator tingkatan prestasi kerja 4.2 Inisiatif yang tinggi

5.1 Menjalankan kebijakan

7.1 Menjaga hubungan baik 7.2 Memberikan perhatian

(14)

Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator Pengukuran

Sumber: Penelitian 2015

3.8 Uji Instrumen 3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk membantu peneliti mengetahui apakah alat

ukur yang disusun untuk mengukur variabel penelitian sudah benar dan tepat

dalam mengukur variabel tersebut. Uji validitas ini berguna untuk menentukan

seberapa cermat alat ukur tersebut dalam mengukur variabel penelitian. Menurut

Sogiyono (2008) uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen

yang dicantumkan dalam angket sudah layak untuk digunakan sehingga

menghasilkan data yang akurat sesuai dengan ukuran tujuannya. Jika instrumen

tersebut valid maka dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(15)

Uji validitas ini dilakukan dengan melakukan Uji Korelasi Pearson

Product Moment. Dalam uji ini, setiap butir pertanyaan akan diuji relasinya

dengan skor total variabel. Agar penelitian lebih teliti, sebuah butir pertanyaan

sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variable ≥ 0,3.

Jika rhitung ≤ 0,3 maka akan disingkirkan karena tidak memiliki kontribusi dengan

pengukuran (Sugiyono, 2005).

3.8.2 Uji Realibiltas

Uji Realibiltas yang digunakan adalah dengan Uji Cronbach’s Alpha.

Rumus perhitungan dengan Cronbach’s Alphaadalah sebagai berikut:

dimana:

α = Reliabilitas

K = Jumlah butir

r = Rata-rata korelasi antar item

Jika nilai alpha lebih dari 0,6 (α> 0,6) artinya reliabilitas mencukupi

(16)

reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki

reliabilitas yang kuat (Situmorang et.al.,2010).

Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel:

Segera identifikasi dengan prosedur analisis per item. Item Analysis adalah

kelanjutan dari tes Alpha sebelumnya untuk melihat item-item tertentu yang tidak

reliabel. Berdasarkan ItemAnalysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak

reliabel dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika

model tersebut memenuhi Kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).

BLUE dapat dicapai bila memenuhi asumsi klasik yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

3.9.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011), Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

(17)

jumlah sampel kecil. Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan uji grafik dan uji

statistik.

a. Uji Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan

distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya melihat

dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah

sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat norma

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan data ploting data

residual akan dibandingkan degan garis diagonal. Jika distribusi data residual

normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti

garis diagonalnya.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal atau dari grafik atau dengan melihat histogram

residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

(18)

b. Uji statistik

Uji Normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati

secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bias sebaliknya. Oleh

sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji

statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah

UjiKolomogorov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig > nilai signifikansi (0,05) maka

data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp < nilai signifikansi 0,05,

maka data tersebut tidak berdistribusi normal ataudata tidak memenuhi uji

normalitas.

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghazali (2011), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

dan hubungan yang terjadi adalah cukup besar. Menurut Gujarati (2009),

multikolinearilitas terjadi bila korelasi antara variabel bebas melebihi 0,8.

Adapun dampak adanya multikolinieritas dalam model regresi linier

berganda menurut Widarjono (2007) adalah:

1. Penaksir OLS masih bersifat BLUE, tetapi mempunyai variansi dan

kovariansi yang yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran (estimasi)

(19)

2. Akibat penaksir OLS mempunyai variansi dan kovariansi yang yang besar,

menyebabkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung

statistik uji t akan kecil, sehingga membuat variabel bebas secara statistik

tidak signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas.

3. Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

variabel tidak bebas melalui uji t, tetapi nilai koefisien determinasi (R2)

masih bisa relatif tinggi.

Selanjutnya untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model

regresi linier berganda dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF)

dengan ketentuan jika nilai VIF melebihi angka 10, maka terjadi multikolinieritas

dalam model regresi.

3.9.3 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghazali (2011:139), Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari satu residual ke

residual lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heterokedastisitas.

Menurut Widarjono (2007), dampak adanya heteroskedastisitas dalam

model regresi adalah walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi

tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan

standard error metode OLS tidak bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval

(20)

tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak

heteroskedastisitas tersebut menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan

estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang linear

unbiased estimator (LUE).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dalam model regresi

digunakan Uji Glejser yang mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual

terhadap variabel independen dengan persamaan regresi :

|Ut| = α + βXt + vt

Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

dependen (nilai sig < 0.05) , maka ada indikasi heteroskedastisitas. Jika hasil

yang diperoleh tidak signifikan (nilai sig > 0,05) maka tidak ada

heteroskedastisitas dalam model regresi (Widarjono, 2007).

3.10 Metode Analisis Data

Suatu penelitian membutuhkan analisis data dan interpretasinya yang

bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dalam rangka mengungkap

fenomena tertentu. Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data

kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode yang

dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel

(21)

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau

hubungan pengaruh. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

yaitu Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Jalur (Path Analysis).

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum. Penelitian ini dilakukan pada populasi yang jelas akan

menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Dalam statistik deskriptif ada

diantaranya penyajian data melalui tabel, grafik, penyebaran data dan perhitungan

persentase. Dalam statistik deskriptif juga dilakukan mencari kuatnya hubungan

atara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan

membandingkan rata-rata data sampel atau populasi (Sugiyono, 2008).

3.10.2 Analisis Jalur (Path Analysis)

Mediasi atau intervening merupakan variabel antara yang berfungsi

memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur

(path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier

berganda, tujuan dari analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan

(22)

beberapa variabel lainnya sebagai variabel akibat dan analisis jalur tidak dapat

digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis (Rachaety, 2007:142).

Hubungan variabel Budaya Organisasi (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2)

terhadap Kinerja Karyawan (Y) dimediasi Interaksi Sosial (Z) digambarkan dalam

analisis jalur (path analysis)sebagai berikut:

Gambar 3.5 Model Analisis Jalur

Adapun rumus yang digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian

adalah sebagai berikut:

Submodel 1:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + e1

Submodel 2:

(23)

Y = Kinerja Karyawan

Z = Interaksi Sosial

X1 = Budaya Organisasi

X2 = Gaya Kepemimpinan

b0 = Intercept

b1…b5 = Koefisien Regresi

e1, e2 = term of error

3.10.3 Uji statistik F

Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah variabel bebas yang

dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

variabel terikat. Bentuk pengujiannya :

Ho : β1=β2=0, artinya Budaya Organisasi danGaya Kepemimpinansecara

simultan/serempak tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Ha :minimal ada satu βi (koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau

mempengaruhi Y

Kriteria pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel, kriteria pengambilan keputusannya adalah:

a. Hoditerima jika Sig-F ≥ α

b. Hoditolak jika Sig-F < α

3.10.4 Uji t (Uji parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat pengaruhvariabel bebas yaitubudaya

organisasi dan gaya kepemimpinansecara parsial terhadapkinerja karyawan.

Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

(24)

Ho b1 = 0 , artinya tidak ada pengaruh budaya organisasi secara parsial

terhadap kinerja karyawan.

Ho = b1  0, artinya terdapat pengaruh budaya organisasi secara parsial

terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh variabel capacity terhadap efektivitas pengelolaan dana SPP

Ho b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan secara parsial

terhadap kinerja karyawan

Ho= b2  0, artinya terdapat pengaruh pengaruhgaya kepemimpinan secara

parsial terhadap kinerja karyawan

3.10.5 Uji Variabel Moderating

Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat

atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap

variabel dependen. Uji variabel moderating dapat di uji dengan:

a. Uji Interaksi

Uji interkasi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis

(MRA) merupakan persamaan regresi yang mengandung unsur interaksi

(perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + e

(25)

X1dan Y. Sedangkanvariabel X1 dan X2 merupakan pengaruh langsung dari

variabel X1 dan X2 terhadap Y.

b. Uji Nilai Selisih Mutlak

Frucot dan Shearon (1991) dan Ghozali (2009) mengajukan model regresi

yang agak berbeda untuk menguji pengaruh variabel moderasi yaitu dengan model

nilai selisih mutlak dari variabel independen dengan rumus regresi sebagai

berikut:

(26)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1.1 Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia

Pada tanggal 16 Desember 1895 Raden Wirjaatmadja dengan nama

HulpenSpaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren, (Bank priyayi

purwokerto) yang berkebangsaan Indonesia (pribumi) dikenal sebagai pendiri

bank perkreditan, pertanian dan perkoperasianbank tersebut tumbuh dan

berkembang dengan pesat.

Pada tahun 1898 dengan bantuan pemerintahan Hindia Belanda didirikan

Volkbanken atau Bank Rakyat dikota wilayah nusantara atau hindia belanda pada

waktu itukemudian pada tahun1934 didirikan Algemene Volkscrediet Bank

(AVB)yang berstatus badan hukum Eropa. Pada jaman penduduk Jepang

(27)

pemerintah No 1-1946 tanggal 22 Februari 1946 tentang aturan “Bank Rakyat

Indonesia” ditetapkan berdirinya BRI yang merupakan kelanjutan dari Syamin

Ginko, pada masa penduduk NederlandInde Civil Administrasi Bank ditutup,

namun setelah perjanjian Roem-Royen, BRI kembali menjadi milik negara RI

1945.

Perkembangan sejarah politik Indonesia ternyata telah mempengaruhi

perkembangan sejarah Bank Rakyat Indonesia.Dengan surat keputusan menteri

kemakmuran Republik Indonesia Serikat 16 Maret 1950 direksi Bank Republik

Indonesia 1945 dari Jogjakarta ke Jakarta. Aturan Bank Rakyat Indonesia No

1-1946 dipengaruhi dengan No 25 – 1951 tanggal 20 april 1951 sesuai dengan UU

(perpu) No 41 -1960 tanggal 26 Oktober 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani

Nelayan (BKTN).

Pada akhir tahun 1968 berdasarkan UU No 16 tahun 1967 tentang UU

pokok perbankan dan UU No 13 tahun 1968 tentang Bank sentral mengembalikan

fungsi bank Indonesia sebagai bank sentral.BRI mempunyai tugas menampung

segala hak dan kewajiban serta kekayaan Bank rakyat Indonesia unit bidang rural

dengan UU No 12 tahun 1968. Dengan keputusan direksi BRI S-67-DIR /12

/1982 tanggal 2 Desember 1982 ditentukan bahwa hari jadi BRI adalah 16

Desember 1985.Sesuai dengan pasal 1 akta pendirian No 133 tertanggal 31 juli

1992. Sejak tanggal 1Agustus 1992 berdasarkan undang-undang perbankan yang

No 7 tahun 1992 dan peraturan pemerintahan RI No.21 tahun 1992 status BRI

(28)

ditangan pemerintah. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang

semakin pesat maka sampai saat ini berdasarkan Annual ReportBBRI tahun 2013,

Bank Rakyat Indonesia (BRI) mempunyai unit kerja yang berjumlah 9.808 unit,

yang terdiri Kantor Pusat BRI, Kantor Wilayah, Kantor Inspeksi /SPI, Kantor

Cabang (dalam negeri), Kantor Cabang Pembantu, Kantor Cabang Khusus,

Kantor Kas Bayar, Kantor Mobil Bank dan Kantor Perwakilan yang ada di New

York, Hongkong, Caymand Island. Bank Rakyat Indonesia juga memiliki 48 juta

customer account, 18.292 jaringan ATM dan 104.570 jaringan e-channel.

Secara yuridis penyebutan Bank Rakyat Indonesia sebagai perseroan

adalah perusahaan perseroan (persero) PT Bank Rakyat Indonesia. Dalam

sejarahnya PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau menempati

gedung di jalan Putri Hijau No.2 sejak tanggal 16 Desember 1968 hingga saat

sekarang.

4.1.1.2Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia

Adapun visi dan misi PT. Bank Rakyat Indonesia sebagai berikut:

1. Visi BRI :Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

kepuasan nasabah

2. Misi BRI :

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

(29)

yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang

profesional dan teknologi informasi yang handal dengan

melaksanakan manajemen resiko serta praktek Good Corporate

Governance (GCG) yang sangat baik.

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-

pihak yang berkepentingan (stakeholders).

4.1.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang

Medan Putri Hijau berbentuk organisasi garis yang diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan

pelaporan yang terdapat dalam perusahaan.

Adapun struktur organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Cabang Medan Putri Hijau dipimpin oleh seorang Kepala Cabang yang disebut

Pimpinan Cabang (Pinca). Pimpinan Cabang bertanggung jawab untuk memimpin

dan mengatur semua kegiatan yang ada, menjamin pelayanan yang cepat, baik dan

efisien serta ramah kepada nasabah dan menjamin bahwa semua transaksi

dibidang operasional Cabang telah dicatat dengan benar. Tugas-tugas Pimpinan

Cabang dapat berupa: memeriksa dan menyetujui transaksi-transaksi

berdasarkanprosedur operasional Cabang dan dalam batas kewenangan yang

berlaku, menetapkan kebutuhan pegawai Cabang, membagi tugas sesuai dengan

(30)

diperlukan, memantau pelayanan nasabah, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan

tugasnya, pimpinan Cabang dibantu oleh 3 (tiga) orang manajer, yaitu:

1. Manajer Pemasaran

Manajer Pemasaran didalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh :

a. Account Office(AO) umum/retail

b. Account Office (AO) Kredit Pegawai Tetap (Kretap) dan Kredit

Pensiun(Kresun)

c. Funding Officer (FO)

2. Manajer Operasional

Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa pegawai diantaranya

a. Asisten Manajer Operasional

b. Supervisor Pelayanan kas

c. Teller

d. Teller OB

e. Teller Kliring

f. Petugas Tambahan Kas Keluar (TKK)

g. Payment Point

h. Supervisor Pelayanan Dana dan Jasa (DJS)

i. Petugas unit Pelayanan nasabah

j. Administrasi dana dan jasa

(31)

m. Supervisor Administrasi Kredit (ADK)

n. Administrasi Kredit komersil

o. Administrasi Kredit Konsumer

p. Supervisor pelayanan intern

q. Sekretariat

r. Arsip/ berkas

s. Pelaporan

t. Support dan minat

3. Manajer Bisnis Mikro

Dalam melaksanakan tugasnya, manajer bisnis mikro dibantu oleh beberapa

pegawai diantaranya :

a. Asisten Manajer Bisnis Mikro (AMBM)

b. Supervisor Administrasi unit

c. Petugas rekonsiliasi

d. Petugas Tambahan Kas Keluar

e. Petugas cadangan

f. Penilik

g. BRI unit.

Bagan dan struktur organisasi Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri

(32)

4.1.2 Karakteristik Responden

Kuesioner yang diserahkan kepada responden sebanyak 118 kuesioner

untuk menjadi sampel. Uraian lebih lanjut mengenai jawaban atau tanggapan

responden karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau terhadap pertanyaan yang

ada dalam kuesioner. Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil

pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia F Persentase

20-30 Tahun 43 36.44

31-40 Tahun 54 45.76

41-55 Tahun 21 17.80

Total 118 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.1 diketahui bahwa 45.76% responden berusia 31-40 tahun,

54 orang responden yang berusia pada kelompok usia ini dominan dibandingkan

dengan kelompok usia yang lain. Kelompok usia ini adalah tergolong usia

produktif yakni antara 20-40 tahun dan masih termotivasi untuk mendapatkan

jenjang karir yang lebih.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

(33)

Jenis Kelamin F Persentase

Laki-laki 53 44.92

Perempuan 65 55.08

Total 118 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa 55.08% responden adalah perempuan dan

42.40% responden adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan

menjadi dominan sehingga faktor ini dapat mempengaruhi kepada kinerja

karyawan.

Berdasarkan tingkat pendidikan, karakteristik responden dapat dilihat pada

Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan F Persentase

Diploma (D3) 36 30.51

Strata 1 (S1) 64 54.24

Strata 2 (S2) 18 15.25

Total 118 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari Tabel 4.3 diperlihatkan bahwa jenjang pendidikan responden yang

paling dominan adalah Strata 1 (S1) yaitu sebanyak 64 responden atau 54.24%,

untuk jenjang pendidikan Diploma (D3) sebanyak 34 responden atau 30.51%

sedangkan Strata 2 (S2) sebanyak 18 responden atau 15.25%. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya potensi sumberdaya manusia yang dimiliki BRI

Cabang Medan Putri Hijau.

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel

(34)

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja f Persentase

1-5 Tahun 43 36.44

6-10 Tahun 73 61.86

> 10 Tahun 2 1.69

Total 118 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.4 diketahui BRI Cabang Medan Putri Hijau pada umumnya

karyawan sudah memiliki masa kerja 6-10 tahun sebanyak 73 responden atau

61.86% sedangkan untuk kelompok masa kerja 1-5 tahun sebanyak 43 responden

atau 36.44%. Hal ini tentunya dengan masa kerja yang sudah lama, karyawan

yang ada sudah berpengalaman dengan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan.

4.1.3 Hasil Uji Instrumen

4.1.3.1 Hasil Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu

instrumen penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan dan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud (Arikunto,

(35)

Pengujian instrumen menggunakan jumlah anggota sampel 15 orang

responden, seperti yang telah dikemukakan bahwa analisis faktor dilakukan

dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Dari hasil

perhitungan dengan menggunakan software SPSS 18 sebagaimana dapat dilihat

pada Lampiran 4, menunjukkan bahwa korelasi tiap item pertanyaan terhadap skor

item berkorelasi positif dan lebih besar dari 0.3 (rhitung ≥ 0.3) maka dapat

dinyatakan bahwa butir pertanyaan instrumen dalam penelitian ini seluruhnya

valid.

4.1.3.2 Hasil Uji Reliabilitas

Suatu instrumen/kuesioner dikatakan reliable (andal) jika jawaban

seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan

Cronbach’s Alpha> 0.60 (Ghozali, 2007). Dari hasil uji realibilitas menggunakan

software SPSS 18 dalam Lampiran 4, ternyata seluruh item dikatakan reliable.

4.1.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.1.4.1 Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data yang digunakan adalah berdasarkan grafik regresi

(36)

menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model

regresi memenuhi asumsinormalitas. Hasil pengujian berdasarkan grafik dapat

dilihat pada Gambar 4.1.

Sumber: Hasil penelitian 2015, diolah dengan SPSS 18

Gambar 4.1 Plot Uji Normalitas Data

Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa data menyebar disekitar diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, dengan demikian maka data terdistribusi secara

normal. Untuk meyakinkan bahwa penelitian ini benar terdistribusi normal, dapat

dilakukan pengujian dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Simirnov

(37)

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-Simirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 118

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.55728447

Most Extreme Differences Absolute .077

Positive .077

Negative -.066

Kolmogorov-Smirnov Z .832

Asymp. Sig. (2-tailed) .493

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil penelitian 2015, diolah dengan SPSS 18

Dari hasil analisis statistik Kolmogorov-Simirnov (K-S), dapat dilihat

bahwa nilai Kolmogorov-Simirnov (K-S) adalah 0.832 dan signifikansi pada angka

0.493 yang berarti lebih besar dari signifikansi yang telah ditentukan, yaitu: 0.05,

dengan demikian dapat dikatan berdistribusi normal (Lampiran 4).

4.1.4.2 Hasil Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi multikolinieritas, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel

(38)

Tabel 4.6 Uji Multikolonieritas

Sumber: Hasil penelitian 2015, diolah dengan SPSS 18

Dari Tabel 4.6, terlihat bahwa model penelitian ini tidak terkena gejala

Multikolonieritas dimana nilai Tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF untuk

semua variabel independen dan moderating tidak lebih besar dari 10, artinya tidak

terjadi Multikolonieritas terhadap data yang diuji.

4.1.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Asumsi menyatakan bahwa apabila di dalam model regresi

terjadiketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan yang lain tetap

disebutheteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas

dapatdilakukan dengan menggunakan uji Gletser, yaitu dengan meregresikan

nilaiabsolute residual terhadap seluruh variabel bebas. Kriteria untuk menguji

adatidaknya heteroskedastisitas pada model dapat dilakukan dengan

(39)

Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .198 .201 .982 .328

BudayaOrganisasi .002 .043 .005 .051 .959

GayaKepemimpinan -.025 .028 -.082 -.883 .379

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil penelitian 2015, diolah dengan SPSS 18

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa

hasil regresi residual seluruh variabel bebas mempunyai nilai signifikansi lebih

besar dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak

terjadi heteroskedastisitas.

4.1.5 Deskriptif Variabel Penelitian

Penelitian ini mengamati 2 (dua) variabel eksogen (variabel bebas) yaitu

Budaya Organisasi (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2) serta 2 (dua) variabel

endogen (variabel terikat) yaitu variabel endogen moderating yaitu Interaksi

Sosial (Z) dan Kinerja Karyawan (Y).

Berikut ini hasil data deskriptif jawaban responden terhadap

(40)

Tabel 4.8 Interpretasi Skor Jawaban Respoden

4.1.5.1 Indeks Variabel Budaya Organisasi

Variabel budaya organisasi pada penelitian ini diukur melalui 10 buah

indicator. Indeks hasil jawaban responden atas pernyataan mengenaivariabel

Budaya Organisasi yang diukur atas 10 pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Indeks Variabel Budaya Organisasi

No. Indikator

Nilai Total Rata-rata Skor 4.16 Baik

(41)

Gambar 4.2 Jawaban Responden atas Budaya Organisasi

Persepsi responden sebagaimana pada Tabel 4.9 dan Gambar

4.2menunjukkan sebagian besar responden memberikan tanggapan adanya

penilaian berkategori baik terhadap budaya organisasi.Hasil persepsi responden

ini mengindikasi bahwa karyawan PT. Bank BRI Cabang Medan Putri Hijau

memiliki integritas dalam menjaga nama baik perusahaan yang sangat baik

dengan nilai rata-rata 4.37. Persamaan persepsi karyawan dalam menjaga nama

baik dan menjalankan kode etik perbankan sangat mendukung kepada pencitraan

dan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Bisnis perbankan tidak

terlepas dari kepercayaan masyarakat. Nilai-nilai dalam budaya organisasi ini

memiliki peranan besar dalam mengarahkan pencapaian tujuan perusahaan.

(42)

Jawaban Responden atas Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi

dan memotivasi serta membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya

demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Variabel gaya kepemimpinan diukur

melalui 10 buah indikator.

Indekshasil jawaban responden mengenai variabel Gaya Kepemimpinan

dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Indeks Variabel Gaya Kepemimpinan

No. Indikator

G6 Atasan suka memberi bantuan

8 63 44 3 118 3.64 Baik

G7 Atasan sangat disiplin 20 88 9 1 118 4.08 Baik

G8 Bekerja keras walaupun dalam kondisi yang tidak

Nilai Total Rata-rata Skor 3.87 Baik

(43)

Gambar 4.3 Jawaban Responden atas Gaya Kepemimpinan

Persepsi responden sebagaimana pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.3

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan penilaian berkategori

baik terhadap gaya kepemimpinan. Hasil jawaban responden mengindikasi bahwa

gaya kepemimpinan yang ada saat ini di BRI Cabang Medan Putri Hijau adalah

gaya kepemimpinan birokratis. Dimana pada umumnya pengambilan keputusan

besar berada di tangan pucuk pimpinan dengan nilai rata-rata 4.18. Namun gaya

kepemimpinan partisipatif (rata-rata skor sebesar 4.08) kadang diterapkan pada

saat kondisi tertentu, dimana pemimpin berkonsultasi dengan bawahan mengenai

masalah-masalah yang dihadapi dan mempertimbangkan saran-saran dari

bawahannya sebelum mengambil keputusan. Hal ini dapat dilihat dari cara

manajer divisi maupun supervisor berkonsultasi dan menanyakan opini serta

usulan bawahan sehingga bawahan merasa dihargai dan dibutuhkan dalam

perusahaan. Gaya kepemimpinan yang efektif dapat menjadi pedoman yang baik

(44)

4.1.5.3 Indeks Variabel Interaksi Sosial

Variabel interaksi sosial diukur melalui 10 buah indikator. Indeks hasil

jawaban responden mengenai variabel Interaksi Sosialdapat dilihat pada Tabel

4.11. Persepsi responden sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4.11 dan Gambar

4.4 secara keseluruhan untuk variabel interaksi sosial rata-rata skor 3.97. Hal ini

menunjukkan bahwasanya peranan interaksi sosial yang terjadi antara sesama

karyawan di BRI Cabang Medan Putri Hijau baik. Faktor yang paling dominan

dalam proses interaksi sosial adalah kemauan bertanya kepada teman sekerja

apabila ada yang kurang dipahami (nilai rata-rata 4.31). Faktor ini sangat penting

dalam peningkatan kinerja individu maupun organisasi.

(45)

0

Jawaban Responden atas Interaksi Sosial

5 4 3 2 1 Skor

I1 Kemauan bertanya kepada teman sekerja apabila ada yang kurang dipahami

41 73 4 118 4.31 Sangat

baik

I2 Menyapa teman sekerja 37 63 18 118 4.16 Baik

I3 Membantu teman sekerja yang mendapat performance

yang kurang baik

33 81 4 118 4.25 Sangat

baik

I4 Merespon langsung teman sekerja yang bertanya

32 69 17 118 4.13 Baik

I5 Tidak membeda-bedakan teman sekerja

31 78 9 118 4.19 Baik

I6 Adanya perasaan solidaritas kepada teman sekerja

I8 Berbaur dengan teman sekerja diluar jam kerja

63 52 3 118 3.51 Baik

Nilai Total Rata-rata Skor 3.97 Baik

Sumber: Hasil penelitian, 2015(data diolah)

Gambar 4.4 Jawaban Responden atas Interaksi Sosial

Perusahaan pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai keunggulan

harus mengusahakan kinerja individual yang setinggi-tingginya, karena pada

(46)

kelompok kerja lain melalui proses interaksi sosial yang baik pula dan pada

akhirnya dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Peranan individual yang satu

dapat mempengaruhi juga kinerja individual lainnya.

4.1.5.4 Indeks Variabel Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah suatu fungsi dari interaksi antara kemampuan

dan motivasi. Kinerja karyawan merupakan kesuksesan seseorang didalam

melaksanakan suatu pekerjaan, kinerja pada dasarnya hasil kerja seseorang

karyawan selama periode tertentu. Variabel kinerja karyawan dalam penelitian ini

diukur melalui 14 buah indikator.

Indeks hasil jawaban responden mengenai variabel Kinerja Karyawan

dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Indeks Variabel Kinerja Karyawan

No. Indikator

Kategori

f

Rata-rata

(47)

0

Jawaban Responden atas Kinerja Karyawan K2 Penyelesaian pekerjaan sesuai

prosedur K11 Keakurat informasi yang diberikan

pada nasabah

30 75 13 118 4.14 Tinggi

K12 Frekuensi update informasi 5 46 67 118 3.73 Tinggi

K13 Menjaga hubungan baik dengan nasabah maupun pihak lain.

25 87 6 118 4.16 Baik

K14 Berpenampilan yang rapi 30 67 21 118 4.08 Tinggi

Nilai Total Rata-rata Skor 3.95 Baik

Sumber: Hasil penelitian, 2015(data diolah)

Gambar 4.5 Jawaban Responden atas Kinerja Karyawan

Persepsi responden sebagaimana pada Tabel 4.12 dan Gambar 4.5 bahwa

sebagian besar responden memberikan persepsi adanya penilaian berkategori baik

(48)

Jawaban Responden atas Seluruh Variabel

karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau pada umumnya dapat menjalankan

kebijakan yang berlaku. Namun masih ada beberapa indikator lainnya yang

mempunyai peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.

4.1.5.5 Penilaian Responden atas Seluruh Variabel

Penilaian responden atas seluruh variabel (Budaya Organisasi, Gaya

Kepemimpinan, Interaksi Sosial, dan Kinerja Karyawan) disajikan pada Tabel

4.13 dan Gambar 4.6.

Tabel 4.13 Penilian Responden atas Seluruh Variabel

Kode Variabel Rata-Rata Skor Kategori

BO Budaya Organisasi 4.16 Baik

GK Gaya Kepemimpinan 3.87 Baik

IS Interaksi Sosial 3.97 Baik

KK Kinerja Karyawan 3.95 Baik

(49)

Gambar 4.6 Penilaian Responden atas Seluruh Variabel

4.2 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Analisis Jalur ditujukan untukmenganalisa pengaruh antara dua atau lebih

variabel khususnya variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat yaitu antara

variabel dependen dan variabel independen dengan adanya variabel perantara

(Sugiyono, 2009).

Model Analisis Jalur dalam penelitian ini terdiri dari dua model, yakni:

Submodel 1:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + e1

Submodel 2:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X1 Z+ b4 X2 Z+ b5 X1 X2 Z + e2

| e| = b0 + b1 Y dimana:

Y = Kinerja Karyawan

Z = Interaksi Sosial

X1 = Budaya Organisasi

X2 = Gaya Kepemimpinan

b0 = Intercept

b1…b5 = Koefisien Regresi

(50)

4.2.1 Pengaruh Simultan terhadap Kinerja Karyawan

Hasil pengolahan data sebagaimana diberikan pada Lampiran 6, dapat

dirangkum pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Koefisien Deteriminasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0.714 .509 0.501 0.183

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa R = 0.714, yang berarti

hubungan antara budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersamaan

terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 71.4%. Bila mengacu kepada

interpretasi tingkat keeratan hubungan menurut (Sugiyono, 2010), maka tingkat

keeratan hubungan ini adalah kuat, karena berada pada interval 0.60 – 0.80.

R Square yang diperoleh sebesar 0,509 berarti 50.9 % kinerja karyawan

dapat dijelaskan olehbudaya organisasi dan gaya kepemimpinan sedangkan 49.1%

dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F

digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

(51)

0.05 maka Ho diterima dan jika sebaliknya maka Ho ditolak. Hasil Uji F dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Uji Pengaruh Simultan

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 3.982 2 1.991 59.679 .000b

Residual 3.837 115 .033

Total 7.819 117

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa hasil uji F maka nilai signifikan F sebesar

0.000, pada ᾳ = 0.05. Nilai signifikansi F ini lebih kecil dari 0.05 sehingga

keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima, yang berartibudaya organisasi dan gaya

kepemimpinan secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan.

4.2.2 Pengaruh Parsial terhadap Kinerja Karyawan

Hasil uji t dalam penelitian ini sebagaimana diberikan pada Lampiran 6,

dapat dirangkum pada Tabel 4.16.

(52)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .755 .307 2.459 .015

Budaya Organisasi .426 .073 .426 5.859 .000

Gaya Kepemimpinan .395 .069 .414 5.693 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Berdasarkan output Tabel 4.16, nilai signifikansi variabel Budaya

Organisasi =0.000 <dari 0.05, sehingga keputusannya Ho ditolak yang berarti

Budaya Organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Nilai signifikansi variabel Gaya Kepemimpinan pada output Tabel 4.16.

sebesar = 0.000 lebih kecil dari 0.05, sehingga keputusannya Ho ditolak yang

berarti Gaya Kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan. Berdasarkan tabel di atas maka rumus persamaan regresinya

adalah:

Y = 0.755 + 0.426 X1 + 0.395 X2

Kinerja Karyawan = 0.755 + 0.426 Budaya Organisasi + 0.395 Gaya

Kepemimpinan

(53)

Metoda yang dilakukan untuk menguji apakah interaksi sosial merupakan

variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan Budaya

Organisasi dan Gaya Kepemimpinan secara simultan terhadap kinerja karyawan

adalah metoda Selisih Mutlak (Absolute Residual) dengan tahapan sebagai

berikut:

Z = b0 + b1 X1 + b2 X2 + e | e| = b0 + b1 Y

Hasil pengolahan data sebagaimana diberikan pada Lampiran dapat

dirangkum pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Uji Variabel Moderating

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

(54)

Kinerja Karyawan

.008 .047 .015 .165 .869

a. Dependent Variable: ABSRES

Dari hasil pada Tabel 4.17 terlihat bahwa nilai Sig = 0,869> α=0.05, dan

nilai koefisien (Kinerja Karyawan) = 0.008 adalah positif, maka disimpulkan

bahwa variabel Interaksi Sosial tidak terbukti sebagai variabel moderating. Hal ini

memberi makna bahwa Interaksi Sosial tidak terbukti sebagai kegiatan yang dapat

meningkatkan atau memperlemah hubungan budaya organisasi dan gaya

kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.

Metoda yang dilakukan untuk menguji apakah Interaksi Sosial merupakan

variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan budaya

organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan adalah Metoda

Interaksi dengan model sebagai berikut:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 +b3 X1Z + b4 X2Z + e2

Hasil pengolahan data yang diberikan pada Lampiran 6dapat dirangkum

pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Uji Peran Moderating Variabel Secara Parsial

(55)

Interaksi Sosial 1.243 .937 1.250 1.327 .187

X1Z .227 .244 1.556 3.930 .003

X2Z .017 .212 .121 .080 .936

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai sig-t yang lebih kecil dari

α=0.05 dari interaksi variabel independen (Budaya Organisasi dan Gaya

Kepemimpinan) dan variabel Interaksi Sosial hanya pada variabel Budaya

Organisasi. Hal ini memberi makna bahwa Budaya Organisasi yang baik dan

diikuti dengan Interaksi Sosial akan memberikan peningkatan Kinerja Karyawan.

4.3 Pembahasan

Secara rinci pengujian hipotesis penelitian akan dibahas secara bertahap

adalah sebagai berikut:

H1 : Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.16 diketahui nilai signifikansi variabel budaya organisasi =

0.000 < dari 0.05. Nilai ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha dapat diterima,

sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Budaya Organisasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan yang berarti perubahan budaya

organisasi akan mempengaruhi kinerja karyawan Bank Rakyat Indonesia Cabang

Medan Putri Hijau. Semakin baik dan konsisten budaya organisasi yang ada saat

ini dijalankan maka akan dapat meningkatkan kinerja karyawan BRI Cabang

(56)

Dengan demikian penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Rivai (2003), Umar (2006), Yuwalliatin (2006) dan Hertanto et.al (2000)

secara mempiris membuktikan bahwa budaya organisasi secara signifikan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Jika seorang karyawan melihat bahwa

nilai-nilai dan sistem makna yang berharga dan karenanya sesuatu dikerjakan,

akan menjadi alasan yang melatarbelakangi perilaku seorang karyawan.

Dukungan perilaku ini akan menjadi dasar bagi karyawan untuk dapat melakukan

suatu pekerjaan dengan baik. Budaya organisasi yang kondusif dan

menyenangkan akan dapat menjadi kekuatan yang mampu mengarahkan perilaku

karyawan pada pencapaian kinerja demi tercapainya tujuan organisasi.

Berdasarkan analisis deskriptif variabel budaya organisasi, sebagian besar

karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau memberikan penilaian berkategori baik

dalam menjalankan nilai-nilai budaya orgasisasi yang ada. Hasil persepsi

mengindikasi bahwa karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau memiliki

integritas yang tinggi dalam menjaga nama baik perusahaan dan juga kode etik

perbankan. Hal ini sangat mendukung kepada pencitraan dan kepercaayan

masyarakat terhadap bank tersebut. Penerapan nilai-nilai budaya organisasi yang

kuat memiliki peranan besar terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam

mendukung tercapainya tujuan perusahaaan.

Indriantoro (2000), dalam Ernawan (2004) menyatakan bahwa budaya

organisasi merupakan topik yang penting, karena budaya organisasi merupakan

(57)

Budaya organisasi dalam hal ini selalu mempunyai dampak positif terhadap

kehidupan perusahaan.

H2 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.16 nilai signifikan variabel gaya kepemimpinan sebesar =

0.000 lebih kecil dari 0.05maka keputusan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga

dapat dikatakan bahwa variabelGaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan. Hal ini menerangkan bahwa

semakin baik dan sesuai gaya kepemimpinan yang diterapkan pada BRI Cabang

Medan Putri Hijau akan meningkatkan Kinerja Karyawannya. Sebaliknya jika

Gaya Kepemimpinan yang diterapkan tidak sesuai akan dapat menurunkan

Kinerja Karyawannya. Selain dukungan nilai-nilai budaya organisasi yang kuat,

perusahaan juga harus memiliki pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang tepat

untuk dapat mendukung perusahaan mencapai tujuan. Gaya kepemimpinan pada

dasarnya mengandung pengertian sebagai perwujudan tingkah laku dari seorang

pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Dampak dari

pengaruh seorang pemimpin terhadap para anggotanya tersebut dapat bersifat

posiitf yang mampu meningkatkan kinerja.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswoko

(2014) bahwa secara parsial hanya satu variabel independen yang berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan yaitu gaya kepemimpinan.

Rivai (2004), menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership) adalah

(58)

proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin

dalam organisasi harus dapat menciptakan integrasi yang serasi dengan para

bawahannya juga termasuk dalam membina kerjasama, mengarah dan mendorong

gairah kerja para bawahan sehingga tercipta motivasi positif yang akan

menimbulkan niat dan usaha (kinerja) yang maksimal juga didukung oleh

fasilitas-fasilitas organisasi untuk mencapai sasaran organisasi.

Hasil analisis deskriptif variabel gaya kepemimpinan menunjukkan

penilaian terhadap gaya kepemimpinan yang ada saat ini di BRI Cabang Medan

Putri Hijau berkategori baik. Pada umumnya gaya kepemimpinan yang diterapkan

adalah gaya kepemimpinan birokratif, dimana pengambilan keputusan besar

berada ditangan pucuk pimpinan.

Gaya kepemimpinan seperti ini dapat berindikasi kepada penurunan

kinerja karyawan karena adanya jarak antara atasan dan bawahan dimana

bawahan kadang merasa ide ataupun masukkan tidak dianggap dan bukan menjadi

prioritas dalam pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan yang efektif dan

tepat dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja karyawan.

H3 : Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil uji F sebesar

0.000 pada α=0.05, Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 sehingga keputusan

Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan variabel Budaya Organisasi

(59)

Budaya Organisasi diterapkan dengan konsisten serta didukung dengan Gaya

Kepemimpinan yang tepat akan lebih mendorong meningkatnya Kinerja

Karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau.

Grimes (1978), menyatakan bahwa pemimpin berperan dalam

meningkatkan kemampuan, komitmen, ketrampilan, pemahaman nilai-nilai pada

suatu organisasi serta kerjasama tim untuk meraih prestasi dalam organisasi. Dari

studi dihasilkan bahwa semakin baik kepemimpinan akan memperkuat budaya

organisasi yang akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja karyawan.

H4 : Interaksi Sosial memediasi pengaruh Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai sig-tvariabel Budaya Organisasi

sebesar = 0.003 atau < α=0.05,dari interaksi variabel independen (budaya

organisasi dan gaya kepemimpinan) dan variabel interaksi sosial hanya variabel

Budaya Organisasi yang dapat meningkatkan atau memperlemah Kinerja

Karyawan. Hal ini memberi makna bahwa Budaya Organisasi dengan Interaksi

Sosial yang baik akan memberikan peningkatan Kinerja Karyawan di BRI Cabang

Medan Putri Hijau.

Salah satu indikator variabel budaya organisasi yang ada di BRI Cabang

Medan Putri Hijau adalah saling menghargai. Indikator ini sangat berperan

penting dalam peningkatan kinerja karyawan yang didukung dengan adanya

komunikasi yang baik pula. Faktor yang paling dominan dalam mendukung

proses interaksi ini adalah kemauan bertanya antara sesama karyawan yang satu

(60)

dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja karyawan secara

individu maupun tim.

H5 : Interaksi Sosial memediasi pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai sig-t variabel Gaya

Kepemimpinan sebesar = 0.936 atau > α=0.05, dari interaksi variabel independen

(budaya organisasi dan gaya kepemimpinan) dan variabel Interaksi Sosial hanya

variabel gaya kepemimpinan tidak dapat meningkatkan atau memperlemah

Kinerja Karyawan. Berdasarkan hasil uji deskriptif persepsi responden pada Tabel

4.10, terlihat jelas bahwa gaya kepemimpinan yang ada saat ini di BRI Cabang

Medan Putri Hijau adalah Gaya Kepemimpinan Birokratif. Gaya kepemimpinan

seperti ini mengindikasi adanya kesenjangan interaksi sosial antara atasan dan

bawahan karena bawahan tidak diberi kesempatan dalam mengemukakan

pendapat, sehingga keadaan inilah yang membuat proses interaksi sosial tidak

berperan penting memediasi gaya kepemimpinan untuk meningkatkan kinerja.

Interaksi sosial dapat memediasi gaya kepimpimpinan untuk meningkatkan

kinerja karyawan jika disesuaikan dengan gaya kepemimpinan yang baik dan

sesuai.

H6 : Interaksi Sosial memediasi pengaruh Budaya Organisasidan Gaya

Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

Dari Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai Sig = 0,869> α=0.05 dan nilai

koefisien (Kinerja Karyawan) = 0.008 adalah positif sehingga dapat dikatakan

(61)

terhadap Kinerja Karyawan di BRI Cabang Medan Putri Hijau.Interaksi Sosial

tidak terbukti sebagai kegiatan yang dapat meningkatkan atau memperlemah

hubungan Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan bisa dipahami karena berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

beberapa karyawan, gaya kepemimpinan yang ada di BRI Cabang Medan Putri

Hijau untuk tingkat manajer dan supervisor pada umumnya gaya kepemimpinan

birokratis. Dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang birokratis pada

umumnya interaksi sosial dalam bentuk komunikasi yang terjadi antara karyawan

dan pimpinan adalah satu arah, meski dalam beberapa kasus karyawan bisa

memberikan usulan, namun jarang sekali terjadi.

Walgito (2003), mengemukakanbahwa interaksi sosial merupakankunci

dari semua kehidupan sosial,oleh karena tanpa interaksi sosial tidakakan ada

kehidupan bersama. Interaksisosial itu penting dalam kehidupan,karena saling

berkaitan antara individudengan individu maupun kelompokdengan kelompok

guna terciptanyakerukunan, kebersamaan, dankeharmonisan dalam kehidupan.

Olehkarena itu peningkatan kinerja karyawan dapat lebih dicapai apabila sudah

terjalininteraksi sosial yang baik khususnya antara karyawan dengan atasan.Secara

keseluruhan hipotesis yang sudah diuraikan dapat disimpulkan jawaban atas

hipotesis penelitian sebagaimana diberikan pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Hasil Pembahasan atas Hipotesis Penelitian

Hipotesis Keputusan

H1

Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

(62)

Hipotesis Keputusan

H2

Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

Diterima

H3 Budaya organisasi dan Gaya Kepemipinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

Diterima

H4

Interaksi sosial memediasi pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

Diterima

H5

Interaksi sosial memediasi pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.

Ditolak

H6

Interaksi sosial memediasi pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.

Ditolak

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dan pembahasan yang dilakukan, dapat

(63)

1. Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau.

2. Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau.

3. Budaya organisasi dan Gaya Kepemipinan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja Karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau.

4. Interaksi sosial memediasi pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

KaryawanBRI Cabang Medan Putri Hijau.

5. Interkasi sosial tidak memediasi pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau.

6. Interaksi sosial tidak memediasi pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya

Kepemimpinan terhadap Kinerja KaryawanBRI Cabang Medan Putri Hijau.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban dari responden dan pembuktian

atas hipotesis penelitian, dapat disarankan hal-hal berikut kepada pihak

Manajemen BRI Cabang Medan Putri Hijau.

1. Semakin baik dan konsisten budaya organisasi yang ada saat ini dijalankan

maka akan dapat meningkatkan kinerja karyawan BRI Cabang Medan Putri

(64)

2. Dilihat dari indikator budaya organisasi, kinerja karyawan dapat ditingkatkan

dengan mendorong karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau untuk bekerja

lebih konsisten.

3. Gaya kepemimpinan yang tepat dan efektif dapat menjadi pedoman yang baik

dalam peningkatan kinerja karyawan BRI Cabang Medan Putri.

4. Dilihat dari indikator gaya kepemimpinan, kinerja karyawan dapat

ditingkatkan dengan memberi perhatian kepada karyawan BRI Cabang Medan

Putri Hijau yang bekerja keras.

5. Peningkatan kinerja karyawan BRI Cabang Medan Putri Hijau dapat tercapai

apabila karyawan lebih peka dan dinamis terhadap perubahan.

6. Interaksi sosial yang telah dilaksanakan oleh BRI Cabang Medan Putri

Hijaudapat dipertahankan dan ditingkatkan jika sejalan dengan budaya

organisasi karena dapat meningkatkan kinerja karyawan.

7. Interaksi sosial yang telah dilaksanakan oleh BRI Cabang Medan Putri

Hijauagar disesuaikan dengan gaya kepimpimpinan sehingga dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

8. Interaksi sosial yang dilaksanakan oleh BRI Cabang Medan Putri Hijauselama

ini agar diperbaharui sesuai selaras dengan budaya organisasi dan gaya

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah dan Deskripsi Sampel Penelitian
Gambar 3.1 Dimensi Kinerja Karyawan
Gambar 3.2 Dimensi Budaya Organisasi
Gambar 3.3 Dimensi Gaya Kepemimpinan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan hukum waris pada masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan pada awalnya menggunakan hukum waris secara adat, yakni hanya anak laki-laki yang mewarisi,

Dari nilai tersebut diperoleh keputusan Ho ditolak, sehingga variabel Implementasi Pembangunan Desa (X) berpengaruh secara nyata dan positif terhadap variabel Koordinasi

Mengomentari hal ini, Harry Sasongko, President Director &amp; CEO Indosat mengatakan: “ Sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk mengembangkan layanan broadband di

Namakan bahagian yang berlabel X Rajah sebelah menunjukan struktur mataa. Ali tidak dapat melihat tulisan di papan putih dengan jelas kerana dia

Perancangan primer untuk gen yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, sukrosa sintase, dapat dilakukan dengan memanfaatkan kode sekuens yang tersedia dan

Tahun ini merupakan tahun terakhir Ah Seng menyumbangkan pingat dalam acara lompat tinggi untuk sekolah yang diwakilinya dan beliau perlu fokus bagi menghadapi peperiksaan SPM

Berbeda dengan sesi sebelum nya, data D3 sesi 201503 ini diambilkan dari data dosen e ligibel D1/D2 pada PDDIKTI ses uai dengan kondisi terakhir.. Data D2 yang tidak masuk D3

Sebagai satuan kerja intermediasi yang bertugas melaksanakan majemen HKI dan Inkubasi serta alih teknologi, Tahun 2016 Pusat Inovasi LIPI menetapkan sasaran