• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Narkotika Dalam Jiwa Manusia

Narkoba adalah zat yang sangat berbahaya bagi manusia sehingga orang yang menkonsumsi narkoba dapat merasakan ketagihan dan ketergantungan yang sangat berbahaya bagi jiwa manusia. Mereka yang mengkonsumsi narkoba akan mengalami gangguan mental dan prilaku, sebagai akibat terganggunya sistem

noeurtansimier pada sel–sel susunan syaraf pusat otak. Gangguan pada system

noeurtransmier tadi mengakibatkan tergantungnya fugsi kognitif, efektif dan

psikomotorik.32 Seperti dalam narkotika ganja jika dikonsumsi maka bagi yang

mengkonsumsinya akan mengakibatkan perubahan–perubahan mental dalam psikologik pengkonsumsi.

30

Yusuf Apandi, Katakan Tidak Pada Narkoba, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media

2010, T.Th), cet I h. 10

31

Lutfhi Baraza, Gangguan Mental dan Prilaku Akibat Narkoba, Makalah dalam

Seminar Narkoba di Smk IPTEK (Jakarta, h. 9)

32

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Persepektif Hukum Islam dan Hukum

Euphoria adalah keadaaan senang sekali yang ditimbulkan oleh pengaruh narkotika, Halusinasi dan delusi, adapun halusinasi adalah pengalaman panca indra tanpa adanya sumber stimulasi (rangsangan) yang menimbulkannya. Misalnya, sesorang mendengar suara padahal sebenarnya tidak ada sumber suara, yang demikian itu berasal dari halusinasi pendengaran. Sedangkan delusi ialah suatu keyakinan yang tidak rasional. Misalnya yang bersangkutan yakin betul kalau ada orang yang ingin berbuat jahat kepadanya, padahal dalam kenyataanya tidak ada satupun yang berbuat jahat kepadanya (delusi paranoid).33

Bersikap acuh tak acuh, masa bodoh, tidak peduli terhadap tugas atau fungsi sebagi mahluk sosial (apatis). Dapat juga mempengaruhi perkembangan kepribadian, daya tahan mengalami problema kehidupan jadi lemah, malas, apatis tidak peduli, kehilangan rasa ingin belajar dan sebagainya. Gejala-gejala fisik yang dialami oleh pengkonsumsi narkotika adalah sebagai berikut :

a. Mata merah, jantung berdebar, nafsu makan bertambah, mulut kering, Prilaku

maladaptive (suka beradaptasi)

b. Iritasi/gangguan pada saluran pernafasan

c. Bila terkena radang, dapat terjadi brochitis dan sebaginya.34

d. Timbulnya ataxia, yaitu hilangnya koordinasi kerja otot dengan syaraf sentral. e. Hilangn dan kurangnya kedipan mata

f. Gerak reflek tertentu

33

Andi Hamzah, RM Surachman, Kejahatan Narkotika Dan Psikotropika, h. 5

34

Mabes Polri Petunjuk Penanggulangan penyalahgunaan Narkotika, (Jakarta 1989) h. 29

g. Menyebabkan kadar gula naik turun h. Mata menyala.35

Morfine, heroin, putaw. Adalah jenis narkotika yang sering juga dikonsumsi dikalangan masyarakat, adapun dampak dari mengkonsumsi narkotika jenis ini adalah sebagai berikut :

a. Melebar atau mengecil pupil mata pada keadaan tidak mestinya.

b. Euforia (gembira berlebihan) atau disforia (cenderung merasa sedih dan letih lesu

c. Apatis

d. Gangguan konsentrasi e. Daya ingat menurun

f. Tingkah lakunya maladaptive; (seseorang yang terbiasa mengkonsumsi ini ia akan merasa menunjukan kecurigaan, sehingga sealalu berada dalam kewaspadaan, dan selalu membawa senjata yang berbahaya).

Mereka yang sudah ketergantungan narkotika jenis ini bila pemakainya dihentikan maka timbul gejala putus asa, sakaw dalam arti berasal dari kata sakit yang artinya menyiksa terhadap yang bersangkutan. Sindrom putus opiat merupakan gejala yang tidak mengenakan, baik psikis maupun fisik, misalnya air mata berlebihan, pupil mata melebar, keringat berlebihan, suhu badan meningi, mual, muntah, tekanan darah meningkat, jantung berdebar-debar, suka tidur, nyeri otot, sakit kepala, nyeri persendian, mudah marah, bahkan sampai agresif,

35

kejang–kejang, kram diperut disertai sawan (rasa mau pingsan) menggil disertai muntah–muntah, keluar ingus, hilang nafsu makan dan kehilangan cairan tubuh.36

Dampak bagi pengguna narkotika kokain bagi tubuh manusia adalah: bersangkutan merasakan ketidak tenangan, rasa harga diri meningakat, jantung berdebar-debar, mual muntah banyak bicara. Bila seseorang dalam mengkonsumsi jenis kokain itu berlebihan (overdosis), ia akan mengalami ganguan jiwa seperti halusinasi dan delusi. Sehingga timbul gangguan dalam fungsi sosial atau pekerjaan; misalnya, perkelahian, kehilangan kawan-kawan, tidak masuk sekolah atau kerja.

Amphetamine (ekstasi, shabu-shabu) mereka yang mengkonsumsi

amphetamine (psikotropika golongan 1). Yang dapat menimbulkan gejala sebagai berikut:

a. Gejala psikologis; tingkah laku yang kasar dan aneh

b. Gejala pisik; jantung berdebar, pupil mata lebar, tekanan darah naik, keringat berlebihan,mual-mual dan muntah.37 Efek yang ditimbulkan oleh

pengguna ekstasi adalah ; diare, rasa haus yang berlebihan, hiper aktif, sakit kepala dan pusing, menggigil dan tidak terkontrol, detak jantung yang cepat dan sering muntah-muntah dan hilangnya nafsu makan. Kematian seringkali terjadi karena overdosis yang disebabkan karena rangsangan susunan saraf otak yang berlebihan sehingga menyebabkan kejang-kejang dan kehilangan

36

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Persepektif Hukum Islam Dam Hukum

Pidana Nasional ,h.108 37

kesadaran dan akhirnya meninggal.38 Dari beberapa jenis narkotika diatas

dapat penulis simpulkan bahwa zat narkotika memang sangat berbahaya bagi jiwa manusia, karena dapat menimbulkan kematian. Maka dari itu harus dimusnahkan demi kepentingan generasi dan masyarkat luas.

Status hukum pemakai, produsen dan pengedar narkoba menurut hukum pidana nasional adalah perbuatan yang dilarang oleh hukum dan Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku. Adapun peraturan hukum penyalahgunaan narkoba yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 dibentuk bukan saja untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976, akan tetapi sangat erat kaitanya dengan kesehatan jiwa dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 dan pengesahan konvensi Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pemberantasan peredearan gelap narkotika dan psikotropika nomor 7 tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1996. Mengenai peraturan baru tentang narkoba yang ditujukan untuk pencegahan akibat penyalahgunaan narkoba yang dikualifikasikan sebagai kejahatan yang sangat merugikan dan membahayakan mayarakat, kehidupan bernegara dan membahayakan ketahanan nasioanal bangsa Indonesia.39

Adapun sanksi hukuman tindak pidana bagi penyalahgunaan narkotika, sudah ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, ketetuan

38

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Persepektif Hukum Islam Dan Hukum

Pidana Nasional, h.11

39

Bambang Poernomo, Pertumbuhan Hukum Penyimpangan di Luar Kodifikasi Hukum

tentang tindak pidana kejahatan narkotika yaitu tercantum dalam pasal 111 sampai dengan pasal 148. Salah satu bunyi pasal 127 dalam ketentuan tindak pidana narkotika. “Narkotika golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun; Narkotika golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun; dan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.”40

Setiap hukuman yang mengenai narkotika dapat dihukumi dengan hukuman penjara dan denda, salah satu contoh hukuman denda yang terdapat dalam UU No 35 tahun 2009 terhadap penyalahugunaan narkotika adalah pasal 126. “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan III terhadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan III untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”41

Bentuk rumusan sanksi tindak pidana narkotika dalam Undang-Undang 35 Tahun 2009 dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Dalam bentuk tunggal ( penjara atau denda saja)

2. Dalam bentuk alternative ( pilihan antra penjara atau denda ) 3. Dalam bentuk kumulatif (penjara dan denda)

4. Dalam bentuk kombinasi/campuran (penjara denda atau denda)

Jenis-jenis pidana dalam Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika yang dirumuskan adalah empat jenis pidana pokok yaitu :

40

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

41

1. Pidana mati 2. Pidana penjara 3. Denda

4. Kurungan.

Adapun aturan yang tidak ditentukan dalam Undang-Undang dalam sanksi pidana narkotika (pidana mati, pidana, penjara, pidana, denda dan kurungan) maka berlaku pada pemidanaan yang terdapat di KUHP dan sebaliknya, jika tidak ditentukan dalam aturan KUHP maka diberlakukan pemidanaan dalam Undang-Undang.42

42

AR. Sujono dan Bony Daniel, Komentar dan Pembahasan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika,h, 213

50

Dokumen terkait