• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.2 Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Konsep dan teori yang dapat menghubungkan Pemeriksaan Pajak dalam penelitian ini menggunakan pernyataan menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:248) yaitu:

Adapun tujuan dari kebijakan pemeriksaan pajak yaitu membuat Pemeriksaan menjadi efektif dan efisien, meningkatkan kinerja pemeriksaan pajak, meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak sebagai konsekuensi pemungutan pajak di Indonesia, Secara tidak langsung menjadi aspek pendorong untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak.

Teori lain yang dikemukakan oleh John Hutagaol (2007:73) sebagai berikut:

Tujuan pemeriksaan pajak adalah melakukan pengujian terhadap kepatuhan wajib pajak atau untuk tujuan lain. Pemeriksaan pajak memberikan deterrent effect terhadap peningkatan kepatuhan sukarela wajib pajak yang secara langsung pengaruh atas peningkatan tax coverage ratio dan penerimaan negara dari sektor perpajakan.

Teori-teori dan konsep di atas juga didukung oleh hasil penelitian Ida Ayu Ivon Trisnayanti dan I Ketut Jati (2015) lewat jurnalnya yaitu, Pemeriksaan pajak berpengaruh positif pada Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Penulis merujuk pada penelitian terdahulu dalam melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam tabel berikut ini:

32

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Kesimpulan Perbedaan

1 Monita Pricilia Najoan, dkk/ ISSN 2303-1174Vol.3 No.4 Desember 2015 Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa untuk Peningkatan Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada KPP Pratama Kotamobagu. Kontribusi penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak dan terhadap tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kotamobagu tergolong kurang 1. Tempat 2. Analisis 3. Waktu 2 Muhamad Riski Nindar, dkk/ ISSN 2303-1174Vol.2 No.1 Maret 2014 Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. Kontribusi penagihan PPN dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan PPN pada KPP Pratama Manado tergolong sangat kurang. 1. Tempat 2. Analisis 3. Waktu 3. Hazra Muda, dkk/ISSN 2303- 1174Vol.3 No.4 Desember 2015 Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Dampaknya terhadap Penerimaan PPN pada KPP Pratama Bitung Penagihan pajak dengan ST dan SP berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN pada KPP Pratama Bitung yaitu berkurangnya tagihan atas piutang PPN yang artinya menambah penerimaan PPN 1. Tempat 2. Analisis 3. Waktu 4 Sri Wulandari, dkk/ISSN 2303- 1174Vol.2 No.2 Juni 2014

Efektivitas Pelaksanaan

Pemeriksaan Pajak dalam rangka Meningkatkan Penerimaan PPN Pada KPP Pratama Manado. pemeriksaan PPN pada tahun 2012 tergolong tidak efektif sedangkan tahun 2013 tergolong kurang efektif 1. Tempat 2. Analisis 3. Waktu

5 Ida Ayu Ivon Trisnayanti dan I Ketut Jati/ ISSN: 2302-855613.1 (2015) Pengaruh SAS, Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak pada Penerimaan PPN pada KPP Pratama Badung Utara Pemeriksaan pajak berpengaruh positif pada penerimaan PPN 1. Tempat 2. Analisis 3. Waktu

Kerangka pikir ini dapat dituangkan dalam sebuah model penelitian atau gambar paradigma dimana paradigma ini mencantumkan juga sumber referensi- referensi teori penghubung antar variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut:

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2013:134) yang dimaksud dengan hipotesis adalah sebagai berikut:

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (X1)

Pemeriksaan Pajak (X2)

Penerimaan PPN (Y)

- Siti Kurnia Rahayu (2010)

- John Hutagaol(2007) - Ida Ayu Ivon

Trisnayanti,I Ketut Jati (2015)

- Waluyo (2013) - Soemarso S.R (2010) - Mardiasmo (2009) - UU No 19 Tahun 2000

Penagihan dengan Surat Paksa

34

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Penagihan Pajak dengan Surat Paksa berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

H2: Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No.112-116 Bandung 40132

Email: wulan_febriani@rocketmail.com

ABSTRACT

The Problem that occur on the Value Added Tax Receipts is, for the whole of the tax receipts, the lowest is the Value Added Tax Receipts, on the tax collection with force letter is, detention to taxpayer because of the tax collection with force letter is not enough effective and on the tax audit is, the result of tax audit SKPKB is increase and become lawsuit.

The purpose of this research is to determine how much the influence partially of Tax Collection with Force Letter and Tax Audit to the Value Added Tax Receipts.

Method that used is descriptive and verificative analysis. The analysis method that used is multiple linear regression analysis. The population in this study are 10 years data from Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya. The sampling technique uses purposive sampling method. The number of samples are 5 years data per a month (2010-2014).

The result of this research is, there is the influence significantly between Tax Collection with Force Letter and Tax Audit partially to the Value Added Tax Receipts.

Keywords: Tax Collection with Force Letter, Tax Audit, the Value Added Tax Receipts.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan Undang – Undang 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, setiap kegiatan penyerahan dan perolehan Barang Kena Pajak yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. Oleh karena itu setiap masa pajak Pengusaha Kena Pajak harus memungut, menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai-nya.

Dirjen Pajak mengatakan bahwa realisasi penerimaan PPh Tahun 2011 mencapai 99,8% dari target sebesar Rp 431,97 triliun, penerimaan PPN dan PPnBM mencapai 93,06% dari target sebesar Rp 298,44 triliun, serta penerimaan PBB mencapai 102,86% dari target sebesar Rp 29,05 triliun. Dari keseluruhan pencapaian target penerimaan pajak, maka yang paling rendah pencapaiannya adalah penerimaan PPN. Rendahnya penerimaan PPN menurut Dirjen Pajak disebabkan rendahnya kepatuhan penyetoran PPN di sektor retail (Fuad Rahmany, 2012).

Masalah lain dikemukakan oleh Menteri Keuangan (Menkeu), mengatakan dari data Ditjen Pajak, sepanjang semester I 2015, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Impor yang mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 13,18 persen atau sebesar Rp 74,179 triliun dibandingkan periode yang sama di tahun 2014 sebesar Rp 85,433 triliun kemudian penurunan penerimaan PPN Dalam Negeri 0,46 persen atau sebesar Rp 120,534 triliun dibandingkan periode yang sama di tahun 2014 sebesar Rp 121,040 triliun (Bambang Brodjonegoro, 2015).

Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak mengatakan, penyanderaan dilakukan terhadap direktur PT ESI, dikarenakan PT ESI selaku Wajib Pajak (WP) tidak merespon atas semua upaya penagihan persuasif. Edi menjelaskan padahal sebelum melakukan penyanderaan mereka telah melakukan segala upaya, yakni melayangkan surat teguran dan surat paksa. Lalu dilanjutkan dengan penyitaan aset, pemblokiran rekening sampai pencegahan bepergian ke luar

(SKPKB) yaitu Kementerian Keuangan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dilihat dari 2011 hingga 2015 mencapai Rp 225,12 triliun, dan ada peningkatan 75,3 persen dari 2014 hingga 2015. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) merupakan pemberitahuan yang dikeluarkan Ditjen Pajak mengenai besarnya jumlah pokok pajak, kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar oleh Wajib Pajak. Selain itu, 70 persen dari total sengketa atas hasil pemeriksaan antara WP dan Ditjen Pajak adalah mengenai pembuktian kekurangan pembayaran pajak (Edi Slamet Rianto dan Irawan, 2016).

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Penagihan dengan Surat Paksa ini telah dilakukan oleh Hazra Muda, dkk. Adapun hasil penelitian tersebut yaitu Penagihan pajak dengan ST dan SP berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN pada KPP Pratama Bitung (Hazra Muda, dkk, 2015:12). Sedangkan untuk variabel pemeriksaan pajak, hasil penelitian Ida Ayu Ivon Trisnayanti dan I Ketut Jati menyatakan bahwa variabel independen Pemeriksaan pajak berpengaruh positif pada variabel dependen penerimaan PPN di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung Utara (Ida Ayu Ivon Trisnayanti dan I Ketut Jati, 2015:15).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dan

Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah sebagai berikut:

1) Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada April 2015 terjadi penurunan PPN Impor dan PPN Dalam Negeri.

2) Sepanjang semester I 2015, PPN Impor yang mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 13,18 persen atau sebesar Rp 74,179 triliun dibandingkan periode yang sama di 2014 sebesar Rp 85,433 triliun dan penurunan penerimaan PPN Dalam Negeri 0,46 persen atau sebesar Rp 120,534 triliun dibandingkan periode yang sama di 2014 sebesar Rp 121,040 triliun.

3) Penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung tahun 2015 dari PPN masih belum maksimal.

4) Aturan dan metode penagihan pajak yang belum efektif.

5) Penyanderaan wajib pajak dikarenakan penagihan dengan surat paksa yang kurang efektif.

6) Hasil Pemeriksaan pajak Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) meningkat dan menjadi sengketa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1) Seberapa besar pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2) Seberapa besar pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun penelitian dimaksudkan untuk mencari kebenaran untuk pemecahan masalah dan tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

1.4.1 Maksud Penelitian

Penelitian dimaksudkan untuk mencari kebenaran guna pemecahan masalah dalam penelitian atas pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan menggunakan data yang diperoleh dan uji empiris.

Dokumen terkait