• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah 38 100,0 38 100,0 38 100,0 38 100,0 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata skor sikap pre-test atau

5.1 Pengaruh Pendidikan Gizi tentang 1000 HPK dengan Media Booklet terhadap Pengetahuan Siswi

Peningkatan pengetahuan dan sikap seseorang dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi. Pada penelitian ini pemberian informasi yang dilakukan dengan cara melakukan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan menggunakan media booklet yang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswi yang berguna untuk mendukung terciptanya generasi yang berkualitas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan pendidikan gizi mayoritas siswi yang berpengetahuan cukup hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswi tentang gizi pada 1000 HPK masih rendah.

Rendahnya pengetahuan siswi diketahui dari banyaknya siswi yang tidak mengetahui tentang masalah gizi remaja juga tidak menetahui mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gizi ibu hamil seperti pemberian tablet tambah darah yang harus diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan, pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil, pemberian kolostrum yang baik pada bayi baru lahir dan lain-lain. Kurangnya pengetahuan siswi ini kemungkinan besar karena belum adanya mata pelajaran maupun kegiatan-kegiatan tentang gizi disekolah, seperti tidak adanya pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dan unit kesehatan sekolah (UKS) di sekolah SMK Negeri 1 Gunung Meriah yang sebenanya dapat dimanfaatkan untuk sarana sosialisasi tentang gizi terhadap siswi di SMK tersebut, informasi tentang gizi secara

langsung maupun dengan media masa juga masih kurang, umur yang masih muda dan minimya pengalaman berpengaruh terhadap minimnya informasi gizi khususnya bagi remaja putri hal ini dapat diketahui pada saat dilakukan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan siswi terlihat begitu antusias menyimak setiap penjelasan yang diberikan dan dari pengakuan siswi diketahui bahwa pendidikan gizi ini belum pernah dilakukan. Pada akhir ceramah mengenai gizi 1000 hari pertama kehidupan, para siswi juga terlihat antusias untuk menanyakan hal-hal yang mereka tidak ketahui seperti bagaimana menghitung status gizi yang normal pada remaja, apa yang harus dilakukan agar menjadi remaja yang sehat, apakah jika status gizi remaja yang buruk dapat berlanjut ketika menjadi ibu dan berpengaruh pada bayi dan lain-lain. Selain itu ada juga siswi yang berbagi bagaimana pengalaman kakaknya yang memiliki bayi dan tidak memberikan ASI ekslusif dan memberikan makanan pertama kali pada bayi sesaat setalah bayi lahir.

Salah satu cara pemberian informasi adalah dengan melakukan pendidikan gizi di sekolah (WHO dalam Notoatmodjo, 2003). Maka setelah dilakukan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet pada responden kelompok perlakuan yang disampaikan dengan metode ceramah diketahui terjadi peningkatan pengetahuan siswi yang awalnya mayoritas pengetahuan siswi berada pada kategori cukup berubah menjadi baik setelah diberikan intervensi. Hal ini menandakan adanya pengaruh positif dari pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dengan menggunakan booklet sebagai media pendidikan. Hal ini menandakan pentingnya penggunaan media booklet untuk meningkatkan pengetahuan

siswi sesuai dengan pendekatan Green (1980) yang menjelaskan bahwa pendekatan edukasional dan pemaparan media dapat merubah perilaku seseorang, dimana intervensi yang diberikan merupakan proses pendidikan kesehatan untuk merubah perilaku yang didalamnya termasuk pengetahuan dan sikap.

Terdapat 28 jenis pertanyaan yang diberikan untuk mengetahui skor pengetahuan responden. Jenis pertanyaan ini mencakup keseluruhan materi yang disampaikan yaitu mengenai 1000 hari pertama kehidupan mencakup persiapan sebelum kehamilan, periode kehamilan, gizi ibu hamil, gizi ibu menyusui, pemberian ASI dan MP-ASI serta mengenai dampak gangguan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan.

Masing-masing item pertanyaan pengetahuan mengalami peningkatan. Peningkatan yang sangat signifikan terdapat pada pertanyaan pengetahuan tentang masalah gizi yang sering terjadi pada masa remaja dan pertanyaan tentang cairan ASI yang pertama kali keluar saat ibu pertama kali menyusui bayi yang disebut dengan kolostrum. Sebelum dilakukannya pendidikan gizi tentang 1000 hari pertama kehidupan banyak siswi yang beranggapan bahwa masalah gizi yang sering terjadi pada masa remaja itu sama seperti masalah kesehatan lainnya seperti diare, dehidrasi dan demam sedangkan untuk ASI yang pertama kali keluar banyak siswi yang mengetahui bahwa namanya adalah susu basi. Namun setelah dilakukan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet pengetahuan siswi mengenai pertanyaan diatas meningkat menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-test diketahui bahwa nilai rata-rata skor pada kelompok perlakuan setelah dilakukan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet lebih besar dari kelompok kontrol. Selain itu nilai selisih rata-rata skor sebelum dan sesudah penyuluhan pada kelompok perlakuan juga lebih besar daripada kelompok kontrol. pada kelompok kontrol terdapat sedikit peningkatan skor rata-rata, hal ini kemungkinan terjadi karena beberapa responden merasa tertarik dengan gizi 1000 hari pertama kehidupan dan mencari tau informasi mengenai gizi 1000 hari pertama kehidupan setelah sebelumnya dilakukan pre-test pada siswi di kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-test juga diketahui bahwa pendidikan gizi dengan media

booklet efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswi (p=0,000) yang menandakan

bahwa ada pengaruh pendidikan gizi tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet terhadap pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Gunung Meriah (p<0,05), dengan kata lain peningkatan pengetahuan siswi terkait gizi pada 1000 hari pertama kehidupan disebabkan oleh pendidikan gizi yang diberikan dengan media booklet dimana booklet boleh dibawa pulang oleh siswi yang bertujuan agar siswi dapat memperoleh informasi kapan saja dan dimana saja untuk meningatkan pengetahuan siswi.

Uraian diatas menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan responden dapat dilakukan dengan pemberian informasi dalam bentuk pendidikan gizi dengan menggunakan media booklet dimana dalam penelitian ini isi dari booklet tersebut disampaikan dengan metode ceramah. Penggunaan media booklet dalam penelitian

ini yang dibagikan pada masing-masing siswi membantu siswi memperoleh informasi yang sama antara satu siswi dengan siswi lainnya. Hal ini sesuai dengan dengan penelitian Silalahio dkk (2016) mengenai Potensi Pendidikan Gizi Dalam Meningkatkan Asupan Gizi pada Remaja Putri yang Anemia di Kota Medan diketahui pendidikan gizi diberikan dua kali dengan metode ceramah, tanya jawab dengan booklet menunjukkan ada perbedaan bermakna (p<0,05) skor pengetahuan gizi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil ini menunjukkan bahwa pendidikan gizi dapat meningkatkan pengetahuan gizi remaja putri.

Manusia mempunyai kecenderungan untuk lupa terhadap pengertian yang diterima (Notoatmojo, 2005). Dalam hal ini booklet yang dapat dibawa pulang membuat siswi mampu memperoleh kembali informasi yang dibutuhkan sehingga ketika siswi lupa terhadap informasi yang disampaikan di kelas, siswi dapat memperoleh kambali informasi tersebut setiap saat.

Peningkatan pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, pengalaman pribadi atau orang lain, media massa dan lingkungan (Notoadmojo, 2012). Adanya pengaruh pendidikan terhadap peningkatan pengetahuan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2015) tentang pembelajaran yang juga termasuk dalam konsep pendidikan dimana dari hasil penelitiannya ia menemukan terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah dilaksanakan pembelajaran gizi seimbang pada siswa obesitas yang dapat dilihat dari nilai probabilitas ( p<0,05). Hasil penelitian dari Nuhan (2014) juga menyebutkan

bahwa ada pengaruh edukasi kesehatan perawatan diare terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam merawat area perianal anak balita dengan diare.

Faktor lingkungan yaitu sekolah, merupakan lingkungan yang strategis dalam menyampaikan informasi karena sekolah merupakan tempat yang memang difokuskan untuk mendidik sehinga siswa hanya fokus untuk belajar/ memperolah informasi. Informasi yang diberikan pada penelitian ini juga merupakan informasi yang erat kaitannya dengan kehidupan siswi sebagai persiapan untuk menjadi seorang ibu yang dapat menyiapkan generasi yang baik nantinya dan juga informasi ini merupakan informasi yang baru diperoleh oleh siswi sehingga menimbulkan antusiasme yang baik. Penggunaan booklet sebagai alat/ instrument yang dibagikan kepada masing-masing siswi pada penelitian ini dianggap tepat karena setiap responden mendapat kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi dan dapat dibaca secara berulang-ulang oleh responden, sesuai dengan teori dalam Notoatmojo (2012) yang menyatakan proses belajar dipengaruhi oleh empat faktor yaitu materi, lingkungan, instrumental dan faktor individu.Penggunaan media yang termasuk dalam faktor instrumental dalam pendidikan kesehatan memiliki tujuan untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah dan mengingatkan informasi supaya menimbulkan perubahan pengetahuan dan sikap (Machfoed dkk, 2005).

Hal ini senada dengan penelitian Maulana dalam Agustin (2014) yang menyatakan pendidikan kesehatan dengan media atau alat peraga dapat merubah pengetahuan melalui pancaindera yang ditangkap oleh seseorang. Media atau alat peraga merupakan alat yang digunakan oleh pendidik untuk membantu dan

menerangkan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Media bermanfaat menimbulkan minat sasaran, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan kepada orang lain dan memudahkan penyampaian informasi. Selain itu, menurut Budiman (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek yang sebagian besar pengetahuan manusia itu diperoleh melalui mata dan telinga, oleh karena itu booklet dapat dikatakan sebagai salah satu media yang baik untuk menyampaikan informasi karena terdapat proses penginderaan yaitu indera penglihatan terhadap suatu objek ketika siswi membaca materi yang ada di dalam booklet yang telah diberikan. Selain itu pada penelitian ini isi booklet yang disampaikan dengan ceramah juga dapat memaksimalkan penggunaan indera pendengaran siswi untuk membantu meningkatkan pengetahun siswi mengenai gizi 1000 hari pertama kehidupan.

Penelitian yang berkaitan dengan efektivitas penggunaan media booklet sebagai media yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2014) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Menggunakan Media Booklet terhadap Peningkatan Perilaku Mahasiswa UNESA tentang Kosmetik Ilegal Pemutih Wajah yang menunjukkan hasil bahwa penyuluhan dengan media booklet mampu memperbaiki pengetahuan dan tindakan responden menjadi lebih baik.

Media booklet adalah buku tipis dan lengkap informasinya yang dapat dengan mudah dibawa kemana saja. Booklet berisi informasi yang jelas, tegas dan mudah dimengerti (Suiraoka & Supariasa, 2012). Media booklet yang efektif meningkatkan

pengetahuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2013) yang berjudul Efektivitas Komunikasi Media Booklet “Anak Alami” sebagai media

Penyampaian Pesan Gentle Birthing Service yang menyatakan bahwa 74% dari 100 responden menilai booklet memiliki efektivitas komunikasi sebagai media penyampai

pesan. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Ma’munah (2015) dengan judul

Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet terhadap Pengetahuan Nutrisi Ibu Laktasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur diketahui terdapat pengaruh signifikan dari pendidikan kesehatan dengan media booklet tersebut dalam meningkatkan pengetahuan nutrisi ibu menyusui. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2014) dengan judul Efektivitas Pendidikan Kesehatan Media Booklet dibandingkan dengan Audiovisual terhadap Pengetahuan Orangtua Tentang Karies Gigi pada Anak Usia 5-9 Tahun di Desa Makam Haji yang hasilnya diketahui adanya peningkatan pengetahuan kesehatan setelah dilakukannya pendidikan kesehatan menggunakan media booklet.

Penggunaan media booklet lebih efektif daripada permainan tebak gambar dalam meningkatkan pengetahuan dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Astutik (2010) dengan judul Efektivitas Booklet dan Permainan Tebak Gambar dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas IV terhadap Karies Gigi di SD Negeri 01, 02, dan 03 Bandengan Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2009/2010. Dari hasil penelitiannya diketahui dari selisih nilai pengetahuan pada kelompok yang diberi booklet lebih besar dan nilai signifikasi antara kelompok yang

diberi booklet dan kelompok kontrol lebih kecil (p=0,0004) dari kelompok yang diberikan permainan tebak gambar (p=0,0046).

Menurut Haryoko (2009) pendidikan pada hakikatnya adalah proses komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan informasi atau pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian peserta didik. Notoatmojo (2012) menyatakan pendidikan gizi yang dilakukan di sekolah sangat efektif, mengingat sekolah merupakan kelompok yang terorganisasi dengan baik dan mudah dijangkau, selain itu komposisi umur siswa yang berada pada rentang 14-17 tahun merupakan kelompok umur yang peka dan mudah menerima perubahan sehingga mudah untuk dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasan-kebiasaan baik. Begitu juga yang dirasakan pada penelitian ini, pendidikan gizi menggunakan media booklet disekolah SMK Negeri 1 Gunung Meriah ini dirasakan sangat efektif untuk menyebarluaskan informasi gizi 1000 hari pertama kehidupan karena adanya respon positif dari siswi. Pendidikan di lingkungan sekolah memiliki beberapa keuntungan yaitu:

1. Siswa-siswi dapat mempengaruhi remaja lain di lingkungan sekitarnya.

2. Sekolah adalah tempat awal sumber informasi gizi dan teknologi ke masyarakat.

3. Remaja sekolah menengah dapat mempengaruhi remaja lain yang tidak sekolah. (Fatmah, 2010).

Setelah seseorang mengetahui suatu objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut, begitu juga yang

diharapkan pada siswi SMK Negeri 1 Gunung Meriah agar pengetahuan tentang gizi 1000 hari pertama kehidupan mampu untuk merubah sikap menjadi lebih baik yang nantinya diharapkan ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi siswi sebagai calon ibu yang dapat menghasilkan generasi yang berkualitas.

Dokumen terkait