BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.8. Pengaruh Pengelolaan Limbah Padat
Limbah padat dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terutama bila
mengandung mikroorganisme patogen ataupun bahan berbahaya dan beracun. Pada
proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan limbah padat biasanya
menghasilkan gas-gas yang dapat mengganggu kesehatan maupun mengganggu
estetika. Limbah padat yang tidak disimpan dengan baik dapat menjadi sarang vektor
penyakit seperti tikus dan lalat. Vektor ini dapat menyebarkan penyakit pada manusia
(Mubarak dan Chayatin, 2009).
Menurut Kusnoputranto (1996), pengaruh pengelolaan limbah padat terbagi
atas pengaruh positif dan negatif.
2.8.1. Pengaruh Positif dari Pengelolaan Limbah Padat
Pengelolaan limbah padat (sampah) yang baik akan memberikan pengaruh
yang positif terhadap masyarakat serta lingkungannya.
Manfaat positif tersebut dapat berupa (Kusnoputranto, 1996) :
1. Sampah dipergunakan untuk menimbun tanah yang kurang baik (tanah rendah,
rawa-rawa, dll.)
2. Pemanfaatan sampah untuk pupuk sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah
3. Sampah dapat juga dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, dengan melalui
proses pengolahan yang telah ditentukan lebih dahulu sebelum diberikan kepada
ternak.
4. Sampah ataupun benda-benda yang dibuang dapat diambil kembali untuk
dimanfaatkan lagi untuk kegunaan yang lain. Ataupun bahan-bahan yang ada
dalam sampah diambil kembali untuk diolah secara fisik, kimia dan biologi
sehingga menghasilkn barang-barang baru untuk kebutuhan hidup manusia.
Manfaat lain adalah :
1. Berkurangnya tempat untuk berkembang biaknya serangga dan binatang pengerat
sehingga dengan demikian diharapkan kepadatan populasi vektor-vektor penyakit
berkurang.
2. Berkurangnya incidence penyakit-penyakit yang erat hubungannya dengan pengelolaan sampah misalnya penyakit jamur, penyakit-penyakit yang
penularannya melalui serangga misalnya penyakit saluran pencernaan dan
lain-lain.
3. Keadaan estetik lingkungan (udara, air, tanah) lebih saniter sehingga
menumbuhkan kegairahan hidup masyarakat, serta adanya rasa nyaman.
4. Keadaan lingkungan yang saniter akan dapat mencerminkan keadaan sosial
budaya terutama terhadap touris-touris luar negeri.
Pengelolaan limbah padat (sampah) yang kurang baik akan memberikan
pengaruh yang negatif terhadap masyarakat dan lingkungannya. Adapun
pengaruh-pengaruh tersebut sebagai berikut (Kusnoputranto, 1996) .
2.8.2.1. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyediakan tempat yang baik
bagi vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang-binatang pengerat untuk
mencari makanan dan berkembang biak dengan cepat sehingga mengakibatkan
incidence penyakit tertentu.
1. Penyakit saluran pencernaan (diare, kholera, thypus dll) dapat meningkatkan angka kesakitan karena banyaknya lalat yang hidup berkembang biak
dilingkungannya, terutama ditempat-tempat sampah.
2. Penyakit demam berdarah dapat meningkat karena banyaknya vektor penyakit
(Aedes Aegipty) yang hidup berkembang biak dilingkungan yang pengelolaan sampahnya kurang baik (banyak kaleng-kaleng dengan genangan air.)
3. Banyaknya incidence penyakit jamur (penyakit kulit atau parasit-parasit lain)
dimasyarakat yang penyebab penyakitnya hidup dan berkembang biak ditempat
pengumpulan dan pembuangan sampah yang kurang baik. Penularannya baik
secara langsung maupun tidak langsung.
4. Adanya penyakit-penyakit yang ditularkan melalui binatang, misalnya Taenia
(cacing pita). Hal ini dapat terjadi bila sampah untuk makanan ternak tidak melalui
yang masih mengandung bibit penyakit ikut terus didalam mata rantai penularan
(sapi, babi).
5. Potongan besi, kaleng, seng serta pecahan-pecahan beling dapat menyebakan
kasus kecelakaan pada pekerja atau masyarakat.
2.8.2.2. Terhadap Lingkungan
1. pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyebabkan estetika lingkungan
yang kurang sedap dipandang mata.
2. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme menghasilkan gas-gas tertentu
yang dapat menyebabkan timbulnya bau busuk. Apabila kualitas bau busuk
tersebut cukup tinggi, maka dapat mengganggu estetika serta kesegaran udara
lingkungan masyarakat.
3. Adanya debu-debu yang beterbangan, dapat mengganggu penglihatan serta
pernapasan.
4. Apabila terjadi proses pembakaran dari sampah (sengaja ataupun tidak) maka
asapnya dapat mengganggu pernapasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara
karena ada asap di udara.
5. Apabila konsentrasi debu, asap, gas-gas yang timbul karena pengelolaan sampah
padat telah melewati standard kualitas udara maka dapat pula terjadi peristiwa
pencemaran udara.
6. Kebakaran sampah dapat menyebabkan kebakaran yang lebih luas serta dapat juga
7. Pembungan sampah ke saluran-saluran akan menyebabkan estetika yang
terganggu, menyebakan pendangkalan saluran serta mengurangi kemampuan daya
aliran saluran, sehingga pengerukan seyogyanya harus dilakukan.
8. Apabila musim hujan tiba maka saluran yang daya alirannya sudh menurun akan
terjadi luapan dari air hujan yang harus di alirkan sehingga banjir tak dapat
dihindari lagi.
9. Pembuangan sampah ke selokan-selokan atau badan-badan air akan menyebabkan
terjadinya pengotoran badan-badan air tersebut juga hasil-hasil dekomposisi
biologis yang berupa cairan-cairan organik juga dapat mengotori bahkan
mencemari air permukaan ataupun air tanah dangkal.
2.8.2.3. Terhadap Keadaan Sosial Masyarakat
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik pada suatu masyarakat akan dapat
mencerminkan status keadaan sosial masyarakat di daerah tersebut.
2. Keadaan lingkungan yang kurang saniter, kurang estetika akan menurunkan hasrat
orang lain/touris untuk berkunjung ke daerah tersebut.
3. Dapat menyebabkan perselisihan pada suatu daerah karena pengelolaan sampah
yang kurang baik, misalnya adanya timbulan-timbulan sampah yang mngganggu
penduduk sekitar maka dapat terjadi perselisihan antara pembuang sampah dengan
penduduk sekitarnya.
2.8.2.4. Terhadap Perekonomian Daerah/Nasional
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan banyaknya tenaga kerja
kenyamanan dan ketentraman hidup berkurang maka produksi daerah atau negara
juga dapat menurun.
2. Banyaknya penduduk yang tidak sehat dan terjadi kerusakan lingkungan akan
memerlukan pengobatan dan perbaikan lingkungan yang artinya diperlukan dana
dana untuk perbaikan dan pelaksanaan program pengobatan yang semestinya dapat
dialihkan pada sektor-sektor produktif yang lain.
3. Penelolaan sampah yang kurang baik akan dapat merusak lingkungan,
menurunkan kualitas lingkungan dan sumber alam, sehingga menurunkan mutu
produksi yang berasal dari sumber alam tersebut.
4. Pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan kemacetan-kemacetan lalu
lintas, sehingga menghambat transportasi barang dan jasa.