• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan hipotesis uji untuk pengaruh IHSG periode sebelumnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebagai berikut:

H0 :β4= 0, Terdapat pengaruh IHSG periode sebelumnya terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

H1 :β4 ≠ 0, Tidak terdapat pengaruh IHSG periode sebelumnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa IHSG periode sebelumnya menghasilkan nilai t hitung sebesar 12.671 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003.

Keputusan penolakan/penerimaan hipotesis (hasil perbandingan thitung

dengan ttabel) pada pengujian parsial dapat digambarkan dalam diagram daerah penerimaan dan penolakan H0 sebagai berikut :

Gambar 4.19

Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X4 terhadap Y

Daerah Penolakan Ho Daerah Tidak tolak Ho 0 t(0,95; 55)= 2,004 Daerah Penolakan Ho -t(0,95; 55) = -2,004 12,671

Hasil penghitungan nilai statistik uji t yang diperoleh menunjukkan t-hitung lebih besar dari nilai positif ttabel (t = 12,671 > 2,004), maka diperoleh hasil pengujian Ho ditolak .

Apabila tingkat signifikansi hasil uji sebesar 0,003 dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05, variabel ini termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel IHSG periode sebelumnya lebih kecil dari derajat kesalahan artinya bahwa hipotesis nol ditolak dan H1 dapat diterima.Dari hasil uji t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh IHSG periode sebelumnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

117

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pengaruh kurs rupiah, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia menggunakan data priode tahun 2007 sampai dengan 2011 dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS menunjukkan fluktuasi dari Januai 2007 hingga Desember 2011. Pada tahun 2011 kurs rupiah relatif stabil dengan mengarah penguatan. Tetapi pada Oktober 2008 hingga tahun 2009 akhir, kurs rupiah terlihat melemah terhadap dollar Amerika. Hal ini disebabkan karena faktor negatif dari krisis global dunia pada saat itu.

2. Perkembangan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 mengalami fluktuasi. Dimana terlihat ada kecenderungan yang turun pada akhir periode penelitian. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang tertinggi terjadi pada bulan Januari 2007, Oktober dan November 2008 dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terendah terjadi pada bulan November dan Desember 2011. Akibatnya para investor mengalihkan dananya untuk berivestasi dalam bentuk saham.

3. Tingkat inflasi selama periode penelitian secara keseluruhan turun. Kecenderungan inflasi periode tahun 2007 stabil, di tahun 2008 terlihat kecenderungan inflasi meningkat, di tahun 2009 terlihat kecenderungan inflasi menurun, pada tahun 2010 terlihat kecenderungan inflasi meningkat dan pada tahun 2011 terlihat kecenderungan inflasi menurun.

4. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan secara keseluruhan meningkat, meskipun di tahun 2008 terjadi penurunan IHSG yang tajam. Hal ini disebabkan dampak dari krisis global yang terjadi di pada saat itu.

5. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi serta IHSG periode sebelumnya berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Nilai koefisien determinasi menghasilkan 0,960 yang berarti dampak kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi serta IHSG periode sebelumnya terhadap IHSG sebesar 96,0%. Dari hasil uji F dapat disimpulkan secara bersama-sama kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi serta IHSG periode sebelumnya berpengaruh terhadap indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel

dan juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima. Secara parsial kurs mata uang rupiah atas dollar AS tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI), tingkat suku bunga SBI

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Ditemukan adanya pengaruh SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menandakan bahwa meningkatnya suku bunga yang diberlakukan oleh Bank Indonesia berdampak bagi pemegang saham secara keseluruhan. Suku bunga yang rendah dapat menarik minat investor menentukan tingkat saham. Terdapat pengaruh negative tidak signifikan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini menunjukkan bahwa meningkatnya tingkat inflasi tidak berdampak bagi pemegang saham secara keseluruhan.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti ingin memberikan saran yang dapat dijadikan masukan kepada PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu:

1. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) memperhatikan para investor (lokal maupun asing) supaya berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga akan mempengaruhi pada pergerakan harga saham perusahaan. Kurs rupiah terhadap dollar AS secara tidak langsung akan menunjukan apresiasi.

2. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) memperhatikan para pemegang saham (pelaku pasar modal) untuk tetap berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga dalam menghadapi kenaikan suku bunga SBI, para pemegang saham

akan menahan sahamnya sampai tingkat suku bunga SBI kembali pada tingkat yang dianggap normal.

3. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat meningkatkan return saham dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga dapat meningkatkan tingkat pengembalian modal dari investor dan dapat mengatasi permasalahan jika terjadi inflasi.

4. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memperhatikan para pemegang saham (lokal maupun asing) supaya tidak berpindah berinvestasi dalam bentuk yang lain dan melakukan beberapa tindakan bagaimana para investor lain tertarik untuk berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat bergerak positif.

5. Sebaiknya PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat meningkatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Dokumen terkait