• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar As, Tingkat Suku Bunga Sbi Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar As, Tingkat Suku Bunga Sbi Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERIODE 2007-2011

The Influence of Exchange Rate of IDR on the US Dollar, The

Interest Rate of SBI, and The Rate of Inflation Toward The

Composite Share Price Index (CSPI) in Indonesia Stock

Exchange (IDX) Period 2007-2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Disusun :

NAMA

: BENI HERMAWAN

NIM

: 21208096

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

i

Exchange (IDX) Period 2007-2011

By

Beni Hermawan

Instructor: Linna Ismawati,SE.,M.Si.

The study aimed to find out a rate of exchange of Rupiah against US Dollar, rate of interest of SBI, Inflation, and Composite Stock Index (called IHSG), as well as to know an influence a rate of exchange of Rupiah against US Dollar, rate SBI, Inflation toward IHSG whether in partial or simultaneously at Indonesian Stock Exchange in 2007-2011 periods.

The method used in this research is descriptive and verificative, with secondary data on rate of exchange of Rupiah against US Dollar, percentage of rate of interest of SBI, and inflation in Indonesian Stock Exchange on each the end of the month of monitoring—in 2007-2011 periods. The statistical test used is dual linier regression analysis, classical assumption test, correlation analysis of Pearson, determination coefficient, and hypothetical test accounted by manual and uses an application of SPSS 18.0 for windows.

The result shows that variable the rate of exchange of Rupiah against US Dollar partially has found that there is an insignificant influence toward IHSG, while rate of interest of SBI had a significant influence to IHSG, but inflation partially to the IHSG is not.

(5)

ii

TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

(IHSG) PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2007-2011

Oleh : Beni Hermawan

Pembimbing : Linna Ismawati, SE., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), juga untuk mengetahui pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap IHSG baik secara simultan maupun parsial pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi data nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, prosentase tingkat suku bunga SBI dan prosentase tingkat inflasi di BEI pada setiap akhir bulan pengamatan yaitu periode 2007-2011. Pengujian statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, analisis korelasi pearson, koefisien determinasi dan uji hipotesis yang dihitung secara manual dan menggunakan aplikasi SPSS 18.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kurs mata uang rupiah atas dollar AS secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan terhadap IHSG, tingkat suku bunga SBI secara parsial berpengaruh negatif terhadap IHSG dan tingkat inflasi secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap IHSG.

(6)

iii

Segala Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah atas dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI dan Tingkat Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011”. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menempuh jenjang S1 pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti berusaha menyajikan skripsi ini sebaik mungkin, namun peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan merupakan masukan yang berharga bagi peneliti guna memperbaiki dan menyempurnakan skripsi di masa yang akan dating.

(7)

iv

2. Ibu Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia dan sekaligus Pembimbing skripsi.

4. Ibu Raeny Dwisanty, SE.,M.Si selaku Dosen Wali di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Oman Sukirman, SE., MM., selaku Ketua Panitia Sidang.

6. Ibu Windi Novianti, SE.,M.Si., selaku Koordinator Pendaftaran Sidang. 7. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Staf Sekretariat (Teh Hanna dan Teh Maya)

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Seluruh Staf PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Jalan Perintis Kemerdekaan Bandung.

9. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA), terima kasih telah menjadi organisasi yang telah memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada peneliti.

10. Seluruh Staf Tim Protokoler Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia. 11. Ayah Ibunda dan adikku tercinta dan tersayang serta seluruh keluarga yang

(8)

v

teman-teman di Program Studi Manajemen, teman-teman MN-2 2008 dan teman-teman Keuangan 2008.

13. Sahabat-sahabatku seperjuangan lainya Cucu Rusdiana, Cahya Khomarudin, Imanuel/ Lae Nuel, Deni Sugiharto, Ichsan, Adi Chandra, Kiki dan para ladies yang telah hadir dan telah mengisi warna kehidupanku.

14. Keluarga dan adik-adik saya yang telah memberikan semangat dan inspirasi yaitu Aa Heri, Aa Mardi, Andi Surya Pradana, Bapak H. Rosim, Bapak Robet, Ibu Ida, Sutan dan Dede Kemal.

15. Dan semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Bandung, Agustus 2012 Peneliti,

(9)

vi PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO

ABTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.3 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10

(10)

vii

2.1.1 Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS ... 11

2.1.1.1 Konsep Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS ... 11

2.1.1.2 Faktor-faktor Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS ... 12

2.1.1.3 Kebijakan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS... 14

2.1.2 Tingkat Suku Bunga SBI ... 15

2.1.2.1 Konsep Tingkat Suku Bunga ... 15

2.1.2.2 Faktor- Faktor dalam Suku Bunga ... 16

2.1.3 Tingkat Inflasi ... 17

2.1.3.1 Konsep Inflasi ... 17

2.1.3.2 Macam-Macam dalam Inflasi ... 18

2.1.3.3 Aspek- Aspek dalam Inflasi ... 18

2.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 19

2.1.4.1 Konsep Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 19

2.1.4.2 Faktor- Faktor dalam IHSG ... 20

2.1.4.3 Metode Perhitungan IHSG ... 21

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 22

2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

2.2.1 Hubungan Antara Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS pada IHSG... 30

(11)

viii

Suku Bunga dan Tingkat Inflasi dengan IHSG ... 34

2.3 Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 37

3.2 Metode Penelitian... 38

3.2.1 Desain Penelitian ...39

3.2.2 Operasional Variabel ...41

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data ...44

3.2.3.1 Sumber Data ...44

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...45

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.2.5 Rancangan Analisis Dan Uji Hipotesis ... 48

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 48

3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 67

4.1.1 Sejarah Perusahaan...67

4.1.1.1 Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 71

(12)

ix

4.2.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI ... 82

4.2.3 Perkembangan Tingkat Inflasi ... 85

4.2.4 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan ... 88

4.3 Analisis Verifikatif ... 92

4.3.1 Uji Asumsi Klasik Regresi ... 92

4.3.2 Uji Regresi Linear Berganda ... 98

4.3.3 Uji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda Setelah Model Regresi Diperbaiki ... 99

4.3.4 Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 105

4.3.5 Uji Hipotesis ... 106

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 117

5.2 Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(13)

x

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian………..………..35

Gambar 3.1 Desain Penelitian………..…………41

Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Parsial………..64

Gambar 3.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Parsial………..65

Gambar 3.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Parsial………..65

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)……….. 72

Gambar 4.2 Perkembangan Kurs mata uang rupiah atas dollar AS Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 81

Gambar 4.3 Perkembangan Kurs mata uang rupiah atas dollar AS Per tahun 2007 - 2011 ... 82

Gambar 4.4 Perkembangan Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 83

Gambar 4.5 Perkembangan Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Per tahun 2007 - 2011 ... 85

Gambar 4.6 Tingkat inflasi Periode Januari 2007 - Desember 2011 ... 86

Gambar 4.7 Tingkat inflasi Indonesia Pertahun 2007 – 2011 ... 88

Gambar 4.8 Indeks Harga Saham Gabungan Pertahun 2007 – 2011 ... 91

Gambar 4.9 Grafik Normal P-Plot (Asumsi Normalitas)... 94

Gambar 4.10 Grafik Scatter Plot dari Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 96

(14)

xi

Uji Durbin Watson ... 105

Gambar 4.15 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho Pada Pengujian Simultan 108 Gambar 4.16 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X1 terhadap Y ... 110

Gambar 4.17 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X2 terhadap Y ... 112

Gambar 4.18 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X3 terhadap Y ... 114

(15)

xii

Tabel 1.1 Perkembangan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi dan Indek Harga Saham

Gabungan (IHSG) Periode 2007 sampai 2011 ... 4

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 10

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 57

Tabel 3.3 Kategori Korelasi Metode Guilford ... 71

Tabel 4.1 Perkembangan Kurs mata uang rupiah atas dollar AS Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 78

Tabel 4.2 Perkembangan Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 83

Tabel 4.3 Perkembangan Tingkat inflasi Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 86

Tabel 4.4 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 ... 89

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Taksiran Model Regresi X –Y ... 93

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas ... 94

Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas ... 96

Tabel 4.8 Hasil Koefisien Regresi ... 98

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Taksiran Model Regresi X –Y ... 100

(16)
(17)

xiv

Lampiran 2 Bukti Penelitian (Surat keterangan dari perusahaan) Lampiran 3 Kartu Bimbingan Usulan Penelitian

Lampiran 4 Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 5 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian 1 Lampiran 6 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian 2 Lampiran 7 Lembar Revisi Sidang 1

Lampiran 8 Lembar Revisi Sidang 2 Lampiran 9 Lembar Revisi Sidang 3 Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 11 Perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS periode 2007-2011

Lampiran 12 Perkembangan tingkat suku bunga SBI periode 2007-2011 Lampiran 13 Perkembangan tingkat inflasi periode 2007-2011

(18)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai negara berkembang mendapat pengaruh yang cukup besar dari krisis finasial global. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk meredam pengaruh buruk dari krisis global ini, mulai dari menaikkan tingkat suku bunga, menaikkan bahan bakar minyak, maupun memperketat lalu lintas mata uang asing.

Pasar modal memegang peranan sangat penting dalam perekonomian Indonesia, dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator economic pada suatu negara. Pergerakan indeks sangat dipengaruhi oleh ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara maupun global. Adanya informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya akan berpengaruh pada IHSG.

(19)

Indeks harga saham adalah ukuran yang didasarkan pada perhitungan statistik untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap saat terhadap tahun dasar. Indeks harga saham individual sering sekali dipakai sebagai ukuran investor untuk menentukan perkembangan suatu perusahaan yang terrefleksi dari indeks harga sahamnya. Sedangkan indeks harga saham gabungan sering sekali dipakai sebagai indikator untuk mengukur situasi umum perdagangan efek

(Lubis, 2006:157).

Nilai tukar mata uang (exchange rate) atau sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi yang lainnya

Kurs ataupun nilai tukar inilah yang juga menjadi salah satu indikator yang mempengaruhi perdagangan di pasar uang dan saham, karena melemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar AS, akan memiliki pengaruh negatif terhadap perekonomian dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003).

(20)

Agus Budi Santosa (2008:39-53) menjelaskan bahwa inflasi merupakan suatu kondisi dimana harga-harga barang secara keseluruhan meningkat secara umum dan berlangsung terus menerus. Inflasi disebabkan karena kenaikan jumlah uang beredar dalam negeri, hal ini akan menyebabkan kelebihan penawaran uang, sehingga permintaan uang asing (dollar AS) meningkat.

Menurut Desmond Wira (2011:17), angka inflasi yang tinggi yang ditunjukan dengan naiknya harga-harga barang, biasanya akan mendorong BI (Bank Indonesia) untuk menaikan suku bunga. Biasanya lalu diikuti oleh perbankan dengan menaikan suku bunga pinjaman. Hal ini menjadikan beban biaya tambahan bagi perusahaan, terutama yang menggunakan pinjaman dari bank untuk biaya operasi atau ekspansi. Beban biaya tambahan tersebut akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Efeknya harga saham menjadi turun. Oleh karena itu, angka inflasi yang terlalu besar menjadi momok bagi investor, karena bila BI berusaha meredam inflasi dengan menaikan suku bunga, ujung-ujungnya harga saham cenderung turun.

Fenomena kenaikan maupun penurunan IHSG tentunya disebabkan oleh banyak faktor atau variabel yang dapat mempengaruhi perubahan IHSG tersebut, di dalam tulisan ini akan berfokus kepada tiga variabel independen yang lebih spesifik yaitu "Berapa besar pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap pergerakan IHSG".

(21)

kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Di Indonesia terdapat dua bursa sebagai tempat investasi yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977. Pada tahun 2007 Bursa Efek melakukan penggabungan Bursa Efek Surabaya kedalam Bursa Efek Jakarta, yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia. Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2007 secara resmi Bursa Efek Indonesia telah aktif. Bursa Efek ini akan memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat hutang (fixed income), maupun perdagangan derivative (derivative instruments). Hadirnya Bursa Efek tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi.

Berikut ini merupakan tabel perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

Tabel 1.1

Perkembangan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi dan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG)

Periode 2007 sampai 2011

(22)

Berdasarkan tabel perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setiap akhir tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan. Perubahan yang signifikan menunjukan adanya fenomena yang terjadi di dalamnya.

(23)

dunia, sehingga nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS turun nilainya (devaluasi).

Pada tahun berikutnya perkembangan IHSG menunjukan sikap yang positif, dimana perkembangan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini di pengaruhi oleh kurs rupiah/dollar AS dan suku bunga SBI dengan perkembangan yang cukup stabil serta laju inflasi yang menunjukan perkembangan yang sangat signifikan mengalani peningkatan dan penurunan setiap tahunnya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui dan mempelajari kurs mata uang rupiah atas dollar AS , tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui suatu penelitian dengan judul :“Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011”

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Melemahnya kurs mata uang rupiah/ dollar AS pada akhir tahun 2008. 2. Turunnya nilai IHSG secara tajam pada akhir tahun 2008.

(24)

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam latar belakang untuk memudahkan dalam pembahasan agar tidak terlalu meluas dan dapat tepat sasaran yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS. 2. Bagaimana perkembangan tingkat suku bunga SBI.

3. Bagaimana perkembangan tingkat inflasi.

4. Bagaimana perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

5. Seberapa besar pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial dan simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

(25)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS.

2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat suku bunga SBI. 3. Untuk mengetahui perkembangan tingkat inflasi.

4. Untuk mengetahui perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi secara simultan dan parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1.4 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Praktis 1. Perusahaan

(26)

2. Pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat bermanfaat bagi pihak lain terutama untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi, khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang Bursa Efek.

b. Kegunaan Akademis 1. Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi yang berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui penerapan ilmu dan teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam teori penelitian ini.

2. Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi yang berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan agar dapat dijadikan sebagai pembanding dalam penelitian dengan tema yang sama.

3. Perkembangan Ilmu Manajemen

(27)

adanya pembanding tersebut akan dapat memajukan ilmu manajemen yang sudah ada untuk diterapkan pada dunia secara nyata.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti peneliti mengadakan penelitian pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari website www.bi.go.id dan www.idx.co.id . Untuk kelancaran kegiatan Penelitian maka jadwal penelitian diperkirakan dimulai bulan Maret 2012 sampai dengan bulan April 2012.

(28)

11

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

2.1.1.1 Konsep Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

Samuelson dan William (2005:620) menjelaskan bahwa kurs mata uang asing atau valas valas adalah harga mata uang asing dalam satuan mata uang domestik. Kurs mata uang akan mendorong investor untuk tidak menginvestasikan dananya dipasar modal melainkan pada transaksi di pasar valuta asing tersebut. Hal ini akan mengakibatkan transaksi keuangan para investor di BEJ akan berkurang karena dianggap lebih menguntungkan bespekulasi pada gejolak kurs mata uang asing tersebut sehingga akan mengakibatkan IHSG BEJ akan melemah. Sebaliknya juga apabila kurs valuta asing stabil maka spekulasi yang mereka lakukan pada kurs yang stabil kurang menguntungkan, sehingga mereka tetap melakukan perdagangan di pasar modal dan IHSG akan menguat.

(29)

diperhatikan karena diperkirakan deviasi standar tingkat keuntungan yang diperoleh pemodal asing akan cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pemodal domestik.

Jadi nilai tukar atau harga mata uang asing adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap suatu mata uang negara lainnya. Suatu mata uang dikatakan semakin mahal jika nilai tukarnya semakin menguat, dan begitu juga sebaliknya. Untuk mengetahui perkembangan nilai tukar Rupiah (per satu Dollar Amerika) digunakan analisis kurs harian nilai tukar Rupiah.

2.1.1.2 Faktor-Faktor dalam Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah, seperti yang dikemukakan oleh Hamdy hady (2010 : 109 - 116) yaitu :

a. Supply dan demand foreign currency

Valas (forex) sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan dan penawaran pada bursa valas. Sumber-sumber penawaran (supply) valas terdiri dari :

a) Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas;

b) Impor modal (capital import) dan transaksi valas lainnya dari luar negeri ke dalam negeri.

Sedangkan sumber-sumber dari permintaan (demand) valas terdiri dari : a) Impor barang dan jasa yang menghasilkan valas;

(30)

b. Posisi BOP (Balance Of Payment)

Balance Of Payment (neraca pembayaran internasional) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan, dan monetar antara penduduk suatu negara dan penduduk suatu luar negeri untuk suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). Catatan transaksi ekonomi internasional yang terdiri atas ekspor dan impor barang, jasa, dan modal pada suatu periode tertentu akan menghasilkan suatu posisi saldo positif (surplus) dan negatif (defisit) atau ekuilibrium.

c. Tingkat inflasi

Perubahan laju inflasi dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta yang kemudian mempengaruhi nilai tukar.

d. Tingkat suku bunga

Hampir sama dengan pengaruh tingkat inflasi, maka perkembangan atau perubahan tingkat bunga pun dapat berpengaruh terhadap kurs valas. Perubahan suku bunga relatif mempengaruhi inflasi dan sekuritas-sekuritas asing yang selanjutnya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap valuta asing dan nilai tukar.

e. Tingkat pendapatan (Income)

(31)

f. Pengawasan pemerintah

Faktor pengawasan pemerintah yang biasanya dijalankan dalam berbagai bentuk kebijakan moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu mempunyai pengaruh terhadap kurs valas atau forex rate.

g. Ekspektasi dan spekulasi

Adanya harapan bahwa tingkat inflasi akan menurun atau sebaliknya juga dapat mempengaruhi kurs valas. Adanya spekulasi atau isu defaluasi Rupiah karena defisit current account yang besar juga berpengaruh terhadap kurs valas dimana valas secara umum mengalami apresiasi. Pada dasarnya, ekspektasi dan spekulasi yang timbul dimasyarakat akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas yang pada akhirnya akan mempengaruhi kurs valas, demikian pula halnya dengan isu atau rumor.

2.1.1.3 Kebijakan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

Dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 1964, di Indonesia mulai diberlakukan suatu sistem nilai tukar yaitu sistem kurs tetap dengan mematok nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dengan kurs resmi sebesar Rp 250,00 per satu US$. Selama periode ini Bank Sentral Indonesia telah melakukan kurang lebih tiga kali tindakan devaluasi mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika, sehingga pada tahun 1978 negara Indonesia mulai menganut sistem nilai tukar mengambang terkendali.

(32)

krisis ekonomi dan moneter pemerintah menetapkan sistem nilai tukar mengambang bebas yang dimulai pada tanggal 14 Agustus 1997, dengan arti pemerintah mulai saat itu melepaskan pergerakan Rupiah pada kekuatan permintaan dan penawaran uang.

2.1.2 Tingkat Suku Bunga SBI

2.1.2.1 Konsep Tingkat Suku Bunga SBI

Menurut Dahlan Siamat (2005:455-456) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada prinsipnya adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dan diperjualbelikan dengan diskonto. SBI yang ditawarkan dan diterbitkan dengan system lelang, pada dasarnya penggunaannya sama dengan penggunaan Treasury Bills (T-Bills) di pasar uang Amerika Serikat. Melalui penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak langsung mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR). SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat bunga dari peserta lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan dapat dipakai sebagai indicator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya.

(33)

Tingkat bunga SBI yang tinggi dilakukan untuk menyedot dana dari masyarakat supaya investasi dan konsumsi menurun, dan tersimpan di perbankan. Hal tersebut biasanya dilakukan pada saat kondisi inflasi yang tinggi dan nilai uang rendah sedangkan tingkat bunga SBI yang rendah dilakukan agar investasi dan konsumsi menjadi bergairah dengan demikian dana akan berputar dan dunia usaha berjalan.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga

Setiap investor selalu mengharapkan agar uang atau dana yang ditanam menjadi berkembang oleh karena memperoleh suku bunga. Akan tetapi kalau terjadi inflasi (akibat tingkat harga naik), jumlah uang yang diterima daya belinya akan berkurang. Jadi bunga yang diterima harus sudah memperhitungkan tingkat inflasi (premi inflasi). Seorang investor harus mengorbankan konsumsinya sekarang karena uangnya untuk di investasikan, maka untuk itu wajar jika investor menuntut agar dalam menentukan tingkat bunga dipertimbangkan adanya preferensi waktu (premi preferensi waktu). Investor harus membayar pajak atas bunga yang diterimanya, maka investor juga menghendaki agar pajak (premi pajak) juga dipertimbangkan dalam menentukan besarnya tingkat bunga.

(34)

kedua belah pihak. Suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga SBI Variabel ini diukur dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Suku Bunga = 12

Σ suku bunga SBI (bulanan) selama 1 tahun

2.1.3 Tingkat Inflasi

2.1.3.1 Konsep Tingkat Inflasi

Inflasi selalu identik dengan kenaikan harga tetapi tidak berarti bahwa berbagai harga berbagai macam tersebut mengalami kenaikan dengan persentasi yang sama. Kenaikan harga barang umum tersebut terjadi secara terus menerus dalam periode waktu tertentu dan diukur dengan menggunakan indeks harga terutama Indeks Harga Konsumen (IHK).

Ni Nyoman Aryaningsih (2008:56-67) Inflasi merupakan perubahan harga yang cenderung meningkat, tanpa diimbangi perubahan daya beli masyarakat yang meningkat. Dalam kenyataan jarang terjadi suatu kondisi, dimana inflasi yang tinggi menyebabkan hasil output tertentu, sehingga tingkat output berubah dari waktu ke waktu mengikuti perubahan laju inflasi yang diperkirakan. Bisa saja terjadi kondisi, bahwa kenaikan inflasi yang tinggi bahkan menurunkan tingkat output tertentu.

(35)

2.1.3.2 Macam- Macam dalam Inflasi

Berdasarkan penyebab terjadinya, Inflasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu; (1) demand pull inflation dan; (2) cost push inflation. Demand pull inflation adalah inflasi yang bermula dari kenaikan permintaan total (aggregate demand) sedangkan cosh push inlation adalah inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi yang ditandai dengan turunnya produksi. Dilihat dari konsep lain, inflasi dapat pula disebabkan karena perbedaan suku bunga nominal dengan suku bunga riil. Penyesuaian suku bunga nominal terhadap tingkat inflasi inilah yang biasa disebut sebagai efek Fisher (Fisher effect) yaitu dengan suku bunga riil yang tetap, suku bunga nominal akan naik dengan meningkatnya inflasi (Dornbush dan Fisher, 1994).

Ada berbagai cara untuk menggolongkan jenis inflasi, diantaranya dengan cara menggolongkan inflasi berdasarkan parah atau tidaknya suatu inflasi

( Dornbusch & Fischer, 1992 ): a. Inflasi ringan ( < 10% setahun ) b. Inflasi sedang (10%-30% setahun ) c. Inflasi berat ( 30%-100% setahun ) d. Hiper inflasi ( >100% setahun ).

2.1.3.3 Aspek-Aspek dalam Inflasi

(36)

2. Sustained, kenaikan harga yang terjadi tidak hanya berlangsung dalam waktu tertentu saja, melainkan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. 3. General level of price, harga dalam konteks inflasi dimaksudkan sebagai harga barang-barang secara umum, bukan dalam artian satu atau dua jenis barang saja.

2.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

2.1.4.1 Konsep Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek.

Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat disuatu bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimasukan dalam perhiungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut (Sunariyah, 2011:140)

Menurut Wikipedia.com, Indeks Harga Saham Gabungan didefinisikan sebagai berikut:

“Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks pasar

(37)

Jakarta). IHSG merupakan indikator penggerakan harga saham di BEI, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Investor dapat melihat dari trent yang terjadi dari IHSG sebagai pengambil keputusan.”

Sedangkan menurut Jogianto (2006:57), IHSG adalah suatu indikator yang menunjukan pergerakan suatu saham, berfungsi sebagai indikator trend di pasar. Artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lesu.”

2.1.4.2 Faktor-Faktor dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Secara garis besar, ada tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap pergerakan IHSG yaitu: faktor domestik, faktor asing, dan faktor aliran modal ke Indonesia.

Faktor domestik berupa faktor-faktor fundamental suatu negara seperti inflasi, pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar, suku bunga, maupun nilai tukar Rupiah. Berbagai faktor fundamental tersebut dianggap dapat berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya berpengaruh pada pergerakan Indeks.

(38)

telah menyeret bursa di Asia pada krisis tahun 1997, termasuk bursa Indonesia.

2.1.4.3 Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah nilai pasar adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungan adalah sebagai berikut (Anoraga dan Pakarti, 2001: 102):

IHSG = Σ (Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham) x 100

Σ Nilai Dasar

Keterangan:

IHSG = Indeks harga saham gabungan hari ke-1

Nilai Pasar = Rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di bursa dikali dengan harga pasar per lembarnya) dari saham umum dan saham preferen pada hari ke-t

Nilai Dasar = Sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10Agustus 1982.

Menurut Sunariyah (2011:142-143) ada dua metode perhitungan indeks harga saham gabungan yaitu:

(39)

Pada metode ini, harga pasar saham-saham yang dimasukan dalam perhitungan indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan suatu factor pembagi tertentu.

2) Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method)

Pada metode ini, dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan di samping harga pasar saham dan harga dasar saham. Ada dua ahli yang mengemukakan metode ini:

1 Metode Paasche 2 Metode Laspeyres

2.1.5 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003)

(40)

profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempengaruhi harga saham badan usaha secara signifikan selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham badan usaha selama krisis ekonomi di Indonesia.

2. Penelitian Poltak Manulang (2008)

(41)

3. Penelitian I Wayan Wardita (2008)

Jurnal forum manajemen volume 6, nomor 2, tahun 2008, dengan judul Pengaruh Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas Terhadap Kurs US Dollar. Penelitian dilakukan oleh I Wayan Wardita (2008). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kurs US Dollar. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 2005 sampai dengan 2007. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional, Inflasi dan Cadangan Emas mempengaruhi Kurs dollar AS secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa Selisih Suku Bunga Bank Indonesia dengan Suku Bunga Internasional dan tingkat inflasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap Kurs dollar AS sedangkan cadangan emas berpengaruh secara signifikan terhadap kurs dollar AS.

4. Penelitian Agus Budi Santosa (2008)

(42)

digunakan dalam penelitian ini adalah Inflasi pada Model Purchasing Power Parity. Alat analisis yang digunakan adalah uji kointegrasi. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 1998 sampai dengan 2003. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa Kemampuan Inflasi pada Model Purchasing Power Parity dalam Menjelaskan Nilai Tukar Rupiah mempengaruhi Kurs dollar AS secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa suku bunga dan pendapatan nasional mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap Kurs dollar AS sedangkan inflasi dan uang beredar berpengaruh secara signifikan terhadap kurs dollar AS.

5. Penelitian Etty Murwaningsari (2008)

(43)

mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap IHSG sedangkan kurs dan suku bunga deposito berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG.

6. Penelitian Sri Martini (2009)

Jurnal adminnistrasi dan bisnis volume 3, nomor 1, juli 2009, hal. 15-26, dengan judul Pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga dan produk domestic bruto terhadap IHSG. Penelitian dilakukan oleh Sri Martini (2009). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga dan produk domestic bruto. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 2000 sampai dengan 2008. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga dan produk domestic bruto mempengaruhi IHSG secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa tingkat inflasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap IHSG sedangkan kurs dan produk domestic bruto berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. 7. Penelitian Makaryanawati dan Misbachul Ulum (2009)

(44)

Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga dan tingkkat likuiditas perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dalam kurun waktu 2004 sampai dengan 2007. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan memperngaruhi risiko investasi saham secara signifikan. Sedangkan secara parsial terbukti bahwa tingkat suku bunga mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap risiko investasi sedangkan tingkat likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap risiko investasi.

8. Penelitian Mahmudul Alam dan Gazi Salah Uddin (2009)

(45)

bagi Bursa Efek mereka melalui cara permintaan tarik investor lebih di pasar saham, dan menyediakan cara menekan investasi ekstensional lebih perusahaan

9. Penelitian Usman Abdulateef dan Ibrahim Waheed (2010)

Journal of economics and international finance volume 2, nomor 9, September 2010, pp. 183-189, dengan judul Exernal reserve holding in Nigeria: Implications for investment, inflation and exchange rate. Penelitian dilakukan oleh Usman Abdulateef dan Ibrahim Waheed (2010). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan eksternal cadangan. Sedangkan variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interest Rate and Stock Price. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Subjek penelitian dilakukan pada Bank Sentral Nigeri (CBN) dalam kurun waktu 1986 sampai dengan 2006. Hasil penelitian menunjukan secara simultan bahwa perubahan eksternal cadangan telah memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan PMA dan apresiasi nilai tukar di dalam negeri tetapi tidak berpengaruh seperti yang diamati pada investasi domestik dan inflasi tingkat dalam negeri dalam periode tersebut.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1 I Wayan

(46)

dollar uang global karena kenaikan jumlah uang beredar, hal ini signifikan dan variable nilai tukar merupakan variable yang lebih pada Jakarta Islamic Index

(47)

2.2Kerangka Pemikiran

Pasar modal Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Globalisasi telah memungkinkan investor dari

usaha selama periode krisis ekonomi. Secara parsial hanya suku bunga dan nilai tukar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham selama periode krisis ekonomi tersebut.

between interest rate and stock price: Empirical Evidence from Developed and developing countries

(48)

negara lain (asing) untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya bursa-bursa yang berdekatan lokasinya. Oleh karena itu, perubahan di satu bursa juga akan ditransmisikan ke bursa negara lain, dimana bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang kecil.

Diperkenalkannya investor asing ke pasar tentu saja berfungsi sebagai katalis yang mendorong investasi lokal. Investasi asing berpengaruh dalam menyorot perusahaan yang memberikan informasi keuangan paling transparan dan valuasi terbaik, masuknya dana-dana asing ke pasar-pasar baru berpengaruh jelas dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan struktur pasar.

Nilai tukar mata uang, khususnya mata uang Rupiah saat ini sering mengalami fluktuasi terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat. Hal ini diakibatkan karena adanya mekanisme pasar di pasar uang atau valuta asing. Nilai tukar Rupiah mencapai angka terendah pada awal tahun 1998. Sekalipun menguat sampai saat ini, nilai tukar Rupiah masih jauh lebih rendah dibanding dengan kondisi pertengahan 1997, pada saat gejala depresiasi Rupiah mulai terlihat.

Berdasarkan kajian teoritis dan penelitian sebelumnya maka penulis menduga adanya keterkaitan antar masing-masing variabel independen dan keterkaitan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

(49)

Untuk lebih memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan paradigma penelitian yang memperlihatkan hubungan antara variabel dalam penelitian ini sebagai berikut .

2.2.1 Hubungan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS pada IHSG

Menurut Etty Murwaningsih (2008:178-195) Studi mengenai hubungan antara nilai tukar rupiah dan reaksi pasar saham telah banyak dilakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah nilai tukar dan return saham telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dalam kondisi normal dimana fluktuasi kurs tidak terlalu tinggi, hubungan kurs dengan pasar modal adalah positif, tetapi jika terjadi depresiasi/ apresiasi kurs, maka hubungan kurs dengan pasar modal akan berkorelasi negatif.

(50)

2.2.2 Hubungan Tingkat Suku Bunga pada IHSG

Menurut Dolman (2001), menjelaskan bahwa terdapat hubungan negatif antara tingkat suku bunga dengan pendapatan saham. Hal ini berarti bahwa ketika ada kenaikan tingkat suku bunga maka pendapatan saham akan cenderung menurun.

Menurut Iswardono (2004), kenaikan suku bunga akan berakibat terhadap menurunnya return saham begitu juga sebaliknya. Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, para pemegang saham akan menahan sahamnya sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat yang dianggap normal. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga jangka panjang meningkat maka pemegang saham cenderung menjual sahamnya karena harga jualnya tinggi. Kenaikan suku bunga akan sangat berpengaruh bagi pelaku pasar modal. Pergerakan suku bunga SBI yang fluktuatif dan cenderung meningkat akan mempengaruhi pergerakan sektor riil yang dicerminkan oleh pergerakan return saham.

Dari beberapa penjelasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa semakin tinggi suku bunga , maka para investor cenderung mengalihkan investasinya dari saham ke instrumen pasar uang. Dengan kata lain peningkatan suku bunga akan cenderung menurunkan IHSG.

2.2.3 Hubungan Tingkat Inflasi pada IHSG

(51)

harga barang-barang dan bahan baku akan membuat biaya produksi menjadi tinggi sehingga akan berpengaruh pada penurunan jumlah permintaan yang berakibatnya pada penurunan penjualan sehingga akan mengurangi pendapatan perusahaan. Selanjutnya akan berdampak buruk pada kinerja perusahaan yang tercermin pula oleh turunnya return saham (Nurdin, 1999). Beberapa bukti empiris tentang pengaruh tingkat inflasi dengan IHSG menunjukkan bahwa laju inflasi secara terpisah tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG (Sri Martini, 2009:15-26)

Dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tingkat inflasi terhadap IHSG memiliki pengaruh yang negative.

2.2.4 Hubungan Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi pada IHSG

Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003: 123-131), menyatakan bahwa variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mempunyai hubungan positif terhadap harga saham, sedangkan variabel suku bunga SBI dan laju inflasi mempunyai hubungan negative terhadap harga saham.

(52)

kerangka pemikiran

Etty Murwaningsih (2008:178-195)

Mudji Utami & Mudjilah Rahayu

(2003: 123-131)

(53)

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Sukirno (2004:15) :“Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai bagaimana variabel-variabel yang dibicarakan berkaitan satu sama lainnya”

Menurut Umi Narimawati (2007:73) “Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji kebenarannya”. Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran maka hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

1. Tingkat kurs mata uang rupiah atas dollar AS berpengaruh secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negative secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Tingkat inflasi berpengaruh negative secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

(54)

37

3.1 Objek Penelitian

Menurut I Made Wirartha (2006:39) menyatakan bahwa “Objek Penelitian (variabel penelitian) adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih adari satu nilai.”

Penjelasan objek penelitian menurut Sugiyono (2010:41) yaitu:

Sebelum peneliti memilih variabel yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu:

1. Kurs mata uang rupiah atas dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI dan Tingkat Inflasi sebagai variabel bebas (Independent Variabel).

2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai variabel terikat (Dependent Variabel).

(55)

sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di kumpulkan, diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.

3.2 Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) adalah cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode yang digunakan dalam peneliian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Moh. Nazir (2004:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Metode deskriptif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu untuk menggambarkan atau menganalisis tingkat kurs mata uang rupiah atas dolar AS, tingkt suku bunga SBI, tingkat inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sedangkan menurut Umi Narimawati (2008:21) metode penelitian verifikatif adalah pengujian hipotesis melalui alat analisis statistik.

(56)

Metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan yaitu menguji besarnya pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial dan simultan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Moh. Nazir (2004 :84) memaparkan pengertian desain penelitian sebagai berikut:

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian.”

Menurut Jonathan Sharwono (2006 :79) menjelaskan bahwa “Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Untuk menggambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini peneliti membuat suatu desain penelitian. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(57)

2. Mengidentifikasi masalah tentang pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

3. Menetapkan rumusan masalah dalam penelitian tersebut. 4. Menetapkan tujuan dari penelitian tersebut.

5. Menentukan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

(58)

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian ke dalam subvariabel, dimensi, indikator subvariabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan análisis faktor.

X1

X2

X3

(59)

Menurut Sugiyono (2010:38) menyatakan pengertian variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Menurut Umi Narimawati (2007:29) menjelaskan bahwa ”untuk memperoleh data dalam suatu penelitian, maka hendaklah dilakukan penjabaran sejumlah variabel lengkap lainnya dan pengukurannya”.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan konsep, indikator, ukuran serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga penguji hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel Bebas atau Independent Variabel (X1, X2 dan X3)

Menurut Umi Narimawati (2007:55) Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain atau merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu segala yang di observasi.

Variabel bebas atau Independent Variabel (X1, X2 dan X3) pada penelitian

ini adalah kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi.

2. Variabel Terikat atau Dependent Variabel (Y)

(60)

bebas atau variabel yang variabelnya diamati atau diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas”.

Variabel terikat atau dependent variabel (Variabel Y) pada penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Adapun tabel operasionalisasi sesuai dengan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel penelitian

Variabel Konsep Indikator Uku

ran Skala adalah perbandingan antara mata uang dalam negeri dengan mata uang luar negeri. Kurs yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kurs US$ terhadap Rupiah. US$ dipilih karena US$ merupakan hardcurrency yang paling stabil dan paling diakui sebagai mata uang untuk transaksi internasional oleh semua negara.

(61)

Tingkat Inflasi (X3)

Inflasi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan harga-harga pada

umumnya atau turunnya nilai mata uang yang beredar.

Ni Nyoman Aryaningsih (2008:56-67)

IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan merupakan indikator pergerakan harga atas seluruh saham yang tercatat di

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.

Menurut Husein Umar (2008:41) pengertian dari data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk table-tabel atau diagram-diagram.

(62)

Adapun sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data sekunder, karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data yang digunakan meliputi data nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, prosentase tingkat suku bunga SBI dan prosentase tingkat inflasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada setiap akhir bulan pengamatan selama periode 5 tahun yaitu tahun 2007-2011.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 1 Populasi

Menurut Umi Narimawati (2007:72) pengertian populasi penelitian adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi yang digunakan penulis pada penelitian ini yaitu data perkembangan nilai kurs rupiah/dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan laju inflasi pada setiap bulan pengamatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

2 Sampel

Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2007:73) adalah bagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan sebuah penelitian.

(63)

3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2010:118) menjelaskan bahwa “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”.

Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik sampling yangdapat digunakan. Untuk teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan oleh penulis yang sesuai dengan judul yang diteliti adalah nonprobability sampling

Menurut Sugiyono (2010:122) menjelaskan bahwa nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel”.

Teknik nonprobability sampling yang dipilih oleh penulis adalah sampling purposive.

Menurut Sugiyono (2010:124) yang dimaksud dengan sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Untuk itu penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan:

1. Data yang diambil merupakan perkembangan kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan laju inflasi serta perkembangan IHSG yang terbaru (audit).

(64)

3. Sampel yang diambil sebanyak lima periode karena sudah dianggap representatif (mewakili) untuk dilakukan penelitian yang diambil diakhir setiap bulan pengamatan dengan sampel adalah total 60 data. Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah nilai IHSG pada setiap akhir bulan pengamatan periode 2007-2011 pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan penulis untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan adalah Studi Kepustakaan (Library Research).

(65)

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih manayang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa tehadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuntitatif.

1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:29) sebagai berikut “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk memberi kesimpulan yang lebih luas”.

Menurut Sugiyono (2010:14) menjelaskan bahwa:

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis refleksi terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

(66)

atau diagram untuk perhitungan masing – masing besaran kurs rupiah/dolar Amerika Serikat, harga komoditi nikel dan laba bersih.

Keterangan :

Pn = Perkembangan tahun sekarang Pn-1 = Perkembangan tahun sebelumnya

2. Analisis Kuantitatif (Verifikatif)

Menurut Mashuri (2008:45) pengertian metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Menurut Sugiyono (2010:31) menjelaskan bahwa:

”Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik

yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap data-data yang telah disajikan.

Perkembangan

=

(67)

Analisis verifikatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menguji besarnya pengaruh kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial dan simultan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut:

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana hubungan kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara variable independent (kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi) dan variable dependent (IHSG) disebut dengan persamaan regresi.

Menurut Wahid Sulaiman (2004:80), pengertian regresi linear berganda adalah :

“Jika suatu variabel dependen bergantung pada lebih dari satu variabel

independen, hubungan kedua variabel disebut analisis regresi berganda (multiple regression)”.

(68)

mengetahui sejauh mana hubungan kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011.

Bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini yaitu :

Keterangan :

Y = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) X1 = Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

X2 = Tingkat Suku Bunga SBI

X3 = Tingkat Inflasi

a = Konstanta Intersep

β1 = Koefisien Regresi Variabel Kurs Mata Uang Rupiah atas Dollar AS

β2 = Koefisien Regresi Variabel Tingkat Suku Bunga SBI

β3 = Koefisien Regresi Variabel Tingkat Inflasi

ℰ = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y.

Regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas yaitu kurs mata uang rupiah atas dollar AS, tingkat suku bunga SBI dan tingkat inflasi metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, b2 dan b3. Nilai-nilai tersebut dapat dicari dengan rumus pearson product moment yang memiliki persamaan sebagai berikut :

(69)

Sebelum rumus-rumus diatas digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan- perhitungan sebagai berikut :

1. ̅

2. ̅̅̅

3. ̅̅̅

4. ̅̅̅

5.

6.

7.

8. ̅̅̅ ̅

9. ̅̅̅ ̅

10. ̅̅̅ ̅

11. ̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅

(70)

Arti koefisien β adalah jika nilai β positif (+), hal tersebut menunjukkan

hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai β

negatif (-), menunjukkan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai veriabel terikat, dan sebaliknya.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis.

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (multiple linear regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas :

a) Uji Normalitas

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sejak tahun 1948 berbagai Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah telah menempatkan pajak dan Retribusi Daerah

1) Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan kedaerahannya dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya. 2) Melakukan koordinasi di antara bermacam-macam

30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada

Uji lanjut berganda duncan menunjukkan perendaman auksin selama 60 menit memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain pada parameter tinggi tunas

Untuk saat ini, hal ini menjadi jauh lebih berkembang dalam memaknakannya, yakni bahwa musrenbang tidak terbatas untuk megumpulkan aspirasi, tetapi juga dimanfaatkan

Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan pada tingkat kelurahan  di  Kecamatan  Tatanga,  setiap  tahun  diturunkan  bantuan  dari  Pemerintah  Pusat,  Provinsi 

Dalam kegiatan pencatatan program pemberian makanan tambahan pemulihan di wilayah kerja Puskesmas Oepoi belum sesuai karena ibu balita tidak melakukan pencatatan harian

Dalam pasal 225 Kompilasi Hukum Islam (KHI) ditentukan, bahwa benda yang telah diwakafkan tidak dapat dilakukan perubahan atau penggunaan lain dari pada yang dimaksud dalam