• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perlakuan Media Kertas Koran terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina Semai Gmelina

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.2.1 Pengaruh Perlakuan Media Kertas Koran terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina Semai Gmelina

Parameter yang diamati pada penelitian ini antara lain pertambahan tinggi, pertambahan diameter, nisbah pucuk-akar, berat kering total, analisis kimia media semai dan analisis jaringan pada daun Gmelina. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (Tabel 1) menunjukkan bahwa perlakuan media kertas koran, perekat dan interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan tinggi semai Gmelina hingga umur 3 BSP (bulan setelah penyapihan) pada selang kepercayaan 95%. Faktor perlakuan media kertas koran kompos memberikan pengaruh yang lebih baik ditunjukkan pada Tabel 3 bahwa persen peningkatan perlakuan media kertas koran kompos (M3) sebesar 63.14% terhadap perlakuan media kertas koran (M1). Menurut Indriani (2001) sifat baik dari kompos yang merupakan pupuk organik terhadap kesuburan tanah yaitu dapat menyediakan unsur hara seperti N, P, K, Ca, Mg, S serta hara mikro dalam jumlah relatif kecil, dapat mempermudah pengolahan tanah-tanah yang berat, membuat permeabilitas tanah menjadi lebih baik dan juga dapat dijadikan sebagai pupuk bagi tanaman. Pemberian pupuk organik akan menambah unsur hara yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Memang persentase unsur hara yang bertambah dari pupuk organik masih lebih kecil dibanding pupuk organik secara umum, fungsi pupuk organik adalah sebagai berikut : kebutuhan tanah bertambah, adanya penambahan unsur hara, humus, dan bahan organik kedalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang. Sifat fisik dan kimia tanah diperbaiki. (Pemberian pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah). Sifat biologi tanah dapat diperbaiki dan mekanisme jasad renik yang ada menjadi hidup (Indriani, 2001).

Disamping itu, menurut Indriani (2001) kompos mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan antara lain: memperbaiki struktur tanah, memperbesar daya ikat tanah berpasir, menambah daya ikat air pada tanah, memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah, mengandung hara yang lengkap, memberi

32

ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia, dan menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan.

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan pengaruh interaksi perlakuan (Tabel 2), menunjukkan bahwa interaksi media kertas koran + tapioka 5% (KKTp5) saling berbeda nyata dengan media kertas koran (KKO) dan media kertas koran + tanin 5% (KKTn5). Pada interaksi media kertas koran + serasah + tanin 5% (KKSrTn5) menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata dengan media kertas koran + serasah + tapioka 5% (KKSrTp5). Untuk interaksi media kertas koran + kompos + tapioka 5% (KKKTp5) saling berbeda nyata dengan media kertas koran + kompos + tanin 5% (KKKTn5), sedangkan pada perlakuan media KKKO saling berbeda nyata dengan perlakuan media KKKTn5. Faktor perlakuan media kertas koran + tanin (KKTn5%) memiliki tinggi sebesar 21.98 cm, nilai itu tidak lebih besar dari 34.81 cm yaitu pada perlakuan media kertas koran + kompos (KKKO), sedangkan pada perlakuan media kertas koran + kompos + tapioka (KKKTp5) memiliki nilai rata-rata tinggi terbesar yaitu 35.85 cm.

Pengaruh faktor perlakuan perekat pada Tabel 3, menunjukkan bahwa peningkatan perlakuan tanpa perekat (K1) memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 27.06 cm, nilai itu tidak lebih kecil dari 26.20 cm yang ditunjukkan pada perlakuan perekat tanin (K2), sedangkan pada perlakuan perekat tapioka (K3) memiliki rata-rata terkecil yaitu sebesar 25.67 cm. Pada perlakuan perekat tanin (K2) mengalami peningkatan sebesar -5.41%, sedangkan pada perlakuan perekat tapioka (K3) mengalami peningkatan sebesar -3.16% terhadap perlakuan tanpa perekat, artinya perlakuan perekat memberikan pengaruh yang lambat pada pertumbuhan semai Gmelina.

Berdasarkan uji lanjut Duncan semai Gmelina pada Tabel 4, menunjukkan bahwa untuk faktor perlakuan media kertas koran kompos (M3) saling berbeda nyata dengan media kertas serasah (M2) dan media kertas koran (M1). Pengaruh faktor perlakuan media kertas koran kompos dan kertas koran serasah memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan tinggi semai Gmelina, Pada perlakuan media kertas koran serasah (M2) memiliki rata-rata sebesar 23.60 cm dan memberikan peningkatan sebesar 12.25% terhadap perlakuan media kertas koran (M1). Pengaruh faktor perlakuan media kertas koran kompos terhadap

pertumbuhan tinggi semai Gmelina memiliki nilai rata-rata tinggi yang terbesar yaitu sebesar 34.31 cm dan mengalami peningkatan sebesar 63.14%.

Berdasarkan uji lanjut Duncan (Tabel 6) pengaruh faktor perlakuan perekat tapioka memiliki nilai rata-rata diameter yang lebih besar daripada perlakuan perekat tanin dan tanpa perekat yaitu sebesar 0.29 cm. Faktor perlakuan perekat tapioka (K3) mengalami peningkatan sebesar 4.05%, sedangkan pada faktor perlakuan perekat tanin (K1) mengalami peningkatan sebesar 0.28%. Faktor perlakuan perekat tapioka (K3) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan diameter semai Gmelina.

Pengaruh faktor perlakuan media pada uji lanjut Duncan (Tabel 7) bahwa perlakuan dengan media kertas koran (M1), media kertas koran serasah (M2), dan media kertas koran kompos (M3) menunjukkan pengaruh yang saling berbeda nyata. Bila dibandingkan dengan perlakuan media kertas koran (M1), perlakuan media kertas koran serasah (M2) memiliki nilai rata-rata diameter sebesar 0.27 cm dan mengalami peningkatan sebesar -5.21%, sedangkan pada perlakuan media kertas koran kompos (M3) memiliki nilai rata-rata diameter sebesar 0.29 cm. Faktor perlakuan media kertas koran kompos (M3) memberikan pengaruh yang lebih baik ditunjukkan pada Tabel 7 bahwa perlakuan media kertas koran kompos mengalami peningkatan sebesar 2.88% terhadap perlakuan media kertas koran.

Rasio pucuk-akar merupakan hasil perhitungan yang membandingkan antara biomassa pucuk dengan biomassa akar tanaman. Sehingga, besarnya nilai rasio pucuk-akar tanaman sangat ditentukan oleh pertumbuhan pucuk dan akar tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik dan normal ditunjukkan dengan nilai rasio pucuk-akar yang seimbang. Hal ini mengindikasikan bahwa bagian pucuk dan akar tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Berdasarkan analisis sidik ragam (Tabel 8) rasio pucuk akar perlakuan perekat dan interaksi media dan perekat menunjukkan pengaruh yang nyata, tetapi untuk media kertas koran tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap nisbah pucuk akar semai Gmelina hingga umur 3 BSP (bulan setelah penyapihan) pada selang kepercayaan 95%.

Hasil uji Duncan interaksi perlakuan media kertas koran dan perekat pada Tabel 9 menunjukkan bahwa interaksi media kertas koran (KKO) tidak berbeda

34

nyata dengan media kertas koran + tapioka 5% (KKTp5) dan perlakuan media kertas koran + tanin 5% (KKTn5). Pada interaksi media kertas koran + serasah + tanin 5% (KKSrTn5) menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap media kertas koran + serasah (KKSrO), tetapi tidak berbeda nyata terhadap media kertas koran + serasah + tapioka 5% (KKSrTp5). Untuk interaksi media kertas koran + kompos + tanin 5% (KKKTn5) berpengaruh positif terhadap nilai NPA semai Gmelina. Perlakuan media KKKTn5 berbeda nyata dengan media kertas koran + kompos (KKKO) dan media kertas koran + kompos + tapioka 5% (KKKTp5). Faktor perlakuan media kertas koran + kompos + tanin 5% memberikan pengaruh yang lebih baik ditunjukkan pada Tabel 10 bahwa pengaruh interaksi perlakuan media kertas koran + kompos + tanin 5% (KKKTn5) memiliki nilai rata-rata nisbah pucuk akar yang paling besar yaitu sebesar 2.13 gram.

Berdasarkan uji lanjut Duncan (Tabel 10) pengaruh faktor perlakuan perekat tanin (K2) memiliki nilai rata-rata rasio pucuk akar yang lebih besar daripada perlakuan perekat tapioka (K3) dan tanpa perekat yaitu sebesar 1.70 gram. Faktor perlakuan perekat tanin (K2) mengalami peningkatan sebesar 40.02%, sedangkan pada faktor perlakuan perekat tapioka (K3) mengalami peningkatan sebesar 6.28% tehadap perlakuan tanpa perekat. Faktor perlakuan perekat tanin (K2) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan diameter semai Gmelina.

Pengaruh faktor perlakuan media pada uji lanjut Duncan (Tabel 11) bahwa perlakuan dengan media kertas koran (M1) dan media kertas koran kompos (M3) menunjukkan pengaruh yang saling berbeda nyata, tetapi pada media kertas koran serasah (M2) menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Bila dibandingkan dengan perlakuan media kertas koran (M1), perlakuan media kertas koran serasah (M2) memiliki nilai rata-rata rasio pucuk akar sebesar 1.23 gram dan mengalami peningkatan sebesar -15.92%, sedangkan pada perlakuan media kertas koran kompos (M3) memiliki nilai rata-rata rasio pucuk akar sebesar 1.49 gram. Faktor perlakuan media kertas koran kompos (M3) memberikan pengaruh yang lebih baik ditunjukkan pada Tabel 11 bahwa perlakuan media kertas koran kompos mengalami peningkatan sebesar 1.88% terhadap perlakuan media kertas koran.

Uji lanjut Duncan pada perlakuan perlakuan perekat (Tabel 11) menunjukkan bahwa perlakuan perekat tanin (K2) berbeda nyata dengan perlakuan perekat tapioka (K3) dan tanpa perekat (1). Kisaran nilai NPA dari hasil perlakuan perekat adalah 1.21 – 1.70. NPA terbaik terdapat pada perlakuan tanpa perekat (K1) dengan nilai sebesar 1.21 sedangkan terjelek pada perlakuan perekat tanin (K2) yaitu 1.70. Sedangkan untuk uji lanjut Duncan pada perlakuan media (Tabel 12) menunjukkan bahwa perlakuan media kertas koran kompos (M3) dan perlakuan media kertas koran (M1) berbeda nyata dengan perlakuan media kertas koran serasah (M2). Kisaran nilai NPA dari perlakuan media adalah 1.23 – 1.49. NPA terbaik terdapat pada perlakuan media kertas Koran serasah dengan nilai sebesar 1.23 sedangkan terjelek pada perlakuan media kertas Koran kompos (M3) yaitu 1.49. Menurut Sari (2002) dalam (Fiona 2010), nilai nisbah pucuk akar yang mendekati nilai 1 lebih baik untuk daerah-daerah tropis dengan intensitas cahaya matahari cukup tinggi, NPA yang rendah memberikan indikasi ketahanan dan pertumbuhan yang baik.

Untuk mengetahui pertumbuhan semai Gmelina, perlu dilakukan pengukuran biomassa tanaman. Pengukuran biomassa bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan hara dalam tanah yang digunakan tanaman untuk pertumbuhan dan kegiatan fisiologis lainnya. Berdasarkan analisis sidik ragam Tabel 13 berat kering total semai Gmelina, perlakuan media memberikan pengaruh yang nyata pada selang kepercayaan 95%. Uji Duncan tidak dilakukan pada berat kering total semai Gmelina karena hasil uji tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Perlakuan media kertas koran (KKO) memberikan nilai rata-rata berat kering total terendah yaitu sebesar 0.54 gram. Sedangkan pada perlakuan media kertas koran kompos tanin (KKKTn5) memiliki berat kering total dengan rata-rata 0.92 gram atau memberikan peningkatan berat kering total sebesar 67,27%. Nilai tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan oleh media kertas koran kompos (KKKO) yaitu sebesar 81.81%, dengan rata-rata nilai berat kering total sebesar 1.00 gram.

Analisis jaringan dimaksudkan untuk mengetahui serapan suatu unsur tertentu. Berdasarkan hasil analisis kimia media semai Gmelina pada Tabel 14 diketahui perlakuan KKTp5 memiliki nilai tertinggi untuk kandungan unsur C

36

yaitu sebesar 55.15% sedangkan pada perlakuan KKKTn5 kandungan unsur C rendah sebesar 37.34. Untuk rata-rata kandungan unsur N tertinggi terdapat pada perlakuan KKSrTp5 yaitu sebesar 1.18%, sedangkan rata-rata unsur N terendah terdapat pada perlakuan KKTn5 sebesar 0.28. Perlakuan KKKTp5 memiliki rata-rata kandungan unsur P sebesar 0.39%. Kandungan unsur K rendah pada perlakuan KKO yaitu sebesar 0.04% tetapi nilai unsur tersebut tidak lebih besar dari 0.38% pada perlakuan KKTn. Nilai kandungan unsur Ca tertinggi terdapat pada perlakuan KKSrO sebesar 9.90% dan terendah sebesar 2.30% pada perlakuan KKO. Pada perlakuan KKKO kandungan unsur Mg terbesar yaitu sebesar 3.00% sedangkan pada perlakuan KKO kandungan unsur Mg terkecil yaitu sebesar 0.46%.

Selain faktor genetis, semai Gmelina juga dipengaruhi faktor lingkungan seperti penerimaan cahaya, ruang tumbuh dan media tumbuh. Penelitian ini lebih menekankan pada pengaruh wadah tumbuh yang mengandung unsur hara pada berbagai perlakuan terhadap pertumbuhan semai Gmelina.

Wadah semai memiliki peran yang besar terhadap pertumbuhan tanaman. Jenis wadah yang digunakan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman berkaitan dengan ketersediaan unsur hara dan air. Wadah yang baik adalah yang dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang seimbang dan memiliki sifat fisik yang baik (remah dan mampu menopang pertumbuhan). Kelebihan atau kekurangan unsur hara dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal.

Hasil pengamatan menunjukkan semai Gmelina pada media yang diberi perlakuan media kertas koran kompos memiliki pertumbuhan yang lebih baik daripada media kertas koran + tapioka 5% . Secara umum perlakuan media kertas koran kompos + tapioka 5% dapat meningkatkan perkembangan akar. Media tanah subsoil merupakan tanah yang miskin hara, sebagian besar haranya berada dalam kondisi terikat dan memiliki struktur tanah lebih mampat sehingga mengakibatkan perkembangan akar terganggu dan pertumbuhan tanaman pun tidak optimal. Oleh karena itu perkembangan akar pada perlakuan media selain kertas koran kompos dan serasah menjadi terhambat. Dwidjoseputro (1984) dalam Fiona (2010) menyebutkan bahwa panjang pendeknya akar dipengaruhi oleh

faktor pembawaan (genetis) dan faktor-faktor luar (lingkungan) seperti keras lunaknya tanah, banyaknya air, jauh dekatnya air tanah. Oleh sebab itu Gmelina yang tumbuh pada wadah semai yang dicampur dengan kompos dan serasah memiliki pertumbuhan akar yang lebih bagus.

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait