• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM GLOBAL TERHADAP KEHIDUPAN 1. Pengertian dan Gejala Perubahan Iklim Global

Gambar 33. Iklim menurut Junghuhn

D. PENGARUH PERUBAHAN IKLIM GLOBAL TERHADAP KEHIDUPAN 1. Pengertian dan Gejala Perubahan Iklim Global

Kemajuan pesat pembangunan ekonomi khususnya dimulai pada awal reformasi industri memberikan dampak yang serius terhadap iklim dunia, antara lain lewat pembakaram secara besar-besaran batu bara, bahan bahan bakar fosil serta alih fungsi lahan yang dapat menyebakan suhu bumi menjadi naik. Perubahan suhu rata-rata permukaan bumi secara tidak wajar ini nantinya menyebabkan terjadinya perubahan pada unsur-unsur iklim lainnya, seperti naiknya suhu air laut, meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara yang pada akhirnya merubah pola iklim dunia. Peristiwa ini kemudian di kenal dengan Perubahan Iklim.

Iklim global sebenarnya sudah berubah dari jutaan tahun yang lalu, sebagai contoh dahulunya sebagian wilayah di bumi ini tertutupi oleh es namun kini berubah menjadi lebih hangat. Perubahan tersebut awalnya karena proses alam seperti suhu yang naik turun secara musiman sebagai akibat fluktuasi radiasi matahari , misalnya akibat letusan gunung api. Namun, yang terjadi saat ini perubahan iklim yang terjadi bukan hanya terjadi akibat peristiwa alam melainkan lebih karena berbagai aktivitas manusia.

Perubahan iklim sendiri merupakan sebuah fenomena global karena penyebabnya bersifat global. Selain itu, dampaknya juga bersifat global, dirasakan oleh seluruh mahluk hidup diberbagai belahan dunia. Kesimpulannya, perubahan iklim global dapat diartikan sebagai berubahnya iklim di bumi yang dapat disebabkan karena proses internal (peristiwa alam) ataupun eksternal (seperti aktivitas manusia) yang dapat merubah komposisi atmosfer secara global, yang bisa diamati dalam kurun waktu tertentu ( jangka panjang).

Perubahan iklim terjadi secara global namun dampak yang dirasakan bervariasi secara local dan global. Indikator utama perubahan iklim terdiri dari perubahan dan pola intensitas berbagai parameter iklim antara lain suhu, curah hujan, kelembaban, angin, tutupan awan, dan penguapan (evaporasi). Di tingkat global perubahan iklim dapat dirasakan diseluruh dunia antara lain menyebabkan terjadinya:

a. Perubahan dalam siklus hidrologi

Kenaikan temperature telah mempercepat siklus hidrologi, atmosfer yang lebih hangat akan menyimpan lebih banyak uap air, sehingga menjadi kurang stabil dan menghasilkan lebih banyak presipitasi, terutama dalam bentuk hujan lebat. Panas yang lebih besar juga mempercepat proses evaporasi. Dampak dari perubahan-perubahan tersebut dalam siklus air adalah menurunnya kuantitas dan kualitas air bersih di dunia. Sementara itu, pola angin dan jejak badai juga akan berubah. Intensitas siklon tropis akan semakin meningkat (namun tidak berpengaruh terhadap frekuensi siklon tropis), dengan kecepatan angin maksimum bertambah dan hujan yang semakin lebat.

b. Meningkatnya resiko kesehatan

Perubahan iklim akan mengubah distribusi nyamuk-nyamuk malaria dan penyakit-penyakit menular lainnya, sehingga mempengaruhi distribusi musiman penyakit alergi akibat serbuk sari dan meningkatkan penyakit-penyakit pada saat gelombang panas (heat waves).

c. Kenaikan muka air laut

Prediksi paling baik untuk kenaikan muka laut akibat perluasan lautan dan pencairan gletser pada akhir abad 21 (dibandingkan dengan keadaan pada 1989-1999) adalah 28-58 cm. Hal ini akan menyebabkan memburuknya bencana banjir di daerah pantai dan erosi. Kenaikan muka laut yang besar hingga 1 meter pada 2100 diperkirakan akan melebihi 1 meter, apabila lapisan es terus mencair seiring dengan kenaikan

temperatur. Saat ini terdapat bukti yang menunjukan bahwa lapisan es di Antartika dan Greenland perlahan berkurang dan berkontribusi terhadap kenaikan muka laut. Sekitar 125.000 tahun yang lalu, ketika daerah kutub lebih hangat daripada saat ini selama periode waktu tertentu, pencairan es kutub telah menyebabkan kenaikan muka laut naik 4-6 meter. Kenaikan muka laut memiliki kelembaban besar dan akan terus berlangsung selama berabad-abad. Lautan juga akan mengalami kenaikan temperature yang akan berpengaruh terhadap kehidupan bawah laut. Selama empat dekade terakhir, sebagai contoh, plankton di Atlantik Utara telah bermigrasi ke arah kutub sebanyak 10 o lintang. Selain itu juga, lautan mengalami proses pengasaman seiring dengan diserapnya lebih banyak karbondioksida. Hal ini akan menyebabkanbatu karang, ki yang juga disebabkan oleh keong laut, dan spesies lainnya kehilangan kemampuan untuk membentuk cangkang atau kerangka.

d. Mempengaruhi kekayaan keanekaragaman hayati

Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati yang juga disebabkan oleh kejadian hujan badai yang meningkat frekuensi dan intensitasnya, angin topan, dan banjir, meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan, meningkatnya frekuensi kebakaran hutan,, daerah-daerah tertentumenjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian. Beberapa fakta perubahan iklim yang menghilangkan keanekaragaman hayati, diantaranya:

1) Populasi penguin Antartika menurun lebih dari 80% sejak 1975 akibat hilangnya es lautan

2) Kijang Karibu Artik mengalami penurunan tajam karena kelaparan akibat perubahan iklim saat pencairan awal es dan pembekuan, yang mengakibatkan ereka sulit mhan menjangkau tumbuhan makanannya.

3) Burung yang bermigrasi nyaris mati akibat perjalanan yang tidak tepat waktu membuat mereka tidak mendapat persediaan makanan yang cukup saat mereka tiba di tempat tujuan dan/ atau tempat-tempat seperti lahan basah yang sudah mongering sehingga tidak menyediakan habitat bagi mereka.

e. Menimpa komunitas yang paling rentan

Komunitas yang paling miskin akan menjadi komunitas yang paling rentan terhadap dampak dari perubahan iklim, sebab mereka akan sulit

untuk melakukan usaha untuk menceah dan mengatasi dampak dari perubahan iklim dengan kurangnya kemampuan. Beberapa komunitas yang paling rentan adalah buruh tani, suku-suku asli dan orang-orang yang tinggal di tepi pantai. Beberapa fakta saat ini menunjukan bahwa kekurangan pangan terjadi di Negara-negara yang rentan terhadap perubahan iklim dan masih berkembang.

Ditingkat nasional, menurut Edvin, A dkk.(2011), meskipun ketersediaaan data parameter perubahan iklim dalam rentang waktu 30 tahun belum memadai di Indonesia, para ahli di Indonesia telah berupaya menjelaskan adanya fenomena perubahan iklim di Indonesia, dengan beberapa indicator diantaranya:

1) Perubahan suhu daratan, menggambarkan perubahan situasi lokal yang meliputi suhu maksimum, suhu minimum, dan suhu rata-rata baik harian maupun bulanan. Pengamataan yang dilakukan menunjukan bahwa di Indonesia terjadi perubahan suhu udara yang diamati antara lain di Padang, Jakarta, Cilacap, Biak, Jayapura mengalami kenaikan suhu minimum, sementara Sibolga, Manado, Ambon, Wamena mengalami penurunan.

2) Peningkatan curah hujan ekstrim, perubahan iklim merupakan perubahan energi dan siklus air yang menyebabkan terjadinya pola curah hujan berubah eksrim (melebihi ambang batas statistik) yang disebabkan fenomena cuaca seperti banjir, kekeringan, berkurangnya jumlah hari hujan, serta penambahan periode hari hujan secara berturut-turut.

3) Maju mundurnya musim, di Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraris, informasi yang paling penting bagi pertanian adalah informasi awal datangnya musim kemarau dan musim hujan.Pengamatan yang dilakukan oleh BMKG dibeberapa wilayah Sumatera, Jawa , dan Sulawesi selama 30 tahun (1971-2000) dan periode 2001-2010 telah terjadi pergeseran musim, misalkan musim kemarau di Jawa Barat mengalami pergeseran maju (lebih cepat dating) sekitar 20 hari dibanding 30 tahun lalu.

4) Perubahan Jumlah Volume Hujan, informasi akumulasi curah hujan harian, bulanan dan tahunan menjadi catatan penting yang menunjukan potensi kapasitas sumber daya air tercurah, informasi ini penting untuk pengelolaan sumber daya air jangka panjang. Secara global, hasil kajian IPCC (2007) menunjukan bahwa sejak tahun 1850

tercatat ada 12 tahun terpanas berdasarkan data temperatur permukaan global. Sebelas dari dua belas tahun terpanas tersebut terjadi dalam waktu 12 tahun terakhir ini. Laporan IPCC juga menyatakan bahwa kegiatan manusia ikut berperan dalam pemanasan global sejak pertengahan abad ke 20. Pemanasan global akan terus meningkat dengan percepatan yang lebih tinggi pada abad ke-21 apabila tidak ada upaya menanggulanginya.

2. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Iklim Global

Seperti yang telah diterangkan pada bagian sebelumnya perubahan iklim global memang suatu perubahan yang pasti terjadi karena faktor internal berupa proses alamiah seperti aktivitas vulkanisme. Namun pada kenyataannya, perubahan iklim global yang terjadi saat ini faktor utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia. Selain itu, pertambahan populasi penduduk dan pesatnya pertumbuhan teknologi dan industri ternyata juga member kontribusi besar pada pertambahan Gas Rumah Kaca (GRK).

Akibat jenis aktivitas yang berbeda-beda, maka GRK yang dikontribusikan oleh setiap negara ke atmosfer pun porsinya berbeda-beda. Di Indonesia sendiri Gas Rumah Kaca (GRK) yang berasal dari manusia dapat dibedakan atas beberapa hal, yaitu:

a. Kehutanan

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan luas hutan terbesar, yaitu 120,3 juta hektar. Sekitar 17% dari luasan tersebut adalah hutan konservasi dan 23% hutan lindung, sementara sisanya adalah hutan produksi (FWI/GFW, 2001). Namun dari tahun ke tahun luas hutan berkurang. Hal ini disebabkan oleh penebangan liar atau juga kebakaran hutan (disengaja ataupun tidak disengaja). Padahal hutan sangat berperan sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2. Dengan kemampuan hutan tersebut dapat mengurangi kadar GRK di udara.

b. Pemanfaatan Energi Bahan Bakar Fosil

Saat ini kehidupan manusia sangat tergantung pada energi listrik dan bahan bakar fosil. Ketergantungan tersebut sangat berdampak buruk bagi kehidupan umat manusia. Penggunaan energi fosil seperti, minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam berbagai kegiatan akan memicu bertambahnya emisi GRK di atmosfer.

c. Pertanian dan Peternakan

Sektor pertanian juga berperan banyak terhadap meningkatnya emisi GRK, khususnya gas metana (CH4) yang dihasilkan dari sawah yang

tergenang. Berdasarkan penelitian sektor pertanian menghasilkan emisi gas metana tertinggi di banding sektor-sektor lainnya. Sektor peternakan juga tidak kalah dalam mengemisikan GRK, hal tersebut dikarenakan kotoran ternak yang membusuk akan melepaskan gas metana ke atmosfer.

d. Sampah

Kegiatan manusia selalu menghasilkan sampah. Sampah merupakan maslah besar yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahawa pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000. Diperkirakan timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang per hari adalah sebesar 2,1 kg.

Sampah sendiri turut menghasilkan emisi GRK berupa gas metana, walaupun dalam jumlah yang cukup kecil dibandingkan emisi GRK yang dihasilkan dari sector kehutanan dan energy. Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan sekitar 50 kg gas metana. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan per hari sekitar 500 juta kg atau sekitar 190 ton per tahun. Dengan jumlah sampah yang sedemikian besar, maka Indonesia akan menghasilkan gas metana ke atmosfer sekitar 9500 ton per tahun. Jika sampah kota tidak dikelola secara benar, maka laju pemanasan global dan perubahan iklim akan semakin cepat.

3. Dampak atau Pengaruh Perubahan Iklim Global terhadap Kehidupan

Perubahan iklim itu sendiri terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, antara 50-100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan, perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan umat manusia. Sebagian besar wilayah di dunia akan menjadi semakin panas, sementara bagian lainnya akan berubah semakin dingin. Saat ini pun dampaknya sudak mulai kita rasakan. Berikut ini beberapa dampak perubahan iklim:

a. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian

Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran musim, sehingga musim kemarau menjadi lebih panjang. Hal ini akan menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Sehingga Indonesia harus mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhannya. Secara otomatis, produktivitas di bidang pertanian juga akan menurun.

Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kenaikan muka air laut akan menyebabkan hancurnya tambak-tambak ikan di beberapa daerah, juga dapat merusak terumbu karang yang ada di laut Indonesia.

c. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ekosistem

Meningkatnya tingkat keasaman dari laut karena bertambahnya karbondioksida di atmosfer akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme laut. Misalnya, hilangnya jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia.

d. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sumber Daya Air

Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan kelestarian air di daerah sub polar serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya.

e. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah akan meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan.

Hal tersebut menunjukan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup umat manusia serta mahluk hidup lain. Selain itu dampakanya tidak hanya terjadi di satu Negara atau di satu wilayah, tapi di seluruh dunia, melintasi batas negara. Walaupun begitu, tingkat perekonomian yang jauh di bawah negara maju serta perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang menyebabkan negara berkembang lebih rentan terhadap dampak-dampak yang di timbulkan akibat perubahan iklim dibandingkan negara maju. Dalam prosesnya perubahan iklim terjadi sangat lamban, sehingga dampaknya tak langsung dirasakan saat ini, namun sangat terasa bagi generasi mendatang. Dan ketika perubahan iklim telah

terjadi, maka tak satu upaya pun yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kondisi ke keadaan semula.

4. Upaya Mengurangi Terjadinya Perubahan Iklim Global

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai untuk mengurangi, diantaranya yaitu:

a. Mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. b. Menggunakan kendaraan umum agar polusi gas dapat berkurang. c. Mengelola tempat pembuangan sampah.

d. Mengurangi penggunaan AC.

Selain yang di atas, hal sederhana yang dapat dilakukan juga adalah 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Replace) yaitu :

a. Rethink : yaitu merubah pola perilaku dalam hal produksi dan konsumsi suatu barang (produk) yang dihasilkan sehingga dapat dianalisis cara melakukan daur ulang terhadap produk tersebut.

b. Reduce : yaitu sebisa mungkin mengurangi penggunaan barang-barang atau material yang dipergunakan setiap hari karena semakin banyak barang yang digunakan maka makin banyak juga sampah yang dihasilkan. c. Reuse : yaitu sebisa mungkin memilih barang-barang yang dapat

digunakan kembali dan harus menghindari penggunaan barang-barang yang dispossable (sekali pakai). Hal ini dilakukan untuk memperpanjang waktu penggunaan suatu barang sebelum menjadi sampah.

d. Recycle : Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali misalnya plastik bekas detergen bisa kita gunakan untuk membuat berbagai hasta karya yang unik dan menarik contohnya tas.Dimana tas itu bisa kita jual,selain mendapatkan hasilnya kita pun juga telah melindungi alam kita dari bahaya global warming.

e. Recovery/Replace : Meneliti barang-barang yang dipakai sehari-hari kemudian mengganti barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama.

E. KARAKTERISTIK IKLIM DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP

Dokumen terkait