• Tidak ada hasil yang ditemukan

KD 3: 3.6 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KD 3: 3.6 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

“Bahan Ajar SMA / MA Kelas X”

KD 3: 3.6 Menganalisis dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap

kehidupan

KD 4: 4.6 Menyajikan proses dinamika atmosfer menggunakan peta,

bagan, gambar, tabel, grafik, video, dan/atau animasi

KELAS

(2)

A. KARAKTERISTIK LAPISAN-LAPISAN ATMOSFER BUMI 1. Pengertian Atmosfer

Atmosfer berasal dari kata: Atmos = uap atau udara Sphaira = lapisan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa atmosfer ini adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Lapisan ini terdiri dari berbagai macam gas. Gas – gas tersebut adalah:

a. Nitrogen (N2) sebanyak 78,08%

b. Oksigen (O2) sebanyak 20,95%

c. Argon (Ar) sebanyak 0,93%

d. Karbondiosida (CO2) sebanyak 0,034%

e. Unsur – unsur lain (Neon, helium, ozon, hidrogen, krypton, metana dan xenon)

2. Ciri-ciri Lapisan Atmosfer

a. Berada pada ketinggian 0 – 560 Km di atas permukaan tanah

b. Terdiri dari gas, debu dan uap air

c. Tidak berwarna, berwujud, berbau namun dapat dirasakan dalam bentuk

angin

d. Menyebabkan tenakan karena memiliki berat

e. Dapat mengembang dan menyusut

f. Terdiri dari lapisan – lapisan udara dengan karakter dan fungsi yang

berbeda.

Salah satu unsur yang penting di atmosfer adalah uap air. Uap air ini berasal dari penguapan air laut, air danau, air sungai, air permukaan lainnya

serta transpirasi oleh mahkluk hidup. Terdapat juga smog pada atmosfer.

Smog ini singkata dari smoke dan fog, yaitu kabut tebal yang sering dijumpai di daerah industri.

3. Lapisan-lapisan Atmosfer

(3)

Secara vertikal atmosfer bumi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Lapisan troposfer (0-18 km dpl) memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

1) Lapisan paling dekat dengan permukaan bumi

2) Tempat kejadian fenomena iklim, seperti angin, hujan, petir, dan

pelangi

3) Ketebalan lapisan di equator sekitar 18 Km dpl dan sekitar kutub hanya

8 Km dpl

4) 80% masa atmosfer berada di lapisan ini

5) Terjadi gradien termometrik (penurunan suhu 0,6° C setiap kenaikan

100m)

6) Suhu teratas troposfer -60° C sedangkan pada permukaan laut daerah

tropis sekitar 27° C

7) Terdapat lapisan tropopause (lapisan antara troposfer dan stratosfer).

b. Lapisan stratosfer (18-60 Km dpl), memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

1) Terdapat lapisan ozon pada ketinggian 35 Km dpl yang bermanfaat

melindungi bumi dari pancaran ultraviolet

2) Terdapat lapisan isotermal (18-22 Km dpl) yang memiliki suhu sekitar 60°C

3) Terdapat lapisan inversi (20-60 Km dpl)

4) Pada lapisan ini pesawat jet terbang

5) Terdapat lapisan stratopause (lapisan antara stratosfer dan mesosfer)

c. Mesosfer (60 -80 Km dpl), memiliki ciri- ciri sebagai berikut:

1) Melindungi bumi dari benda – benda luar angkasa

2) Tempat terjadinya pembakaran benda luar angkasa

3) Suhu bagian atas lapisan ini semakin rendah

4) Pada ketinggian 80 Km dpl suhu mencapai -90° C (lapisan paling

dingin)

5) Terdapat lapisan mesopause (lapisan antara mesosfer dan termosfer)

d. Termosfer (80 – 100 Km dpl),memiliki ciri –ciri sebagai berikut:

1) Memiliki temperatur antara -40° C hingga -5° C

2) Terjadi ionisasi sebagian molekul dan atom udara

e. Ionosfer (100 – 800 Km dpl), memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

1) Memiliki temperatur antara 0° C – 70° C

2) Terjadi ionisasi seluruh atom udara

(4)

4) Terdapat 3 lapisan, yaitu:

a) Lapisan E (lapisan Kennely – Heavyside)

b) Lapisan F (terjadi pemantulan panjang – pendek gelombang radio)

c) Lapisan atom

f. Eksosfer (800 – 1.500 Km dpl), memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

1) Terjadi gerakan atom – atom secara tidak beraturan

2) Lapisan paling panas

3) Satelit diluncurkan pada lapisan ini

4) Disebut juga ruang antar planet dan geostationer.

4. Manfaat Lapisan Atmosfer

Penyelidikan atmosfer memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai berikut.

a. Membuat ramalan cuaca (prakiraan cuaca) jangka pendek atau jangka panjang. Prakiraan cuaca berperan penting untuk bidang pertanian, penerbangan, pelayaran, dan peternakan.

b. Menyelidiki kemungkinan-kemungkinan diadakan hujan buatan.

c. Mengetahui sebab-sebab gangguan radio, televisi, dan cara-cara

meningkatkan hubungan telekomunikasi melalui udara. d. Mengetahui syarat-syarat hidup di lapisan udara bagian atas.

e. Tempat menyelidiki kondisi atmosfer disebut stasiun meteorology atau

observatorium meteorologi. 5. Gejala Optik di Atmosfer

Atmosfer tersusun dari berbagai macam gas, sehingga berbagai gejala optik yang indah sering terjadi di lapisan ini. Gejala tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Pelangi

Gambar 2. Pelangi

Pelangi adalah gejala optik yang terjadi akibat proses pembiasan sinar matahari oleh titik – titik air hujan sehingga terurai menjadi berkas warna (spektrum warna). Warna – warna terdiri atas merah, jingga, kuning, hijau, nila, biru, ungu.

(5)

b. Halo

Gambar 3. Halo matahari

Sumber : http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/halo-fenomena-meksiko_20150527_175233.jpg (diunduh pada tangga 12 Maret 2017 pukul 23.12)

Halo adalah lingkaran sinar putih yang mengelilingi bulan atau matahari. Fenomena ini terjadi akibat proses pembiasan sinar matahari atau bulan oleh kristal – kristal es yang terkondensasi dalam jenis awan – awan tinggi.

c. Sandikala

Gambar 4. Sandikala

Sandikala adalah cahaya berwarna merah kekuningan yang muncul ketika matahari terbit dan terbenam.

d. Fatamorgana

Gambar 5. Fatamorgana

Sumber : https://saripedia.files.wordpress.com/2011/12/fatamorgana.jpg?w=401

(diunduh pada tangga 12 Maret 2017 pukul 23.35)

Fatamorgana adalah ilusi optik yang dihasilkan dari pembiasan cahaya melalui kepadatan yeng berbeda.

(6)

e. Aurora

Gambar 6. Aurora

Sumber : https://i.ytimg.com/vi/75YNSArVj5M/maxresdefault.jpg (diunduh pada tangga 12 Maret 2017 pukul 23.22)

Aurora adalah pita cahaya warna warni yang terdapat di langit kutub utara dan selatan. Fenomena ini terjadi karena interaksi antara gelombang elektromagnetik matahari dan medan magnet bumi. Aurora di kutub utara disebut Aurora Borealis, sedangkan yang di selatan disebut Aurora Australis.

6. Manfaat Penyelidikan Atmosfer

Penyidikan atmosfer memiliki beberapa manfaat, antara lain adalah:

a. Melakukan prakiraan cuaca.

b. Menyelidiki kemungkinan hujan buatan.

c. Mengetahui penyebab gangguan radio dan televisi.

B. PENGUKURAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN INTERPRETASI DATA CUACA 1. Pengertian Cuaca

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat dalam waktu yang singkat dan wilayah yang sempit. Jangka waktu mencapai 1-14 hari. Ilmu pengetahuan yang memepelajari cuaca disebut meteorology. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur-unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya : pagi hari, siang hari atau sore hari dan keadaanya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat dan setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Keadaan Cuaca dapat diperkirakan dengan cara pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap unsur-unsur cuaca seperti penyinaran matahari, suhu udarara, kelembapan, tutupan awan , dan curah hujan.

2. Unsur-unsur Cuaca

a. Penyinaran Matahari

Temperatur di Indonesia dipengaruhi oleh posisi lintang dan

keadaan alamnya. Posisi lintang Indonesia berada di Antara 60 08’ LU dan

110 15’ LS sehingga Indonesia menerima panas matahari sama banyak.

(7)

permukaan bumi, sebagian dipantulkan kembali, dan sebagian lagi diserap oleh udara dan awan. Jumlah panas matahari yang diterima bumi bergantung pada hal-hal berikut:

1) Lama penyinaran. Semakin lama penyinaran maka makin tinggi

temperatur.

2) Sudut datang sinar matahari. Semakin miring sinar matahari maka

makin berurang panasnya. Tempat yang mendapat sinar matahari yang datang dari sudut miring lebih luas.

3) Ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat maka temperatur

makin rendah.

4) Komposisi udara. Apabila udara banyak mengandung awan (uap air)

dan gas karbon dioksida maka suhu udara akan meningkat.

5) Angin dan arus laut. Adanya angin dan arus laut yang datang dari

daerah dingin akan mendinginkan daerah yang dilalui.

6) Keadaan tanah. Tanah yang licin dan putih banyak memantulkan

panas. Tanah yang kasar dan hitam banyak menyerap panas.

7) Sifat permukaan. Dataran lebih cepat menerima panas daripada lautan.

8) Intensitas penyinaran matahari terhadap permukaan bumi dapat

diukur dengan alat pyrheliometer.

Gambar 7. Pyrheliometer

Udara bersifat ditermal, artinya udara dapat melewatkan panas matahari. Sifat ditermal terdapat pada udara murni. Setelah panas matahari sampai ke permukaan bumi, panas ini memanaskan udara disekitarnya. Udara dapat memanas karena proses konveksi, adveksi, turbulensi dan konduksi. Penjelasan untuk tiap proses tersebut adalah sebagai berikut:

1) Konveksi adalah pemanasan secara vertical. Penyebaran panas ini terjadi akibat adanya gerakan udara secara vertikal, sehingga udara di

(8)

atas yang belum panas akan memanas karena pengaruh udara di bawahnya yang sudah panas.

Gambar 8. Pola gerakan udara konveksi

2) Adveksi adalah penyebaran panas secara horizontal. Penyebaran panas ini terjadi akibat gerakan udara panas secara horizontal dan menyebabkan udara di sekitarnya juga menjadi panas.

Gambar 9. Pola gerakan udara adveksi

3) Turbulensi adalah penyebaran panas secara berputar-putar. Penyebaran panas akan menyebabkan udara yang sudah panas bercampur dengan udara yang belum panas.

Gambar 10. Pola gerakan udara turbulensi

4) Konduksi adalah pemanasan ini terjadi karena molekul-molekul udara yang dekat dengan permukaan bumi akan menjadi panas setelah bersinggungan dengan bumi yang memiliki panas internal. Molekul-molekul udara yang sudah panas bersinggungan dengan Molekul- molekul-molekul udara yang belum panas sehingga ikut memanas.

(9)

Gambar 11. Pola gerakan udara adveksi

b. Suhu Udara

Suhu udara atau temperatur udara adalah keadaan panas atau dinginya udara. Suhu udara diukur menggunakan termometer. Termometer maksimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan termometer digunakan untuk mengukur suhu terendah. Selain itu, digunakan juga termometer pencatat. Pengukuran suhu digunakan dalam waktu tertentu, biasanya digunakan satu hari. Suhu udara di dataran tinggi lebih tinggi daripada di pegunungan. Demikian pula suhu di daerah tropis lebih tinggi daripada di daerah lintang sedang dan daerah kutub.

Gambar 12. Thermometer maksimum

Berdasarkan rumus Brake untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:

Keterangan :

Tx = temperatur rata-rata suatu tempat (x) yang dicari To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui h = tinggi tempat (x)

(10)

Contoh :

Temperatur permukaan laut = 270C . kota X tingginya 1500 m (di

Indonesia).

Tanya : berapa temperatur rata-rata kota X? Jawab : Tx = To – 0,6 x ℎ 100 = 270- 0,6 x 1500 100 = 270 - 0,6 x 15 = 270- 90 = 180 c. Tekanan Udara

Permukaan bumi mendapat tekanan dari udara karena udara memiliki masa. Besarnya tekanan udara dapat diukur dengan barometer. Makin tinggi letak suatu tempat dari muaka laut, makin rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan oleh makin berkurangnya udara yang menekan. Tekanan udara dihitung dengan menggunakan milibar. Garis pada peta yang menghubungkan daerah yang bertekanan udara sama disebut isobar.

Barometer juga dipakai untuk mengukur ketinggian tempat dari muka laut. Setiap kenaikan 10 m, permukaan air raksa dalam tabug turun rata-rata 1 mm. satua ini dapat dinyatakan dalam milibar (mb). Pada lapisan atmosfer bawah, tekanan udara turun 1 mb untuk setiap kenanikan 8 m. Pada lapisan atmosfer atas, tekanan udara udara turun 1 mb setiap kenaikan lebih dari 8 m.

Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat disebut altimeter. Altimeternya umunya digunakan untuk mengukur ketinggian pesawat terbang. Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari.

(11)

Gambar 13. Barometer

d. Angin

Perbedaan tekanan udara di beberapa tempat menimbulkan aliran udara. Aliran ini berlangsung dari tempat yang bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Udara yang mengalir disebut angin. Besarnya kecepatan angin dapat ditentukan dengan alat anemometer. ada Tiga hal penting yang menyangkut sifat angin, yaitu kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin.

1) Kekuatan Angin

Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatanya, makin cepat angin bertiup maka makin tinggi kekuatanya.

2) Arah Angin

Angin meunjukan dari mana datangnya angin dan bukan kemana angin itu bergerak. Menurut seorang ahli yang bernama Buys Ballot mengemukakan hukumnya yang berbunyi : “udara mengalir dari daerah maksimum ke daerah minimum. Pada belahan bumi utara, udara atau angin berbelok ke kanan dan di bumi selatan berbelok ke kiri”.

3) Kecepatan Angin

Kecepatan angin ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut:

a) Gradien barometrik

Gradien barometrik, yaitu angka yang menunjukan perbedaan tekanan udara melalui dua garis isobar pada garis lurus, dihitung untuk tiap-tiap 111km (jarak 111 km di eguator 1(atau 1/360 x 40.000 k =111 km). Menurut Hukum Steveson bahwa kecepatan angin bertiup berbanding lurus dengan gradient barometriknya, semakin besar pula kecepatanya.

(12)

b) Relief permukaan bumi

Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya kasar dan rintangan banyak , maka angin akan berkurang kecepatanya.

c) Ada tidaknya tumbuh-tumbuhan

Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan sebaliknya, bila pohon-pohonya jarang maka sedikit sekali memberi hambatan kecepatan angin.

d) Tinggi dari permukaan tanah

Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang berttiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan.

Jenis-jenis angin:

1) Angin tetap

Angin tetap adalah angin yang bertiup sepanjang tahun. Angin tetap dibedakan menjadi berikut:

a) Angin barat adalah angin yang bertiup dari daerah sub tropis ke

intang 600 , baik lintang utara maupun lintang selatan

b) Angin timur adalah angin dingin yang bergerak dari kutub selatan

ke arah lintang 600 . baik lintang utara maupun lintang selatan

c) Angin pasat adalah angin tetap yang berasal dari daerah tekanan

maksimum subtropics (300-400 LU/LS) menuju kea rah daerah

tekanan minimum equator (katulistiwa). Angin pasat meliputi angin pasat di belahan bumi utara disebut angin pasat timur laut, dan angin pasat di belahan bumi selatan disebut angin pasat tenggara. Di sekitar katulistiwa , kedua angin pasat ini bertemu. Karena temperature di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertical (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin pasat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperature selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini , wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah Doldrum (wilayah tenang).

d) Angin anti pasat, pada ketinggian tertentu massa angin pasat naik secara vertical kembali bergerak mendatar kea rah wilayah sub

(13)

tropis. Angin anti pasat bergerak meninggalkan katulistiwa menuju daerah maksimum subtropis.

2) Angin muson atau angin musim

Angin muson atau angin musim adalah angin yang bertiup atau berhembus secara periodic setiap setengah tahun sekali berganti arah. Angin muson barat laut terjadi Antara Oktober- April, dengan letak matahari berada di belahan bumi selatan terutama Australia lebih banyak menerima panas matahari , sehingga suhu disana lebih tinggi (tekanan udara rendah). Sedangkan suhu di benua Asia rendah (tekanan udara tinggi). Angin bergerak dari Asia ke Australia, sehigga Indonesia terjadi musim penghujan karena di perjalanannya banyak membawa uap air. Angin muson timur laut terjadi Antara April-Oktober. Pada periode ini matahari berada pada belahan bumi bagian utara, terutma bagian Asia yang banyak menerima pemanasan matahari, akibatnya suhu di benua Asia tinggi (tekanan udara rendah) sedangkan di benua Australia rendah (tekanan udara tinggi). Angin bergerak dari Australia menuju Asia , sehingga di Indonesia terjadi musim kemarau karena dalam perjalananya sedikit membawa uap air. 3) Angin lokal

a) Angin darat dan angin laut

Pada malam hari, suhu udara di daratan lebih cepat dingin sehingga tekanan udara di atas daratan tinggi (maksimum). Sementara itu suhu udara di lautan lambat dingin sehingga tekanan udaranya rendah (minimum), sehingga angin bergerak dari daratan menuju ke laut disebut dengan angin darat. Sebaliknya pada siang hari, terjadi pergerakan udara dari laut menuju darat disebut angin laut.

Gambar 14. Angin darat dan laut

b) Angin lembah dan angin gunung

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah menuju lereng gunung yang terjadi di siang hari. Sementara angin gunung adalah

(14)

angin yang bertiup dari puncak gunung menuju lembah , terjadi pada malam hari.

Gambar 15. Angin lembah dan gunung

c) Angin fohn (angin jauh)

Angin Fohn merupakan angin yang sifatnya jatuh atau turun, kering dan panas. Hal ini karena uap air yang dibawa telah diturunkan sebagai hujan di lereng gunung yang berhadapan dengan arah datangnya angin.

Gambar 16. Angin Fohn

4) Angin siklon dan anti siklon

Daerah depresi adalah daerah yang bertekanan minimum dikelilingi oleh daerah yang bertekanan maksimum. Di daerah tersebut garis-garis isobarnya tertutup dan verbal atau ketinggian tekanan udara memusat. Akibatnya terjadi gerakan angin berputar memusat yang disebut dengan angin siklon. Sebaliknya, daerah kompresi yaitu daerah yang bertekanan maksimum dikelilingi oleh daerah yang bertekanan minimum. Pada daerah ini, angin berputar dengan arah yag keluar disebut dengan angin antisiklon. Arah gerakan kedua jenis angin tersebut sesuai dengan hukum Buys Ballot.

(15)

Gambar 17. Angin siklon dan anti siklon

e. Awan

Awan adalah kumpulan uap air dan kristal es pada udara di atmosfer. Awan terjadi karena adanya pengembunan atau pemadatan uap air yang terdapat di udara setelah melampaui keadaan jenuh. Kondisi awan dapat berupa cair, gas, atau padat dan sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu.

Pembagian jenis awan yang ada sekarang ini adalah hasil dari kongres meteorologi internasional yang diadakan di Munich, Jerman pada tahun 1802 dan Uppsala, Swedia pada tahun 1894. Pembagian jenis awan atau taksonomi awan adalah sebagai berikut:

1) Awan tinggi, terdapat pada ketinggian Antara 3-18 km . Awan jenis ini selalu terdiri dari Kristal-kristal es karena pengaruh letaknya. Awan yang tergolong awan pada senis ini adalah sebagai berikut:

a) Cirrus (Ci) : awan jenis ini halus , berstruktur seperti serat, atau berbentuk seperti bulu burung. Awan ini sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehigga seakan-akan tempak bertemu di horizon dan terdapat Kristal es. Awan cirrus tidak menimbulkan hujan.

(16)

b) Cirrostratus (Cs) : bentuknya seperti kelambu putih yang halus dan rata yang menutup seluruh langit sehingga langit Nampak cerah., atau seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur. Awan ini sering menimbulkam halo (lingkaran bercahaya) yang mengelilingi matahari atau bulan. Biasanya terjadi pada musim kemarau.

Gambar 19. Awan cirrostratus

c) Cirromulus (Cc) : Awan jenis ini terputus-putus dan penuh dengan

kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan.

Gambar 20. Awan cirromulus

2) Awan Menengah, terdapat pada ketinggian Antara 2-8 km. awan yang

tergolong awan menengah adalah sebagai berikut:

a) Altocomulus (Ac) : Awan jenis ini berukuran kecil-kecil tetapi banyak

biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal berwarna putih pucat da nada bagian yang kelabu. Awan jenis ini bergerombol sehingga tampak saling bergandengan.

(17)

b) Altostratus (As) : Awan jenis ini berukuran luas dan tebal. Warna awan altostratus kelabu, sehingga dapat menghalangi sebagian sinar matahari sebagian siar matahari atau bulan.

Gambar 22. Awan Altostratus

3) Awan Rendah, terdapat pada ketinggian kurang dari 2 km. Awan yang

tergolong dalam awan rendah adalah sebagai berikut:

a) Stratocumulus (Sc) : Awan jenis ini bentuknya seperti bola-bola yang

sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang di lautan. Lapisan awan ini tipis sehingga tidak menimbulkan hujan.

Gambar 23. Awan stratocumulus

b) Stratus (St) : Awan yang rendah dan sangat luas, tingginya dibawah

2.000 m. melebar seperti kabut dan berlapis-lapis. Kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak berbeda.

Gambar 24. Awan stratus

c) Nimbostratus (Ns) : Awan ini bentuknya tidak menentu, tepianya

(18)

saja .Awan ini berwarna putih kelabu dan penyebaranya di langit cukup luas.

Gambar 25. Awan Nimbostratus

4) Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian

500-1500 meter.

a) Cumulus (Cu) : Merupakan aan tebal dengan puncak-puncak yang

agak tinggi, terbenuk pada siang hari karena udara naik. Bila awan ini terkena sinar matahari hanya pada sebelah sisinya, timbul bayangan berwarna kelabu.

Gambar 26. Awan cumulus

b) Cumulonimbus (Cb) : Awan jenis ini dapat menimbulkan hujan

dengan kilat Guntur. Awan ini bervolume besar , pososinya rendah, berpuncak tinggi dan melebar, sehigga merupakan awan yang tebal. Biasanya di atas awan cumulonimbus terdapat awan cirrostratus. Hal ini sering terjadi pada waktu angin rebut.

(19)

Gambar 27. Awan cumolunimbus

Kemampuan awan menimbulkan hujan tergantung pada musim. Pada musim kerig di daerah dingin, walaupun awanya tebal belum tentu mendatangkan hujan karena dapat tertiup angin. Pada musim panas di Daerah tropis , walaupun awanya tipis sering terjadi hujan.

Awan yang rendah dan dekat dengan permukaan bumi disebut kabut. Jenis-jenis kabut adalah sebagai berikut:

1) Kabut sawah

Kabut sawah adalah kabut yang terjadi pada malam atau pagi hari ketika cuaca terang dan udara dingin melalui sungai., selokan, atau wilayah sawah. Oleh karena air bersuhu lebih panas , suhu udara akan naik dan kesanggupan memuat air bertambah sehingga terjadi penguapan. Akan tetapi, setelah sampai daratan agak tinggi, udara tersebut mendingin dan mengalami kondensasi dan membentuk kabut.

2) Kabut adveksi

Kabut aveksi adalah kabut yang terjadi karena udara panas yang mengandung uap air melewati daerah dingin , sehingga terjadi kondensasi dan membentuk kabut.

3) Kabut industri

Kabut industri adalah kabut yang berwarna kehitaman yang terdapat diatas wilayah industri akibat kumpulan asap pabrik.Jumlah intikondensasi bertambah banyak sehingga udara yang mengandung uap air membentuk kabut.

4) Kabut pendinginan

Kabut peendinginan adalah kabut yang terjadi pada malam hari dan udara terang karena pendinginan. Lapisan udara yang terjadi mencapai kelembapan relative 100%.

(20)

f. Kelembaban Udara

Kelembapan udara dibedakan menjadi kelembapan mutlak dan kelembapan nisbi. Kelembapan mutlak (kelembapan absolut) adalah bilangan yang menunjukan massa uap air yang tertampung dalam satu meter kubik udara. Di sisi lain, kelembapan nisbi (kelembapan relatif) adalah bilangan yang menunjukan perbandingan Antara jumlah uap air yang ada di udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.

𝑲𝒆𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 =𝒌𝒆𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒕𝒍𝒂𝒌

𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒋𝒆𝒏𝒖𝒉 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 × 𝟏𝟎𝟎%

Perhatiakan contoh soal berikut ini. Udara di sebuah ruang

laboraturium bervolume 27 m3 mengandung uap air sebanyak 360 gram.

Pada suhu 21o C, udara tersebut mengandung uap air sebanyak 18,5 gram,

sehingga: 𝑲𝒆𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒏𝒊𝒔𝒃𝒊 =𝟑𝟔𝟎 𝒈𝒓𝒂𝒎 𝟐𝟕 𝒎𝟑 = 𝟏𝟑, 𝟑𝟑𝟑 𝒈/𝒎𝟑 𝑲𝒆𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒓𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒇 =𝟏𝟑, 𝟑𝟑𝟑 𝒈/𝒎 𝟑 𝟏𝟖, 𝟓 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟕𝟐 %

Angka-angka diatas menunjukan bahwa jika suhu udara naik, kelembapan relatifnya berkurang. Oleh karena itu, kelembapan relative tertinggi terjadi pada pagi hari dan kelembapan relative terjadi pada sore hari . Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan nisbi

adalah hygrometer rambut. Rambut manusia bersifat memanjang pada

udara basah dan memendek padaudara udara kering. Perubahan panjang pendeknya rambut ini mampu menggerakkan jarum pada skala. Higrometer yang mampu mencatat data kelembapan udara secara kontinu disebut higrograf.

g. Curah Hujan

Banyaknya hujan yang terjadi pada suatu tempat dapat diketahui dengan pengkuran curah hujan. Alat pengukur curah hujan disebut penakar hujan. Alat pengukur curah hujan biasa berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh selama 24 jam per hari pada suatu gelas ukur.

Jumlah curah hujan juga tidak sama sepanjang tahun. Curah hujan paling banyak terjadi selama bertiup angin musim barat.

1) Hujan zenital (hujan tropis), terjadi pada daerah tropis dan disebut juga

(21)

setelah pemanasan maksimal (pukul 14.00-15.00). Di daerah tropis hujan ini terjadi bersamaan dengan kedudukan matahari pada titik zenith, atau beberapa waktu sesudahnya. Daerah tropis mengalami hujan zenital dua kali dalam setahun dan pada daerah subtropics hanya mengalami satu kali dalam satu tahun.

2) Hujan musim, terjadi pada daerah-daerah musim , Hujan zenital di

daerah musim mengalami perubahan karena daerah –daerah ini dipengaruhi oleh angim musim.

3) Hujan siklon (hujan frontal) terjadi di daerah beriklim sedang. Angin yang berada pada daerah iklim sedang selalu disertai hujan karena pada daerah siklon udara naik ke atas dan mendingin. Hujan di daerah iklim sedang dapat dikatakan berlangsung sepanjang tahun.

4) Hujan musim dingin, terjadi di daerah-daerah subtropics. Daerah

subtropics di pesisir barat kontinen-kontinen pada waktu musim dingin mengalami hujan ketika matahari berada pada posisi nadir.

5) Hujan musim panas, terjadi pada daerah subtropis (pesisir timur

benua).

6) Hujan pegunungan (hujan orografis), terjadi di daerah pegunungan.

Udara yang banyak mengandung uap air naik ke atas pegunungan . Akibat penurunan suhu, terjadi peristiwa kondensasi dan terjadi hujan pada lereng yang berhadapan dengan arah datangnya angin.

(22)

C. KLASIFIKASI TIPE IKLIM DAN POLA IKLIM GLOBAL 1. Pengertian Iklim

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan memiliki wilayah yang luas. Misalnya Indonesia memiliki iklim tropis.

2. Jenis-jenis Iklim

a. Klasifikasi Iklim Matahari

Iklim matahari adalah iklim yang pembagiannya berdasarkan banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Intensitas panas yang diterima oleh suatu tempat dipengaruhi oleh letak lintangnya sehingga iklim ini disebut dengan “iklim garis lintang”. Adapun pembagian daerah iklim matahari adalah sebagai berikut:

1) Iklim Tropis (0-23,5o LU dan 0-23,5o LS)

a) Matahari selalu vertikal sehingga suhu udara rata-rata tinggi (20o C

-30o C)

b) Tekanan udaranya lebih rendah dan berubah secara perlahan dan

beraturan.

c) Kejadian hujan lebih banyak daripada banyak wilayah lainnya.

2) Iklim Subtropis (23,5o – 40o LU dan 23,5o – 40o LS)

a) Daerah peralihan antar iklim tropis dan iklim sedang.

b) Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim

gugur, dan musim dingin.

c) Pada musim panas, suhu tidak terlalu panas dan pada musim

dingin, suhu juga tidak terlalu dingin.

d) Jika hujannya jatuh pada musim dingin disebut iklim Mediterania. Jika hujannya jatuh pada saat musim panas, disebut iklim Tiongkok.

e) Wilayah yang memiliki iklim subtropis antara lain meliputi sebagian

besar Eropa (kecuali Skandinavia), kawasan Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Barat sebelah utara, Amerika Serikat, selatan Amerika Selatan, Afrika Utara, selatan Afrika dan Australia.

3) Iklim Sedang (40o – 66, 5o LU dan 40o – 66, 5o LS)

a) Tekanan udara sering berubah-ubah.

b) Arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu. Kadang

menimbulkan badai yang tiba-tiba.

(23)

a) Terdapat iklim tundra, yaitu musim dingin yang berlangsung lama, sedangkan musim berlangsung singkat, udaranya kering. Pada musim dingin, tanah selalu membeku karena tertutup oleh lapisan es dan salju sepanjang tahun. Di musim panas, terdapat banyak rawa akibat es yang mencair di permukaann tanah. Terdapat lumut-lumutan dan semak-semak. Wilayahnya meliputi Amerika Utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greendland, dan Serbia bagian utara.

b) Terdapat iklim es, yaitu terdapat salju abadi akibat suhu yang

terus-menerus rendah. Wilayahnya meliputi Kutub Utara, yaitu Greenland dan Antartika di Kutub Selatan.

Gambar 29. Iklim Matahari (sumber http://1.bp.blogspot.com/ diakses 13 Maret 2017 pukul 09.30 WIB)

b. Iklim Fisis

Iklim fisis adalah klasifikasi iklim yang pembagiannya berdasarkan kondisi sebenarnya suatu daerah sebagai hasil pengaruh keadaan alam dan lingkungan sekitarnya. Faktor yang berpengaruh antara lain daratan yang luas, lautan, angin, arus laut, vegetasi, dan topografi. Iklim ini dapat dibedakan menjadi:

1) Iklim Laut

Iklim laut terletak di daerah yang dikelilingi oleh lautan. Ciri-cirinya antara lain penguapan tinggi, udara selalu lembab, langitnya tertutup awan, perbedaan suhu antara siang dan malam hari rendah, serta memiliki curah hujan yang rendah, serta memililki curah hujan yang tinggi.

2) Iklim Darat

Iklim darat adalah iklim yang tidak dipengaruhi oleh angin laut karena letaknya di tengah-tengah benua. Ciri-cirinya antara lain kelembaban udara rendah, perbedaan suhu antara siang dan malam hari sangat mencolok sehingga memungkinkan adanya padang rumput.

(24)

3) Iklim Gunung

Iklim gunung adalah iklim yang terdapat di dataran tinggi. Ciri-cirinya antara lain terdapat di daerah yang beriklim sedang, hujan banyak terjadi di lereng yang menghadap angin dan kadang banyak turun salju.

4) Iklim Musim

Iklim musim adalah iklim yang terdapat di daerah yang dilalui oleh angin musim sehingga musim berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya antara lain setengah tahun angin laut basah yang menimbulkan hujan dan setengah tahun bertiup angin darat yang kering sehingga menimbulkan musim kemarau.

c. Iklim Menurut Koppen

Koppen membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan

kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan diatasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

Klasifikasi iklim Koppen menggunakan sistem huruf.

Huruf Pertama (A, B, C, D, E) Karakter suhu atau curah hujan

Huruf Kedua (f, w, s, m) Tingkat kelembaban

(kebekuan wilayah) Contoh : Af

Tingkat Kelembaban (Kebekuan Wilayah) Karakter suhu atau curah hujan

Karakter suhu atau curah hujan dibagi menjadi:

1) Iklim A (iklim tropis). Iklim tropis memiliki rata-rata suhu bulanan yang

terdingin lebih dari 18O C sehingga kelembaban udaranya tinggi

2) Iklim B (iklim arid atau kering). Pada iklim kering, proses penguapan air

lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian hujannya sehingga tidak terdapat kelebihan air tanah dan sungai permanen.

3) Iklim C (iklim sedang hangat). Iklim sedang memiliki rata-rata suhu

bulanan sekitar -3O C - 18O C. Paling tidak, ada satu bulan yang suhu

rata-rata bulanannya melebihi 10O C. Iklim C memiliki empat musim

yaitu musim semi, panas, gugur dan dingin.

4) Iklim D (iklim salju). Iklim salju memilki suhu rata-rata bulanan kurang

(25)

5) Iklim E (Iklim es atau salju abadi). Iklim es memiliki suhu rata-rata bulanan terpanas kurang dari 10O C. Selain itu, musim panas pada

daerah ini tidak jelas.

Tingkat kelembaban atau kebekuan wilayah dibagi menjadi:

1) Huruf f menunjukkan kondisi lembab, tidak terdapat musim kering,

dan curah hujan cukup setiap bulannya.

2) Huruf w menunjukkan musim kering jatuh pada musim dingin

3) Huruf s menunjukkan musim kering jatuh pada musim panas

4) Huruf m menunjukkan monsun, yaitu musim kering yang jelas

walaupun periodenya sebentar.

Khusus untuk tipe B, huruf keduanya adalah sebagai berikut:

1) Huruf s (stepa atau semiarid), rata-rata curah hujan tahunannya

sekitar 380 mm – 760 mm per tahun.

2) Huruf w (gurun atau arid), rata-rata curah hujan tahunannya kurang dari 250 mm per tahun.

Khusus untuk tipe E, huruf keduanya adalah sebagai berikut:

1) Huruf t artinya tundra. 2) Huruf f artinya salju abadi.

3) Huruf h artinya iklim salju pegunungan tinggi.

Koppen membagi daerah iklim di bumi menjadi lima kelompok utama,

yaitu sebagai berikut:

1) Iklim A, yaitu iklim tropis yang terdiri atas :

a) Af : Iklim hutan hujan tropis

b) Aw : Iklim sabana tropis

c) Am : Monsun tropis

2) Iklim B, yaitu iklim kering yang terdiri atas:

a) Bs : Iklim stepa

b) Bw : Iklim gurun

3) Iklim C, yaitu iklim sedang hangat yang terdiri atas:

a) Cf : Iklim lembab, lembab sepanjang tahun

b) Cw : Iklim lembab dan musim kering terjadi pada musim

dingin

c) Cs : Iklim lembab dan musim kering terjadi pada musim

panas

4) Iklim D, yaitu iklim dingin yang terdiri dari:

(26)

b) Dw : Iklim hutan salju dingin dan musim kering terjadi pada musim dingin

5) Iklim E, yaitu iklim arktik atau iklim salju abadi yang terdiri atas:

a) Et : Iklim tundra

b) Ef : Iklim kutub

c) Eh : Iklim salju pegunungan tinggi

Gambar 30. Klasifikasi Iklim Koppen

(Sumber http://hanschen.org/koppen/img/koppen_major_1901-2010.png diakses tanggal 13 Maret 2017 pukul 09.05 WIB)

Menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C,

dan D. Af dan Am terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan

utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara. Aw terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti

daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai

selatan. C terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan. D terdapat di

pegunungan salju Irian Jaya.

d. Iklim Menurut Schmidt-Ferguson

Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Fergusson adalah klasifikasi iklim yang

banyak digunakan dalam bidang perkebunan dan pertanian. Klasifikasi

iklim ini dibuat berdasarkan kondisi iklim di daerah tropis. Dasarnya adalah jumlah curah hujan yang jatuh setiap bulan dan tingkat kebasahan yang disebut gradien (Q). Gradien Q adalah persentase nilai perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Bulan kering memiliki tebal curah hujan <60 mm, bulan lembab memiliki

(27)

tebal curah hujan 60 mm- 100 mm, dan bulan basah memiliki tebal curah hujan >100 mm.

Cara penentuannya adalah sebagai berikut:

1) Untuk menentukan tipe curah hujan, Schmidt-Fergusson

menggunakan tingkat keabsahan yang disebut gradien (Q).

2) Untuk menentukan nilai Q, digunakan rumus :

Keterangan :

Q = Perbandingan bulan kering dan bulan basah (%)

Md = mean (rata-rata) bulan kering, yaitu jumlah bulan kering dibagi

jumlah tahun pengamatan

Mw = mean (rata-rata) bulan basah, yaitu perbandingan antara

jumlah bulan basah dibagi dengan jumlah tahun pengamatan

Gambar 31. Iklim menurut Schmidt-Fergusson Tabel 1. Nilai Q

(28)

e. Iklim Oldeman

Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan pada beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang digunakan. Namun demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia. Klasifikasi iklim ini diarahkan

kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija. Dibandingkan dengan

metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan dengan kebutuhan air tanaman.

Oldeman membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Ia membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di Indonesia berdasarkan

pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara

berturut-turut. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman.

Kriteria bulan basah, lembab, dan bulan kering sesuai Oldeman adalah sebagai berikut:

1) Bulan kering : curah hujan kurang dari 100 mm

2) Bulan lembab : curah hujan 100-200 mm

3) Bulan basah : curah hujan lebih dari 200 mm

Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman

menggunakan ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering

berturut-turut. Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang

didasarkan pada jumlah pada jumlah bulan basah berturut-turut.

Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan pada jumlah

bulan kering berturut-turut. Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.

Tabel 2. Tipe Utama

No. Tipe Utama Panjang Bulan Basah (Bulan)

1. A > 9

2. B 7 - 9

3. C 5 - 6

4. D 3 - 4

5. E <3

(29)

No. Sub Tipe Panjang Bulan Kering (Bulan)

1. 1 <= 1

2. 2 2 - 3

3. 3 4 - 6

4. 4 > 6

Berdasarkan kriteria di atas kita dapat membuat klasifikasi tipe iklim Oldeman untuk suatu daerah tertentu yang mempunyai cukup banyak stasiun/pos hujan. Data yang dipergunakan adalah data curah hujan bulanan selama 10 tahun atau lebih yang diperoleh dari sejumlah stasiun/pos hujan yang kemudian dihitung rata-ratanya.

Gambar 32. Iklim menurut Oldeman

Berdasarkan 5 tipe utama dan 4 sub divisi tersebut, maka tipe iklim dapat dikelompokkan menjadi 17 wilayah agroklimat Oldeman mulai dari A1 sampai E4 sebagaimana tersaji pada gambar segitiga Oldeman.

Oldeman mengeluarkan penjabaran tiap-tiap tipe agroklimat sebagai

berikut.

(30)

f. Iklim Junghuhn

Seperti halnya Schmidt dan Ferguson, untuk keperluan pola pembudidayaan tanaman perkebunan, seperti tanaman teh, kopi, dan kina, seorang ahli Botani dari Belanda bernama Junghuhn membuat penggolongan iklim khususnya di negara Indonesia terutama di Pulau Jawa berdasarkan pada garis ketinggian. Indikasi tipe

iklim adalah jenis tumbuhan yang cocok hidup pada suatu

kawasan. Junghuhn membagi lima wilayah iklim berdasarkan

ketinggian tempat di atas permukaan laut sebagai berikut ini:

1) Zona Iklim Panas, antara ketinggian 0–600 meter di atas permukaan

laut, dengan suhu 26,3–22°C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami

padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa & kakao.

2) Zone Iklim Sedang, antara ketinggian 600–1.500 meter di atas

permukaan laut, dengan suhu 22-17,1°C. Daerah ini sangat cocok

untuk ditanami padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina & sayuran.

3) Zone Iklim Sejuk, antara ketinggian 1.500–2.500 meter di atas

permukaan laut, dengan suhu 17,1–11,1°C. Daerah ini sangat cocok

(31)

4) Zone Iklim Dingin, antara ketinggian lebih dari 2.500 meter di

atas permukaan laut, dengan suhu 11,1–6,2°C. Tumbuhan yang masih

mampu bertahan adalah lumut dan beberapa jenis rumput dan Tidak

ada tanaman budidaya.

Gambar 33. Iklim menurut Junghuhn

D. PENGARUH PERUBAHAN IKLIM GLOBAL TERHADAP KEHIDUPAN 1. Pengertian dan Gejala Perubahan Iklim Global

Kemajuan pesat pembangunan ekonomi khususnya dimulai pada awal reformasi industri memberikan dampak yang serius terhadap iklim dunia, antara lain lewat pembakaram secara besar-besaran batu bara, bahan bahan bakar fosil serta alih fungsi lahan yang dapat menyebakan suhu bumi menjadi naik. Perubahan suhu rata-rata permukaan bumi secara tidak wajar ini nantinya menyebabkan terjadinya perubahan pada unsur-unsur iklim lainnya, seperti naiknya suhu air laut, meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara yang pada akhirnya merubah pola iklim dunia. Peristiwa ini kemudian di kenal dengan Perubahan Iklim.

Iklim global sebenarnya sudah berubah dari jutaan tahun yang lalu, sebagai contoh dahulunya sebagian wilayah di bumi ini tertutupi oleh es namun kini berubah menjadi lebih hangat. Perubahan tersebut awalnya karena proses alam seperti suhu yang naik turun secara musiman sebagai akibat fluktuasi radiasi matahari , misalnya akibat letusan gunung api. Namun, yang terjadi saat ini perubahan iklim yang terjadi bukan hanya terjadi akibat peristiwa alam melainkan lebih karena berbagai aktivitas manusia.

(32)

Perubahan iklim sendiri merupakan sebuah fenomena global karena penyebabnya bersifat global. Selain itu, dampaknya juga bersifat global, dirasakan oleh seluruh mahluk hidup diberbagai belahan dunia. Kesimpulannya, perubahan iklim global dapat diartikan sebagai berubahnya iklim di bumi yang dapat disebabkan karena proses internal (peristiwa alam) ataupun eksternal (seperti aktivitas manusia) yang dapat merubah komposisi atmosfer secara global, yang bisa diamati dalam kurun waktu tertentu ( jangka panjang).

Perubahan iklim terjadi secara global namun dampak yang dirasakan bervariasi secara local dan global. Indikator utama perubahan iklim terdiri dari perubahan dan pola intensitas berbagai parameter iklim antara lain suhu, curah hujan, kelembaban, angin, tutupan awan, dan penguapan (evaporasi). Di tingkat global perubahan iklim dapat dirasakan diseluruh dunia antara lain menyebabkan terjadinya:

a. Perubahan dalam siklus hidrologi

Kenaikan temperature telah mempercepat siklus hidrologi, atmosfer yang lebih hangat akan menyimpan lebih banyak uap air, sehingga menjadi kurang stabil dan menghasilkan lebih banyak presipitasi, terutama dalam bentuk hujan lebat. Panas yang lebih besar juga mempercepat proses evaporasi. Dampak dari perubahan-perubahan tersebut dalam siklus air adalah menurunnya kuantitas dan kualitas air bersih di dunia. Sementara itu, pola angin dan jejak badai juga akan berubah. Intensitas siklon tropis akan semakin meningkat (namun tidak berpengaruh terhadap frekuensi siklon tropis), dengan kecepatan angin maksimum bertambah dan hujan yang semakin lebat.

b. Meningkatnya resiko kesehatan

Perubahan iklim akan mengubah distribusi nyamuk-nyamuk malaria dan penyakit-penyakit menular lainnya, sehingga mempengaruhi distribusi musiman penyakit alergi akibat serbuk sari dan meningkatkan penyakit-penyakit pada saat gelombang panas (heat waves).

c. Kenaikan muka air laut

Prediksi paling baik untuk kenaikan muka laut akibat perluasan lautan dan pencairan gletser pada akhir abad 21 (dibandingkan dengan keadaan pada 1989-1999) adalah 28-58 cm. Hal ini akan menyebabkan memburuknya bencana banjir di daerah pantai dan erosi. Kenaikan muka laut yang besar hingga 1 meter pada 2100 diperkirakan akan melebihi 1 meter, apabila lapisan es terus mencair seiring dengan kenaikan

(33)

temperatur. Saat ini terdapat bukti yang menunjukan bahwa lapisan es di Antartika dan Greenland perlahan berkurang dan berkontribusi terhadap kenaikan muka laut. Sekitar 125.000 tahun yang lalu, ketika daerah kutub lebih hangat daripada saat ini selama periode waktu tertentu, pencairan es kutub telah menyebabkan kenaikan muka laut naik 4-6 meter. Kenaikan muka laut memiliki kelembaban besar dan akan terus berlangsung selama berabad-abad. Lautan juga akan mengalami kenaikan temperature yang akan berpengaruh terhadap kehidupan bawah laut. Selama empat dekade terakhir, sebagai contoh, plankton di Atlantik Utara telah bermigrasi ke arah kutub sebanyak 10 o lintang.

Selain itu juga, lautan mengalami proses pengasaman seiring dengan diserapnya lebih banyak karbondioksida. Hal ini akan menyebabkanbatu karang, ki yang juga disebabkan oleh keong laut, dan spesies lainnya

kehilangan kemampuan untuk membentuk cangkang atau kerangka.

d. Mempengaruhi kekayaan keanekaragaman hayati

Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati yang juga disebabkan oleh kejadian hujan badai yang meningkat frekuensi dan intensitasnya, angin topan, dan banjir, meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan,

meningkatnya frekuensi kebakaran hutan,, daerah-daerah

tertentumenjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian. Beberapa fakta perubahan iklim yang menghilangkan keanekaragaman hayati, diantaranya:

1) Populasi penguin Antartika menurun lebih dari 80% sejak 1975

akibat hilangnya es lautan

2) Kijang Karibu Artik mengalami penurunan tajam karena kelaparan

akibat perubahan iklim saat pencairan awal es dan pembekuan, yang

mengakibatkan ereka sulit mhan menjangkau tumbuhan

makanannya.

3) Burung yang bermigrasi nyaris mati akibat perjalanan yang tidak

tepat waktu membuat mereka tidak mendapat persediaan makanan yang cukup saat mereka tiba di tempat tujuan dan/ atau tempat-tempat seperti lahan basah yang sudah mongering sehingga tidak menyediakan habitat bagi mereka.

e. Menimpa komunitas yang paling rentan

Komunitas yang paling miskin akan menjadi komunitas yang paling rentan terhadap dampak dari perubahan iklim, sebab mereka akan sulit

(34)

untuk melakukan usaha untuk menceah dan mengatasi dampak dari perubahan iklim dengan kurangnya kemampuan. Beberapa komunitas yang paling rentan adalah buruh tani, suku-suku asli dan orang-orang yang tinggal di tepi pantai. Beberapa fakta saat ini menunjukan bahwa kekurangan pangan terjadi di Negara-negara yang rentan terhadap perubahan iklim dan masih berkembang.

Ditingkat nasional, menurut Edvin, A dkk.(2011), meskipun ketersediaaan data parameter perubahan iklim dalam rentang waktu 30 tahun belum memadai di Indonesia, para ahli di Indonesia telah berupaya menjelaskan adanya fenomena perubahan iklim di Indonesia, dengan beberapa indicator diantaranya:

1) Perubahan suhu daratan, menggambarkan perubahan situasi lokal

yang meliputi suhu maksimum, suhu minimum, dan suhu rata-rata baik harian maupun bulanan. Pengamataan yang dilakukan menunjukan bahwa di Indonesia terjadi perubahan suhu udara yang diamati antara lain di Padang, Jakarta, Cilacap, Biak, Jayapura mengalami kenaikan suhu minimum, sementara Sibolga, Manado, Ambon, Wamena mengalami penurunan.

2) Peningkatan curah hujan ekstrim, perubahan iklim merupakan

perubahan energi dan siklus air yang menyebabkan terjadinya pola curah hujan berubah eksrim (melebihi ambang batas statistik) yang disebabkan fenomena cuaca seperti banjir, kekeringan, berkurangnya jumlah hari hujan, serta penambahan periode hari hujan secara berturut-turut.

3) Maju mundurnya musim, di Indonesia yang dikenal sebagai Negara

agraris, informasi yang paling penting bagi pertanian adalah informasi awal datangnya musim kemarau dan musim hujan.Pengamatan yang dilakukan oleh BMKG dibeberapa wilayah Sumatera, Jawa , dan Sulawesi selama 30 tahun (1971-2000) dan periode 2001-2010 telah terjadi pergeseran musim, misalkan musim kemarau di Jawa Barat mengalami pergeseran maju (lebih cepat dating) sekitar 20 hari dibanding 30 tahun lalu.

4) Perubahan Jumlah Volume Hujan, informasi akumulasi curah hujan

harian, bulanan dan tahunan menjadi catatan penting yang menunjukan potensi kapasitas sumber daya air tercurah, informasi ini penting untuk pengelolaan sumber daya air jangka panjang. Secara global, hasil kajian IPCC (2007) menunjukan bahwa sejak tahun 1850

(35)

tercatat ada 12 tahun terpanas berdasarkan data temperatur permukaan global. Sebelas dari dua belas tahun terpanas tersebut terjadi dalam waktu 12 tahun terakhir ini. Laporan IPCC juga menyatakan bahwa kegiatan manusia ikut berperan dalam pemanasan global sejak pertengahan abad ke 20. Pemanasan global akan terus meningkat dengan percepatan yang lebih tinggi pada abad ke-21 apabila tidak ada upaya menanggulanginya.

2.Faktor-faktor Penyebab Perubahan Iklim Global

Seperti yang telah diterangkan pada bagian sebelumnya perubahan iklim global memang suatu perubahan yang pasti terjadi karena faktor internal berupa proses alamiah seperti aktivitas vulkanisme. Namun pada kenyataannya, perubahan iklim global yang terjadi saat ini faktor utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia. Selain itu, pertambahan populasi penduduk dan pesatnya pertumbuhan teknologi dan industri ternyata juga member kontribusi besar pada pertambahan Gas Rumah Kaca (GRK).

Akibat jenis aktivitas yang berbeda-beda, maka GRK yang dikontribusikan oleh setiap negara ke atmosfer pun porsinya berbeda-beda. Di Indonesia sendiri Gas Rumah Kaca (GRK) yang berasal dari manusia dapat dibedakan atas beberapa hal, yaitu:

a. Kehutanan

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan luas hutan terbesar, yaitu 120,3 juta hektar. Sekitar 17% dari luasan tersebut adalah hutan konservasi dan 23% hutan lindung, sementara sisanya adalah hutan produksi (FWI/GFW, 2001). Namun dari tahun ke tahun luas hutan berkurang. Hal ini disebabkan oleh penebangan liar atau juga kebakaran hutan (disengaja ataupun tidak disengaja). Padahal hutan sangat berperan

sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2. Dengan kemampuan hutan tersebut

dapat mengurangi kadar GRK di udara. b. Pemanfaatan Energi Bahan Bakar Fosil

Saat ini kehidupan manusia sangat tergantung pada energi listrik dan bahan bakar fosil. Ketergantungan tersebut sangat berdampak buruk bagi kehidupan umat manusia. Penggunaan energi fosil seperti, minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam berbagai kegiatan akan memicu bertambahnya emisi GRK di atmosfer.

c. Pertanian dan Peternakan

Sektor pertanian juga berperan banyak terhadap meningkatnya emisi

(36)

tergenang. Berdasarkan penelitian sektor pertanian menghasilkan emisi gas metana tertinggi di banding sektor-sektor lainnya. Sektor peternakan juga tidak kalah dalam mengemisikan GRK, hal tersebut dikarenakan kotoran ternak yang membusuk akan melepaskan gas metana ke atmosfer.

d. Sampah

Kegiatan manusia selalu menghasilkan sampah. Sampah merupakan maslah besar yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahawa pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000. Diperkirakan timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang per hari adalah sebesar 2,1 kg.

Sampah sendiri turut menghasilkan emisi GRK berupa gas metana, walaupun dalam jumlah yang cukup kecil dibandingkan emisi GRK yang dihasilkan dari sector kehutanan dan energy. Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan sekitar 50 kg gas metana. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan per hari sekitar 500 juta kg atau sekitar 190 ton per tahun. Dengan jumlah sampah yang sedemikian besar, maka Indonesia akan menghasilkan gas metana ke atmosfer sekitar 9500 ton per tahun. Jika sampah kota tidak dikelola secara benar, maka laju pemanasan global dan perubahan iklim akan semakin cepat.

3. Dampak atau Pengaruh Perubahan Iklim Global terhadap Kehidupan

Perubahan iklim itu sendiri terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, antara 50-100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan, perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan umat manusia. Sebagian besar wilayah di dunia akan menjadi semakin panas, sementara bagian lainnya akan berubah semakin dingin. Saat ini pun dampaknya sudak mulai kita rasakan. Berikut ini beberapa dampak perubahan iklim:

a. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian

Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran musim, sehingga musim kemarau menjadi lebih panjang. Hal ini akan menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Sehingga Indonesia harus mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhannya. Secara otomatis, produktivitas di bidang pertanian juga akan menurun.

(37)

Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kenaikan muka air laut akan menyebabkan hancurnya tambak-tambak ikan di beberapa daerah, juga dapat merusak terumbu karang yang ada di laut Indonesia.

c. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ekosistem

Meningkatnya tingkat keasaman dari laut karena bertambahnya karbondioksida di atmosfer akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme laut. Misalnya, hilangnya jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia.

d. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sumber Daya Air

Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan kelestarian air di daerah sub polar serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya.

e. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah akan meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan.

Hal tersebut menunjukan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup umat manusia serta mahluk hidup lain. Selain itu dampakanya tidak hanya terjadi di satu Negara atau di satu wilayah, tapi di seluruh dunia, melintasi batas negara. Walaupun begitu, tingkat perekonomian yang jauh di bawah negara maju serta perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang menyebabkan negara berkembang lebih rentan terhadap dampak-dampak yang di timbulkan akibat perubahan iklim dibandingkan negara maju. Dalam prosesnya perubahan iklim terjadi sangat lamban, sehingga dampaknya tak langsung dirasakan saat ini, namun sangat terasa bagi generasi mendatang. Dan ketika perubahan iklim telah

(38)

terjadi, maka tak satu upaya pun yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kondisi ke keadaan semula.

4. Upaya Mengurangi Terjadinya Perubahan Iklim Global

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai untuk mengurangi, diantaranya yaitu:

a. Mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi.

b. Menggunakan kendaraan umum agar polusi gas dapat berkurang.

c. Mengelola tempat pembuangan sampah.

d. Mengurangi penggunaan AC.

Selain yang di atas, hal sederhana yang dapat dilakukan juga adalah 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Replace) yaitu :

a. Rethink : yaitu merubah pola perilaku dalam hal produksi dan konsumsi

suatu barang (produk) yang dihasilkan sehingga dapat dianalisis cara melakukan daur ulang terhadap produk tersebut.

b. Reduce : yaitu sebisa mungkin mengurangi penggunaan barang-barang

atau material yang dipergunakan setiap hari karena semakin banyak barang yang digunakan maka makin banyak juga sampah yang dihasilkan.

c. Reuse : yaitu sebisa mungkin memilih barang-barang yang dapat

digunakan kembali dan harus menghindari penggunaan barang-barang yang dispossable (sekali pakai). Hal ini dilakukan untuk memperpanjang waktu penggunaan suatu barang sebelum menjadi sampah.

d. Recycle : Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi

dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali misalnya plastik bekas detergen bisa kita gunakan untuk membuat berbagai hasta karya yang unik dan menarik contohnya tas.Dimana tas itu bisa kita jual,selain mendapatkan hasilnya kita pun juga telah melindungi alam kita dari bahaya global warming.

e. Recovery/Replace : Meneliti barang-barang yang dipakai sehari-hari

kemudian mengganti barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama.

E. KARAKTERISTIK IKLIM DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS MANUSIA

1. Karakteristik Iklim di Indonesia

Letak astrronomis Indonesia yang berada pada 60 LU—110 LS dan di

antara 950 BT— 1410 BT, membuat Indonesia memiliki iklim tropis. Hal ini

(39)

jam. Selain itu, letak astronomis tersebut membuat iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga iklim, yaitu iklim musim (muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.

a. Iklim Musim (Iklim Muson) yaitu iklim yang sangat dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap enam bulan sekali. Angin muson barat bertiup setiap Oktober hingga April yang sifatnya basah, sehingga membawa musim penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar bulan April hingga bulan Oktober yang sifatnya kering mengakibatkan Indonesia mengalami musim kering atau kemarau.

b. Iklim Tropis atau Tropika (Iklim Panas) yaitu dipengaruhi oleh Indonesia yang berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi mengakibatkan peenguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.

c. Iklim Laut, Indonesia yang merupakan negara kepulauan mengakibatkan Indonesia memiliki wilayah laut yang luas, berakibat terjadinya penguapan air laut secara intensif menjadi udara yang lembab dan curah hujan yang tinggi.

Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Rata-rata curah hujan di Indonesia sekitar 2.500 mm/tahun. Karena kondisi curah hujan yang besar dan penyinaran matahari yang cukup, wilayah Indonesia memiliki kondisi tanah yang tidak pernah kekurangan air sehingga cocok untuk kegiatan pertanian.

Wilayah Indonesia diapit oleh benua yaitu benua Asia dan Australia, serta dua samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudera Pasifik. Letak geografis tersebut mengakibatkan Indonesia terpengaruh oleh sirkulasi monsun. Angin monsun yang bergerak melalui Indonesia mengakibatkan Indonesia memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

a. Musim Penghujan di Indonesia (Oktober – April)

Angin monsun bergerak dari benua Asia (mengalami musim dingin) ke arah benua Australia (mengalami musim panas) melalui Samudera Hindia dan sebagian besar wilayah Indonesia, disebut sebagai munson barat. Kadar uap air yang dibawa oleh angin ini sangat tinggi karena melewati samudera yang luas dan dijatuhkan sebagai hujan dengan intensitas yang tinggi.

(40)

Gambar 34. Peta Pergerakan Angin Muson Barat

b. Musim Kemarau di Indonesia (April – Oktober)

Angin munson bergerak dari Benua Australia (mengalami musim dingin) ke benua Asia (mengalami musim panas) melalui laut-laut sempit disekitar Kepulauan Indonesia di sebelah selatan katulistiwa, disebut sebagai munson timur. Kadar uap air yang dibawa oleh angin monsun timur ini rendah karena melalui laut-laut yang sempit sehingga intensitas hujan yang terjadi juga rendah.

Gambar 35. Peta Pergerakan Angin Muson Timur

2. Pengaruh Karakteristik Iklim Terhadap Aktivitas Manusia

a. Pengaruh Karakteristik Iklim Dibidang Pertanian, Sosial, dan Budaya

1) Pengaruh di bidang pertanian

Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan kelembapan sangat mempengaruhi perkembangan pertanian di Indonesia. Kondisi suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian. Misalnya, padi sangat cocok dibudidayakan di daerah yang bersuhu udara panas dengan

(41)

curah hujan yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan cocok dibudidayakan di daerah sedang sampai sejuk dengan intensitas curah hujan tidak setinggi pada tanaman padi. Begitu pula di bidang perikanan atau kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh, baik terhadap para nelayan maupun ikan yang akan di tangkap. Pada umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca, terutama yang behubungan dengan angin dan musim. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh mereka, mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim timur.

Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam menangkap ikan di laut. Karena musim angin barat sering menimbulkan gelombang besar yang membahayakan mereka. Dan mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang besar, sehingga mereka tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan.

2) Pengaruh di bidang budaya

Penduduk di daerah tropik, menggunakan pakaian yang relatif tipis, karena suhu di daerah ini panas. Di daerah gunung penduduk menggunakan pakaian yang relatif tebal karena memang suhunya relatif dingin. Sedangkan di daerah beriklim sedang penduduk menggunakan pakaian yang tebal menutup seluruh tubuh. Rumah-rumah di daerah pantai atau dataran rendah daerah tropis, biasanya banyak fentilasinya, genting terbuat dari tanah. Pada daerah pegunungan yang tinggi yang suhunya dingin, rumah biasanya mempunyai fentilasi yang sedikit dan atapnya banyak terbuat dari seng. Ini bertujuan bila ketika siang hari atap yang terbuat dari seng tadi bisa menyimpan cadangan panas. Sedangkan di daerah sedang, rumah hanya sedikit membutuhkan ventilasi bahkan pada saat musim dingin mereka memerlukan penghangat. Agar ruangan tetap hangat, mereka menggunakan tungku penghangat atau mesin pemanas. Selain itu juga berpengaruh terhadap material utama penyusun rumah, ada yang memakai batu bata, kayu, es (rumah igloo), dll. Di daerah yang sering terjadi badai maka tidak pantas memakai kayu, karena akan sangat mudah sekai diterbangkan angin.

(42)

3) Pengaruh di bidang sosial

Para nelayan, terutama nelayan tradisional, banyak

memanfaatkan angin darat untuk melaut dan memanfaatkan angin laut untuk mendarat. Namun ini sangat bertolak belakang dengan nelayan modern. Pada nelayan modern sudah tidak terpengaruh oleh cuaca, karena mereka dapat menggunakan perahu bermotor. Jadi sewaktu-waktu jika mereka ingin melaut mereka tidak perlu memperhatikan pergerakan angin, yaitu salah satu dari unsur iklim.

Bidang pertanian sangat bergantung sekali pada tipe iklim suatu wilayah. Karena penentuan awal tanam dan awal panen harus sesuai dengan tipe iklminya. Penduduk di daerah dataran rendah memanfaatkan awal musim penghujan untuk pengolahan tanah pertanian. Sedangkan penduduk di daerah pegunungan sebagian besar bercocok tanam sayuran (holtikultura). Hasil pertanian yang melimpah tersebut dapat digunakan Indonesia untuk mengekspor sebagian sumber daya alam yang dihasilkan ke. negara lain.

b. Pengaruh Karakteristik Iklim dibidang Transportasi, Komunikasi, dan Pariwisata

1) Peranan iklim dibidang transportasi

Faktor-faktor cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap bidang transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap transportasi laut. Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan lain-lain.

2) Peranan iklim dibidang telekomunikasi

Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi. Seperti arus angin dapat dimanfaatkan untuk

berkomunikasi antar daerah dengan menggunakan telepon

angin.Tentunya kita sudah mengetahui pula bahwa cuaca dan iklim merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara. Lapisan udara yang menyelebungi bumi terdiri dari beberapa lapisan, di antaranya terdapat lapisan ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel yang mengalami ionisasi sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya lapisan ionosfer ini, maka siaran radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat dimana-mana.

Gambar

Gambar 2. Pelangi
Gambar 6. Aurora
Gambar 8. Pola gerakan udara konveksi
Gambar 13. Barometer  d.  Angin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanpa upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, baik akibat kenaikan suhu, perubahan pola curah hujan, dan kenaikan muka air laut, sektor pertanian pangan akan mengalami

Subsistem pertama ada- lah iklim yang mencakup berbagai faktor cuaca yang mempengaruhi kehidupan vektor meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, dan CO2 yang berperan memberi

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menenetukan trend perubahan curah hujan di Maluku pada wilayah dengan pola hujan bimodal, (2) menentukan perubahan musim tanam

Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis, Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan.. Begitu pula

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Adapun dampak perubahan pola curah hujan dan kejadian iklim ekstrim terjadi pada sumber daya lahan dan air, tanaman, peningkatan suhu udara, dan kenaikan tinggi air laut dan rob..