• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Harga Saham Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Harga Saham Perusahaan

Consumer Goods di Indeks LQ 45

Hipotesis yang digunakan adalah tolak H0 atau terima H1 jika t hitung > t tabel atau – t hitung < - t tabel dan terima H0 atau tolak H1 jika t hitung < t tabel atau – t hitung > - t tabel, dimana t tabel pada penelitian ini adalah 2,080. Hipotesis untuk variabel produk domestik bruto (X5) adalah:

H05 = Produk domestik bruto tidak berpengaruh terhadap harga saham. H15 = Produk domestik bruto berpengaruh terhadap harga saham.

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh parsial variabel produk domestik bruto secara parsial terhadap harga saham perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di indeks LQ 45. Hasil analisis regresi sederhana untuk variabel produk domestik bruto (X5) terhadap harga saham ditunjukkan oleh Tabel 9.

Tabel 9 Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel X5

Koefisien Standard Error T hitung

Konstanta -0,059 0,023 -2,545

PDB (X5) 2,405 0,541 4,447

*Signifikan pada tingkat α = 0,05 Sumber: Data diolah (2015)

Interpretasi dari konstanta sebesar -0,059 adalah jika produk domestik bruto (X5) bernilai 0, maka harga saham perusahaan sektor consumer goods nilainya negatif sebesar 0,059. Koefisien regresi variabel produk domestik bruto sebesar 2,405 menunjukkan apabila variabel produk domestik bruto (X5) mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 2,405 satuan.

Variabel X5 mendapatkan nilai t hitung sebesar 4,447 > 2,080, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H15 diterima dan menyatakan bahwa produk domestik bruto (PDB) berpengaruh terhadap harga saham. Hasil yang menunjukkan bahwa produk domestik bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap pergerakan harga saham perusahaan consumer goods yang berada dalam indeks LQ 45 ini didukung oleh teori persamaan PDB yang terdiri dari gabungan komponen konsumsi, belanja pemerintah, investasi, dan ekspor neto (Y= C + G + I + NX). PDB sebagai indikator pertumbuhan perekonomian suatu negara berbanding lurus dengan pertumbuhan investasi di negara terkait, termasuk investasi dalam pasar modal, karena pertumbuhan ekonomi yang bagus pada suatu negara terlihat sebagai naiknya daya beli masyarakat terhadap produk-produk perusahaan, dalam hal ini termasuk produk perusahaan-perusahaan consumer

goods, dan menjadi prospek investasi yang bagus bagi investor, sehingga berdampak pada naiknya harga saham emiten di negara terkait.

Analisis Pengaruh Simultan

Analisis pengaruh simultan dengan regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Hasil pengolahan data untuk analisis pengaruh simultan variabel makroekonomi terhadap harga saham perusahaan sektor consumer goods di indeks LQ 45 disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Koefisien Standard Error T hitung

Konstanta 0,007 0,054 0,124

Inflasi (X1) -0,221 0,319 -0,693

Kurs Beli (X4) -1,201 1,323 -0,908

PDB (X5) 2,260 0,579 3,902*

*Signifikan pada tingkat α = 0,05 Sumber: Data diolah (2015)

Analisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di indeks LQ 45 dengan menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh model regresi:

Y = 0,007 – 0,221X1 – 1,201X4 + 2,260X5 + e

Persamaan regresi linear berganda dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 0,007 menunjukkan bahwa jika variabel inflasi (X1), nilai tukar rupiah (X2), dan produk domestik bruto (X3) bernilai 0, maka harga saham akan memiliki nilai sebesar 0,007.

2. Koefisien regresi variabel inflasi (X1) yang sebesar -0,221 menerangkan bahwa apabila inflasi mengalami kenaikan satu satuan, maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0,221, dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.

3. Koefisien regresi variabel nilai tukar rupiah terhadap USD (X4) yang sebesar -1,201 menerangkan bahwa apabila nilai tukar rupiah terhadap USD mengalami kenaikan satu satuan, maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 1,201, dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.

4. Koefisien regresi variabel produk domestik bruto (X5) yang sebesar 2,265 dapat diinterpretasikan bahwa apabila produk domestik bruto mengalami kenaikan satu satuan, maka harga saham akan mengalami peningkatan sebesar 2,265, dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.

27

Berbeda dengan uji parsial, uji T pada regresi linear berganda menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa dalam model hanya variabel produk domestik bruto (X5) yang memberikan pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perusahaan consumer goods, dengan t hitung sebesar 3,902 > t tabel, sedangkan nilai t hitung variabel inflasi (X1) dan kurs beli (X4) memiliki nilai t hitung di bawah t tabel (2,086). Hal ini disebabkan oleh adanya hubungan positif kuat dan signifikan yang dimiliki antara variabel produk domestik bruto (X5) dan variabel harga saham (Y), ditunjukkan oleh nilai korelasi sebesar 0,688 pada Tabel 4.

Uji F (Uji Simultan)

Pengujian secara simultan memperlihatkan arah (nilai koefisien beta) dan signifikansi pengaruhnya terhadap variabel dependen, dan menguji hipotesis pertama yang telah dirumuskan sebelumnya. Output SPSS dari F-Test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11 Hasil Uji F (Uji Simultan)

Model Variabel Dependen F Sig.

Regression Y 7,465 0,002

Sumber: Data diolah (2015)

Dengan menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95%, untuk 3 variabel independen dengan masing-masing 24 data, diperoleh F tabel sebesar 3,160. Output SPSS menunjukkan angka Fhitung 7,465 > 3,160 dan angka Sig. 0,002 < 0,005 sehingga untuk semua variabel dependen, hipotesis H16 diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi (X1), kurs beli rupiah terhadap USD (X4), dan produk domestik bruto (X5) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.

Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial perlu dilakukan terkait hasil penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham yang perlu dilakukan guna menjaga kestabilan harga saham perusahaannya. Berikut adalah beberapa langkah strategis yang perlu dipertimbangkan:

1. Manajemen perusahaan perlu memberi perhatian lebih dan menyiapkan langkah-langkah guna mengantisipasi pengaruh negatif dan signifikan yang diberikan variabel makroekonomi inflasi dan memanfaatkan peluang prospektif yang diberikan oleh pengaruh positif signifikan variabel PDB terhadap pergerakan harga saham. Pergerakan harga saham yang kian naik dapat membantu perusahaan untuk membuat investor tertarik untuk berinvestasi memenuhi kebutuhan pendanaan ekspansi perusahaan sesuai struktur modal perusahaan. Walaupun demikian, perusahaan juga tetap harus memperhatikan variabel yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini, mengingat besarnya persentase variasi variabel independen dalam model mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 45,7%. Terdapat

54,3% variabel lain di luar ruang lingkup penelitian ini yang perlu diantisipasi bagi manajemen perusahaan agar lebih memahami karakteristik harga saham perusahaannya agar tetap dianggap dan terbukti prospektif bagi investor di pasar modal.

2. Bagi investor, perlu memperhatikan tren pergerakan variabel makro guna meminimalisir kerugian dalam berinvestasi di pasar modal, mengingat pergerakan harga saham terjadi setiap detik di setiap hari. Namun, dari hasil penelitian dapat dikatakan apabila pertumbuhan ekonomi kian meningkat, keputusan untuk berinvestasi di pasar modal, khususnya berinvestasi dengan membeli saham perusahaan sektor consumer goods, adalah keputusan investasi yang cukup tepat.

Dokumen terkait