• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pengaruh Pupuk Cair D I. GROW

Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai 18)menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk cair D I. GROW berpengaruhtidak nyata

terhadap tinggi tanaman dan diameter pangkal batang umur 15, 30 dan 45 HST, berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan produksi per hektar.

a. Tinggi Tanaman (cm)

Hasiluji F padaanalisisragam (Lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkanbahwa Konsentrasi pupuk cair D I. GROWberpengaruh tidak nyataterhadaptinggi tanamanumur 15, 30 dan 45 HST. Rata-rata tinggi tanamantomatpadaumur 15, 30 dan 45 HSTpadaberbagai konsentrasi pupuk cair D I. GROW, dapatdilihatpadaTabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Cair D I. GROW umur 15, 30 dan 45 HST.

Konsentrasi Pupuk Cair D I. Grow Tinggi Tanaman (cm) Simbol cc/ltr air 15 HST 30 HST 45 HST D1 2 21,98 42,07 43,26 D2 3 25,35 41,63 43,34 D3 4 22,46 39,95 45,27 BNJ0,05 6,04 10,03 9,09

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada 5% ( uji BNJ).

Tabel 7 menunjukkan bahwa tanaman tomat tertinggi umur 15, 30 dan 45 HST dijumpai pada konsentrasi 3 cc/ltr air (D2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya, pada umur 30 HST dijumpai pada konsentrasi 2 cc/ltr (D1) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya dan umur 45 HST tertinggi dijumpai pada konsentrasi 4 cc/ltr

air(D3) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman tomat tertinggi dijumpai pada konsentrasi pupuk cair D I. GROW 3 cc//ltr air (D2). Hal ini diduga konsentrasi pupuk cair D I. GROWpada konsentrasi 3 cc//ltr air (D2) lebih tepat digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sehingga hasil produksinya pun lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi pupuk cair D I. GROW lainnya pada konsentrasi 2 cc/ltr air (D1) dan Konsentrasi 4 cc/ltr air (D3). Adisarwanto (2001) menyatakan bahwa agar tercapai pertumbuhan yang optimal maka pemupukan harus dilakukan tepat konsentrasi, tepat waktu dan secara terus-menerus tanaman akan tumbuh baik dan subur apabila unsur hara yang dibutuhkan berada dalam kondisi cukup tersedia bagi tanaman (Agustina, 2004).

b. Diameter Pangkal Batang (mm)

Hasiluji F padaanalisisragam (Lampiran 8, 10 dan 12) menunjukkanbahwa konsentrasi pupuk cair D I. GROWberpengaruh tidak nyataterhadaptinggi tanamanumur 15, 30 dan 45 HST. Rata-rata diameter pangkal batang tanamantomatpadaumur 15, 30 dan 45 HSTpadaberbagai konsentrasi pupuk cair D I. GROWdapatdilihatpadaTabel 8.

Tabel 8. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Pada Berbagai Berbagai Konsentrasi Pupuk Cair D I. GROW Umur 15, 30 dan 45 HST

Konsentrasi Pupuk Cair D I. Grow

Diameter Pangkal Batang (mm)

Simbol cc/ ltr air 15 HST 30 HST 45 HST

D1 2 3,41 5,93 11,04

D2 3 3,54 6,09 11,22

D3 4 3,60 5,79 10,79

BNJ0,05 0,96 0,98 1,38

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda nyata pada 5% ( uji BNJ).

Tabel 8menunjukkan bahwa diameter pangkal batang terbesar pada umur 15 HST dijumpai pada konsentrasi pupuk cair D I. GROW 4 cc/ltr air(D3) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan umur 30 dan 45 HST dijumpai pada konsentrasi pupuk cair D I. GROW 3 cc/ltr (D2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini Diduga dikarenakan konsentrasi pupuk D I. GROWpada konsentrasi 3 cc//ltr air (D2) lebih tepat digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sehingga hasil produksinya pun lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi pupuk cair D I. GROW lainnyapada konsentrasi 2 cc/ltr air (D1) dan 4 cc/ltr air (D3). Hal ini diduga konsentrasi pupuk cair D I. GROW telah berada di bawah dan di atas batas toleransi yang dapat digunakan oleh tanaman tomat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya sehingga berdampak juga pada menurunnya hasil tanaman tomat. Sesuai dengan pendapat Agustina (2004) menyatakan bahwa apabila tidak adanya suplai

nutrisi maka siklus pertumbuhan tidak akan sempurna maka pertumbuhan akan terhambat serta pertumbuhan tidak optimal.

c. Berat Buah Per Tanaman

Hasiluji F padaanalisisragam (Lampiran 13) menunjukkanbahwa konsentrasi pupuk cair D I. GROWberpengaruh tidak nyataterhadap berat buah per tanaman. Rata-rata

berat buah per tanamanpadaberbagai konsentrasi pupuk cair D I.

GROWdapatdilihatpadaTabel 9.

Tabel 9.Rata-rata Berat Buah Per Tanaman Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Cair D I. GROW

Konsentrasi Pupuk Cair D I. Grow Berat Buah Per Tanaman (kg) Simbol cc/ ltr air DI 2 1,22 D2 3 1,34 D3 4 1,10 BNJ0,05 0,44

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda nyata pada 5% ( uji BNJ).

Tabel 9menunjukkan bahwa berat buah per tanaman pada berbagai konsentrasi pupuk cair D I. Grow berat dijumpai pada konsentrasi 3 cc/ltr air(D2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya pada konsentrasi2 cc/ltr air(D1) dengan konsentrasi 4 cc/ltr air(D3). Hal inididuga karena konsentrasi pupuk D I. GROWpada konsentrasi 3 cc//lrt air (D2) lebih tepat digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sehingga

hasil produksinya pun lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi pupuk cair D I. GROW lainnya pada konsentrasi 2 cc/ltr air (D1) dan 4 cc/ltr air (D3).

Sutejo (2002) mengatakan bahwa pemakaian pupuk yang berlebihan, selain ekonomisDalam pemupukan perlu diperhatikan kebutuhan tanaman akan pupuk guna menghindari proses pemberian yang terlalu banyak atau terlalu sedikit yang akan berdampak pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.

d. Jumlah Buah Masak Per Tanaman

Hasiluji F padaanalisisragam (Lampiran 15) menunjukkanbahwa konsentrasi pupuk cair D I. GROWberpengaruh tidak nyataterhadap jumlah buah masak per tanaman. Rata-rata jumlah buah per tanamanpadaberbagai konsentrasi pupuk cair D I. GROWdapatdilihatpadaTabel 10.

Tabel 10.Rata-rata Jumlah Buah Per Tanaman Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Cair D I. GROW

Konsentrasi Pupuk Cair D I. GROW

Jumlah Buah Per Tanaman (Buah) Simbol cc/ltr air DI 2 28,37 D2 3 29,22 D3 4 26,78 BNJ0,05 6,14

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada 5% ( uji BNJ).

Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah buah per tanaman pada berbagai konsentrasi pupuk cair D I. GROW terbanyak dijumpai pada konsentrasi 3 cc/ltr air(D2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan

lainnya. Hal ini diduga karena konsentrasi pupuk cair D I. GROWpada konsentrasi 3 cc//ltr air (D2) lebih tepat digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sehingga hasil produksinya pun lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi pupuk cair D I. GROW lainnya pada konsentrasi 2 cc/ltr air (D1) dankonsentrasi 4 cc/ltr air (D3).

Rachim (1996) menambahkan bahwa dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan akan jenis maupun takarannya bagi setiap tumbuhan, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak jenis serta takarannya dapat menurunkan vigor dan produktivitasnya, bahkan kelebihan hara jenis tertentu bisa membahayakan tumbuhan dan menyebabkan kematian. Agustina (2004) yang menyatakan bahwa apabila tidak adanya suplai nutrisi maka siklus hidup tidak akan sempurna, apabila elemen dibuang maka pertumbuhan akan terhambat, dan apabila elemen disuplai kembali maka pertumbuhan akan baik dan hasil tanaman meningkat.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat menurun pada perlakuan konsentrasi pupuk cair D I. GROWpada Konsentrasi 4 cc//ltr air (D3) dan 2 cc//ltr air (D1). Hal ini diduga konsentrasi pupuk cair D I. GROW telah berada di bawah dan di atas batas toleransi yang dapat digunakan oleh tanaman tomat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya sehingga berdampak juga pada menurunnya hasil tanaman tomat. Sesuai dengan pendapat Agustina (2004) menyatakan bahwa apabila tidak adanya suplai nutrisi maka siklus pertumbuhan tidak akan sempurna maka pertumbuhan akan terhambat serta pertumbuhan tidak optimal.

c. Produksi Per Hektar (ton/ha)

Hasiluji F padaanalisisragam (Lampiran 18) menunjukkanbahwa konsentrasi pupuk cair D I. GROWberpengaruh tidak nyataterhadap produksi per hektar. Rata-rata produksi per hektar padaberbagaivarietasdapatdilihatpada Tabel 11.

Tabel 11.Rata- rata Produksi Per Hektar Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Cair D I. GROW

Konsentrasi Pupuk Cair D I. GROW

Produksi Per Hektar (ton/ha) Simbol cc/ltr air D1 2 28,99 D2 3 31,85 D3 4 29,02 BNJ0,05 8,16

Keterangan : Angka yang di ikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada laju yang sama berbeda nyata pada taraf 5% ( uji BNJ ).

Tabel 11 menunjukkan bahwa produksi per hektarpada berbagai konsentrasi pupuk cair D I. GROW terbanyak dijumpai pada konsentrasi 3 cc/ltr air(D2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena konsentrasi pupuk cair D I. GROWpada konsentrasi 3 cc//ltr air (D2) lebih tepat digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sehingga hasil produksinya pun lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi pupuk cair D I. GROW lainnya pada konsentrasi 2 cc/ltr air (D1) dankonsentrasi 4 cc/ltr air (D3). Agustina (2004) menyatakan bahwa apabila tidak adanya

suplai nutrisi maka siklus pertumbuhan tidak akan sempurna maka pertumbuhan akan terhambat serta pertumbuhan tidak optimal.

Sutejo (2002) mengatakan bahwa pemakaian pupuk yang berlebihan, selain ekonomisDalam pemupukan perlu diperhatikan kebutuhan tanaman akan pupuk guna menghindari proses pemberian yang terlalu banyak atau terlalu sedikit yang akan berdampak pada pertumbuhan dan hasil produksi per hektar pada tanaman tomat.

Dokumen terkait