• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh risk management terhadap keberlangsungan bisnis Apotek

2. BAB II LANDASAN TEORI

2.8. Pengaruh risk management terhadap keberlangsungan bisnis Apotek

Risiko adalah kemungkinan kejadian yang berdampak merugikan dimana terjadinya hal yang tidak diharapkan atau tidak terjadinya hal-hal baik yang diharapkan, yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja terhadap siapa saja. Dalam dunia kesehatan, risiko bisa terjadi sejak pemeriksaan dengan dokter, diagnosis oleh dokter, hingga terapi dengan obat-obatan (Jacobalis, 2005). Besar kecilnya risiko berhubungan erat dengan keadaan pasien itu sendiri, tingkat kompetensi (kompetensi apoteker dan asisten apoteker di apotek), dan prosedur dan fasilitas tempat praktik.

Untuk mengelola risiko diperlukan suatu kompetensi yaitu risk management dengan tujuan untuk mengidentifikasi peristiwa dan menganalisis akar masalah, akibat dan dampak dari kejadian yang tidak diharapkan serta upaya selanjutnya untuk merevisi sistem dan prosedur yang ada, serta usaha mengantisipasi demi kepentingan mencegah berulangnya kejadian tersebut. Manajemen risiko (risk management) adalah disiplin yang paling cepat berkembang (Mohammed

27 dan Knapkova, 2016). Risk management merupakan metode yang efektif yang diterapkan dalam rangka mengurangi efek yang tidak diinginkan dari eksposur dan mendapatkan manfaat optimal dari situasi yang berisiko (Essinger dan Rosen, 1991). Risk Management yang efektif bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan perusahaan dan membantu perusahaan dalam mencapai target finansialnya (Pezier, 2002).

Risk management memonitor pencapaian tujuan utama perusahaan atau organisasi dengan cara yang etis untuk memaksimalkan nilai dari pemegang saham dan menyeimbangkan kepentingan antara pimpinan dan karyawan (Demidenko dan McNutt, 2010). Risk management memberikan jaminan untuk jangka panjang terhadap akibat buruk dari risiko melalui risk treatment yang sesuai dengan prosedur (Elias, 2004).

Penelitian terkait telah dilakukan oleh Callahan (2017) yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan trade di Amerika Serikat yang mengimplementasikan risk management akan memberikan dampak terhadap kinerja operasional yang semakin baik, dalam hal ini indikator yang digunakan untuk melihat kinerja operasional perusahaan adalah ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equity). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mohammed dan Knapkova (2016) juga menyimpulkan bahwa adanya hubungan positif antara risk management dengan kinerja perusahaan untuk perusahaan yang sudah listing di Praha, Ceko.

28 COSO-ERM (2004), Lam (2001), dan Tonello (2007) memprediksi bahwa risk management yang efektif akan meningkatkan kinerja operasional. Baxter, Bedard, Hoitash dan Yezegel (2013) dan McShane, Nair, dan Rustambekov (2011) mengevaluasi pengaruh risk management terhadap kinerja operasional dari perusahaan keuangan dan asuransi dan menyatakan bahwa hasil penelitian mereka tidak bisa digeneralisasi untuk industri lainnya. Maka dari itu peneliti ingin menguji hasil penelitian-penelitian terdahulu untuk industri yang berbeda yaitu industri apotek di Yogyakarta dan Sleman.

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka risk management akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja sehingga mampu mewujudkan keberlangsungan bisnis yang diharapkan. Perusahaan atau organisasi yang menerapkan risk management dengan efektif, berarti memahami dengan baik tentang kekuatan dan kelemahan yang menjadi faktor kesuksesan di masa mendatang. Risk management dapat meningkatkan kemungkinan kesuksesan dan menurunkan kemungkinan kegagalan serta ketidakpastian yang berkaitan dengan proses pencapaian tujuan organisasi. Sehingga tujuan akhir dari penerapan risk management adalah meminimalisir dampak kerugian yang bisa terjadi dan mempertahankan nilai maksimal yang ada pada seluruh aktifitas organisasi. Oleh karena itu peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 = risk management berpengaruh positif terhadap keberlangsungan bisnis apotek di kota Yogyakarta dan kabupaten Sleman.

29 2.9. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Keberlangsungan Bisnis

Apotek

Penerapan prinsip-prinsip corporate governance adalah suatu penerapan prinsip yang mengatur, mengelola, dan mengawasi proses pengendalian usaha sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditor, hingga masyarakat sekitar. Dengan adanya transparansi yang ditunjang dengan hukum dan undang-undang yang jelas maka akan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan perusahaan. Dengan adanya akuntabilitas, dapat mengetahui tingkat pencapaian misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya responsibilitas, diharapkan akan menyadarkan pimpinan dalam melaksanakan kegiatannya agar lebih profesional dan penuh etika sehingga kinerja meningkat.

Wandroski et al. (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa peneliti-peneliti sebelumnya memberikan hasil yang tidak konsisten terkait hubungan antara corporate governance dengan kinerja suatu perusahaan atau organisasi. Renders et al., 2010 menyatakan bahwa adanya hubungan positif untuk perusahaan-perusahaan yang sudah listing di Eropa, sedangkan penelitian Shahwan (2015) tidak mendukung hubungan positif antara praktik corporate governance dan kinerja keuangan di perusahaan-perusahaan yang listing di Mesir. Begitupun dengan hasil penelitian Wandroski et al., 2017 di Brazil bahwa tidak ditemukan hubungan yang positif.

30 Karena terjadi ketidakkonsistenan terhadap hasil penelitian hubungan antara corporate governance dengan kinerja perusahaan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di apotek sebagai perusahaan non-keuangan yang merupakan bisnis mikro dengan dampaknya terhadap keberlangsungan bisnis, sehingga hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut :

H2 = corporate governance berpengaruh positif terhadap keberlangsungan bisnis apotek di kota Yogyakarta dan kabupaten Sleman.

2.10. Risk management memoderasi pengaruh corporate governance terhadap keberlangsungan bisnis Apotek

Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG, 2002), menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan corporate governance adalah kepatuhan terhadap regulasi atau peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi CG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja dan berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan corporate governance akan mengalami perbaikan citra dan peningkatan nilai perusahaan.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu membuat peneliti mempunyai argumen bahwa ada faktor lain yang dapat mempengaruhi pengaruh corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian sebelumnya dengan menambahkan risk management sebagai variabel moderasi. Hal ini sesuai

31 dengan penelitian Badriyah et al. (2015) yang menyatakan bahwa Risk Management Committee (RMC) akan mempengaruhi hubungan corporate governance dengan kinerja perusahaan. RMC berkontribusi pada peningkatan kinerja perusahaan. Risk Management Committee (RMC) membantu perusahaan untuk membuat sistem risk management bekerja secara efektif. Risk management memiliki peran penting untuk memperkuat penerapan corporate governance yang efektif.

Perusahaan yang mengenali dan mengatasi risiko akan mendapatkan keunggulan kompetitif dalam jangka panjang (Lipworth, 1997). Blanchard (2003) menyatakan perlu mengadopsi suatu framework manajemen risiko untuk dapat mencapai tujuan corporate governance. Dari pernyataan-pernyataan tersebut maka peneliti yakin bahwa kondisi risk management yang efektif mampu memoderasi pengaruh corporate governance terhadap keberlangsungan bisnis. Kondisi risk management yang semakin efektif akan semakin memberikan keyakinan kepada apotek bahwa pengaruh corporate governance terhadap keberlangsungan bisnis akan semakin kuat.

Penerapan corporate governance yang baik tidak terlepas dari pengelolaan risiko yang cermat, sistematis, dan terpadu. Semakin baik pemahaman tentang risiko dan mutu pelayanan di apotek, maka akan meningkatkan kewajiban setiap karyawan dalam memahami tentang visi misi apotek serta kaitannya dengan peraturan tentang pelayanan di apotek yang sangat kompleks. Oleh karena itu, kemauan dan kemampuan

32 bersama dalam mengelola mutu, risiko, tata kelola, dan keselamatan pasien secara terpadu akan membantu mewujudkan keberlangsungan bisnis apotek di tengah persaingan bisnis yang semakin tinggi.

H3 = risk management memoderasi pengaruh corporate governance terhadap keberlangsungan bisnis apotek di kota Yogyakarta dan kabupaten Sleman.

Dokumen terkait