• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. SEFT adalah metode sederhana dan praktis yang dapat dilakukan oleh siapapun yang sudah mendapatkan pelatihan SEFT termasuk guru, sehingga guru dapat mengaplikasikan metode SEFT ini untuk membantu para siswa yang mengalami kecemasan saat menghadapi ujian sekolah. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang melibatkan lebih banyak

responden di beberapa sekolah untuk melihat pengaruh metode SEFT yang lebih besar dalam penurunan tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian sekolah.

3. Perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh terapi SEFT untuk prestasi di sekolah.

40

Arikunto, Syharni. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Barakatu. A. 2001. Penerapan Teknik REBT Mengatasi Kecemasan Mengikuti Tes Pada Suku Etnis Bugis Makasar. Malang: Program Pascasarjana . Universitas Negeri Malang.

Cooper, D.R. and Emory, C.W., 2005. Metode Penelitian Bisnis (Edisi ke-5, Jilid 1). Surabaya: Erlangga.

Derison Marsinova Bakara, Kusman Ibrahim, Aat Sriati. 2013. Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique ( SEFT) terhadap Tingkat Gejala Depresi, Kecemasan, dan Stres pada Pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) Non Percutaneous Coronary Intervention (PCI). (online), www.ejkp.org. 7 April 2015.

Dongoes, M.E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta: EGC. Durand V.M. dan Barlow D.H. 2006. Intisari Psikologi Abnormal (Edisi ke-4).

Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Fedi. 2014. Tingkat Kecemasan Dan Apresiasi Matematika Ditinjau Dari Gender Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri Sekecamatan Poco Ranaka Barat, Kabupaten Manggarai Timur Tahun Ajaran 2013/2014.Singaraja : Departemen Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha. Ibrahim. 2002. Menyiasati Gangguan Cemas. http://pdpersi.co.id. Diunduh

tanggal 5 Februari 2016.

Insel, Thomas. 2013. Anxiety Disorder. Maryland: The National Institute of Mental Health.

Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. 2010. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Tangerang (Indonesia) : BINARUPA AKSARA. pp 1

Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press

41

Melinda, Smith dkk. 2015. Anxiety Disorders and Anxiety Attack. Santa Monica: Guid for Improving your Mental and Emotional Health.

Na’im, N.J. 2010. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primipara Menghadapi Persalinan di Puskesmas Pamulangan Kota Tangerang Selatan.Jakarta : Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Nevid, J. F., dkk. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga

Purwaningsih.2012. Pengaruh Pemberian Hatha Yoga Dan Jogging Terhadap Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Viii Psik Fk Universitas Udayana.Bali : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Ramaiah, Savitri. 2003. Kecemasan, Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Rehatta,N.M. 1999. Pengaruh Pendekatan Psikologis Prabedah Terhadap Toleransi Nyeri dan Respon Ketahanan Imunologik Pasca Bedah (Disertasi pasca sarjana Universitas Airlangga). Universitas Airlangga, Surabaya. Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Setya, Devi, dkk. 2014. Pengaruh Terapi Humor Terhadap Penurunan

Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Dengan General Anestesi Di Rs Telogorejo Semarang.Semarang : Program Studi Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang

S. N Elliott et al. 2000. Educational Psychology: Effective Teaching, Effective Learning (edisi ke -3). Boston: The McGraw-Hill Book Company.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

Suliswati et.al. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Stuart, W.G. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Alih bahasa:Renata Komalasari, Alfrina Hany. Jakarta: EGC

Zainuddin, Ahmad. F.(2009). SEFT Spiritual Emotiolan Freedom Technique. Jakarta: Afzan Publishing.

Lampiran 1.

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Alamat :

Bersedia ikut menjadi responden untuk penelitianyamh berjudul pengaruh metode SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan kecemasan bagi siswa SMP dalam menghadapi ujian di SMP Negeri 1 Kasihan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh metode SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap tingkat kecemasan (anxiety level) siswa kelas 2 SMP menjelang ujian.

Dengan alasan apapun apabila saya menghendaki maka saya berhak membatalkan surat persetujuan ini. Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada unsur paksaan.

Yogyakarta, 2015 Yang membuat pernyataan, Mengetahui, Peneliti

( ) Kautsar Akbar 20120310037

Lampiran 2.

T-MAS

(Taylor Manifest Anxiety Scale)

Data Responden: 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Kelas : 5. Tanggal pengisian : PETUNJUK:

Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban (Ya), bila pertanyaan dibawah ini sesuai dengan perasaan dan keadaan Anda, dan berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban (Tidak). Bila bila pernyataan dibawah tidak sesuai yang Anda rasakan atau keadaan Anda.

Pernyataan ini Anda rasakan sedikitnya 1 bulan dalam 6 bulan terakhir Ya Tidak

1 Saya tidak cepat lelah ( ) ( ) 2 Saya terganggu oleh rasa mual dan muntah ( ) ( ) 3 Menurut saya, saya tidak lebih gugup dari pada orang lain ( ) ( ) 4 Saya jarang sekali sakit kepala ( ) ( ) 5 Saya bekerja dalam ketegangan yang sangat besar ( ) ( ) 6 Saya merasa sukar memusatkan perhatian pada suatu

pekerjaan ( ) ( )

7 Ternyata saya sering merisaukan sesuatu ( ) ( ) 8 Tangan saya sering gemetar bila saya mencoba

melakukan sesuatu ( ) ( )

9 Aku tersipu-sipu (wajah saya merah karena malu)

tidak lebih dari orang lain ( ) ( ) 10 Saya suka mencret-mencret sebulan sekali atau lebih ( ) ( )

11 Saya sering riasu tentang kemungkinan kecemasan ( ) ( ) 12 Wajah saya tak pernah tersipu

(menjadi merah karena malu) ( ) ( ) 13 Saya sering takut tersipu-sipu ( ) ( ) 14 Saya bermimpi buruk beberapa malam sekali ( ) ( ) 15 Tangan dan kaki saya biasanya cukup hangat ( ) ( ) 16 Saya udah berkeringat walaupun udara dingin ( ) ( ) 17 Kadang-kadang bila malu dan tersinggung saya

mandi keringat dan hal ini sangat mengganggu ( ) ( ) 18 Saya jarang memperhatikan jantung saya berdebar-debar

dan saya jarang sekali sesak nafas ( ) ( ) 19 Saya hampir selalu merasa lapar ( ) ( ) 20 Saya jarang sekali terganggu sembelit

( kesukaran buang air besar) ( ) ( ) 21 Saya sering menderita sakit perut ( ) ( ) 22 Kadang-kadang saya begitu tegang sehingga sulit tidur ( ) ( ) 23 Tidur saya sering terganggu dan terjaga ( ) ( ) 24 Saya sering bermimpi tentang hal-hal

yang paling baik kurahasiakan sendiri ( ) ( ) 25 Saya mudah sekali menjadi canggung (kikuk) ( ) ( ) 26 Saya lebih perasa daripada kebanyakan orang lain ( ) ( ) 27 Saya merisaukaun soal uang dan pekerjaan ( ) ( ) 28 Saya ingin dapat berbahagia seperti orang lain ( ) ( ) 29 Biasanya saya tenang dan tak mudah menjadi gelisah ( ) ( )

30 Saya mudah menangis ( ) ( )

31 Saya hampir merasa cemas tentang suatu hal atau seseorang( ) ( ) 32 Pada umumnya saya cukup senang ( ) ( ) 33 Saya merasa gelisah bila harus menunggu ( ) ( ) 34 Pada saat-saat tertentu saya merasa gelisah sekali,

sehingga tidak dapat duduk tenang ( ) ( ) 35 Ada kalanya saya tidak dapat tidur karena risau ( ) ( )

36 Kadang-kadang saya merasa bahwa bahwa kesulitan-kesulitan begitu bertumpuk sehingga

saya tidak dapat mengatasinya ( ) ( ) 37 Saya harus mengkui kadang-kadang saya merasa risau

diluar batas sesuatu yang sebenarnya tidak begitu penting ( ) ( ) 38 Dibandingkan dengan teman-teman saya,

saya sedikit sekali mempunyai rasa takut ( ) ( ) 39 Saya takut dengan benda dan orang yang saya ketahui

tidak akan membahayakan diri saya ( ) ( ) 40 Ada kalanya saya merasa tidak berguna sama sekali ( ) ( ) 41 Saya tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu hal saja ( ) ( ) 42 Saya cenderung menganggap segala sesuatu secara

sungguh-sungguh (serius) ( ) ( ) 43 Saya sangat yakin dengan diri saya sendiri ( ) ( ) 44 Saya adalah orang yang selalu tegang ( ) ( ) 45 Pada umumnya hidup ini kurasakan berat ( ) ( ) 46 Kadang-kadang saya merasa tidak berguna ( ) ( ) 47 Saya memang kurang kepercayaan pada diri sendiri ( ) ( ) 48 Kadang-kadang saya merasa bahwa seolah-olah

saya akan menjadi gila ( ) ( ) 49 Saya mundur ketakutan ketika menghadapi krisis

atau kesulitan ( ) ( )

Skala Persepsi Pasien Tentang Kecemasan

Data Responden: 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Kelas : 5. Tanggal pengisian : 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 = tidak cemas 10= sangat cemas

The influence of the method SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) to decreasethe level of anxiety for junior high school student in the exam in the SMP Negeri 1 Kasihan

Kautsar Akbar1, dr. Orizati Hilman, 2

1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2.Dokter Keluarga

ABSTRACT

Background: Anxiety is a mood signed by physical symptomps, such as physical tension and worrying about future. Anxiety when doing exam or test can be determined as feeling worried, feeling anxious and not feeling calm. So, test or exam is assumed as a dangerous thing. The most dominant element that causes anxiety is cognitive element which is feeling

orried a d egati e thought that co sider that test ill e da ger stude ts’ positio . B

being sure, sincere and thankful, SEFT method assumes that the cure comes from God. Application of SEFT can be done in many kinds of field, such as in school. SEFT method can also be used in emotional control. For example, it can be applied to students who have emotional problems, such as being stubborn, having difficulty to focus on something, being lazy to study and being moody. It can also be used to students who have problems related

totee agers’ se ual hor o e cha ges. This research is ai ed to a al ze the i flue ce of SEFT ethod o decreasi g le el of stude t’ a iet he the will face exam.

Methods: This research used Quasi Experimental Design with two group pretest-posttest with control group design in SMP Negeri 1 Kasihan from October 2015 to February 2016. The research instrument used Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) quistionnaire. Results: Wilcoxon was used in this research. The results are that 29 students (65,9%) experienced decreasing level of anxiety in therapy group while 15 (34,1) students

experienced it in control group.On the other hand, 3 (20%) students experience increasing level of anxiety in therapy group and 12 (80%) students in control sample.

Conclusion: There are effects before and after SEFT therapy was applied to students of SMP Negeri 1 Kasihan. p=0,00

ABSTRAK

Latar belakang : Kecemasan merupakan suasana perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiranterhadapmasa yang akandatang.Kecemasan mengikuti ujian atau tes adalah perasaan khawatir, gelisah dan tidak tenang sehingga menganggap ujian atau tes sebagai sesuatu yang membahayakan. Unsur yang paling dominan menyebabkan kecemasan adalah unsur kognitif yakni kekhawatiran dan pikiran negativ yang menganggap tes dapat mengancam posisi siswa. Metode SEFT mengasumsikankesembuhanberasaldariTuhan, dengan cara yakin, khusyu, ikhlas, pasrah dan syukur. Penerapan SEFT dapatdilakukan di berbagaibidang, salahsatunya di sekolah.Metode SEFT juga dapat digunakan pada pengendalian emosi, misalnya pada siswa yang mengalami gangguan emosi (bandel, sukar konsentrasi, malas belajar, moody), masalah yang berkaitan dengan perubahan hormone seksual pada remaja, dsb.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh metode SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan bagi siswa SMP yang akan menghadapi ujian.

Metode :Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan rancangan two group pretest-posttest with control group design di SMP Negeri 1 Kasihan dari bulan Oktober 2015 sampai Februari 2016. Instrumen penelitian ini menggunakan kuisioner Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS).

Hasil :Penelitian ini menggunak ananalisaWilcoxon, didapatkan hasil 29 (65,9%) siswa mengalami penurunan kecemasan pada terapi dan 15 (34,1%) siswa pada kelompok kontrol. Sedangkansiswa yang mengalami peningkatan kecemasan pada kelompok terapisebanyak 3 siswa (20%) dan sebanyak 12 (80%) siswa padasampelkontrol.

Kesimpulan :Terdapat pengaruh yang bermaknapada sebelum dan sesudah dilakukan terapi SEFT terhadapsiswa SMP Negeri 1 kasihandengannilai p=0,00

kecemasan (ansietas) adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon prilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas (Videbeck, 2008).

Gejala fisik umum dari kecemasan meliputi: jantung berdebar, berkeringat, gangguan perut atau pusing, sering buang air kecil atau diare, sesak napas, tremor dan berkedut, ketegangan otot, sakit kepala, kelelahan, susah tidur (Smith et.al., 2015). Selain gejala utama dari ketakutan irasional berlebihan dan khawatir, gejala emosional umum lainnya dari kecemasan meliputi perasaan ketakutan atau kecemasan, sulit berkonsentrasi, merasa tegang dan gelisah, mengantisipasi terburuk, mudah marah atau tersinggung, kegelisahan mengamati tanda-tanda bahaya, merasa pikiran kosong ( Melinda, 2015).

Siswa yang mengalami kecemasan mengikuti ujian atau tes dapat diidentifikasikan melalui gejala-gejala seperti siswa memberikan respon yang tidak proporsional, merasa takut menghadapi ujian atau tes, khawatir kepada pengawas ujian, tidak senang kepada teman, siswa bersikap apatis,

dari satu cabang ilmu baru yang dinamai energy psychology. Energy psychology adalah seperangkat prinsip dan teknik memanfaatkan system energy tubuh untuk memperbaiki kondisi pikiran, emosi dan prilaku. SEFT merupakan gabungan antara spiritual power dengan energy psychology. Ada 12 energi meridian utama yang digunakan oleh metode SEFT yang diambil dari ilmu akupunktur dan akupresur.

BAHAN DAN CARA

Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan menggunakan rancangan two group pretest-post test with control group design untuk mengetahui efektivitas metode SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan pada siswa SMP Negeri 1 Kasihan. Observasi dilakukan dua kali yaitu sebelum eksperimen yaitu pre test, dan sesudah eksperimen yaitu post test. Sampel yang digunakan berjumlah 64 dengan sampel terapi 32 siswa dan kontrol 32 siswa. Namun pada sampel kontrol 3 siswa tidak mengikuti jalannya post test sehingga jumlah sampel kontrol berjumlah 29 siswa.

Sebagai variable bebas adalah msetode SEFT (Spiritual Emotional

Freedom Technique) yang diberikan oleh sefter. Variabel terikat yaitu tingkat kecemasan siswa kelas 2 SMP Negeri 1 Kasihan dalam menghadapi ujian dengan penilaian menggunakan instrument Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) yang terdiri dari dari 50 buah pertanyaan

dengan dua alternatif jawaban yaitu “ya” atau “tidak” yang ditulis dalam bentuk

favourable dan unfavourable.

Penelitian telah dilakukan di SMP Negeri 1 Kasihan pada bulan November 2015. Sampel penelitian diambil dengan cara penilaian dengan pembagian kuisioner pada seluruh populasi.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil pre-test tingkat kecemasan pada populasi sejumlah 149 siswa didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4. Tingkat KecemasanSampel

Tingkat kecemasan Jumlah Presentase

Ringan 4 2,68%

Sedang 99 66,44%

Berat 46 30,87%

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa tingkat kecemasan siswa pada tingkat ringan sebanyak 4 siswa atau sebesar 2,68% sedangkan untuk tingkat kecemasan sedang berjumlah 99 siswa. Ditemukan 46 siswa dari 149 siswa dengan tingkat kecemasan yang berat.

Tabel 5. Karakteristik jenis kelamin sampel tingkat kecemasan berat dan sedang

Jeniskelamin Kontrol Terapi

Total N Persentase (%) N Persentase (%) Perempuan 17 58,6 16 50 33 Laki-laki 12 41,4 16 50 28 Total 29 100 32 100 61

Pada tabel 5 menunjukan karakteristik sampel lebih banyak perempuan disbandingkan laki-laki dengan jumlah 33 siswa dari 61 siswa dengan rincian 16 sampel terapi dan 17 sampel kontrol.

Tabel 6. Karakteristik umur sampel tingkat kecemasan berat dan sedang.

Usia Kontrol Terapi N Persentase (%) N Persentase (%) ≤13 20 68,9 16 50 >13 9 31,1 16 50

Tabel 6 menunjukan bahwa sampel

yang berusia ≤13 tahun sebanyak 20 (68,9%) siswa pada subjek control dan sebanyak 16 (50%) pada subjek terapi.

Hasil penelitian perubahan tingkat kecemasan subjek control dan terapi dapat dilihat dalam tabel 7 sebagai berikut:

Terapi 29 0 3 32

Total 44 2 15 61

Dari table diatas dapat dilihat jumlah sampel penelitian didapatkan 44 siswa mengalami penurunan tingkat kecemasan dengan rincian 29 siswa dari sampel terapi dan 15 siswa dari sampel kontrol. Kelompok subjek yang tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan dari sampel control sebanyak 2 siswa. Sementara kelompok sampel yang mengalami peningkatan tingkat kecemasan pasca terapi SEFT sebanyak 3 siswa dan yang tidak diterapi SEFT sebanyak 12 siswa.

Tabel 8.Hasil Wilcoxon pretest dan posttest tingkatkecemasan

Sig. pre test

– post test Z Kontrol 0,664 -0,434 Terapi 0,000 -4,475

DISKUSI

Pada hasil penelitian didapatkan jumlah perempuan pada sampel terapi dan

berapapun, namun lebih sering pada usia dewasa dan terutama lebih besar pada wanita (Kaplan danSadock, 1997). Teori yang mengungkapkan bahwa keterkaitan kecemasan antara laki-laki dan perempuan, kelompok perempuan lebih cemas dengan ketidak mampuannya dibandingkan kelompok laki-laki (Ibrahim, 2002). Hal ini didukung oleh penelitian S. Fedi, et.al., (2014) dalam membandingkan tingkat kecemasan dan apresiasi matematika ditinjau dari gender pada siswa kelas VIII SMP, dan ditemukan bahwa tingkat kecemasan tinggi lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan jumlah 43 pada sampel perempuan dan 19 pada sampel laki-laki.

Penurunan tingkat kecemasan dapat terjadi karena berbagai faktor. Menurut Purwaningsih (2012) pada penelitiannya disebutkan bahwa tingkat kecemasan dapat menurun jika seseorang

melakukan aktivitas fisik ringan, seperti jogging, yoga maupun sholat. Tingkat kecemasan pun dapat diturunkan melalui terapi humor, menurut Putri (2014) seseorang yang tertawa akan memberikan perasaan lega, hal ini disebabkan karena tertawa akan melepaskan endorfin yang berfungsi sebagai pereda stress dan rasa sakit. Pada kelompok kontrol, sampel yang mengalami penurunan tingkat kecemasan dapat terjadi karena berbagai hal yang tidak diteliti oleh peneliti. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa didapatkan 15 sampel control yang mengalami penuruan tingkat kecemasan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian yang dilakukan pada siswa kelas 2 SMP Negeri 1 Kasihan.

SARAN

1. Metode SEFT dapat dilakukan oleh siapapun yang sudah medapatkan training termasuk guru, sehingga guru dapat mengaplikasikan kepada siswa yang mengalami kecemasan berlebih. 2. Pada penelitian selanjutnya dapat

diperhatikan factor lainnya yang dapat mepengaruhi kecemasan seperti pengaruh lingkungan.

3. Dapat dilakukan penelitian mengenai hubungan terapi SEFT dengan peningkatan prestasi di sekolah. 4. Dapat dilakukan penelitian lebihlanjut

sehingga penelitian lebih sempurna dengan menambahkan subjek penelitian dan meningkatkan sketelitian.

DaftarPustaka

1. Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Alih bahasa:Renata Komalasari, Alfrina Hany. Jakarta: EGC 2. Melinda, Smith dkk. 2015. Anxiety

Disorders and Anxiety Attack. Santa Monica: Guid for Improving your Mental and Emotional Health.

3. S. N Elliott et al. 2000. Educational Psychology: Effective Teaching, Effective Learning (edisike -3). Boston: The McGraw-Hill Book Company.

5. Ibrahim. 2002. Menyiasati Gangguan Cemas. http://pdpersi.co.id. Diunduh tanggal 5 Februari 2016.

6. Fedi. 2014. Tingkat Kecemasan Dan Apresiasi Matematika Ditinjau Dari Gender Pada Siswa Kelas VIII Smp Negeri Sekecamatan Poco Ranaka Barat, Kabupaten Manggarai Timur Tahun Ajaran 2013/2014. Singaraja : Departemen Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha. 7. Purwaningsih. 2012. Pengaruh

Pemberian Hatha Yoga Dan Jogging Terhadap Kecemasan Pada Mahasiswa

Semester VIII Psik Fk

UniversitasUdayana. Bali : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Dokumen terkait