• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

D. Pembahasan Hasil Penelitian

3. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan BNI Syariah KC

berarti bila karyawan mengalami stres dalam bekerja, maka hal tersebut akan menurunkan kinerjanya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmila, Muis, dan Nurdjannah (2012), stres kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Makassar.

H3 = Stres kerja (X3) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono (2008: 8) metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivme, digunakan untuk peneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran ayau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003: 54).

Jenis penelitian kuantitatif deskriptif peneliti gunakan untuk melihat dan mendeskripsikan bagaimana pengaruh kompensasi, motivasi, dan stres kerja terhadap kinerja karyawan BNI Syariah Kantor Cabang

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi tempat penelitian dilakukan di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta yang beralamatkan di Jl. Slamet Riyadi No. 318 Surakarta, 57141. Tempat ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh kompensasi, motivasi, dan stres kerja terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah Cabang Surakarta. Dengan objek penelitian adalah karyawan BNI Syariah. Penelitian dilakukan pada Oktober-November 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008: 215) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek dan objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang nantinya akan dipelajari dan akan di tarik kesimpulan. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta yang sampai bulan November 2017 berjumlah 60 orang dari semua bagian.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau beberapa wakil dari populasi yang akan diteliti. Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sampel jenuh. Pengambilan sampel jenuh dilakukan karena jumlah anggota populasi relatif kecil. Sample yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 responden yang merupakan seluruh karyawan Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta dari semua bagian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Arikunto, 2006: 175). Cara untuk mendapatkan sumber dan jenis data adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah pengambilan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan (Bawono, 2006: 9). Data yang dimaksud adalah data yang bisa diperoleh secara langsung dari sumber asli, dalam penelitian ini data yang akan diperoleh berasal dari jawaban angket/kuesioner seluruh responden yaitu semua karyawan BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diperiksa kepada obyek pengguna (Bawono, 2006: 29). Penelitian yang dilakukan memperoleh dara dari informasi yang diperoleh dari buku-buku, internet, majalah, data statistic, hasil penelitian sebelumnya seperti skripsi, tesis, jurnal, dan buku bacaan lainnya.

2. Data Skunder

Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau meneliti arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data skunder dapat diperoleh dari buku-buku, jurnal, majalah, data statistic , maupun internet (Bawono, 2006: 30).

E. Skala Pengukuran Variabel

Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, dan pendapat seseorang atau kelompok orang mengenai fenomena sosial (Sugiyono, 2008).

Pengukuran variabel akan menggunakan skala Likert dengan

rentang pengukuran dari “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “netral”, “setuju”, “ sangat setuju”.

F. Definisi dan Konsep Operasional

Definisi operasional merupakan suatu dimensi yang diberikan pada

suatu variabel dengan memberi arti atau mempersifikasikan kegiatan untuk membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2008).

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang terdiri dari tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Ketiga variabel tersebut dapat didefinisikan dan diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

No Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator Skala Pengukuran 1. Kompensasi (X1)

Balas jasa yang

diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga kerja dan

pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sastrohadiwiryo, 2003). Indikator kompensasi menurut Simamora (2004: 445) diantaranya : 1. Gaji yang adil sesuai

dengan pekerjaan

2. Bonus yang diberikan

memenuhi sasaran kinerja 3. Tunjangan yang sesuai harapan 4. Fasilitas yang memadai Skala Likert 2. Motivasi (X2) Kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan

yang terarah atau

tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan (Mangkunegara, 2008). Indikator untuk mengukur motivasi menurut Syahyuti (2010) dalam Rochanah (2017:21) : 1. Dorongan untuk mencapai tujuan 2. Semangat kerja 3. Inisiatif 4. Rasa Tanggungjawab Skala Likert 3. Stres Kerja (X3) Perasaan tertekan yang di dialami Menurut Igor S (1997) menyatakan bahwa Skala Likert

(Mangkunegara, 2008).

tekanan dari rekan

sekerja, pimpinan

perusahaan, dan

klien.

2. Perbedaan antara

tuntutan dan sumber daya yang ada untuk melaksanakan tugas dan kewajiban. 3. Ketidakcocokan dengan pekerjaan 4. Pekerjaan yang berbahaya, membuat frustasi, membosankan atau berulang-ulang. 5. Beban lebih. 6. Faktor-faktor yang

diterapkan oleh diri sendiri seperti target dan harapan yang tidak realistis, kritik

dan dukungan

terhadap diri sendiri.

4. Kinerja (X4) Hasil atau

keluaran (outcomes) dari sebuah pekerjaan yang ditugaskan dalam suatu organisasi (Fattah, 2016) Indikator untuk mengukur kinerja

karyawan secara individu menurut Robbins (2006: 260) ada enam indikator, yaitu: 1) Kualitas 2) Kuantitas 3) Ketepatan waktu 4) Efektivitas 5) Kemandirian 6) Komitmen kerja Skala Likert

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini

berupa angket atau kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Sugiyono (2008: 92), menyatakan bahwa “penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati”. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala Likert.

Sugiyono (2008: 134) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan

untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial”. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:

1. SS : Sangat setuju diberi skor 5

2. S : Setuju di beri skor 4

3. N : Netral di beri skor 3

4. TS : Tidak setuju di beri skor 2 5. STS : Sangat tidak setuju di beri skor 1

keterkaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data atau teori

yang diambil”.

H. Uji Instrumen Penelitian

Selanjutnya data yang telah diperoleh diolah menggunakan

beberapa uji instrumen, di antaranya:

1. Uji Reliabilitas dan Validitas Data

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013: 47).

Menurut Nunnally dalam Bawono (2006: 68) suatu variable

dikatakan reliable jika Cronbach Alpha> 0,60.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuersioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Item pertanyaan (indikator) secara empiris dikatakan valid jika koefisien korelasi (r) 0,50 (Ghozali, 2013).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013: 160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat variabel pengganggu yang memiliki distribusi normal dalam model regresi.

Uji normalitas dapat dilihat melalui grafik probability plot. Apabila titik-titik telah mengikuti garis lurus, maka dapat dikatakan residual telah mengikuti distribusi normal. Apabila titik-titik tersebar atau jauh dari garis lurus, maka dikatakan

residual mengikuti distribusi tidak normal.

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Metode pengujian uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji grafik histogram dan probability plot. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat grafik histogram yang memberikan pola melenceng ke kanan artinya adalah data berdistribusi normal, dan penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik normal P-P

plot of regression standardized residual sebagai dasar

pengambilan keputusan. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model regresi

Dari grafik normal probability plot dapat dilihat, jika titik- titik plot yang menyebar mengikuti garis diagonal, berarti data berdistribusi secara normal. Namun demikian dengan melihat grafik normal probability plot saja tidaklah cukup dan kadang menyesatkan. Untuk itu kita perlu melalukan uji statistik one- samplekolmogorov-smirnov test untuk memastikan apakah data kita normal atau tidak. Jika nilai output Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Autocorrelation ini menunjukkan hubungan antara nilai – nilai yang berurutan dari variabel – variabel yang sama (Bawono, 2006). Salah satu teknik untuk mendeteksi adanya Autocorrelation

dengan uji Durbin Watson.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 1 Ketentuan Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 > d > d1 Tidak ada autokorelasi positif No Decision D1 ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-d1 < d < 4 Tidak ada autokorelasi negative No Decision 4-du ≤ d ≤ 4 - d1 Tidak ada autokorelasi, positif atau negative Tidak Ditolak Du < d < 4 - du

c. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Sedangkan model regresi yang baik ditunjukkan dengan tidak adanya hubungan antara variabel independen. Terjadinya multikolineritas dapat dideteksi melalui nilai R square yang sangat tinggi tetapi hanya sedikit variabel independen yang signifikan atau bahkan tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Multikolineritas juga dapat ditandai melalui nilai tolerance (TOL) dan nilai variance inflation factor (VIF).

Multikolineritas ditunjukkan dengan nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Namun tidak dapat dideteksi secara

pasti variabel-variabel independen mana saja yang saling berkolerasi (Ghozali, 2013: 106).

Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat korelasi variabel–variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Masalah Multikolinearitas yang serius dapat mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006). Dalam penelitian ini variabel bebas adalah kompensasi, motivasi, dan stres kerja.

Untuk uji Multicollinearity ini peneliti menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Kedua

tolerancenya besar maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF tidak boleh lebih besar dari 5 (lima), jika lebih maka bisa dikatakan ada gejala Multicollinearity, dan sebaliknya jika nilai VIF lebih kecil dari 5 maka tidak ada gejala Multicollinearity. Demikian juga dengan nilai Tolerance nya berati sebaliknya (Bawono, 2006). d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika berbeda maka disebut dengan heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139).

Model regresi yang baik adalah model yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang di estimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika aparameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas para data model tersebut tidak dapat ditolak (Ghozali, 2013).

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala penyakit

Heteroscendastticity dapat menggunakan beberapa metode, salah satunya yaitu metode park.

3. Analisis Regresi Berganda dan Uji Statistik

a. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel–variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama–sama terhadap

variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan dengan cara

Quick Look. Koefisien regresi diuji secara serentak dengan menggunakan ANOVA, untuk mengetahui apakah keserempakan tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap model. Uji ini dilakukan untuk membandingkan pada nilai signifikansi (α = 5%) pada tingkat derajat 5% (Ghozali, 2013).

4. Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda digunakan untuk menganalisis data yang bersifat multivariate. Analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006).

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kompensasi (X1), Motivasi (X2) dan Stres (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Menurut Bawono (2006) persamaan regresi berganda dapat di cari dengan rumus :

Y = ß0 + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e Keterangan : Y = Kinerja Karyawan ß0 = konstanta (constant) ß1-3 = koefisien regresi X1 = Kompensasi X2 = Motivasi X3 = Stres Kerja

5. Uji signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Menurut Bawono (2006), ketentuan pengambilan keputusan uji t dengan menggunakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1) Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima, artinya tidak ada

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

2) Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh

yang positif dan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Di samping membandingkan t hitung dengan tabel, penelitian ini juga menggunakan metode Quick Look dengan derajat kepercayaan sebesar 95% (Ghozali, 2013).

I. Alat Analisis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Tahap analisa data merupakan tahapan yang penting dan rawan, oleh karena itu dalam tahapan ini akan dilakukan secara cermat dan hati – hati, salah satu

pendukungnya adalah teknologi komputer menggunakan aplikasi SPSS for

windows 21 SPSS (Statistical Product and Service Solution) merupakan sebuah program aplikasi komputer yang berfungsi untuk membantu dalam mengolah data statistik dengan hasil output sesuai dengan yang dikehendaki oleh penggunanya. Program SPSS ini sangat membantu para penggunanya dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Statistik dapat di artikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data, kemudian

menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu, dan

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta

BNI Syariah berdiri pada tahun 2000. Bank Indonesia kemudian mengeluarkan ijin prinsip dan usaha untuk beroperasinya unit usaha syariah BNI Syariah. BNI Syariah menerapkan strategi pengembangan jaringan cabang syariah sebagai berikut :

a. Tepatnya pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5 kantor cabang syariah sekaligus di kota-kota potensial, yakni: Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.

b. Tahun 2001 BNI Syariah kembali membuka 5 kantor cabang

syariah yang di fokuskan di kota-kota besar Indonesia, yakni : Jakarta (2 cabang), Bandung, Makasar, dan Padang.

c. Seiring dengan perkembangan bisnis dan banyaknya permintaan masyarakat untuk layanan perbankan syariah, tahun 2002, BNI Syariah membuka 2 kantor cabang syariah baru di Medan dan Palembang.

d. Di awal tahun 2003, dengan pertimbangan load bisnis yang

semakin meningkat sehingga untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, BNI Syariah melakukan relokasi kantor cabang

masyarakat kota Jepara, BNI Syariah membuka Kantor Cabang Pembantu Syariah Jepara.

e. Pada bulan Agustus dan September 2004, BNI Syariah membuka layanan BNI Syariah Prima di Jakarta dan Surabaya. Layanan ini diperuntukkan untuk individu yang membutuhkan layanan perbankan yang lebih personal dalam suasana yang nyaman.

Dari awal beroperasi hingga kini, BNI Syariah menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Disamping itu komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.

2. Visi dan Misi Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta

Visi :

Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja.

Misi :

a. Memberikan kontribusi positif kepada masayarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.

b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa

perbankan syariah.

d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk bekarya dan berprestasi sebagai pegawai sebagai perwujudan ibadah.

e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

3. Identitas Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta

Nama : PT Bank BNI Syariah (Kantor Cabang

Surakarta)

Alamat : Jl. Slamet Riyadi No.318, Kelurahan

Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Surakarta.

Telepon : 7462746

Faksimili : 0271 736718

Situs Web : www.bnisyariah.co.id

Email : info@bnisyariah.co.id

Kegiatan Usaha : Bergerak di Bidang Usaha Perbankan Syariah

sesuai dengan Anggaran Dasar BNI Syariah No.160 tanggal 22 Maret 2010.

Segmen Usaha : Bisnis Komersial (Commercial Business)

Pembiayaan : Bisnis Konsumer & Ritel (Consumer &

Retail Business)

Segmentasi Bisnis : Bisnis Ritel

Kantor Layanan : 1 Kantor Cabang Utama, 2 Kantor Cabang Pembantu, 1 Layanan Gerak.

4. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta

Struktur Organisasi pada PT BNI Syariah Cabang Surakarta sebagai berikut:

Keterangan :

BM : Branch Manager

BIC : Branch Internal Control

OM : Operational Manager

SFH : SME Financing Head

SBM : Sub Branch Manager

PH : Processing Head

CSH : Costumer Service Head

FAH : Financial Administration Head

FAA : Financial Administration Assistant

BOH : Back Office Head

SO : Sales Officer SA : Sales Assistant PA : Processing Assistant CS : Costumer Service OA : Operational Assistant CA : Collection Assistant TL : Teller

ADA : Administration Assistant

B. Analisis Deskriptif Responden

1. Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Untuk mengetahui proporsi dengan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini:

Tabel 5. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki 27 45.0 45.0 45.0 Perempuan 33 55.0 55.0 100.0 Total 60 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dapat diketahui bahwa total responden yaitu sebanyak 60 orang, dimana total responden perempuan berjumlah 33 orang dengan presentase 55% dan responden laki-laki berjumlah 27 orang dengan presentase 45%, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah wanita.

2. Usia

Dalam penelitian ini, responden juga dikelompokkan

berdasarkan usia. Untuk mengetahui proporsi usia dengan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini:

Tabel 5. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <20 Tahun 1 1.7 1.7 1.7 21-30 Tahun 33 55.0 55.0 56.7 31-40 Tahun 21 35.0 35.0 91.7 41-50 Tahun 5 8.3 8.3 100.0 Total 60 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dapat diketahui bahwa total responden terbanyak adalah usia 21 s/d 30 tahun atau sebesar 55%. Selanjutnya pada urutan kedua terbanyak adalah usia 31 s/d 40 tahun dengan presentase 35%, disusul urutan ketiga yaitu usia 41-50 tahun yaitu sebesar 8,3%, urutan terakhir yaitu usia kurang dari 20 tahun dengan presentase 1,7%.

3. Lama Bekerja

Dalam penelitian ini, responden juga dikelompokkan

berdasarkan lama bekerja. Untuk mengetahui proporsi pekerjaan dengan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini:

Tabel 5. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid < 1 tahun 5 8.3 8.3 8.3 1-5 tahun 38 63.3 63.3 71.7 6-10 tahun 13 21.7 21.7 93.3 > 10 tahun 4 6.7 6.7 100.0 Total 60 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa total responden terbanyak adalah dengan pekerjaan lama bekerja sebesar 63,3% 1-5 tahun, kedua 6-10 tahun yakni sebanyak 21,7%, ketiga ialah kurang dari 1 tahun sebanyak 8,3%, dan keempat dengan presentase 6,7% yaitu lebih dari 10 tahun.

4. Pendapatan

Dalam penelitian ini, responden juga dikelompokkan

berdasarkan pendapatan. Untuk mengetahui proporsi pekerjaan dengan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.4 di bawah ini:

Tabel 5. 4 Karakteristik Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 1 1.7 1.7 1.7 Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 15 25.0 25.0 26.7 Diatas Rp.3.000.000 44 73.3 73.3 100.0 Total 60 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak dengan jumlah pendapatan diatas 3.000.000 yakni sebanyak 73,3%, kemudian kedua yakni kurang dari Rp. 2.000.000-3.000.000 yakni 25%, kemudian ketiga dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000 sebanyak 1,7.

5. Pendidikan Terakhir

Dalam penelitian ini, responden juga dikelompokkan

berdasarkan pendidikan terakhir. Untuk mengetahui proporsi pendidikan terakhir dengan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.5 di bawah ini:

Tabel 5. 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir B e r d a

sSumber: Data primer yang diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak dengan pendidikan terakhir SI/S2/S3 sebanyak 93,3%, kemudian pendidikan DI/DII/DIII sebanyak 5%, dan terakhir SMA/Sederajat 1,7%. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SMA/Sederajat 1 1.7 1.7 1.7 DI/DII/DIII 3 5.0 5.0 6.7 S1/S2/S3 56 93.3 93.3 100.0 Total 60 100.0 100.0

C. Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013: 52). Adapun kriteria penilaian uji validitas menurut Bawono (2006: 69) jika r hitung > r tabel, maka kuesioner sebagai alat pengukur dikatakan valid atau

Dokumen terkait