• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku

Halaman HALAMAN PERSETUJUAN……….. i ABSTRAK ………. ii ABSTRACT………... iii KATA PENGANTAR………... iv DAFTAR ISI……….. vi DAFTAR TABEL……….. ix DAFTAR GAMBAR………. x DAFTAR LAMPIRAN……….. xi BAB 1 PENDAHULUAN……… 1 1.1 Latar Belakang……….. 1 1.2 Perumusan Masalah……….. 2 1.3 Tujuan Penelitian……….. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 3

2.1 Pengertian Televisi……… 3

2.2 Fungsi Televisi………... 3

2.3 Peran Media Massa……… 4

2.4 Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku……… 5 2.5 Perilaku dan Karakteristik………. 8 2.6 Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Anak………… 9

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI

OPERASIONAL………...

12

3.2 Definisi Operasional………... 12 3.2.2. Lama Anak yang Menonton Televisi………. 13 3.2.3. Jenis Rancangan yang Ditonton………. 13 3.2.4. Jjenis Saluran yang Ditonton……….. 13 3.2.5. Tempat Anak-Anak Menonton Televisi………. 14

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN………. 15

4.1 Jenis Penelitian……….. 15

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian………. 15

4.3 Populasi dan Sample Penelitian………. 15

4.3.1 Populasi……….. 15

4.3.2 Sample……… 15

4.4 Teknik Pengumpulan Data………. 17

4.5 Pengolahan Data Analisa Data………... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…….. 19

5.1 Hasil Penelitian……….. 19

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………... 19 5.1.2 Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian di SD

Dwiwarna 3………

19

5.1.3 Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian di SD Negeri no 106162………...

20

5.1.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin………

20

5.1.5 Frekuensi Lama Menonton Televisi Oleh Responden Yang Tinggal Di Dwiwarna 3 Dan SD negeri NO.106162……….

21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……… 28 6.1 Kesimpulan………. 28 6.2 Saran ……….. 28 DAFTAR PUSTAKA……….. 29

DAFTAR TABLE

Nomor Judul Halaman 5.1 Distribusi Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan 20 Umur Di SD Dwiwarna 3……….. 21 5.2 Distribusi Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan 21 Umur Di SD Negeri No 106162………..

5.3 Distribusi Jenis Kelamin Respoden Di SD Dwiwarna 3… 21 5.4 Distribusi Jenis Kelamin Respoden Di SD 22 22 Negeri 106162 ………..

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 5.1 Distribusi Jenis Siaran Televisi Yang Ditonton Responden Di SD Dwiwarna 3 ……….. 24 5.2 Distribusi Jenis Siaran Televisi Yang Ditonton

Responden Di SD Negeri 106162 ………..………. 25 5.3 Frekuensi Tempat Responden Menonton Televisi

Di SD Dwiwarna 3 Dan SD Negeri 106162……… 26 5.4 Frekuensi Jenis Film Yang Ditonton Di SD Dwiwarna 3 .…. 27 5.5 Frekuensi Jenis Film Yang Ditonton Di SD Negeri 106162

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Informed Consent Lampiran 3 Kuesioner Penelitian Lampiran 4 Hasil Penelitian SPSS Lampiran 5 Master Data

Lampiran 6 Ethical Clearance

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Zaman era globalisasi saat ini merupakan suatu perubahan zaman yang berkembang pesat, dimana teknologi yang berkembang semakin canggih. Dalam hal ini perkembangan juga dialami oleh media massa. Media massa adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi. Komunikasi massa biasanya merujuk pada surat kabar, video, CD-Room, dan radio (Richard West:2009).

Ada berpendapat bahwa dijumpai hubungan kuat antara kekerasan di TV dan perilaku anak agresif. 80% dari program televisi mencakup kekerasan. Selain itu, penting bahwa anak-anak menghabiskan waktu luang mereka dalam menonton TV harus dikontrol oleh orang tua. Masalahnya adalah bahwa kartun mengandung jumlah yang signifikan dari adegan kekerasan. Jelas bahwa efek kekerasan media pada anak-anak dalam agresi merupakan hasil dari proses belajar kumulatif selama masa anak- kanak-kanak. Anak-anak dengan TV di kamar tidur mereka menghabiskan rata-rata hampir 1,5 jam lebih per hari menonton TV daripada anak-anak tanpa TV di kamar tidur. (Umich.Edu. 2010.)

Bagi anak-anak, kegiatan menonton televisi bisa jadi merupakan keharusan. Bahkan, ada anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya di depan televisi. Dengan begitu, iklan, tayangan dan tampilan pada mediapun bisa menjadi salah satu model bagi bayi dan anak-anak. Dari waktu ke waktu, banyak sekali kasus mengenai dampak media terutama siaran televisi di Indonesia, misalnya “kasus Smackdown”. Kasus lain adalah keluhan seorang ibu karena anaknya yang berusia 3.5 tahun, bicaranya cadel dan tergagap-gagap. Ternyata anak tersebut meniru karakter dalam sinetron “Si Yoyo”. Sinetron tersebut menampilkan sosok pemuda

lugu, yang memiliki perilaku dan pola pikir seperti anak kecil. Terbukti bahwa sinetron tersbut telah menjadi “sihir” bagi anak-anak, sehingga banyak yang meniru karakter si Yoyo. http://www.ardhyansyahm.com/2012/07/pengaruh-media-terhadap-perkembangan.html

Penelitian Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) tahun 2006 jumlah menonton TV pada anak-anak SD berkisar antara 30-35 jam seminggu (sekitar 4.5 jam sehari). Belum lagi, angka ini masih ditambah sekitar 10 jam untuk bermain video game. Ini adalah jumlah waktu yang terlalu besar untuk hiburan yang kurang sehat bagi anak. Padahal, batas maksimal yang diperbolehkan ahli adalah anak menonton TV atau permainan media lainnya seperti play station, komputer dan lain-lain maksimal 2 jam sehari. Data menunjukkan bahwa waktu menonton TV anak-anak saat libur akhir pekan telah lama sekitra 3 jam dibandingkan waktu menonton TV di hari biasa. TV memang menayangkan lebih banyak acara anak di hari libur dibandingkan hari lainnya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

Karakteristik kebiasaan menonton televisi di kalangan pelajar SD Dwiwarna 3 dan SD Negeri No.106162

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik kebiasaan menonton televisi di kalangan pelajar SDDwiwarna dan SD Negeri NO 106162..

1.3.2 Tujuan Khusus

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Televisi

Televisi dilihat dari asal kata, dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tele

dan vision, yang secara harfiah dapat berarti sebagai visualisasi dari sebuah objek yang jauh. Televisi dan radio merupakan media massa elektronik. Media massa yang dalam menyampaikan pesan akan sangat bergantung pada aliran listrik. Pada masa sekarang media massa elektronik juga dapat ditayangkan melalui bantuan tenaga diesel. Membedakan media cetak dengan media televisi sebagai berikut: televisi dan radio menguasai ruang, tetapi tidak menguasai waktu, sementara media cetak (surat kabar/majalah) menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang. Televisi sebagai media massa harus mempunyai unsur-unsur penting, yaitu:(kuswandi 1998)

a. Adanya sumber informasi b. Isi pesan

c. Saluran informasi d. Khalayak sasaran e. Umpan balik 2.2. Fungsi Televisi

Televisi merupakan media massa yang sangat efektif untuk mempengaruhi penonton. Fungsi televisi dibagi menjadi tiga, yaitu:

Televisi sebagai media pendidikan, karena pesan yang ditayangkan mengandung nilai-nilai pendidikan. Ajakan kepada penonton untuk melakukan hal positif, mengajak untuk taat menjalankan ibadah, dan menyadarkan penonton dari hal-hal yang tidak baik. Walaupun banyak tayangan televisi yang merusak nilai-nilai positif.

B. Sebagai Media Hiburan

Televisi dalam menayangkan acaranya banyak yang bersifat menghibur penonton. Hal tersebut agar mengajak penonton untuk tidak konflik dan sebagai media informasi

Menyajikan pengetahuan, pesan, dan nilai-nilai baru yang dapat diterapkan di masyarakat.

C.Sebagai Media Sosial

Televisi dapat menyampaikan pesan-pesan sosial yang dapat mempengaruhi penonton supaya memiliki jiwa sosial. Pesan yang disajikan mengandung sebuah upaya sosial, interaksi, dan imitasi.( Arief 2000 )

2.3.Peran Media Massa

Media Massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigm utama media masssa. Dalam mempelajari paradigm media massa berperan:

1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat 2. Sebagai media informasi dan edukasi 3. Sebagai media hiburan.

Televisi sebagai media audio visual juga memiliki kekurangan, baik itu dari sifat medianya maupun pengemasannya. Menurut Waldoyo (2000) kekurangannya antara lain:a. Komunikasinya bersifat searah, sehingga kecil kemungkinan audience untuk memberikan respon aktif terhadap informasi yang diterimanya. Pada hal dalam upaya mengoptimalkan kualitas ketika kita menyampaikan pesan, sebaiknya komunikasi dilakukan secara timbal balik (dua arah).

a. Biaya yang relatif mahal untuk merancang dan mengembangkan paket program siaran yang akan disajikan bagi pemirsanya.

b. Dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kondisi geografis, kondisi cuaca yang kurang baik kadang-kadang mengganggu kualitas tayangan program siaran yang ditayangkan. Begitu pula pada daerah-daerah tertentu, acapkali siaran televisi tidak dapat diterima dengan baik.

c. Sulitnya televisi mengendalikan dan menyeleksi informasi yang diterima. Tayangan televisi cenderung dapat disaksikan oleh setiap orang tampa mengenal usia maupun status sosial dalam masyarakat. Karena bagaimanapun suatu jenis informasi belum tentu cocok atau sesuai dengan semua orang. 2.4.Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku

Televisi sebagai sebuah media komunikasi mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku.Pengaruh televisi terhadap perilaku terjadi bila terdapat perubahan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.Terdapat empat efek pemanfaatan media massa, yaitu:

a. Efek kehadiran media massa, yaitu menyangkut pengaruh keberadaan media massa secara fisik.

b. Efek kognitif, yaitu mengenai terjadinya perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi siswa.

c. Efek afektif, yaitu berkenaan dengan timbulnya perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci siswa. (Rakhmat 2000),

d. Efek behavior, yaitu berkaitan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang mencakup pola-pola tindakan kegiatan, atau kebiasaan berperilaku siswa.

Televisi mempuyai pengaruh yang positif dan negatif bagi perilaku siswa. Perubahan pada perilaku siswa bebas bermain di dalam, bermain dengan air dan tanah, namun pada saat menonton televisi, anak menjadi tidak perhatian pada orang lain dan pada apa yang terjadi disekitarnya.Kecenderungan meningkatnya tindak kekerasan dan perilaku negatif lainnya pada siswa diduga sebagai dampak gencarnya tayangan televisi. Setelah televisi dimatikan, anak akan menjadi gugup, menangis dan tak jarang akan berteriak.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh organisasi psikologis di Amerika tahun 2001, mengatakan bahwa anak-anak yang menonton film kartun menjadi lebih agresif dan mudah melakukan tindakan kekerasan. Organisasi tersebut menjelaskan ada tiga efek dari menonton kekerasan di televisi, yaitu siswa jadi kurang sensitif terhadap penderitaan orang lain, anak menjadi takut bersosialisasi dengan dunia luar dan siswa menjadi lebih agresif terhadap orang lain.

Televisi sebagai media massa dapat memberikan pengaruh terhadap beberapa aspek, yaitu:

1. Aspek Kognitif 2. Aspek Afektif 3. Aspek Konatif

Pengaruh televisi terhadap perilaku dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu pendidikan, sosial, dan ekonomi. Perubahan perilaku dapat dilihat secara bertahap dan tidak langsung berubah secara signifikan.

Pada tahun 2001 National Institute of Mental Health mengadakan pengkajian terhadap 2.500 penelitian tentang dampak televisi dengan kesimpulan:

1. Ada korelasi langsung antar kekerasan dalam televisi dan perilaku agresif, meskipun tidak dapat diduga siapa dan mengapa dipengaruhi.

2. Penonton setia televisi lebih menunjukkan sifat penakut, kurang percaya diri, dan lebih gelisah.

3. Anak yang menonton program yang prososial (program yang konstruktif) akan lebih berkelakuan baik.

Dilihat dari aspek pendidikan, bahwa pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan akan lebih jelas dan tergambarkan oleh tayangan media audio visual. Tayangan-tayangan informasi, seperti acara keagamaan, berita, dan dialog merupakan jenis tayangan yang bernuansa pendidikan.Penonton akan melakukan hal yang positif dari tayangan tetsebut, seperti tayangan keagamaam mengajak penonton yang tadinya tidak menjalankan ibadahnya, maka dengan menonton akan menjalankan ibadahnya. penonton akan meningkat pengetahuanna, salah satunya melalui tayangan televisi.

Kebiasaan menonton televisi secara pasti menurunkan kemampuan anak untuk membaca. Baik buku umum terlebih buku pelajaran. Media massa sangat berpengaruh dalam pendidikan IPS. Informasi yang ditayangkan oleh televisi akan menggugah penonton untuk melakukan sesuatu. Manfaat penggunaan televisi khususnya di sekolah, yaitu:

a. Televisi bersifat langsung dan nyata b. Televisi memperluas tinjauan kelas

c. Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa yang lalu d. Televisi dapat menunjukkan semua hal dan segi. (Siregar 2001)

Dilihat dari aspek ekonomi, Penonton akan mengikuti gaya yang ditayangkan pada televisi, seperti menjadi lebih konsumtif. Siaran televisi dalam kategori sosial akan mempengaruhi penonton untuk membeli produk. Penonton bisa melakukan pemborosan sesuai dengan isi tayangan acara televisi. Penonton juga dapat diajak untuk hidup lebih disiplin, hemat, dan dapat mengatur kehidupannya. (Fara, 2001)

Menurut Esther Tjahja (2000) televisi dapat menjadi guru bertombol, ditambah jika televisi dapat memberikan tampilan acara-acara yang bersifat edukatif

Program televisi yang bersifat pendidikan, misalnya “si bolang” yang dapat meningkatkan pengetahuan umum, dan “jika aku menjadi” yang mengandung nilai-nilai sosial. Program tersebut dikemas dengan menarik walaupun nuansa pendidikannya tetap ada. Televisi merupakan sumber belajar yang sangat efektif untuk meningkatkan perilaku pembelajaran peserta didik. Televisi juga dapat menyajikan kejadian yang aktual dengan kondisi yang nyata sehingga dapat memberikan informasi sesuai kejadian, seperti kejadian Aceh, Solo, Irak, dan lain-lain.

Peneliti berpendapat bahwa media televisi sangat efektif untuk mempengaruhi penonton. Pesan atau informasi yang diberikan oleh media televisi dapat membuat penonton melakukan sesuatu. Perilaku seseorang merupakan sebuah respon akibat dorongan yang ada.

Dokumen terkait