TINJAUAN PUSTAKA
2.3 TERAPI NYANYIAN (CHANTING ) MANTRA OM .1Pengertian Terapi Nyanyian (Chanting) Mantra Om
2.3.4 Pengaruh Terapi Nyanyian (Chanting) Mantra Om dan Kecemasan
Penelitian tentang bagaimana Chanting Mantra Om dapat menurunkan kecemasan dan organ apa yang dipengaruhi sehinggga dapat menurunkan kecemasan. Salah satunya dilakukan oleh Kalyani et al (2011). Penelitian yang dilakukan oleh Kalyani et al yaitu meneliti tentang bagaimana Chanting Om dalam mempengaruhi otak, dan bagian mana saja yang dipengaruhi. Kalyani et al meyakini adanya stimulus nervus vagus dari vibrasi saat menyanyikan mantra OM yang memberikan efek positif terhadap tubuh. Studi ini dilakukan pada 9 orang laki-laki yang tidak memiliki masalah baik psikis maupun fisik, dengan rentang usia 22-39 tahun. Dalam penelitian ini peserta diinstruksikan untuk melakukan Chanting Mantra Om tanpa tekanan dan interupsi. Pertama bagian huruf O diucapkan selama 5 detik diikuti dengan konsonan M bagian selanjutnya bagian OM diucapkan selama 10 detik. Studi elektrofisiologi mengenai penggunaan Chanting OM, dan Chanting Om secara keras dipilih dalam studi ini. Ini dilakukan utuk membantu dalam melakukannya secara objektif selama fMRI seperti halnya untuk menimbulkan sensasi vibrasi dan stimulasi nervus vagus melalui auricular braches , kondisi yang digunakan sebagai kontrol adalah dengan mengeluarkan suara “ssssss….” Dalam durasi yang sama yaitu 15 detik.
Hasil yang didapatkan dari pernelitian ini adalah tidak ada aktivasi otak secara signifikan selama Chanting Om, namun ditemukan deaktivasi secara signifikan dari amiglada, anterior cingulate gyrus, hippocampus insula, orbitofrontal cortex, parahippocampal gyrus dan thalamus selama Chanting Om. Kalyani et al (2011).
Amigdala, anterior cingulate gyrus, hippocampus insula, orbitofrontal cortex, parahippocampal gyrus dan thalamus adalah bagian dari sistem limbik, dan hipotalamus memiliki peran kunci dalam pengaturan sistem limbik. Sistem limbik sendiri memiliki fungsi internal yaitu pengaturan fungsi vegetatif otak dan pengaturan yang erat berkaitan dengan pengaturan perilaku. Banyak fungsi perilaku yang dicetuskan dari hiputalamus dan struktur-struktus limbik lainnya juga dijalarkan melalui nuclei reticular di batang otak dan nukeli asosiasinya (Guyton & Hall, 2006).
Pakar Naad Yoga (suara yoga) menemukan bahwa ada 84 reflek poin pada langit-langit atas mulut, yang terhubung dengan kelenjar pituritary yang letaknya tidak jauh dan hipotalamus, yang mengasilkan energi sejenis dengan meridian akupuntur. Ketika lidah menyentuh point meridian tersebut dengan chanting, energi akan terbentuk seperti akupreser dan menstimulasi pituitary dan hipotalamus, dan mempengaruhi kerja endokrin dan sistem saraf (Khalsa, 2001: 115 dalam Gelfo, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Rotham dan Ruhela (2014), meneliti tentang pengaruh chanting mantra om terhadap tingkat kecemasan pada pada 84 orang yang masuk dalam National Sports Organization (NSO). Sampel dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok A mendapatkan perlakuan chating ditambah musik, kelompok B mendapatkan perlakuan tanpa musik, dan kelompok C tidak mendapatkan perlakuan. Namun sebelum perlakuan ketiga kelompok melakukan latihan terlebih dahulu selama 40 menit, seperti yoga, aerobic, atau kick boxing. Tingkat kecemasan diukur sebelum intervensi dilakukan, kelompok A dan B mendapatkan intervensi dengan durasi 20 menit selama delapan minggu. Hasilnya adalah intervensi Chanting Om baik dengan musik atau tanpa musik terbukti signifikan dapat menurunkan kecemasan.
Dengan hasil nilai P<0,005, sedangkan perbedaan penurunan tingkat kecemasan pada grup A yang mendapatkan intervensi Chanting Om dan musik dengan grup B yang mendapat intervensi Chanting Om saja, didapatkan P< 0,001 dengan interpretasi tidak ada perbedaan yang signifikan antara intervensi pada grup A dan B.
Daftar pustaka
Angelo, J. (2012). Self-Healing with Breathwork. US : Inner Traditions.
Breen, et al. (2009). Is Symptom Burden A Predictor of Anxiety and Depression in Patients with Cancer About to Commence Chemotherapy?. Medical Journal of Australia, (Online) Volume 190, Number 7. https://www.mja.com.au/ diakses 30 Desember 2014.
Brown & Gerbarg. (2012). The Healing Power of Breath : Simple Techniques Reduce Stress and Anxiety, Enhance Concetration, and Balance Your Emotions. United States of America : Random House, Inc.
Copel, Linda C. (2007). Kesehatan Jiwa & Psikiatrik Pedoman Klinis Perawat. Jakarta : EGC.
Davey,Patrick.(2005). At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga
Hawari, D.H. (2008). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Cetakan Kedua, Edisi Kedua. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kalyani, et al. (2011). Neurohemodynamic Correlates of „OM‟ Chanting : A Pilot Fuctional Magnetic Resonance Imaging Study. International Journal of Yoga Volume 4 Number 1 (Online). http://www. ncbi.nlm.nih.gov diakses 1 Januari 2015.
Kuebler, Heidrich & Esper (2007). Palliative & End of Life Care. Missouri : Elsevier Health Sciences, Inc.
Levenson, J.L. (2011). Textbook of Psychopsysiologic Disorder Psychiatric Care of the Medically Ill. Arlington : American Psychiatric Publishing, Inc
Leyfer, Ruberg, and Borden. (2006). Examination of Util-ity of The Beck Anxiety Inventory and It‟s Factors as Screener for Anxiety Disorder. Journal Of Anxiety Disorder, Volume 20, Number 3 : 444-458.
Lutfa & Maliya. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pasien dalam Tindakan Kemoterapi di Rumah Sakit DR. Moewardi Surakarta Berita Ilmu Keperawatan, Volume 1, No 4.
McDowell, I. (2006). Measuring Health : A Guide to Rating Scales and Quetionaries, Third Edition. New York : Oxford University Press
Nijar, P. (2014). Everithing I Thought I Was & What I Came To Be. United Satates of America : Xlibris LLC.
Noyes & Saric. (2006). The Anxiety Disorder. Cambridge : Cambridge University Press
Parker, Rolland. S. (2012). Conscussive Brain Trauma Neurobehavioral Impairment and Maladaptation Second Edition. US : CRC Press
Quill & Miller. (2014). Palliative Care and Ethics. New York : Oxford University Press.
Ray, A. (2010). Om Chanting & Meditation.Uttarakhand : Inner Light Publisher.
Ruddon, Raymond W. (2007). Cancer Biology Fourth Edition. New York : Oxford University Press
Shires et al. (2000). Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. Jakarta :EGC
Tambayong, Jan. (2000). Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta :EGC
Weiss, G. (2008). The Healing Power of Meditation. California : Basic Health Publication, Inc.
Winnie, et al.(2010). Anxiety, depression and quality of life among Chinese breast cancer patients during adjuvant therapy. European Journal of Oncology
Nursing (Online), Volume 14, Issue 1
http://www.ejoncologynursing.com/issue/S1462-3889(10)X0002-3 diakses 30 Desember 2014
Bradly, Jacobs, dan Gundling. (2009).The ACP Evidance-Based Guide to Complementary & Alternative Medicine..United States of America : Scribe,Inc.
Medifocus . (2011). Medifocus Guidebook on : Complementary Cancer Therapies.(Online) http://www.medifocus.com/2009/index.php?a=a Diakses 10 Januari 2014.
Guyton & Hall. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.
Dhansioa, Bhargav, dan Metri. (2015). Immediate Effet of Mind Sound Resonance Technique on State Anxiety and Cognitive Function in Patients Suffering from Generalized Anxiety disorder : A self Controlled Pilot Study. International Journal of Yoga. Volume 8 , Issue 1(Online).
http://www.ijoy.org.in/article.asp?issn=0973-6131;year=2015;volume=8;issue=1;spage=70;epage=73;aulast=Dhanso ia Diakses 10 Januari 2015