• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis yang dibuat untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pada variabel CAR terhadap Harga Saham adalah sebagai berikut :

1. H044 = 0 CAR tidak berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

2. H044 ≠ 0 CAR berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai signifikansi variabel CAR sebesar 0,0002. Nilai thitung diperoleh sebesar 3,8290, sedangkan ttabel sebesar 1,6623. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 3,8290 > 1,6623. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H01 ditolak atau CAR berpengaruh positif terhadap harga saham.

4.1.4.7.2 Pengujian Hipotesis Simultan

Uji statistik F digunakan untuk menguji hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai Ftabel diperoleh sebesar 2,48 dengan menggunakan acuan (α) 5% atau 0,05,

df1 sebesar 4, dan df2 didapatkan dari n-k-1 (92-4-1) sebesar 87.

Hasil pengujian hipotesis simultan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.17

Hasil Uji Hipotesis Simultan (uji F)

R-squared 0.678892 Mean dependent var 732255.4

Adjusted R-squared

0.655956

S.D. dependent var 524.2700 S.E. of regression 307.5122 Akaike info criterion 14.37056 Sum squared resid 6619461. Schwarz criterion 14.55457 Log likelihood -540.0814 Hannan-Quinn criter. 14.44410

F-statistic 29.59901 Durbin-Watson stat 1.902992

Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Hasil Output Eviews 10

Hipotesis dalam pengujian model regresi dengan uji F adalah sebagai berikut :

1. H055 = 0 NPL, LDR, ROA, dan CAR tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

2. H055 ≠ 0 NPL, LDR, ROA, dan CAR berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,000. Nilai Fhitung diperoleh sebesar 29,5990. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel atau 29,5990 > 2,48. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak atau NPL, LDR, ROA, dan CAR berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Harga Saham

Dalam penelitian ini, variabel Non Performing Loan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 memiliki rata-rata 3,25%. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015, batas maksimum rasio NPL bruto adalah ≤ 5%. Berdasarkan peraturan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa 23 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 masih berada dalam kondisi yang sehat.

Berdasarkan hasil uji t pada variabel NPL terhadap harga saham diperoleh nilai thitung dan ttabel sebesar -3,233 dan -1,6623. Dengan ketentuan –thitung < -ttabel

diperoleh hasil -3,2933 < -1,6623 dengan nilai signifikansi 0,0014. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H01 ditolak atau NPL berpengaruh negatif terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017.

Hasil penelitian ini sejalan dengan landasan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi Non Performing Loan (NPL), maka harga saham semakin rendah dan sebaliknya. Semakin tinggi rasio NPL menunjukkan semakin buruk kualitas kreditnya (Taswan, 2010). NPL yang tinggi juga mengindikasikan bahwa kinerja keuangan tersebut kurang baik dan dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko yang harus ditanggung oleh bank akibat tingginya kredit bermasalah semakin besar. Maka hal tersebut akan menyebabkan investor kehilangan kepercayaan untuk berinvestasi pada bank tersebut sehingga harga saham menurun.

Hasil penelitian untuk variabel Non Performing Loan (NPL), terhadap harga saham sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Monica (2016) dan Marwansyah (2016) yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijayantim (2010), Wismaryanto (2013), Wibisono (2015), dan Sambul, Murni, dan Tumiwa (2016) yang menyatakan NPL berpengaruh negatif tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dimana

proporsi risiko kresit pada bank tergolong rendah, sehingga kenaikan NPL tidak mengakibatkan menurunnya harga saham.

4.2.2 Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Harga Saham

Dalam penelitian ini, variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 memiliki rata-rata 83,61%. Berdasarkan ketentuan bank, batas minimum LDR adalah 78%, maka dapat dinyatakan bahwa 23 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 berada dalam kondisi yang baik.

Berdasarkan hasil uji t pada variabel LDR terhadap harga saham diperoleh nilai thitung dan ttabel sebesar -0,5369 dan -1,6623. Dengan ketentuan –thitung < -ttabel

diperoleh hasil -0,5369 > -1,6623 dengan nilai signifikansi 0,5927. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H02 tidak berhasil ditolak atau LDR tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Hasil ini tidak sejalan dengan landasan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi LDR maka semakin rendah harga saham. LDR yang tinggi berarti risiko dalam berinvestasi menjadi tinggi. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2009).

Hasil penelitian untuk variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Monica (2016), Wijayanti

(2010), Wibisono (2015), Polii, Saerang, dan Mandagie (2014), dan Marwansyah (2016) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap harga saham. Tidak berpengaruhnya LDR karena turunnya LDR perbankan konvensional akibat pertumbuhan simpanan masyarakat lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit tetapi tidak mempengaruhi harga saham. Pada periode penelitian terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank di BEI yang beroperasi saat itu. Gap tersebut ditunjukkan dengan nilai minimum dan maksimum LDR yang berbeda cukup jauh, yaitu 0,95% dan 112,54%. Sehingga dapat dikatakan bahwa masih terdapat bank-bank yang kurang mengoptimalkan dana pihak ketiga tetapi di sisi lain masih terdapat pula bank-bank yang berlebihan dalam memberikan kredit (Safrina, 2019).

Fauzi mengungkapkan rasio kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) atau LDR perbankan mengalami kenaikan yang lumayan signifikan pada tahun 2017 ke 2018. Lebih jauh Fauzi menerangkan, masalah likuiditas yang seret tidak juga disebabkan semata-mata karena terdapat crowding out dari perbankan ke obligasi. Menurutnya, kompetisi antara perbankan dan pasar obligasi masih cukup

fair (Safrina, 2019). Hal inilah yang menjadi alasan mengapa investor kurang

memperhatikan rasio LDR dalam berinvestasi, sehingga LDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham.

Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wismaryanto (2013) dan Sambul, Murni, dan Tumiwa (2016) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017) menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap harga saham.

4.2.3 Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham

Dalam penelitian ini, variabel Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 memiliki rata-rata 0,64%. Berdasarkan ketentuan bank, kriteria cukup sehat bank apabila nilai ROA diantara 0,5% - 1,25%, maka dapat dinyatakan bahwa 23 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 masih berada dalam kondisi yang cukup sehat.

Berdasarkan hasil uji t pada variabel LDR terhadap harga saham diperoleh nilai thitung dan ttabel sebesar 5,5733 dan 1,6623. Dengan ketentuan thitung > ttabel

diperoleh hasil 5,5733 > 1,6623 dengan nilai signifikansi 0,000. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H03 ditolak atau ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.

Hasil ini sejalan dengan landasan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi ROA, maka semakin tinggi pula harga saham. Hasil ini sesuai dengan teori Rusdin (2006) semakin baik kinerja suatu perusahaan emiten, makin tinggi laba usaha, dan makin besar keuntungan yang dapat anda nikmati sebagai pemegang saham. Selanjutnya, makin besar kemungkinan harga saham naik. Peningkatan rasio ROA akan berdampak pada persepsi calon investor dalam menilai

perusahaan. Selain itu, juga berdampak pada peningkatan penawaran saham sehingga harga saham perusahaan meningkat.

Hasil penelitian untuk variabel Return On Asset (ROA) sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wibisono (2015), Polii, Saerang, dan Mandagie (2014), Sambul, Murni, dan Tumiwa (2016), dan Marwansyah (2016) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.

Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Monica (2016) dan Wismaryanto (2013) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian Wijayanti (2010) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.

4.2.4 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Harga Saham

Dalam penelitian ini, variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 memiliki rata-rata 17,86%. Berdasarkan ketentuan bank, kriteria sehat bank apabila nilai CAR lebih dari 12%, maka dapat dinyatakan bahwa 23 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 berada dalam kondisi yang sangat sehat.

Berdasarkan hasil uji t pada variabel CAR terhadap harga saham diperoleh nilai thitung dan ttabel sebesar 3,8290 dan 1,6623. Dengan ketentuan thitung > ttabel

diperoleh hasil 3,8290 > 1,6623 dengan nilai signifikansi 0,0002. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H04 ditolak atau CAR berpengaruh positif terhadap harga saham.

Hasil penelitian ini sejalan dengan landasan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR), maka semakin tinggi pula harga saham. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011) semakin besar CAR maka keuntungan bank juga akan semakin besar. Sehingga investor akan tertarik untuk melakukan penawaran yang besar.

Hasil penelitian untuk variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Satria dan Hatta (2015) dan Sari (2013) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap harga saham.

Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Wibisono (2015), Monica (2016), dan Marwansyah (2016) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap harga saham.

4.2.5 Pengaruh NPL, LDR, ROA, dan CAR terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil uji F (simultan) pada model regresi, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dimana nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 29,5990, sedangkan Ftabel diketahui sebesar 2,48. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel, yaitu 29,5990 > 2,48. Sehingga dapat dinyatakan

bahwa H05 ditolak atau NPL, LDR, ROA, dan CAR berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wismaryanto (2013) menyatakan secara bersama-sama NPL, LDR, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan CAR berpengaruh terhadap harga saham. Wibisono (2015) menyatakan secara bersama-sama CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR berpengaruh terhadap harga sagam. Penelitian lainnya dilakukan oleh Marwansyah (2016) menyatakan secara bersama-sama CAR, NPL, ROA, dan LDR berpengaruh terhadap harga saham. Sehingga dapat dinyatakan bahwa NPL, LDR, ROA, dan CAR dapat mempengaruhi perubahan harga saham.

Dewasa ini informasi akuntansi menjadi komponen penting bagi perusahaan dalam ketepatan keputusan yang diambil manajerial untuk mempengaruhi perkembangan nilai perusahaan (Lubis, 2010). Salah satu proksi dari nilai perusahaan adalah harga saham (Hasnawati, 2005).

Peranan informasi akuntansi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan ekonomi semakin disadari oleh semua pihak yang berkepentingan (Irfani & Dahria, 2009). Meskipun dalam penelitian ini LDR dinyatakan tidak berpengaruh terhadap harga saham, tetapi tidak mengurangi nilai bahwa informasi akuntansi dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan sebagai acuannya dalam mengambil keputusan ekonomi. Salah satunya dalam kegiatan penawaran dan permintaan harga saham perbankan di pasar modal.

Dokumen terkait