• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Hipotesis

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan ( Size ) Terhadap Corporate Social

Ukuran perusahaan (Size) merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar biasanya melakukan aktivitas yang lebih banyak dan memiliki dampak yang besar terhadap para stakeholdernya.

Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki

public demand terhadap informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang lebih kecil. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah stakeholder pada bank syariah adalah mayoritas beragama islam dimana mereka memiliki kebutuhan pemenuhan informasi kegiatan yang ada pada tempat mereka berinvestasi.

Perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak sehingga memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat, memiliki lebih banyak pemegang saham yang punya perhatian terhadap program sosial yang dilakukan perusahaan dan laporan tahunan merupakan alat yang efisien untuk mengkomunikasikan informasi ini (Cowen et Al., 1987) dalam (Nur, 2012)

Pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap CSR tercermin dalam teori agensi yang menjelaskan bahwa

30

perusahaan besar mempunyai biaya agensi yang besar, oleh karena itu perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan informasi yang lebih lengkap (Nugraha, 2013).

Hal ini juga dibuktikan oleh Nurani (2017) dalam penelitiannya yang menjelaskan bahwa ukuran perusahaan (size) merupakan variabel yang berpengaruh terhadap

Corporate Social Responsibility (CSR). Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik hipotesis:

H1: semakin besar ukuran perusahaan maka semakin meningkat corporate socail responsibility (CSR).

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Semakin besar profitabilitas suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank. Dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya,2009:118).

Hasil penelitian yang dilakukakan oleh Wulandari (2015), menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan berarti semakin tinggi pula kemampuan perusahaan

31

dalam menghasilkan laba, sehingga mempengaruhi tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal pada perusahaan.

Rindawati (2015) menyatakan bahwa pengungkapan informsi digunakan oleh para manajer perusahaan kepada para investor dan untuk membantu mendukung keberlanjutan dan kompensasi manajemen. Profitabilitas tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, dan dengan laba yang tinggi perusahaan memiliki cukup dana untuk mengumpulkan, mengelompokkan, dan mengolah informasi menjadi lebih bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang lebih komprehensif. Oleh karena itu semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan tahunan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik hipotesis:

H2: semakin tinggi profitabilitas maka semakin meningkat corporate social responsibility (CSR)

3. Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Tingkat Leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada

32

pihak lain. Perusahaan harus menjelaskan kepada investor, kreditor ataupun pihak berkepentingan lainnya mengenai kemampuan mereka untuk membayar hutang dan dampak pinjaman tersebut dalam kegiatan perusahaan.

Menurut (Widayuni, 2014) keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial, akan diikuti pengeluaran untuk pengungkapan yang dapat menurunkan pendapatan. Artinya, leverage memberikan sinyal yang buruk bagi para

stakeholder. Para stakeholder perusahaan, akan lebih percaya dan memilih untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan baik. Oleh karena itu, manajer perusahaan harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya-biaya untuk mengungkapkan laporan sosial dan lingkungan) agar kinerja keuangannya menjadi bagus.

Semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan, maka pengungkapan informasi tanggung jawab sosial akan semakin terbatas agar tidak menjadi sorotan dari para

debtholder. Sembiring (2005) dalam Ale (2012) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat leverage semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Supaya laba yang dilaporkan tinggi, maka manajer harus

33

mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk melakukan kegiatan tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, pengungkapan informasi sosial juga menjadi rendah atau terbatas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur (2012) dan Ale (2012) menunjukkan adanya pengaruh negatif antara

leverage dengan pengungkapan CSR. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3: semakin tinggi leverage maka semakin rendah corporate social responsibility (CSR).

Tabel 2.1. Hipotesis

NO HIPOTESIS

H1 semakin besar ukuran perusahaan maka semakin meningkat

corporate socail responsibility (CSR).

H2 semakin tinggi profitabilitas maka semakin meningkat corporate social responsibility (CSR)

H3 semakin tinggi leverage maka semakin rendah corporate social responsibility (CSR).

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan data yang dapat diukur dalam skala angka dengan menggunakan data skunder. Periode yang digunakan adalah laporan tahun 2014-2016.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yng ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:61). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Bank Umum Syariah yang tercatat pada Bank Indonesia dari tahun 2014-2016 jumlahnya sebanyak 13 bank.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010:62). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:68). Jadi dapat diartikan bahwa purposive

35

sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan kriteria sampel yang diperlukan. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kriteria Sampel

B

Berdasarkan kriteria sampel, maka dalam penelitian ini akan menggunakan 11 bank umum syariah yang ada di Indonesia sebagai sampel yaitu:

NO Kriteria Sampel Ket

1. Bank yang akan diteliti adalah bank umum syariah

yang ada di Indonesia 13

2. Bank yang akan diteliti adalah bank umum syariah yang terdaftar di OJK dan sejak tahun 2014-2016 13

3.

Bank yang akan diteliti memiliki laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan di website resmi OJK atau dari website resmi BUS dari tahun 2014-2016

11

4. Tersedianya informasi mengenai pelaksanaan CSR

secara lengkap disertai biaya 11

5. Tersedianya informasi mengenai total Liabilitas di

36

Tabel 3.2. Jumlah Sampel

No Nama Bank

1 Bank Muamalat Indonesia 2 Bank Negara Indonesia Syariah 3 Bank Bukopin Syariah

4 Bank Rakyat Indonesia Syariah 5 Bank Central Asia Syariah 6 Bank Mandiri Syariah 7 Bank Panin Syariah 8 Maybank Syariah 9 Bank Viactoria Syariah 10 Bank Jabar Banten Syariah 11 Bank Mega Syariah

Sumber: OJK 2017

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data adalah metode atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan kesimpulan (Bawono, 2006:29)

Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan perbankan syariah. Data-data penelitian ini berasal dari sumbr-sumber yang relevan, seperti buku teks, jurnal ilmiah,

37

memerlukan instrument yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

Dokumentasi, Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan obyek penelitian. Pengambilan data diperoleh melalui website resmi masing-masing bank yang laporannya dipublikasikan pada periode 2014-2016, data yang diambil berupa informasi laporan keuangan bank umum syariah serta informasi lainnya yang menunjang penelitian.

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang data penelitian tersebut (Sugiyono: 2010). Berikut adalah definisi operasional dari variabel yang diteliti:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility (CSR). CSR adalah proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005). Setiap perusahaan diwajibkan untuk melakukan pengungkapan CSR dan melaporkannya dalam laporan tahunan perusahaan. Dalam laporan tahunan perusahaan terdapat total

38

biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pengungkapan CSR selama satu tahun.

Variabel pengukuran CSR diukur dengan indeks GRI (Global Reporting Inviatate) yang merujuk pada penelitian (Trisnawati,2013) dan (Rama,2014). Untuk mengidentifikasi pengukuran CSr digunakan metode content analysis dengan cara membaca dan menganalisis laporan tahunan bank syariah. Jenis pengungkapan CSR tersebut dikodekan ke dalam coding sheet. Adapun komponen utama dari indeks CSR adalah terdiri dari enam indikator utama yaitu, tatakelola organisasi, kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, ketenagakerjaan, masyarakat dan tanggung jawab produk. Enam indikator utama tersebut kemudian dikembangkan menjadi 50 item.

Berdasarkan model CSR tersebut dilakukan metode skoring, yaitu nilai 0 untuk setiap item yang tidak diungkapkan dan nilai 1 untuk setiap item yang diungkapkan. Setelah pemberian nilai pada indeks CSR selesai dilakukan, maka besarnya disclousure level dapat ditentukan dengan rumus berikut:

CSR = Jumlah score disclousure yang dipenuhi X 100 % Jumlah score maskimal

39 2. Variabel Independen (X)

1. Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan (size) merupakan besar kecilnya perusahaan dilihat dari berbagai aspek, menurut Heckston dan Milne (1996) dari beberapa penelitian ukuran perusahaan dapat diukur dengan jumlah karyawan, toal nilai aset, volume penjualan, atau peringkat indeks. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan (size) diukur dengan mentransformasikan total aset perusahaan ke dalam bentuk logaritma natural. Ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan log natural total asset dengan tujuan agar mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Dengan menggunakan

log natural, jumlah aset dengan nilai ratusan milliar bahkan triliun akan disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari jumlah aset sesungguhnya. Total asset yang ditransformasikan dalam logaritma bertujuan untuk menyamakan dengan variabel lain karena total asset perusahaan relatif besar dibandingkan dengan variabel-variabel lain dalam penelitian ini, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

SIZE=Ln Total Asset

Keterangan:

Size = Ukuran Perusahaan Ln =Logaritma Natural

40 2. Profitabilitas

ROA merupakan rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. Rasio ROA dapat dihitung dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva, rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya:2009:118).

ROA= Laba bersih setelah pajak X 100% Total Aktiva

3. Leverage

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan-perusahaan bergantung kepada kreditur dalam pembiayai aset perusahaan.

Tingkat Leverage dari suatu perusahaan dapat ditunjukkan oleh salah satunya menggunakan rasio hutang, dilakukan dengan membandingkan antara total hutang dan total aset. Pengukuran ini konsisten dengan pengukuran yang dilakukan oleh (Chandra, 2012):

Leverage: Total hutang Total Aset

41 E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel penelitian. Sedangkan analisis linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis, yang terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

1. Stasionaritas

Stasioner merupakan suatu prasyarat penting untuk runtut waktu (time series. Data stasioner adalah data yang menunjukkan rata-rata,

varian dan covarian peubah-peubah tersebut seluruhnya tidak dipengaruhi oleh waktu (Rusdi, 2011). Metode pengujian stasioneritas dan akar unit yang akan digunakan disini adalah metode Augment Dickey Fuller (ADF). Prosedur untuk mengetahui data stasioner atau tidak dengan cara membandingkan antara nilai statistik ADF dengan nilai kritis distribusi Mac Kinnon. Nilai statistik ADF ditunjukkan oleh nilai t statistik. Jika nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai statistik ADF lebih kecil dari nilai krtitisnya maka tidak stasioner. Model persamaan sebagai berikut:

42

Yt= a0+Yt-1+Yt-1+1+et Keterangan:

Y = variabel yang diamati

Yt = Yt-Yt-1 T = trend waktu

Menurut Rusdi (2011) nilai statistik t dibandingkan dengan nilai kritis distribusi Mac Kinnon. Untuk menentukan apakah stasioner atau tidak. Atuan keputusan diambil berdasarkan kriteria berikut:

1. Jika statistic t lebih besar dari nilai kritis Mac Kinnon dikatakan stasioner.

2. Jika statistic t lebih kecil dari nilai kritis Mas Kinnon dikatakan tidak stasioner

2. Satistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan model analisis statistik deskriptif. Analisis deskriptif akan memberikan gambaran (deskripsi) tentang suatu data, meliputi rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi, dari masing-masing data (Ghozali, 2013:19)

a. Uji Statistik t

Uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel. Adapun thitung dapat dicari dengan rumus:

43 Thitung = r√n-2 √1- r2 Keterangan: r = koefisien korelasi n= jumlah data

menggunakan harga koefisien thitung yang dibandingkan dengan ttabel untuk tingkat alpha 5% dengan dk =(n-2)atau ttabel = ta/2,(n-2) . kritetia ujinya adalah sebagai berikut:

apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha ditermia papabila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak b. Uji signifikan simultan (Uji Statistik F)

Fhitung= R2/k

(1- R2)/(n – k – 1) Keterangan:

R= koefisien korelasi berganda K= jumlah variabel independen n= jumlah anggota sampel

harga koefisien Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 5%, dengan dk pembilang k,dan dk penyebut (n-k-1). Kriteria ujinya sebagai berikut:

Apabila Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima Apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

44 c. Koefisien determinasi (R2)

Nilai Adjusted R2 perlu digunakan dalam mengevaluasi model regresi yang terbaik. Berbeda dengan nilai R2, nilai Adjusted R2 ini dapat naik turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Jika dalam uji empiris nilai adjusted R2=1 , maka nilai adjusted R2 = R2 = 1. Sedangkan jika nilai R2 = 0, maka nilai adjusted R2 = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka nilaiadjusted R2 akan bernilai negarif (Ghazali, 2013)

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan dengan uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (KS). Uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis, dimana hipotesis yang diekmukakan:

Ho= Data residual berdistribusi normal\ Ha= Data residual tidak

berdistribusi normal

b. Uji Multikolinieritas

Multikolonieritas (Multicollinearity) adalah situasi dimana terdapat korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak

45

orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel beabs yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol (Bawono, 2006:116).

Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat nilai

tolerance dan varian inflation factor atau VIF. Data dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance

≥0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2012:105-106).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas (heteroscedasticity) bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang alin. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model rergresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas (Ghozali, 2013:69)

Dalam penelitian ini menggunakan metode Glejser dengan caara meregresi nilai absolute residual terhadap variabel dependen, sedangkan variabel independennya adalah variabel X1,X2 dan X3 sedangkan pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih dari nilai alfa (0.05) maka data tidak mengandung heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terdapat gejala heteroskedastisitas (Ghozali,2013:72).

46 d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari stu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada satu variabel yang sama pada periode berikutnya(Ghozali, 2013:110)

Adapun pengujiannya dapat dilakukan dengan Uji Durbin Watson (DW test) dengan ketentuan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.

1) 0 < d < dl maka ditolak

2) dl ≤ d ≤ du maka tidak terdapat decision 3) 4 –dl < d < 4 maka ditolak

4) 4 –du d ≤ 4 –dl maka tidak terdapat decision 5) Du < d < 4 –du maka diterima

47 BAB IV ANALISIS DATA

A. Diskriptif Obyek Penelitian

Penelitian ini berjudul pengaruh Ukuran Perusahaan (Size), Profitabilitas, Leverage terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) study kasus pada Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia periode 2014-2016. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Ukuran Perusahaan (Size), Profitabilias, Leverage dan variabel dependen

Corporate Social Responsibility (CSR).

Data rasio keuangan sesuai periode penelitian yaitu tahun 2014-2016, di dapat dari laporan tahunan perbankan syariah yang dipublikasikan melalui website yang disajikan masing-masing bank.

B. Uji Stasioneritas

Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting untuk data runtut waktu (time series). Salah satu konsep yang dipakai untuk mengetahui stasioneritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini merupakan pengujian yang populer, dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller dengan sebutan Augment Dickey-Fuller (ADF)

48

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Unit Root Pada Level

Variabel ADF

Statistik

Nilai Kritis McKinnon

Keterangan 1% 5% 10% Ukuran Perusahaan (Size) -5.408071 -3.752946 -2.998064 -2.638752 Stasioner Profitabilitas -6.407957 -3.653730 -2.957110 -2.617434 Stasioner Leverage -6.602303 -3.653730 -2.957110 -2.617434 Stasioner CSR -7.282154 -3.661661 -2.960411 -2.619160 Stasioner

Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018

Pengujian Unit Root pada tingkat level menunjukkan bahwa data sudah stasioner. Hal ini terlihat dari nilai absolut statistik ADF yang lebih besar dari McKinnon Critical Value pada nilai kritis 1%, 5% dan 10%. Dengan demikian semua dapat dijelaskan bahwa seluruh variabel yang akan diestimasi dalam penelitian ini telah stasioner pada tingkat yang sama yaitu pada tingkat level.

Tabel 4.2. Uji Unit Root

Variabel Prob ADF Apha 5% Keterangan

Size 0.0002 0,05 Stasioner

Profitabilitas 0.0000 0,05 Stasioner

Leverage 0.0000 0,05 Stasioner

CSR 0.0000 0,05 Stasioner

49

Pengujian unit root pada tingkat level menunjukkan bahwa data sudah stasioner. Hal ini terlihat dari nilai Prob statistik ADF yang lebih kecil dari Alpha 0,05 McKinnon. Dengan demikian semua dapat dijelaskan bahwa seluruh variabel yang akan diestimasi dalam penelitian ini telah stasioner pada tingkat yng sama yaitu pada tingkat level.

C. Analisa Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum mengenai obyek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian yang dilakukan. Dengan memberikan penjelasan tentang statistik deskriptif, diharapkan dapat memberikan gambaran awal tentang masalah yang yang diteliti dalam penelitian.

4.3 Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LgSize 33 ,26 ,32 ,2871 ,01753

Profitabilitas 33 -20,13% 3,61% -0,6209% 4,33187%

Leverage 33 ,1160 2,3470 ,937091 ,4941547

CSR 33 10,00% 66,00% 37,2121% 15,75547%

Valid N (listwise) 33

Sumber: Data sekunder yang diolah 2018

Tabel 4.3 adalah statistik deskriptif variabel ukuran perusahaan (Size) (X1), Profitabilitas (X2), Leverage (X3) dan CSR (Y).

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji statistik deskriptif dapat diketahui bahwa secara keseluruhan rata-rata ukuran perusahaan (size) dengan total asetnya adalah 0,2871 juta rupiah. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan

50

paling sedikit total asetnya adalah 0,26 juta rupiah dan paling banyak total asetnya adalah 0,32 juta rupiah.

Variabel profitabilitas yang diukur dengan ROA menunjukkan rata-rata sebesar -0,6209%. Nilai profitabilitas minimum -20,13% atau terdapat kerugian sebesar -20,13% dari seluruh nilai aset perusahaan, dan proftabilitas maksimum adalah sebesar 3,61%. Hal ini berarti perusahaan dapat menghasilkan laba hingga 3,61% dari total aset yang dimiliki perusahaan.

Variabel leverage menunjukkan rata-rata 0,937091 atau sebesar 93,7091% total hutang yang dimiliki perusahaan. Nilai leverage minimum diperoleh sebesar 0,1160 atau tedapat hutang sebesar 11,6%. Dan leverage

terbesar adalah 2,3470 atau terdapat hutang 234,7% yang dimiliki perusahaan.

1. Persamaan Regresi Linier Berganda

Regresi berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda yang disusun untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan (Size), Profitabilitas dan

Leverage terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebagai berikut:

51

Tabel 4.4. Tabel Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -173,286 23,296 -7,438 ,000 LgSize 764,337 80,214 ,851 9,529 ,000 Profitabilitas ,118 ,328 ,033 ,361 ,721 Leverage -9,504 2,655 -,298 -3,579 ,001 a. Dependent Variable: CSR

Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018

Berdasarkan tabel pada unstandardized coefficients Beta diperoleh data sebagai berikut: nilai konstanta α = -173,286 dan koefisien regresi β1

= 764,337, β2 = 0,118 dan β3 = -9,504. Berdasarkan data tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut:

CSR =-173,286+764,337Size+0,118Profitabiltias-9,504Leverage +0,05 1. Konstanta sebesar -173,286 menyatakan bahwa jika variabel

independen dianggap konstan, maka CSR sebesar -173,286.

2. Koefisien regresi size sebesar 764,337 menyatakan bahwa setiap total aset bertambah sebesar 1.000.000 rupiah akan meningkatkan CSR sebesar 764.337.000 rupiah.

3. Koefisien regresi leverage sebesar -9,504 menyatakan bahwa setiap hutang bertambah 1.000.000 juta maka akan meningkatkan CSR -9.504.000 rupiah

52 2. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji t atau uji signifikansi parsial adalah untuk mengetahui tingkat signifikansi atau pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) secara parsial. Berikut adalah penjelasan mengenai analisis uji signifikansi parsial atau uji-t pada ketiga variabel bebas (independen).

Tabel 4.5. Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -173,286 23,296 -7,438 ,000 LgSize 764,337 80,214 ,851 9,529 ,000 Profitabilitas ,118 ,328 ,033 ,361 ,721 Leverage -9,504 2,655 -,298 -3,579 ,001 b. Dependent Variable: CSR

Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018

Dari ketiga variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi, variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap CSR, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk profitabilitas sebesar 0,721 yang jauh di atas 0,05. Sementara itu variabel ukuran perusahaan (size) dan leverage berpengaruh signifikan terhadap CSR masing-masing dengan tingkat probabilitas signifikansi 0,000 dan 0,001.

53 3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan mempengaruhi secara simultan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.6. Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 6384,043 3 2128,014 39,573 ,000b

Residual 1559,472 29 53,775

Total 7943,515 32

a. Dependent Variable: CSR

a. Predictors: (Constant), Leverage, LgSize, Profitabilitas

Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018

Dari uji ANOVA atau uji F didapat nilai hitung sebesar 39,573 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka model regresi dapat dikatakan Ukuran Perusahaan (Size), Profitabilitas dan Leverage secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan.

4. Koefisien Determinasi

Tabel 4.7. Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

54

b. Predictors: (Constant), Leverage, LgSize, Profitabilitas

Sumber: Data Sekunder yang diolah 2018

Dari tabel output SPSS model Summary besarnya Adjusted R

Square adalah 0,783, hal ini berarti 78,3 % variabel CSR dapat dijelaskan oleh variabel independen Size, Profitabiltias dan

Leverage. Sedangkan sisanya (100%-78,3%=21,2 %) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar variabel independen.

Dokumen terkait