BAB II TINJAUAN PUSTAKA
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Internet
Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat dibandingkan dengan perusahaan kecil karena perusahaan besar meberikan informasi yang lengkap dan akurat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan dan membuat pihak manajemen perusahaan terpacu untuk melaporkan pelaporan keuangan melalui internet. Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding dengan perusahaan berukuran kecil. Kelebihan tersebut adalah ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal dan ukuran perusahaan menentukan
48
kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan, serta ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh laba lebih banyak (Putri dan Azizah, 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan Sinaga (2016), Mokhtar (2016), (Abdullah et al., 2017), Marliana dan Almunawwaroh (2018), Putri dan Azizah (2019), Pervan dan Bartulovic (2019), Lestari dan Nazar (2020) menghasilkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting (IFR), yang artinya semakin besar perusahaan maka semakin lengkap dan akurat informasi yang akan diungkapkan kedalam website perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H3: Ukuran Bank berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting 4. Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)
Menurut Belkaoni (2006) dalam Reskino dan Sinaga (2016) menyatakan bahwa leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan.
Leverage merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Perusahaan dengan proporsi leverage yang tinggi, menunjukkan bahwa semakin besar aktivitas perusahaan yang didanai melalui utang. Semakin tinggi leverage semakin tinggi pula risiko perusahaan karena adanya kemungkinan perusahaan tidak bisa melunasi kewajibannya (Putri dan Azizah, 2019).
Semakin banyaknya informasi yang perusahaan berikan akan mengurangi asimetri informasi antara kreditur dengan shareholder dan juga dapat meningkatkan kepercayaan serta mengalihkan fokus para kreditor kepada perusahaan agar tidak melihat dari sisi leveragenya saja. Maka dengan leverage perusahaan yang tinggi akan membuat perusahaan memberikan informasi lebih banyak ke pihak luar (Fikrisani & Cahyowati, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mokhtar (2016),
49
Marliana dan Almunawwaroh (2018), Putri dan Azizah (2019) menghasilkan bahwa leverage berpengaruh terhadap Internet financial Reporting (IFR). Dengan demikian hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H4: Leverage berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting 5. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting
(IFR)
Penggunaan KAP yang bereputasi merupakan sinyal positif perusahaan yang secara tidak langsung terinterpretasikan oleh publik bahwa perusahaan memiliki informasi yang lebih akurat (Lestari, 2015 dalam Saud et al., 2019)
Menurut Fahmi dan Hadi (2011) dalam (Mareta, 2015), dari segi kelayakan saat pelaporan keuangan dan hasil audit lainnya sangat mempengaruhi penyataan Kantor Akuntan Publik (KAP) bahwa secara aturan dan prosedurnya telah memenuhi syarat go public, maka dalam hal ini reputasi auditor sangat berpengaruh bagi perusahaan karena jika perusahaan bermasalah dalam laporan keuangannya maka auditor serta KAP yang menangani perusahaan tersebut juga ikut merasakan dampak negatif dari perusahaan tersebut seperti turunnya reputasi yang dimilik. Oleh karena itu, semakin besar suatu KAP akan memiliki reputasi yang baik dalam opini publik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2018), Saud et al., (2019), Ginting et al., (2019) menghasilkan bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting (IFR), yang artinya perusahaan yang menggunakan KAP bereputasi tinggi dianggap oleh pihak ketiga bahwa perusahaan tersebut telah menyajikan informasinya secara akurat. Dengan demikian hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H5: Reputasi Auditor berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting
50 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel independen, yaitu ukuran komite audit, komisaris independen, ukuran perusahaan, leverage, dan reputasi auditor terhadap variabel dependen, yaitu Internet Financial Reporting (IFR). Populasi penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Alasan penggunaan data sekunder antara lain: (1) lebih mudah diperoleh jika dibandingkan dengan data primer, (2) tidak memakan banyak biaya, (3) data sekunder berupa laporan keuangan lebih dapat dipercaya karena telah diaudit oleh akuntan.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sumber data penelitian ini diperoleh dari:
1. Laporan tahunan Bank Umum Syariah tahun 2016-2019. 2. Website dari Bank Umum Syariah.
3. Berbagai artikel, buku, dan beberapa penelitian terdahulu dari berbagai sumber.
B. Metode Penentuan Sampel
Untuk memudahkan penelitian perlu diterapkan sampel yang merupakan bagian dari jumlah populasi dengan memperhatikan keabsahan dari sampel yang akan diambil. Populasi data untuk penelitian ini merupakan seluruh perbankan syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama periode pengamatan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan peneltian ini adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling) yaitu teknik sampling yang dilakukan oleh peniliti jika mempunyai
51
pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang memenuhi kriteria-keriteria dibawah ini:
1. Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan statistik perbankan syariah per-Desember 2019.
2. Bank Umum Syariah (BUS) yang sudah menjadi bank syariah setelah 2015.
3. Bank Umum Syariah (BUS) yang melampirkan laporan keuangan tahunannya di website masing-masing bank dalam periode 2016-2019. 4. Bank Umum Syariah (BUS) yang memiliki website resmi aktif/dapat diakses dan tidak sedang dalam perbaikan selama periode pengamatan. C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode:
1. Studi Dokumentasi
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini, data diperoleh melalui situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2016-2019.
2. Studi Pustaka
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui buku-buku, jurnal, internet, dan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan mendukung judul penelitian.
3. Observasi Website Perusahaan
Peniliti melakukan observasi terhadap website perusahaan dengan bebagai tahapan, yaitu:
a. Melihat alamat website Bank Umum Syariah yang tercantum dalam situs Otoritas Jasa Keuangan tahun 2016-2019.
b. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk keperluan pengumpulan data.
52
c. Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi dalam websitenya akan dilakukan observasi untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis analisis kuantitatif. Analisis dengan cara mengkuantifikasi data-data yang dijadikan sampel penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Metode analisis yang digunakandalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.
Analisis data yang digunakan berupa Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences). Microsoft Excel digunakan untuk mengumpulkan data setiap variabel yang akan dimasukkan ke dalah SPSS. Sedangkan, SPSS berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan perhitungan statistik. Program SPSS yang digunakan yaitu Program SPSS 25. Adapun analisis yang dilakukan sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data uang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), varian, dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran rata-rata sampel. Standar deviasi adalah besar perbedaan dari nilai sampel dengan rata-rata. Standar deviasi digunakan untuk melihat sebaran data dalam sampel, atau untuk mengukur sebaran sejumlah nilai data. Semakin rendah standar deviasi maka semakin dekat dengan rata-rata dan semakin tinggi standar deviasi maka semakin besar keragaman sampel.
Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihan
53
gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2018). 2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji hipotesis menggunakan analisis regresi, maka diperlukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik bertujuan untuk menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dengan terpenuhinya asumsi tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan (Ghozali, 2018).
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang valid dari analisis regresi, sebaiknya dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis. Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian sesuai dengan yang diinginkan dan memastikan bahwa variabel-variabel tersebut terdistribusi secara normal, tidak terjadi multikolonieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen, variabel dependen ataupun keduanya mempunyai nilai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal, data yang normal selanjutnya bisa di analisis dengan metode Product. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Uji t dan Uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi tersebut dilanggar maka uji statistik tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah variabel terdistribusi normal atau tidak yaitu menggunakan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2018).
54
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah variabel terdistribusi normal atau tidak yaitu analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat gambar grafik histogram maupun grafik probability plot (P-Plot). Berikut kriteria uji analisis grafik:
a. Residual dikatakan terdistribusi normal jika titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arahan garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola seperti lonceng, menunjukkan pola distribusi normal.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola distribusi tidak normal.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilihat dari hasil uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S), pengujian ini dilakukan dengan melihat perbandingan probabilitas (p-value) yang diperoleh dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 5% atau diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual data menyebar, namun jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5% atau dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual data tidak menyebar normal (Ghozali, 2018).
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Apabila terjadi variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2018). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
55
multikolinearitas antar variabel independen dapat menggunakan nilai tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Berikut ini adalah dasar acuannya:
a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokoreksi. Autokoreksi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu variabel observasi ke observasi lainnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu dengan uji Durbin Watson, uji Lagrange Multiplier, uji Statistik Q dan Run Test (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik parametik Run Test untuk mendeteksi apakah terdapat korelasi yang tinggi antar residual atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
Kriteria pengujian ini:
a. Jika p ≤ 0,05 maka residual tidak random atau terjadi korelasi. b. Jika p ≥ 0,05 maka residual random atau tidak terjadi korelasi
56 d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah variabel residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil predikat menjadi meragukan. Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu observasi ke observasi yang lain, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini Uji Heteroskedastisitas dapat digunakan scatterplot untuk mendeteksi terjadinya atau tidaknya heteroskedastisitas. Dengan melihat grafik plot antar nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID (residual) dengan ZPRED (variabel dependen) (Ghozali, 2018). Dasar analisis pengujian ini sebagai berikut:
a. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka diasumsikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Adapun variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari good corporate governance (ukuran komite audit dan dewan komisaris), ukuran perusahaan, leverage, dan reputasi auditor. Sedangkan variabel dependen adalah pengungkapan Internet Financial Reporting. Untuk menguji hipotesis
57
dari variabel-variabel tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah:
IFR = a + β UKA + β KI + β SIZE + β LEV + β RA + e
Keterangan:IFR = Pengungkapan Internet Financial Reporting
a = Konstanta
β UKA = Ukuran Komite Audit β KI = Komisaris Independen β SIZE = Ukuran Perusahaan β LEV = Leverage
β RA = Reputasi Auditor
e = Variabel pengganggu (error)
Uji Hipotesis ini dilakukan melalui berbagai tahapan sebagai berikut:
a. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil mengindikasikan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen amat terbatas. Jika nilai R2 mendekati satu variabel maka variabel-variabel independen dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen (Ghozali, 2018).
Fungsi dari R Square (R2) adalah mencari besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Apabila R2 mendekati 1, maka variabel independen berpengaruh kuat terhadap variabel dependen dan apabila R2 mendekati angka nol,
58
maka variabel independen berpengaruh tidak nyata terhadap variabel dependen. Jika dalam empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka dianggap bernilai nol. Secara matematis, jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k)/ (n-k). jika K > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif (Ghozali, 2018).
b. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F dilakukan dengan membandingkan besarnya Fhitung dengan Ftabel atau dapat pula dilakukan dengan melihat profitabilitas-nya. Apabila Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka semua variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Ketentuan dalam pengujian ini adalah jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka semua variabel independen dinyatakan berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji Statistik T-test digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2018). Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikasi 0,05. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan).
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan).
59 E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
a. Ukuran Komite Audit (X1)
Komite audit merupakan mekanisme Corporate Governance yang penting. Hal ini dikarenakan fungsi komite audit adalah mengawasi pengendalian internal perusahaan, meningkatkan efektivitas fungsi keuangan dan memastikan kualitas laporan keuangan perusahaan.
Dengan demikian ukuran komite audit yang memadai dapat menghindari masalah keuangan perusahaan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pihak-pihak berkepentingan terhadap Internet Financial reporting yang disajikan perusahaan (Zulfikar et al., 2018).
Ukuran Komite Audit = Jumlah Komite Audit yang dimiliki Perusahaan b. Komisaris Independen (X2)
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33 (2014) tentang direksi dan dewan komisaris emiten atau perusahaan publik, dalam pasal 1 butir 4 komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik dan memenuhi persyaratan sebagai komisaris independen.
Komisioner independen memainkan peran yang penting dalam memonitoring proses akuntansi, dalam peningkatan reliabilitas laporan keuangan, serta menjamin dan memastikan penerapan sistem pengendalian internat (Kelton dan Yang, 2008 dalam Rahardhian dan Septiani, 2014). Rumus dari komisaris independen adalah sebagai berikut:
Komisaris Independen = Jumlah dewan komisaris independen
60 c. Ukuran Perusahaan (X3)
Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat dibandingkan dengan perusahaan kecil karena perusahaan besar meberikan informasi yang lengkap dan akurat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan dan membuat pihak manajemen perusahaan terpacu untuk melaporkan pelaporan keuangan melalui internet.
Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding dengan perusahaan berukuran kecil. Kelebihan tersebut adalah ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari padar modal dan ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan, serta ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh laba lebih banyak (Sawir, 2004 dalam Putri dan Azizah, 2019). Rumus dari ukuran perusahaan adalah sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aktiva) d. Leverage (X4)
Menurut Belkaoni (2006) dalam Reskino dan Sinaga (2016) menyatakan bahwa leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan.
Perusahaan dengan proporsi leverage yang tinggi, menunjukkan bahwa semakin besar aktivitas perusahaan yang didanai melalui utang. Semakin tinggi leverage semakin tinggi pula risiko perusahaan karena adanya kemungkinan perusahaan tidak bisa melunasi kewajibannya (Putri dan Azizah, 2019).
Semakin banyaknya informasi yang perusahaan berikan akan mengurangi asimetri informasi antara kreditor dengan shareholder dan juga dapat meningkatkan kepercayaan para kreditor kepada perusahaan. Maka dengan leverage perusahaan yang tinggi
61
akan membuat perusahaan memberikan informasi lebih banyak ke pihak luar (Fikrisani dan Cahyowati, 2015). Rumus dari leverage adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = Total Utang Total Ekuitas e. Reputasi Auditor (X5)
Penggunaan KAP yang bereputasi merupakan sinyal positif perusahaan yang secara tidak langsung terinterpretasikan oleh public bahwa perusahaan memiliki informasi yang lebih akurat (Lestari, 2015 dalam Saud et al., 2019).
Menurut Fahmi dan Hadi (2011) dalam Mareta (2015), dari segi kelayakan saat pelaporan keuangan dan hasil audit lainnya sangat mempengaruhi penyataan Kantor Akuntan Publik (KAP) bahwa secara aturan dan prosedurnya telah memenuhi syarat go public, maka dalam hal ini reputasi auditor sangat berpengaruh bagi perusahaan karena jika perusahaan bermasalah dalam laporan keuangannya maka auditor serta KAP yang menangani perusahaan tersebut juga ikut merasakan dampak negatif dari perusahaan tersebut seperti turunnya reputasi yang dimilik. Oleh karena itu, semakin besar suatu KAP akan memiliki reputasi yang baik dalam opini publik.
Reputasi auditor menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menggunakan jasa KAP dengan afiliasi big four diberi nilai “1” dan perusahaan yang mengunakan jasa KAP non big four diberi nilai “0”.
2. Variabel Dependen (Y)
Pada penelitian ini hanya terdapat satu variabel dependen yaitu Internet Financial Reporting (IFR). Internet Financial Reporting (IFR) merupakan pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website resmi perusahaan. Pelaporan keuangan yang diungkap melalui internet adalah informasi keuangan yang disampaikan
62
oleh pihak manajemen perusahaan kepada pihak pemangku kepentingan (stakeholder), khususnya investor. Informasi yang disampaikan kepada pasar tersebut dapat mempengaruhi reaksi pasar atau reaksi investor. Kemudian informasi tersebut dijadikan bahan pertimbangan bagi investor untuk pengambilan keputusan (Lai et al., 2010 dalam Narsa, 2014).
Pengukuran Internet Financial Reporting dilihat dari tiga bagian, yaitu isi (content), tampilan (presentation) dan ketepatan waktu (timeliness). Pengukuran ini merupakan modifikasi dan penggabungan dari beberapa indikator yang biasa digunakan untuk penelitian IFR. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Item Indikator Pengungkapan IFR
Indikator Item yang diungkapkan pada website perbankan syariah Isi (content) 1 Laporan posisi keuangan tahun berjalan
2 Laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan 3 Laporan perubahan ekuitas tahun berjalan 4 Laporan arus kas tahun berjalan
5 Catatan atas laporan keuangan tahun berjalan 6 Laporan komitmen dan kontigensi tahun berjalan 7 Perhitungan KPMM tahun berjalan
8 Jumlah & kualitas aset produktif serta CKPN tahun berjalan 9 Rasio keuangan bank tahun berjalan
10 Transaksi spot dan transaksi derivatif tahun berjalan 11 Laporan distribusi bagi hasil tahun berjalan
12 Laporan sumber dan penyaluran dana zakat tahun berjalan 13 Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan tahun
berjalan
14 Laporan perubahan dana investasi terikat tahun berjalan Bersambung pada halaman selanjutnya
63
15 Laporan bulanan tahun berjalan 16 Laporan triwulanan tahun berjalan 17 Laporan semesteran tahun berjalan 18 Laporan tahunan tahun berjalan 19 Laporan posisi keuangan tahun lalu
20 Laporan laba rugi komprehensif tahun lalu 21 Laporan perubahan ekuitas tahun lalu 22 Laporan arus kas tahun lalu
23 Catatan atas laporan keuangan tahun lalu 24 Laporan komitmen dan kontigensi tahun lalu 25 Perhitungan KPMM tahun lalu
26 Jumlah dan kualitas aset produktif serta CKPN tahun lalu