• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP

INTERNET FINANCIAL REPORTING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Syariah Yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Priode 2016-2019)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Disusun Oleh: Dinda Fitria Utami

11160820000011

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERISITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ii

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP

INTERNET FINANCIAL REPORTING

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Priode 2016-2019)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Oleh:

Dinda Fitria Utami NIM: 11160820000011

Di Bawah Bimbingan Pembimbing

Atiqah, SE., M.Si NIP. 198201202009122004

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu Tanggal 8 April Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Dinda Fitria Utami

2. NIM : 11160820000011

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Reputasi Auditor terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Priode 2016-2019)

Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 April 2020

1. Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP

NIP.197306152005011009 Penguji I

2. Masrul Huda, SE., M.Si.

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa Tanggal 25 Mei Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Dinda Fitria Utami

2. NIM : 11160820000011

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Reputasi Auditor terhadap Internet Financial Reporting (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Priode 2016-2019)

Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Mei 2021

1. Fitri Damayanti, SE., M.Si

NIP. 19810731 200604 2 003 Ketua

2. Atiqah, SE., M.Si

NIP. 19820120 200912 2 004 Pembimbing

3. Dr. Yusar Sagara, SE., Ak., M.Si

(5)
(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dinda Fitria Utami

2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 04 Oktober 1998

3. Alamat : Komp. Timah Bukit Baru, Jl. Anggrek Raya No C25/E14 Kel. Taman Bunga Rt05/Rw02, Kec. Gerunggang, Kab. Bangka Belitung, Pangkal Pinang 33121.

4. Telepon : 081284139922

5. Email : [email protected] B. PENDIDIKAN

1. S1 (2016-2021) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. SMA (2013-2016) : MAN 4 Jakarta

3. SMP (2010-2013) : MTsN 2 Pamulang 4. SD (2004-2010) : SD Negeri 6 Ciputat C. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Nama Ayah : Ubaidil Fitri

2. Nama Ibu : Sri Utami Hindayani 3. Anak Ke-dari : 1 dari 3 bersaudara

(7)

vii ABSTRACT

THE EFFECTS OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, SIZE, LEVERAGE AND AUDITOR REPUTATION ON INTERNET FINANCIAL

REPORTING By

Dinda Fitria Utami

The Objective of this research is to examine the effects of Good Corporate Governance, Size, Leverage, and Auditor Reputation on Internet Financial Reporting. The Sample of this study is Islamic banking companies listed on the Financial Services Authority (OJK) during period 2016-2019. The number of companies that were sample are 13 companies for 4 years and the total of research sample are 52 company annual reports. The research method used purposive sampling. Hypothesis tested in this research used multiple linear regression analysis with the help of SPSS 25.0 software.

The result of this study indicate that Size and Leverage have significant effect on Internet Financial Reporting. In the other hand, Audit Committee Size, Independent Commissioner and Auditor Reputation has no effect on Internet Financial Reporting.

Keywords: Good Corporate Governance, Size, Leverage, Auditor Reputation and Internet Financial Reporting.

(8)

viii ABSTRAK

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP

INTERNET FINANCIAL REPORTING Oleh

Dinda Fitria Utami

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama periode 2016-2019. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian yakni 13 perusahaan selama 4 tahun, total sampel penelitian adalah 52 laporan tahunan perusahaan. Metode penelitian menggunakan purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 25.0.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Ukuran Perusahaan dan Leverage berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting. Di sisi lain, Ukuran Komite Audit, Komisaris Independen dan Reputasi Auditor tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage, Reputasi Auditor dan Internet Financial Reporting.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, ridha, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting”. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi di Universtas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keberhasilan Dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan, perhatian, semangat dan doa yang tiada henti kepada penulis yaitu Bapak Ubai dan Mama Indah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Saudara-saudaraku yang selalu mendoakan agar kuliahku selalu diberi kelancaran dan kemudahan yaitu Aldy dan Ainayya.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Fitri Damayanti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Atiqah, S.E., M. Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya dalam membimbing serta memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi ini.

(10)

x

7. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu mendukung dan mengarahkan penulis dalam melewati masa-masa perkuliahan.

8. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 9. Seluruh staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan bantuan kepada penulis.

10. Sahabat seperjuangan penulis yang selalu menyemangati penulis, selalu memberikan motivasi dan selalu menemani penulis baik di saat senang maupun susah Renny, Bilah, Dewi, Nenda, Meidyana, Silvi, Isna, Safit, Chyntia, Dwi.

11. Seluruh teman-teman Akuntansi 2016 terutama Akuntansi A yang telah bersama-sama menjalani suka duka selama masa perkuliahan.

12. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi Periode 2016-2017 dan 2017-2018.

13. Pihak–pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan tanggapan, kritik dan saran yang sifatnya membangun. Demikianlah, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membacanya.

Jakarta, 27 Maret 2021

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 8 C. Pembatasan Masalah ... 9 D. Rumusan Masalah ... 9 E. Tujuan Penelitian ... 9 F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Tinjauan Literatur ... 11

(12)

xii

2. Teori Sinyal ... 12

3. Laporan Keuangan ... 13

4. Akuntansi Perbankan Syariah ... 14

5. Internet Financial Reporting ... 15

6. Good Corporate Governance ... 20

7. Ukuran Perusahaan... 25

8. Leverage ... 26

9. Reputasi Auditor ... 27

B. Penelitian Terdahulu ... 30

C. Kerangka Pemikiran ... 45

D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis... 46

1. Pengaruh Ukuran Komite Audit Terhadap Internet Financial Reporting ... 46

2. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Internet Financial Reporting ... 46

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reporting ... 47

4. Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting . 48 5. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 50

B. Metode Penentuan Sampel ... 50

C. Metode Pengumpulan Data ... 51

D. Metode Analisa Data ... 52

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 52

2. Uji Asumsi Klasik ... 53

3. Uji Hipotesis ... 56

E. Operasional Variabel Penelitian ... 59

(13)

xiii

2. Variabel Dependen ... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ... 69

B. Temuan Hasil Penelitian ... 70

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 70

2. Uji Asumsi Klasik ... 73

a. Hasil Uji Normalitas ... 73

b. Hasil Uji Multikolinearitas ... 76

c. Hasil Uji Autokorelasi ... 77

d. Hasil Uji Heterokesdastisitas ... 78

3. Pengujian Hipotesis ... 79

a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 79

b. Uji Signifikansi Parameter Simultan (F-Test) ... 80

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (T-Test) ... 81

C. Pembahasan ... 83

1. Pengaruh Ukuran Komite Audit Terhadap Internet Financial Reporting ... 83

2. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Internet Financial Reporting ... 84

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reporting ... 86

4. Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting .. 87

5. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting ... 89

BAB V PENUTUP ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 94

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Daftar Pengguna Internet Dunia 2

2.1 KAP Indonesia yang berafiliasi dengan KAP Big Four 29

2.2 Penelitian Terdahulu 30

3.1 Item Indikator Pengungkapan IFR 62

3.2 Operasional Variabel Penelitian 67

4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian 70

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif 71

4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov 76

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas 77

4.5 Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test 78

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi 80

4.7 Hasil Uji F-Test 81

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia 3

2.1 Kerangka Pemikiran 45

4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Normal 74 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan grafik Normal Plot 75 4.3 Hasil Uji Heterokesdastisitas dengan Grafik Scatterplot 79

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian Tahun 2016-2019

100

2 Daftar Pengungkapan Internet Financial Reporting 101

3 Daftar Ukuran Komite Audit 102

4 Daftar Presentase Komisaris Independen 103

5 Daftar Ukuran Perusahaan (Ln Total Aset) 104

6 Daftar Leverage 105

7 Daftar Reputasi Auditor 106

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, teknologi berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Teknologi telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Teknologi digunakan karena lebih efektif dan dapat membantu para penggunanya agar pekerjaan lebih efisien termasuk bagi perusahaan. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi bisnis adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaannya (Widari et al., 2018)

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat internet menjadi salah satu alternatif baru bagi perusahaan untuk menyajikan informasi perusahaan baik dari sisi keuangan ataupun non-keuangan (Widari et al., 2018). Dengan media internet membuat laporan keuangan dapat lebih mudah dan cepat diakses, serta tidak mengeluarkan banyak biaya untuk mencetak laporan keuangan perusahaan dan mendistribusikan ke perusahaan-perusahaan yang tidak dalam satu wilayah geografis.

Penggunaan internet dalam perusahaan telah mempengaruhi pelaporan keuangan perusahaan tradisional berbasis kertas menjadi pelaporan keuangan internet. Karena dengan menggunakan kertas menjadi kurang efektif dan efisien bagi para pengguna laporan keuangan. Selain itu, dengan media internet juga dapat menciptakan alternatif baru bagi perusahaan dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak pemakai laporan keuangan perusahaan seperti investor, kreditur, pemerintah, masyarakat. Pelaporan keuangan melalui internet biasa disebut dengan Internet Financial Reporting (IFR) (Fiendy et al., 2018).

Internet Financial Reporting sangat bermanfaat bagi perusahaan karena tidak hanya menyajikan laporan keuangan dan tahunan yang seperti biasa dilaporkan, melainkan pelaporan real-time, multimedia dan media sosial dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman penggunaan informasi. Karena

(18)

2

hal tersebut dibandingkan dengan laporan tercetak menggunakan kertas, internet memberikan banyak informasi up to date perusahaan bagi pemakai laporan keuangan (Widayanti & Juliarto, 2016).

Pelaporan keuangan dengan media internet dibandingkan media lain menyebabkan meningkatnya jumlah pengguna internet. Menurut Internet World Stats, dalam 20 tahun terakhir jumlah pengguna internet meningkat hingga 1,167%. Pada tahun 2019 jumlah pengguna internet di dunia mencapai 4,5 miliar atau sekitar 58,7% jumlah penduduk dunia.

Tabel 1.1

Daftar Pengguna Internet Dunia

WORLD INTERNET USAGE AND POPULATION STATISTICS 2019 Year-End Estimates World Regions Population (2020 Est.) Internet Users 31 Dec 2019 Penetration Rate (% Pop.) Growth 2000-2020 Internet World % Africa 1,340,598,447 526,374,930 39.3 % 11,559 % 11.5 % Asia 4,294,516,659 2,300,469,859 53.6 % 1,913 % 50.3 % Europe 834,995,197 727,814,272 87.2 % 592 % 15.9 % Latin America / Caribbean 658,345,826 453,702,292 68.9 % 2,411 % 10.0 % Middle East 260,991,690 180,498,292 69.2 % 5,395 % 3.9 % North America 368,869,647 348,908,868 94.6 % 222 % 7.6 % Oceania / Australia 42,690,838 28,775,373 67.4 % 277 % 0.6 % WORLD TOTAL 7,796,615,710 4,574,150,134 58.7 % 1,167 % 100.0 %

Sumber: https://www.internetworldstats.com/stats.htm: 8 Januari 2020. Di Indonesia jumlah pengguna internet tahun 2019 menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sebesar 196,71 juta pengguna dari total populasi penduduk Indonesia sebesar 266,91 juta jiwa. Hal tersebut membuktikan bahwa penduduk Indonesia telah mengikuti perkembangan zaman

(19)

3

seperti halnya dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan dengan media internet.

Gambar 1.1

Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Meskipun penggunaan internet semakin berkembang dan semakin popular dimata masyarakat, serta banyak sekali keunggulan dalam menggunakan internet yang dapat membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien. Namun, masih banyak perusahaan yang belum menerapkan Internet Financial Reporting (IFR) secara maksimal (Marliana et al., 2018).

Perkembangan yang cepat dari internet membuat perubahan bagi perusahaan dalam penyebaran informasi keuangan. Saat ini, sudah banyak perusahaan yang menggunakan internet sebagai alat komunikasi kepada pihak berkepentingan untuk menyediakan informasi perusahaan baik itu informasi keuangan ataupun non-keuangan melalui internet.

Seiring perkembangan zaman dan melesatnya perkembangan teknologi, salah satu industri yang memiliki kewajiban tinggi untuk melakukan pelaporan keuangan melalui internet adalah industri perbankan. Internet

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 0,5 1 1,9 4,2 4,5 8 11,2 16 20 20 25 30 42 55 63 8288,1 110,2 132,7143,26 171,17 196,71

(JUTA)

(20)

4

Financial Reporting (IFR) yang merupakan salah satu contoh dari perkembangan teknologi sebagai media yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi seharusnya juga dapat dimanfaatkan secara optimal oleh industri perbankan mengingat banyak sekali manfaat yang didapatkan dari penerapan IFR itu sendiri. Terlebih lagi dikarenakan peran industri perbankan sangat penting bagi masyarakat. Sebagai lembaga kepercayaan bagi masyarakat yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, sehingga industri perbankan memiliki kewajiban untuk menyajikan informasi secara transparan tidak hanya untuk perbankan konvensional tetapi juga untuk perbankan syariah (Insani & Suprayogi, 2018). Kewajiban mengenai transparansi tersebut diatur dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang menyatakan bahwa wajib melakukan transparansi terkait kondisi financial dan non-financial perusahaan kepada pemakai informasi laporan keuangan (Saud et al., 2019). Dengan adanya prinsip transparansi, maka akan banyak informasi-informasi yang akan diungkapkan dengan menggunakan media internet sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan bagi pihak-pihak pemakai laporan keuangan.

Perbankan syariah harus memiliki tanggung jawab lebih dalam melakukan prinsip good corporate governance yaitu transparansi atau keterbukaan. Karena perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang beroperasi di Indonesia, maka perbankan syariah dituntut untuk memenuhi sharia compliance atau kepatuhan syariah dalam menjalankan operasionalnya. Hal tersebut diatur dalam peraturan Bank Indonesia pasal 2 Nomor 10/16/PBI/2008 tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah (Saud et al., 2019)

Dengan diterapkanya IFR ini pada perbankan syariah, maka hal tersebut juga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri yakni kaitannya dengan teori sinyal. Menurut Wolk (2001) dalam (Narsa, 2014), teori sinyal merupakan teori yang menjelaskan bahwa perusahaan harus memanfaatkan

(21)

5

informasi keuangan ataupun non-keuangannya untuk memberikan sinyal positif maupun negatif kepada pihak berkepentingan sebagai pertimbangan untuk berinvestasi atau tidak pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan terdorong untuk lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai kinerjanya untuk mencegah adanya asimetri informasi yang terjadi antara pihak internal dan eksternal perusahaan

Selain sebagai industri syariah yang populer dimasyarakat, perbankan syariah juga merupakan kontribusi terbesar dalam perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari total aset perbankan syariah dalam Statistik Perbankan Syariah Per Desember 2019 sebesar Rp. 524.564 miliar yang jauh lebih besar daripada industri syariah lainnya seperti asuransi dan pembiayaan syariah dengan total aset sebesar Rp 106.019 miliar. Oleh karena itu, perbankan syariah tidak boleh terlepas dari perkembangan teknologi yang ada. Dengan adanya Internet Financial Reporting diharapkan dapat membantu industri perbankan syariah untuk mingkatkan market share-nya.

Dalam perbankan syariah praktik Internet Financial reporting (IFR) di proksikan dengan melihat good corporate governance apakah sudah baik atau belum, ukuran bank tersebut apakah tergolong bank dengan ukuran besar atau kecil. Disamping itu praktik Internet Financial Reporting (IFR) dilihat dari leverage bank dan yang terakhir reputasi auditor juga harus diperhatikan dalam melihat praktik Internet financial reporting (IFR).

Variabel good corporate governance dapat mempengaruhi Internet Financial Reporting. Good corporate governance suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya (Rahadhian & Septiani, 2014). Hal tersebut mengindikasikan bahwa dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan yang baik juga. Dengan adanya good corporate governance akan mendorong perusahaan untuk memberikan informasi perusahaan baik dari sisi financial maupun non-financial.

(22)

Prinsip-6

prinsip good corporate governance sangat berkaitan dengan informasi yang akan diungkapkan oleh perusahaan baik itu pengungkapan wajib (mandatory) maupun pengungkapan sukarela (voluntary), termasuk didalamnya Internet Financial Reporting (IFR). Penelitian tentang good corporate governance pernah dilakukan oleh Rahardhian dan Septiani (2014) yang menunjukkan bahwa jumlah komisioner independen berpengaruh terhadap IFR, komite audit tidak berpengaruh terhadap IFR. Dalam penelitian Zulfikar et al., (2018) komisaris independen tidak berpengaruh terhadap IFR dan ukuran komite audit berpengaruh terhadap IFR. Sedangkan dalam penelitian Almatrooshi et al., (2016) dan Hezadeen et al., (2016) menyatakan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap IFR.

Ukuran bank atau ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokkan perusahaan ke dalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan besar, sedang dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total aset perusahaan (Suwito dan Herawaty, 2005 dalam Putri dan Azizah, 2019). Semakin tinggi ukuran perusahaan membuat pihak manajemen perusahaan terpacu untuk melaporkan pelaporan keuangannya melalui Internet financial reporting (IFR). Penelitian tentang ukuran perusahaan pernah dilakukan oleh Widayanti dan Juliarto (2016), Idawati dan Dewi (2017) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan pada web-based corporate reporting.

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi, menunjukan bahwa semakin besar operasional perusahaan didanai oleh utang. Penelitian tentang leverage pernah dilakukan oleh Saud et al., (2019), Fikrisani dan Cahyowati (2015), Reskino dan Sinaga (2016), menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting (IFR).

(23)

7

Reputasi Auditor dapat mempengaruhi Internet Financial Reporting (IFR), karena untuk mempertahankan reputasi tersebut Kantor Akuntan Publik (KAP) harus menjaga tingkat independensinya, sehingga mereka berusaha menyediakan informasi perusahaan selengkap mungkin kepada pihak-pihak pemakai laporan keuangan. Penelitian tentang reputasi auditor pernah dilakukan oleh Akbar dan Daljono (2014), Fiendy et al., (2018) yang menunjukkan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting (IFR).

Hasil yang didapatkan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi Internet Financial reporting (IFR) di berbagai institusi, baik institusi keuangan maupun non-keuangan. Namun dari berbagai penelitian yang dilakukan, khususnya di Indonesia, masih sedikit penelitian yang mengkhususkan pada faktor yang mempengaruhi Internet Financial Reporting (IFR) di sektor perbankan khususnya perbankan syariah. Oleh karena itu, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian terkait faktor yang mempengaruhi Internet Financial Reporting di perbankan syariah terutama yang listing di Otoritas Jasa Keuangan dikarenakan OJK berperan dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan pasar modal Indonesia, sehingga kegiatan di bidang pasar modal dapat berjalan secara teratur dan transparan serta mencegah adanya tindak kecurangan yang dilakukan oleh pelaku pasar modal yang dapat merugikan investor. Beberapa penelitian mengenai Internet Financial Reporting (IFR) di sektor perbankan antara lain Saud et al., (2019) yang melakukan penelitian mengenai analisis pengungkapan Internet Financial Reporting Perusahaan Asuransi-Perbankan Syariah di Indonesia-malaysia, Insani dan Suprayogi (2016) yang melakukan penelitian mengenai Internet Financial Reporting: Studi Komparasi Bank Umum Syariah di Indonesia dan Malaysia.

Berdasarkan latar belakang dan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya tentang internet financial reporting sebagai variabel dependen, maka didapat hasil yang beragam dengan variabel yang bervariatif. Serta riset yang membahas topik ini juga masih terbilang jarang di Indonesia begitupun

(24)

8

dengan objek penelitian yang menggunakan Bank terutama Bank syariah, karena perbankan berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali melalui berbagai media pembiayaan. Jadi, perbankan memiliki kaitan yang dekat dan erat dengan masyarakat. Oleh karena itu, perbankan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam melaporkan kinerja keuangannya kepada masyarakat. Sehingga peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang serupa dan untuk mengkaji kembali secara mendalam tentang sejauh mana perbankan terutama perbankan syariah yang listing di Otoritas Jasa Keuangan memanfaatkan internet untuk meningkatkan kemampuan perusahaan mengkomunikasikan informasi yang dimilikinya.

Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan pelaporan keuangan melaui internet (Internet Financial Reporting). Selain itu, peneliti juga ingin melihat konsistensi dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Peneliti berkeinginan untuk menguji bagaimana pengaruh good corporate govervanance, ukuran perusahaan, leverage, dan reputasi auditor terhadap Internet Financial Reporting (IFR) dalam perbankan syariah. Berdasarkan alasan diatas, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka identifikasi masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perbankan syariah untuk melakukan pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial Reporting).

(25)

9 C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini terbatas hanya pada:

1. Faktor-faktor yang terdiri dari good corporate governance (ukuran komite audit, komisaris independen), ukuran perusahaan, leverage, dan reputasi auditor.

2. Perbankan syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan periode 2016-2019.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaruh Ukuran Komite Audit Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)?

2. Bagaimana Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)?

3. Bagaimana Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)?

4. Bagaimana Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)?

5. Bagaimana Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Pengaruh Ukuran Komite Audit Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

2. Mengetahui Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

3. Mengetahui Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

(26)

10

4. Mengetahui Pengaruh Leverage Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

5. Mengetahui Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting (IFR)

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak, diantaranya:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan melalui internet.

2. Bagi Akademisi

Untuk menambah wawasan mengenai pengetahuan terapan dan menambah referensi bagi peneliti dimasa yang akan datang mengenai Internet Financial Reporting (IFR) dalam perbankan syariah, dan juga bagi yang ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

3. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memahami lebih dalam mengenai Internet Financial Reporting (IFR) dalam perbankan syariah. Dan dengan melakukan penelitian ini penulis akan lebih dapat memahami penerapan dari teori-teori yang didapat selama dibangku kuliah, terutama yang berkaitan dengan judul yang dipilih.

(27)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam (Insani, 2016) menjelaskan bahwa hubungan keagenan didefinisikan sebagai kontrak antara satu orang atau lebih (principal) dengan orang lain (agen) yang bertujuan untuk melakukan sejumlah jasa atas nama mereka (principal) serta mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agen.

Hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak antara agen dan prinsipal. Menurut Lestari dan Chairiri (2007), terdapat tiga macam hubungan keagenan didalam kerangka teori keagenan, yaitu:

a. Hubungan keagenan antara manager dengan pemilik (Bonus Plan Hypothesis)

b. Hubungan keagenan antara manajer dengan kreditur (Debt/Equity Hypothesis)

c. Hubungan keagenan antara manajer dengan pemerintah (Political Cost Hypothesis)

Dalam hal tersebut berarti terdapat kecenderungan bagi manajer untuk melaporan informasi dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan kemampuan mereka dalam hal hubungannya dengan pemilik, kreditur maupun pemerintah. Sehingga, Internet Financial Reporting merupakan media manajer untuk menyampaikan informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam keagenan.

Teori keagenan mengasumsikan bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimumkan kepentingan dirinya sendiri. Masing masing

(28)

12

individu diasumsikan termotivasi oleh kepentingan sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agen.

Masalah keagenan juga akan timbul jika pihak manajeman atau agen perusahaan tidak memiliki saham mayoritas perusahaan. Karena hal tersebut menjadikan pihak manajemen ini dapat bertindak tidak untuk memaksimumkan keuntungan yang dinginkan dari pihak pemegang saham, tetapi manajemen dapat mengambil keuntungannya sendiri. Karena keadaan tersebut untuk meyakinkan principal agar manajer bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost yang meliputi antara lain: pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakan-tindakan manajer yang tidak diinginkan serta opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.

2. Teori Sinyal (Signal Theory)

Teori sinyal merupakan teori yang menjelaskan bahwa perusahaan harus memanfaatkan informasi laporan keuangan untuk memberi sinyal positif maupun negatif kepada pihak pemakai laporan keuangan. Dorongan untuk mengungkap informasi ini muncul sebagai salah satu cara untuk mengatasi asimetri informasi antara pihak internal perusahaan dengan pihak eksternal karena perusahaan memiliki informasi lebih banyak mengenai apa yang sudah dilakukan perusahaan dan prospek perusahaan dari pada pihak eksternal (Wolk et al., (2001) dalam (Narsa, 2014)).

Dalam teori sinyal ini perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan mengungkapkan informasi yang baik dan berkualitas, sedangkan perusahaan yang tidak memiliki kinerja yang baik tidak mengungkapkan informasi yang baik dan berkualitas melainkan perusahaan tersebut lebih menyembunyikan kinerja mereka. Oleh karena itu, IFR merupakan media

(29)

13

yang digunakan perusahaan untuk mengungkapan informasinya kepada pemakai informasi tersebut (Dolinšek, 2017).

Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang sehingga dapat mengingkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan (Wolk et al., 2000 dalam Lestari dan Chairiri 2007).

3. Laporan Keuangan (Financial Reporting)

Menurut (Harahap, 2008) laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan/atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan keuangan merupakan signal untuk mengkomunikasikan informasi tentang perusahaan yang dimiliki manajemen perusahaan kepada investor. Informasi yang diberikan oleh manajemen perusahaan dapat menjadi informasi yang baik maupun informasi yang buruk bagi investor. Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat pengungkapan yang memadai oleh investor dipandang sebagai laporan keuangan yang berisiko. Apabila investor menilai sesuatu perusahaan berisiko tinggi berdasarkan laporan keuangan yang diberikan, maka nilai return yang diharapkan oleh investor juga tinggi, yang pada gilirannya akan menyebabkan tingginya biasa ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Reskino dan Sinaga, 2016)

Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Keuangan (SAK) yang ditelah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

(30)

14

Berdasarkan PSAK 01 revisi 2013 laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.

b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode.

c. Laporan perubahan ekuitas selama periode. d. Laporan arus kas selama periode.

e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelas lain.

f. Laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya. a. Luas Pengungkapan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dikatakan baik ditunjukan dengan tingkat keluasan pengungkapan sebagai salah satu indikator. Semakin luas tingkat pengungkapan maka semakin akurat informasi yang diberikan. (Suharto & Saiful, 2017) mengidentifikasikan bahwa laporan keuangan dapat disajikan dengan 3 konsep, yaitu:

a) Pengungkapan cukup (adequate disclosure) yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku.

b) Pengungkapan wajar (fair disclosure) yaitu pengungkapan yang mengandung sasaran etis informasi yang layak bagi investor. c) Pengungkapan penuh (full disclosure) yaitu pengungkapan yang

mewajibkan atas semua informasi yang relevan. 4. Akuntansi Perbankan Syariah

Secara umum, bank dapat diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut (Mauludi, 2015) akuntansi perbankan syariah dapat didefinisikan sebagai sebuah seni mencatat, mengklasifikasi, meringkas, melaporkan dan menganalisa dengan cara tertentu dan dalam ukuran

(31)

15

moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umum bersifat keuangan berdasarkan nilai-nilai syariah yang bertujuan memberikan informasi kuantitatif yang bersifat financial mengenai suatu bisnis keuangan perbankan syariah sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pemakainya. Menurut (Harahap, 2005) akuntansi perbankan syariah mempunyai beberapa tujuan antara lain:

a. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan/atau kegiatan kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip syariah yang berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebijakan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis islami.

b. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai laporan dalam pengambilan keputusan

c. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.

Menurut Harahap (2005) proses akuntansi perbankan syariah merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan seorang akuntan atau bagian pebukuan dalam menyusun laporan keuangan bank. Kegiatan itu meliputi:

a. Laporan posisi keuangan (Neraca) b. Laporan Laba Rugi

c. Laporan Perubahan Ekuitas d. Laporan Arus Kas

e. Catatan Atas Laporan Keuangan f. Laporan Investasi Terikat

g. Laporan sumber dan penggunaan dana Al Al-qardhul hasan h. Laporan sumber dan penggunaan dana ZIS

5. Internet Financial Reporting (IFR)

Internet Financial Reporting (IFR) merupakan suatu penyajian pelaporan keuangan perusahaan melalui internet atau website resmi

(32)

16

perusahaan dimana hal tersebut merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan. Internet Financial Reporting hadir dan berkembang sebagai alat yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan informasi terkait perusahaan, baik informasi keuangan, informasi bisnis, maupun informasi perusahaan. Penggunaan internet ini menyebabkan pelaporan keuangan menjadi lebih cepat dan mudah diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun, selain itu, penyebarluasan informasi yang disampaikan kepada pasar tersebut dapat mempengaruhi reaksi pasar atau reaksi investor. Kemudian informasi tersebut dijadikan bahan pertimbangan bagi investor untuk pengambilan keputusan (Narsa, 2014).

Dalam menerapkan IFR, setiap perusahaan biasanya memiliki alasannya tersendiri. Financial Accounting Standards Board (FASB) menyebutkan beberapa motif yang melatarbelakangi dilakukannya pelaporan keuangan melalui website pada suatu perusahaan, yaitu:

1. Mengurangi biaya dan waktu untuk mendistribusikan informasi 2. Berkomunikasi dengan pengguna informasi yang tak dikenal

3. Melengkapi praktik pengungkapan informasi yang biasa dilakukan dengan format cetak (tradisional)

4. Meningkatkan jumlah dan jenis data yang diungkapkan

5. Meningkatkan akses kepada investor potensial bagi perusahaan kecil Secara kontitusional, peraturan terkait IFR atau pelaporan keuangan melalui internet di Indonesia telah diatur dalam keputusan ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Nomor Kep-431/BL/2012 Pasal 3 yang menyatakan bahwa emiten atau perusahaan publik yang telah memiliki halaman website sebelum berlakunya peraturan ini wajib memuat laporan tahunan halaman website. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak berlakunya peraturan ini, perusahaan publik wajib memiliki halaman website dengan memuat laporan tahunan (Saud et al., 2019). Peraturan terkait tata cara penyampaian laporan keuangan secara

(33)

17

elektronik oleh emiten atau perusahaan publik juga diatur dalam peraturan OJK Nomor 7/POJK.04/2018 tahun 2018.

Menurut Cheng et al., (2000) dalam (Widari et al., 2018)kualitas pelaporan keuangan melalui internet dapat dinilai melalui empat komponen, yaitu:

a. Isi/Content, dalam hal ini meliputi pengungkapan informasi keuangan, seperti laporan tahunan, laporan triwulan, laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan, catatan atas laporan keuangan, laporan auditor, dan laporan pimpinan perusahaan. Selain itu informasi mengenai perusahaan seperti visi misi, susunan pengurus dan kontak untuk hubungan langsung dengan investor serta laporan tanggungjawab sosial perusahaan, dan bahasa-bahasa yang disediakan dalam website perusahaan dan informasi tentang saham perusahaan. Informasi keuangan yang diungkapkan dalam bentuk HTML akan mendapat skor yang lebih tinggi dibandingkan dalam bentul PDF. Perbedaan skor ini dikarenakan penggunaan format HTML akan lebih memudahkan pengguna dalam mengakses informasi keuangan perusahaan secara lebih cepat.

b. Ketepatan waktu (Timeliness), dalam hal ini berkaitan dengan ketepatan waktu perusahaan dalam memperbaharui informasi dan data dalam website perusahaan seperti siaran pers, kutipan saham, laporan triwulan terbaru yang belum diaudit, pernyataan visi atau pandangan kedepan dan grafik keuntungan yang diharapkan di masa depan. Komponen ketepatan waktu ini dapat dikatakan berkualitas apabila perusahaan menyajikan informasi dalam website perusahaan secara tepat waktu.

c. Pemanfaatan teknologi (Technology), dalam hal ini berkaitan dengan pemanfaatan teknologi yang digunakan oleh perusahaan dalam pelaporan informasi keuangan melalui internet yaitu teknologi yang

(34)

18

tidak dapat disediakan oleh media cetak, seperti penggunaan teknologi multimedia, analysis tools (seperti Excel’s Pivot Table), slide presentasi, dan fitur-fitur lanjutan (seperti Implementasi “Intelligent Agent” atau XBRL). Pemanfaatan teknologi ini dapat dikatakan berkualitas apabila perusahaan menerapkan teknologi yang canggih dengan maksimal dalam website perusahaan.

d. Dukungan pengguna (User Support), dalam hal ini berkaitan dengan layanan-layanan dan fasilitas yang disediakan perusahaan dalam website perusahaannya guna memudahkan pengguna dan investor dalam mengakses informasi dalam website perusahaan, seperti media pencarian dan navigasi yaitu help and FAQ, link to homepage, link to top, site map, site search dan konsistensinya dalam menerapkan desain pada website perusahaan, selain itu juga klik yang dibuthkan pengguna dalam mengakses informasi keuangan perusahaan.

Berbagai format yang dapat digunakan dalam mempresentasikan laporan keuangan melalui internet yakni (Sukanto, 2011):

a. Portable Document Format (PDF)

Merupakan sebuah format file yang dikembangkan oleh Adobe Corporation untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mewakili dokumen yang asli. Semua elemen dalam dokumen asli disimpan sebagai gambaran elektronik.

b. Hypertext Markup Language (HTML)

HTML merupakan standar yang biasa digunakan untuk mempresentasikan informasi melalui internet.

c. Graphics Intechange Format (GIF)

GIF adalah sebuah format file berbentuk grafik, dengan meringkas mengenai gambaran informasi tanpa mengurangi informasi tersebut, yang dapat dibaca oleh kebanyakan pengguna.

(35)

19

Sebuah format grafik yang digunakan untuk meringkas foto agar mempunyai ukuran yang dapat digunakan dalam website.

e. Microsoft Excel Spreadsheet

Sebuah aplikasi computer yang berupa spreadsheet dengan menyimpan, memperlihatkan dan memanipulasi data yang disusun dalam kolom dan lajur.

f. Microsoft Word

Ms. Word merupakan aplikasi program komputer yang paling banyak digunakan dalam IFR.

g. Zip Files

Winzip adalah program windows yang mengizinkan para pengguna untuk menyimpan dan meringkas dokumen informasi sehingga mereka dapat menyimpan dan mendistribusikan informasi tersebut dengan lebih efisien.

h. Macromedia Flash Software

Merupakan standar untuk mengirim informasi dengan cepat. i. Real Networks Real Player Software

Format yang menggunakan efek video. j. Macromedia Shockwave Software

Shockwave merupakan bagian dari multimedia player.

The Steering Committee of the Bank Umum Syariahiness Reporting Research Project (FASB, 2000) dalam Insani (2016) menyebutkan beberapa motif perusahaan dalam meyajikan informasi melalui internet: a. Mengurangi biaya cetak dan posting laporan tahunan (annual report). b. Akses yang lebih luas daripada praktik tradisional.

c. Memberikan informasi yang terkini.

d. Mempercepat waktu dalam distribusi informasi.

e. Menjalin komunikasi dengan konsumen yang tidak teridentifikasi sebelumnya.

(36)

20

g. Meningkatkan jumlah dan data yang diungkapkan.

h. Memperbaiki akses pada investor potensial untuk perusahaan kecil. 6. Good Corporate Governance (GCG)

a. Pengertian Good Corporate Governance

Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation & development) Corporate Governance merupakan kumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, direksi dan pemegang saham dan pihak lain yang berkepentingan dalam perusahaan. GCG yang baik dapat memberikan perangsang atau insentif yang baik bagi pemegang saham dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham dan memfasilitasi pemonitoran yang efektif.

b. Manfaat Good Corporate Governance

Good Corporate Governance akan memberikan empat manfaat besar yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders

2. Meningkatkan corporate value. 3. Meningkatkan kepercayaan investor.

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan c. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance

Good Corporate Governance memiliki beragam tujuan. Beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penerapan Good Corporate Governance diantaranya sebagai berikut:

1. Implementasi mekanisme Corporate Governance diharapkan dapat mengurangi masalah-masalah yang timbul sebagai akibat dari adanya masalah keagenan.

(37)

21

2. Kesadaran mengenai praktik Corporate Governance akan mendorong transparansi perusahaan.

3. Mencegah terjadinya praktik-praktik yang tidak sehat seperti perdagangan orang dalam (insider trading), akuisisi internal dan transaksi hubungan istimewa yang merugikan pemegang saham minoritas.

4. Mendorong terciptanya iklim persaingan yang sehat dalam suasana keterbukaan informasi.

d. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance 1. Keterbukaan (Transparancy)

Dalam prinsip ini, informasi harus diungkapkan secara tepat waktu dan akurat. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Audit yang dilakukan atas informasi dilakukan secara independen. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip ini memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya. Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris bertanggungjawab atas keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan nasehat kepada direksi atas pengelolaan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemegang saham bertanggungjawab atas keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan perusahaan.

(38)

22 3. Tanggungjawab (Responsibility)

Prinsip ini menuntut perusahaan maupun pimpinan dan manajer perusahaan melakukan kegiatannya secara bertanggung jawab. Sebagai pengelola perusahaan hendaknya dihindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat pada undang-undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bisnis perusahaan.

4. Kemandirian (Independency)

Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku. Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan dalam undang-undang maupun peraturan perusahaan. 5. Keadilan (Fairness)

Secara sederhana kewajaran (fairness) bisa didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak pemodal, sistem hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi hak-hak investor.

Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

(39)

23

e. Mekanisme Good Corporate Governance 1. Struktur Kepemilikan Saham

Struktur kepemilikan saham merupakan mekanisme Corporate Governance yang penting, karena hal tersebut menentukan sifat dari agency problem di dalam perusahaan.

Kepemilikan saham oleh manajemen akan mengurangi agency problem diantara manajer dan pemegang saham, yang dapat dicapai melalui peneyelarasan kepentingan diantara pihak-pihak yang berbenturan kepentingannya. Disisi yang lain, manajer yang memiliki saham perusahaan dalam porsi yang besar memiliki lebih banyak insentif untuk mengutamakan kepentingannya sendiri dari pada kepentingan semua pemegang saham.

2. Auditing

Teori keagenan menekankan bahwa pemisahan antara kepemilikan saham dan pengendalian menyebabkan terjadinya benturan kepentingan antara principal dan agen. Dalam hubungan keagenan seperti ini, untuk memastikan bahwa agen (manajer) akan bertindak untuk memaksimalkan kepentingan principal (pemegang saham), maka principal memerlukan biaya untuk memonitor. Biaya monitoring ini digunakan untuk mempekerjakan auditor untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang disusun oleh manajemen. Dalam konteks ini, auditor meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang diaudit, yang diharapkan dapat menyelesaikan agency problem.

Kualitas audit yang baik akan meningkatkan kredibilitas informasi akuntansi, yang akan meningkatkan ketergantungan investor terhadap informasi akuntansi tersebut. Hal ini pada akhirnya akan memberikan sarana bagi investor untuk memonitor perusahaan dan manajemennya secara efektif, serta

(40)

24

memungkinkan investor untuk mengukur prospek perusahaan dan membandingkannya dengan berbagai kemungkinan investasi. Oleh karena itu, auditing merupakan mekanisme Corporate Governance yang penting yang dapat dipergunakan untuk mengurangi agency problem.

3. Komite Audit

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris.

Teori keagenan memprediksikan bahwa pembentukan komite audit merupakan cara untuk menyelesaikan agency problems. Hal ini dikarenakan fungsi utama komite audit adalah mereview pengendalian internal perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit. Dengan membantu pembentukan pengendalian internal yang baik, komite audit dapat memperbaiki kualitas keterbukaan. Ho dan Wong (2001) membuktikan bahwa voluntary disclosure berasosiasi secara positif dengan keberadaan komite audit. Dengan kata lain, komite audit melayani kepentingan pemegang saham dengan melindungi hak-haknya melalui pengawasan terhadap perilaku agen.

Komite audit merupakan mekanisme Corporate Governance yang penting. Sejak awalnya, komite audit sudah berubah secara signifikan, dan saat ini dianggap sebagai salah satu karakteristik Corporate Governance yang efektif. Birkett (1986) beragumentasi bahwa komite audit menjaga independensi dari eksternal auditor. Lebih jauh lagi, Knapp (1987) menyimpulkan bahwa komite audit memperkuat posisi auditor bila terdapat perbedaan pendapat dengan manajemen. Dalam hal ini,

(41)

25

independensi komite audit dapat membantu eksternal auditor dalam berargumentasi dengan manajemen.

4. Dewan pengurus (Board of Directors)

Peranan dewan pengurus diperlukan karena pemegang saham yang tersebar membuat sulit pemegang saham minoritas untuk menonitor dan mengontrol manajemen perusahaan. Hal tersebut membatasi kesempatan bagi pemegang saham untuk mengeliminasi agency cost.

Dewan pengurus merupakan suatu mekanisme untuk meminimalkan agency problem karena peranannya dalam memonitor dan mendisiplinkan manajemen atas nama pemegang saham.

7. Ukuran Perusahaan

Menurut Sudharmadji (2008) dalam (Putri & Azizah, 2019) besarnya ukuran perusahaan dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar, semakin besar total aktiva penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanamkan maka semakin besar total aktiva yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi nilai penjualan maka semakin besar perputaran uang didalam perusahaan. Semakin besar nilai kapitalisasi pasar maka semakin dikenal produk yang dihasilkan perusahaan.

Berdasarkan teori agensi biasa agensi dapat meningkat berdasarkan ukuran perusahaan, ketika perusahaan yang berukuran besar maka dapat memiliki asimetri informasi yang lebih tinggi antara manajer (agen) dengan pemegang saham (principal) yang akan menyebabkan manajer untuk memilih kebijakan dalam memaksimalkan kepentingan manajer sendiri. (Widayanti & Juliarto, 2016). Kemudian, karena adanya asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham juga mengakibatkan manajemen memiliki insentif untuk memberikan pengungkapan sukarela, termasuk

(42)

26

pelaporan keuangan melalui internet sebagai mekanisme untuk mengurangi biaya agensi (Mokhtar, 2017). Teori agensi ini mendukung variabel ini karena dalam teori keagenan dikatakan bahwa bank-bank besar mengalami asimetri informasi lebih tinggi antara manajer dan pemegang saham dibandingkan dengan bank-bank kecil.

8. Leverage

1. Pengertian leverage

Leverage merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Jika leverage perusahaan tinggi maka menunjukan tinggi juga operasional perusahaan yang didanai melalui utang. Semakin tinggi leverage maka semakin tinggi informasi yang akan diungkap. Hal ini dilakukan untuk mengubah fokus kreditor dan investor agar tidak fokus pada leverage yang tinggi (Marliana dan Almunawarah, 2018).

Jansen dan Meckling, (1976) dalam Fiendy et al., (2018) menyatakan bahwa penerbitan obligasi mendorong manajer untuk meyakinkan kreditor bahwa perusahaan akan melunasi kewajiban utangnya melalui penyampaian informasi tentang rencana perusahaan untuk berinvestasi yang memberikan ekspansi timbal balik yang tinggi untuk menutupi utang perusahaan. Ketika leverage meningkat, manajer dapat menggunakan IFR untuk membantu menyebarkan informasi perusahaan yang positif untuk "mengaburkan" kreditor dan kekhawatiran pemegang saham untuk tidak terlalu fokus pada leverage perusahaan yang tinggi karena pelaporan keuangan melalui Internet dapat mengandung lebih banyak informasi daripada pelaporan berbasis kertas.

2. Jenis-jenis leverage

Menurut Rodoni dan Ali (2014) ada beberapa jenis mengenai leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage), leverage keuangan (financial leverage), dan gabungan dari leverage operasi dan

(43)

27

leverage keuangan yang disebut combined leverage. Adapun sebagai berikut:

a. Leverage Operasi

Leverage operasi merupakan leverage yang timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva untuk menutup biaya-biaya tetap. Biaya tersebut merupakan semua biaya-biaya operasi tetap misalnya biaya penyusutan gedung dan peralatan kantor, uang sewa gedung, gaji pegawai dan biaya lain-lain, kecuali bunga utang.

Rodoni dan Ali (2014) menyatakan bahwa leverage operasi adalah penggunaan aktiva dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap.

b. Leverage Keuangan

Menurut Rodoni dan Ali (2014) menyatakan bahwa financial leverage merupakan penggunaan modal pinjaman di samping modal sendiri dan untuk itu perusahaan harus membayar beban tetap berupa bunga.

c. Combined Leverage

Menurut Rodoni dan Ali (2014) merupakan salah satu ukuran yang dipergunakan apabila suatu perusahaan ingin mengetahui secara sekaligus pengaruh leverage secara keseluruhan, perusahaan dapat mengkombinasikan tingkat leverage operasi dan tingkat leverage keuangan, sehingga diperoleh suatu angka yang dapat mengukur secara langsung pengaruh perubahan penjualan dengan EPS.

9. Reputasi Auditor

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan

(44)

perundang-28

undangan yang berusaha dibidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.

Pengertian reputasi auditor atau ukuran KAP (Kantor Akuntan Publik) menurut Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik pasal 1 butir 3 menyebutkan bahwa:

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya.

Menurut pasal 16 tentang bentuk badan usaha KAP adalah sebagai berikut:

a) Badan usaha KAP dapat berbentuk: a. Perseorangan; atau b. Persekutuan.

b) KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin.

c) KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah persekutuan perdata atau persekutuan firma.

d) KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang Akuntan Publik, dimana masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin rekan.

e) Dalam hal KAP berbentuk usaha persekutuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mempunyai rekan non Akuntan Publik, persekutuan dapat didirikan dan dijalankan apabila paling kurang 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari seluruh sekutu adalah Akuntan Publik.

Ukuran KAP dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu kategori Big Four dan non Big Four, KAP Big four adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Pricewaterhouse Coopers, Ernst & Young, KPMG. KAP tersebut merupakan KAP asing, sedangkan untuk KAP Big Four di Indonesia

(45)

29

adalah KAP yang berafiliasi dengan KAP asing tersebut. Beberapa KAP Indonesia yang berafiliasi dengan KAP Big Four adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

KAP Indonesia yang Berafiliasi dengan KAP Big Four

KAP KAP Big Four Alamat

1. KAP Osman Bing Satrio

Deloitte Touche Tohmatsu

The Plaza Office Tower Lt.32 Jl. M.H. Thamrin Kav 2830 Jakarta – Indonesia, Telp: +622129923100 2. KAP Purwanto, Suherman, Surja

Ernst & Young

Tower 2 Gedung Bursa Efek Indonesia, Lt.7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 – Indonesia Telp: +622152895000 3. KAP Sidharta, Sidharta dan Widjaja Klynveld, Peat, Marwick, Goerdeler (KPMG)

Lt.33 Wisma GKBI 28, Jl, Jend. Sudirman Jakarta 10210 – Indonesia Telp: +62215742333 4. KAP Tanudiredja, Wibisana & rekan Pricewaterhouse Coopers

Plaza 89 Jl. H. R. Rasuna Said Kav. X-7 No. 6 Jakarta 12940 – Indonesia P.O. Box 2473 JKP 10001 Telp.: +62215212901 Fax: +622152905555 / 52905050

(46)

30 B. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu terdapat beberapa perbedaan dan persamaan yang akan dijelaskan dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2

Daftar Penelitian-Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun) Judul Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Madadina Nur Amalina Putri dan Devi Farah Azizah (2019) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Pelaporan Keuangan Melalui Internet

 Penelitian ini mengukur ukuran perusahaan, leverage terhadap pelaporan keuangan melalui internet (Internet Fincancial Reporting).  Penelitian ini menambah variabel lain yaitu good corporate governance dan reputasi auditor.

 Populasi penelitian ini adalah perbankan syariah yang terdaftar di OJK.

Hasil penelitian ini adalah Ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting.

Bersambung pada halaman selanjutnya

(47)

31 (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Industri Dan Kimia di BEI. 2. Ilham Maulana Saud, Bustanul Ashar dan Peni Nugraheni (2019) Analisis Pengungkapan Internet Financial Reporting Perusahaan Asuransi-Perbankan Syariah di

 Penelitian ini mengukur leverage dan reputasi auditor terhadap Internet Financial Reporting.

 Penelitian ini menambah variabel lain yaitu good corporate governance dan ukuran perusahaan.

 Populasi penelitian ini adalah perbankan syariah yang terdaftar di OJK.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Indonesia reputasi auditor dan internasionalisasi memiliki dampak positif dan signifikan terhadap Internet Financial Reporting, sementara tingkat leverage, efisiensi, pertumbuhan dan tingkat pendidikan dewan komisaris tidak Bersambung pada halaman selanjutnya

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran
Tabel deskriptif menjelaskan variabel-variabel independen yaitu  ukuran komite audit, dewan komisaris independen, ukuran perusahaan,  leverage, dan reputasi auditor dan variabel dependen internet financial  reporting (IFR)
Tabel 4.7  Hasil Uji F-Test
Tabel 4.8  Hasil Uji T-test

Referensi

Dokumen terkait

2.1 Be able to respond to the meaning on the monolog text using spoken language varieties accurately, fluently, and acceptably in the daily life context in form of: report,

Dengan meneliti keberadaan air tanah dangkal yang memanjaatkan data muka air tanah dibawah permukaan tanah pada sumur penduduk di Pulau Bawean, maka dapat diketahui

Sebagai seorang muslim yang berprofesi sebagai pengajar dan pembelajar yang belajar bahasa Indonesia juga harus mengetahui bahwa kaidah dalam bahasa Indonesia

Penilitian Kawasan Peterongan pada penggal jalan MT Haryono mulai perempatan Lamper Sari sampai pertigaan Sompok bertujuan untuk mendapatkan pengaruh parkir dan activity

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah ; Bagaimana perbedaan proses merarik pada kaum

Sutomo Surabaya tahun 2009, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia ibu dan paritas terhadap kejadian pre eklampsia dengan nilai

Kurikulum Berbasis Kompetensi ini terdiri dari: (1) Pedoman Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Universitas Muria Kudus; (2) Pedoman Pelaksanaan Kurikulum

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur