• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Kaveling atau Petak Lahan yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok menjadi sejumlah kaveling atau petak lahan dengan ukuran, bentuk,

pengelompokan dan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: a) bentuk dan ukuran kaveling, b) pengelompokan dan konfigurasi kaveling; dan c) ruang terbuka dan tata hijau.

3. Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok atau kaveling. Pengaturan ini terdiri atas: a) pengelompokna bangunan; b) letak dan orientasi bangunan; c) sosok massa bangunan; dan d) ekspresi arsitektur bangunan. 4. Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan yaitu perencanaan

pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro (blok atau kawasan). Pengaturan ini terdiri atas: a) ketinggian bangunan; b) komposisi garis langit bangunan; dan c) ketinggian lantai bangunan.

Prinsip pengendalian tata bangunan adalah sebagai berikut:

1. Secara fungsional meliputi optimalisasi dan efisiensi, kejelasan pendefinisian ruang yang diciptakan, keragaman fungsi dan aktivitas yang diwadahi, skala dan proporsi ruang yang berorientasi pada pejalan kaki, fleksibilitas, pola hubungan atau konektivitas, kejelasan orientasi dan kontinuitas, kemudahan layanan dan menghindari eksklusivitas.

2. Secara fisik dan non-fisik meliputi pola, dimensi dan standar umum; estetika, karakter dan citra kawasan; kualitas fisik; dan ekspresi bangunan dan lingkungan.

3. Dari Sisi Lingkungan meliputi keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar, keseimbangan dengan daya dukung lingkungan, kelestarian ekologis kawasan, dan pemberdayaan kawasan.

VII - 37 Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan,yang tidak sekedar terbentuk sebagai elemen tambahan ataupun elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik.

Komponen penataan sistemRuang Terbuka dan Tata Hijau adalah sebagai berikut: 1. Sistem ruang terbuka umum (kepemilikan publik aksesibilitas publik);

2. Sistem ruang terbuka pribadi (kepemilikan pribadi aksesibilitas pribadi);

3. Sistem ruang terbuka privat yang dapat diakses oleh umum (kepemilikan pribadi aksesibilitas publik);

4. Sistem pepohonan dan tata hijau;

5. Bentang alam meliputi pantai dan laut, sungai, lereng dan perbukitan, puncak bukit dan pegunungan;

6. Area jalur hijau meliputi kawasan sepanjang sisi dalam daerah milik jalan, sepanjang bantaran sungai, sisi kiri kanan jalur kereta, sepanjang area dibawah jaringan listrik tegangan tinggi, jalur hijau yang diperuntukkan sebagai jalur taman kota.

Prinsip penataan sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau adalah sebagai berikut:

1. Secara fungsional meliputi: pelestarian ruang terbuka kawasan; aksesibilitas publik; keragaman fungsi dan aktivitas; skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi pejalan kaki; sebagai pengikat lingkungan atau bangunan; sebagai pelindung, pengaman dan pembatas lingkungan atau bangunan bagi pejalan kaki. 2. Secara Fisik dan Non-Fisik meliputi: peningkatan estetika, karakter dan citra kawasan;

kualitas fisik; kelengkapan fasilitas penunjang lingkungan.

3. Dari sisi lingkungan meliputi: keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar; keseimbangan dengan daya dukung lingkungan; kelestarian ekologis kawasan; dan pemberdayaan kawasan.

Tata Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau sub-area dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu.

VII - 38 1. Konsep identitas lingkungan, yaitu perancangan karakter lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dan non-fisik lingkungan atau subarea tertentu. Pengaturan ini terdiri dari: tata karakter bangunan atau lingkungan; tata penanda identitas bangunan atau lingkungan; dan tata kegiatan pendukung secara formal dan informal (supporting activities).

2. Konsep orientasi lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan non-fisik guna membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi. Pengaturan ini terdiri atas: sistem tata informasi (directory signage system) dan sistem tata rambu pengarah (directional signage system).

3. Wajah Jalan yaitu perancangan elemen fisik dan non-fisik guna membentuk lingkungan berskala manusia pemakainya pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas: wajah penampang jalan dan bangunan; perabot jalan (street furniture); jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian); tata hijau pada penampang jalan; elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan; dan elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.

Prinsip penataan tata kualitas lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Secara Fungsional meliputi informatif dan kemudahan orientasi; kejelasan identitas; iIntegrasi pengembangan skala mikro terhadap makro; keterpaduan atau integrasi desain untuk efisiensi; konsistensi; mewadahi fungsi dan aktivitas formal maupun informal yang beragam; skala dan proporsi pembentukan ruang yang berorientasi pada pejalan kaki; dan perencanaan tepat bagi pemakai yang tepat.

2. Secara fisik dan non-fisik meliputi: penempatan pengelolaan dan pembatasan yang tepat dan cermat; pola, dimensi dan standar umum; peningkatan estetika, karakter dan citra kawasan; kontekstual dengan elemen penatan lain; kualitas fisik menyangkut kenyamanan pejalan kaki, kenyamanan sirkualsi udara, sinar matahari dan klimatologi; dan kelengkapan fasilitas penunjang lingkungan seperti street furniture berupa kios, tempat duduk, lampu, material, perkerasan dan sebagainya.

3. Secara lingkungan meliputi: keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar; pemberdayaan berbagai kegiatan pendukung informal.

4. Dari sisi pemangku kepentingan meliputi: kepentingan bersama antar pelaku kota dan berorientasi pada kepentingan publik.

VII - 39 Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana mestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup jaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan listrik, jaringan telepon, sistem pengamanan kebakaran dan sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi.

Komponen Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan antara lain mencakup sektor berikut ini:

1. Sistem jaringan air bersih yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan

Dokumen terkait