• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMITMEN DAN KONTINJENSI

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

melaksanakan strategi operasional yang selaras dengan:

Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kerangka dasar manajemen resiko yang kuat, yaitu suatu kesatuan dari proses manajemen resiko dalam pengelolaan bisnis serta kegiatan operasional Bank.

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk telah memiliki kerangka dasar manajemen risiko yang mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha, transaksi dan produk Bank, termasuk produk dan aktivitas baru.

Hal tersebut berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar pengelolaan risiko yang berlaku dengan menjaga keseimbangan antara fungsi pengendalian usaha yang efektif, kebijakan yang jelas dalam pengelolaan risiko, dan target bisnis yang ditetapkan sebelumnya.

Kerangka dasar manajemen risiko tersebut dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, yang terdiri dari :

Penerapan manajemen risiko melibatkan pengawasan aktif oleh Direksi dan Dewan Komisaris Bank. Pengawasan dilakukan sesuai tugas dan tanggung jawab yang diemban dan dilakukan secara berkala dan konsisten, sekurang-kurangnya setiap bulan. Dalam hal ini, Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap penerapan manajemen risiko secara menyeluruh, termasuk memberikan persetujuan atas kebijakan, memberikan batasan risiko sebagai acuan pengambilan risiko oleh Bank, serta melakukan pengawasan atas pelaksanaannya. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

Sedangkan, Direksi bertanggungjawab untuk melakukan pengelolaan risiko, memastikan efektivitas manajemen risiko, memastikan kepatuhan terhadap risk appetite, mengembangkan budaya manajemen risiko, serta memberikan perhatian khusus pada area risiko tertentu. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut, Direksi telah membentuk komite yang membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, yang terdiri dari Komite Manajemen Risiko, Komite Kredit, Asset and Liability Committee (ALCO), serta Komite Pemantau Teknologi Informasi. Selain itu, Direksi juga telah membentuk satuan

3.

tersebut ditetapkan secara jelas dengan cakupan yang selaras dengan Visi, Misi serta strategi bisnis Bank. Adapun kebijakan pedoman dan prosedur manajemen risiko yang dikeluarkan oleh Bank merupakan bagian dari sistem dan prosedur yang wajib dipatuhi oleh seluruh jajaran Bank.

Dalam menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko, Bank menetapkan limit risiko yang telah diusulkan oleh unit-unit kerja operasional dan disampaikan kepada Direktorat Risk Management untuk dianalisis. Kajian manajemen risiko akan direkomendasikan kepada Komite Manajemen Risiko untuk diusulkan kepada Direksi guna pengambilan keputusan. Hasil penetapan limit risiko tersebut dituangkan dalam kebijakan, pedoman dan prosedur manajemen risiko agar dapat dikelola secara tepat. Guna memastikan kecukupannya, kebijakan, prosedur dan limit risiko senantiasa diawasi dan di-review secara periodik oleh unit-unit kerja operasional dan pelaksana fungsi manajemen risiko. Proses review yang dilakukan memperhatikan perubahan seluruh aspek internal dan eksternal Bank, termasuk perubahan ketentuan perbankan oleh regulator sehingga sejalan dengan perkembangan bisnis Bank dan ketentuan regulator yang berlaku. Selain itu, proses review penetapan limit yang terkait dengan setiap jenis risiko dilakukan dengan mempertimbangkan perkembangan bisnis, kompleksitas aktivitas, karakteristik produk atau jasa, data historis, maupun kecukupan modal yang tersedia.

Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko.

Proses manajemen risiko, yakni identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, mulai dilakukan pada masing-masing unit kerja, di mana risiko tersebut melekat, sesuai dengan kebijakan terkait. Sedangkan, Direktorat Manajemen Risiko berperan dalam menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko disertai dengan cara dan metodologinya, serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menguji pengukuran serta melaporkan risiko yang disampaikan para pemilik risiko tersebut. Laporan hasil Direktorat Manajemen Risiko, yang dimuat dalam Laporan Profil Risiko, disampaikan kepada Direksi dan Komite Manajemen Risiko secara bulanan, serta kepada Otoritas Jasa Keuangan secara triwulanan dengan tepat waktu. Penyampaian laporan tersebut disertai dengan penyampaian beberapa jenis laporan lainnya kepada manajemen terkait.

• a. b. c. a. b. c.

Direktorat Treasury, yaitu Dealer: melakukan pengelolaan dan pengawasan risiko pasar dan risiko likuiditas; dan

Unit kerja operasional lainnya, yaitu Customer Service , Teller dan Kepala Kantor Layanan : melakukan pengelolaan dan pengawasan risiko operasional di Kantor Layanan.

Dalam rangka menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential principles) dan penerapan sistem peringatan dini (early warning system) , Direktorat Risk Management dilibatkan dalam siklus proses aktivitas front office, dengan cara:

Melakukan review independen kredit terhadap calon debitur sesuai batasan/limit dan ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi;

Melakukan identifikasi dan penilaian risiko atas setiap permohonan penyimpangan dari ketentuan operasi yang diajukan oleh unit kerja operasional sesuai batasan/limit dan ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi; dan

Melakukan kajian risiko atas setiap rencana penerbitan produk atau aktivitas baru dan menganalisa risiko atas proses user acceptance test (UAT) untuk pengembangan produk atau aktivitas yang telah ada maupun rencana penerbitan produk atau aktivitas baru, serta memberikan rekomendasi berupa saran dan masukan terhadap setiap draft kebijakan dan prosedur yang akan diterbitkan oleh Bank.

serta sistem informasi manajemen risiko. (lanjutan)

Adapun penerapan proses manajemen risiko tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Front office , merupakan jabatan kerja operasional yang dimiliki oleh Bank dalam

melaksanakan transaksi secara langsung, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, serta mengelola portofolio Bank, dengan tetap memperhatikan konsep yang ditetapkan oleh manajemen risiko, yaitu:

Account Officer , Pimpinan Cabang, Direktorat Kredit Korporasi Komersil & FI, dan

Direktorat Kredit Komersil : melakukan analisis kredit, rating kredit, pengawasan kredit (account supervisory), pengelolaan kredit (account maintenance), dan monitoring kredit;

- Direktorat Manajemen Risiko a) b) c) d) e) f) -•

- Direktorat Manajemen Resiko a)

b)

c)

- Kecukupan kerangka manajemen risiko. - Keakuratan metodologi penilaian risiko. - Kecukupan sistem informasi manajemen risiko.

serta sistem informasi manajemen risiko (lanjutan)

Middle office (unit manajemen risiko) merupakan bagian pendukung operasional yang

diantaranya melakukan pengaturan dan penyusunan pedoman/prosedur operasional serta pengawasan operasional, serta melakukan manajemen portofolio secara bank wide , yaitu:

Mengembangkan prosedur dan alat untuk identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko.

Mendesain dan menerapkan perangkat yang dibutuhkan dalam penerapan manajemen risiko.

Memantau atas implementasi kebijakan, strategi, dan kerangka manajemen risiko yang direkomendasikan oleh Komite Manajemen Risiko dan yang telah disetujui oleh Direksi bersama Komisaris.

Memantau posisi/eksposur risiko secara keseluruhan (portfolio), maupun per jenis risiko termasuk pemantauan kepatuhan terhadap toleransi risiko dan limit limit risiko yang ditetapkan oleh Direksi.

Melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan kebutuhan Bank, untuk memastikan:

Melakukan stress testing guna mengetahui dampak dari implementasi kebijakan dan strategi manajemen risiko terhadap portofolio atau kinerja Bank secara keseluruhan. Memberikan rekomendasi kepada unit kerja bisnis dan/atau kepada Komite Manajemen Risiko terkait penerapan manajemen risiko antara lain mengenai besaran atau maksimum eksposur risiko yang dapat dipelihara Bank.

Sub Direktorat Sistem dan Prosedur, berperan dalam mempersiapkan pedoman dan prosedur operasional Bank.

Back office merupakan bagian akhir dari proses operasional, yang diantaranya, melakukan

penyelesaian transaksi dan pengambilan keputusan diantaranya:

Memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan, strategi dan kerangka manajemen risiko.

Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko kepada Direksi, Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko secara berkala atau paling kurang secara triwulanan. Frekuensi laporan akan ditingkatkan apabila kondisi pasar berubah dengan cepat.

-• Sistem informasi manajemen risiko

-

Dokumen terkait