• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Komponen Standar Pengelolaan Pendidikan

3. Pengawasan dan Evaluasi

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional/ Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI/SBI), program akselerasi, program sekolah inklusi, serta program lainnya yang mendukung pengelolaan pendidikan di sekolah dan peningkatan mutu layanan.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program sekolah meliputi penyusunan pedoman sekolah, pembuatan struktur organisasi sekolah dan pelaksanaan kegiatan sekolah. Pedoman sekolah meliputi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), kalender pendidikan/ akademik, struktur organisasi sekolah, pembagian tugas mengajar guru, pembagian tugas tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib sekolah, kode etik sekolah, dan biaya operasional sekolah. Pada pelaksanaan kegiatan sekolah terbagi dalam delapan bidang, yaitu bidang kesiswaan, kurikulum dan pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan, budaya dan lingkungan, peran hubungan masayarakat dan kemitraan, serta bidang lain yang berfungsi sebagai peningkatan dan pengembangan mutu.

3. Pengawasan dan Evaluasi

Suharsimi Arikunto (2008: 2) menyatakan bahwa terdapat tiga unsur dalam pengertian pengawasan, yaitu (1) obyek yang diawasi, (2) proses dalam pengawasan, dan (3) hasil dari pengawasan. Berdasarkan hal tersebut maka, pengawasan adalah proses mengamati suatu obyek secara menyeluruh dan dengan cermat, kemudian membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi harapan

40

untuk setiap obyek yang diawasi. Secara etimologis, menurut S.Wajowasito dan W.J.S. Poerwadarminta (NA. Ametembum, 1993: 1) supervisi dialih bahasakan dari perkataan Inggris “Supervision” yang artinya pengawasan. Berdasarkan hal tersebut, maka pengawasan disamakan dengan supervisi.

Menurut Daman Hermawan, Sukarti Nasihin, dan Nur Aedi (2009: 6) supervisi diarahkan pada tiga kegiatan, yaitu supervisi akademis, supervisi administrasi, dan supervisi lembaga. Ketiga kegiatan tersebut, masing-masing memiliki garapan serta wilayah tersendiri. Supervisi akademis menitik beratkan pada pengamatan supervisor tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan akademis, diantaranya hal-hal yang langung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu. Supervisi administrasi menitik beratkan pada pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran dan administrasi lembaga sendiri diarahkan pada kegiatan dalam rangka menyebarkan objek pengamatan supervisor tentang aspek-aspek yang berada di seantero sekolah dan berperan dalam meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Supervisi kelembagaan menebarkan objek pengamatan supervisor pada aspe-aspek yang berada di lingkungan sekolah, artinya lebih bertumpu pada citra dan kualitas sekolah, sebab dapat dimaklumi bahwa sekolah yang memiliki popularitas akan menjadi lembaga pendidikan yang secara otomatis dapat menarik perhatian masyarakat yang pada gilirannya akan menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah dimaksud.

41

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan diidentikan dengan supervisi. Supervisi meliputi tiga aspek, yaitu supervisi akademik, administrasi dan kelembagaan. Pada hakikatnya pengawasan merupakan upaya untuk melihat pengelolaan sekolah secara kontinu, agar selanjutnya dapat diketahui program perbaikan serta pengembangan program sekolah.

Evaluasi merupakan kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan. Bloom et al (1971) menyatakan,” Evaluation, as we see, the systematic collection of evidence to determinate wheter in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount or degree of change in individual students”.

Evaluasi sebagaimana sebagaimana kita lihat adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Stufflebeam dan Anthony Shinkfield (1984: 95) mengemukakan evaluasi adalah upaya memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan evaluasi lebih dekat kepada sebuah proses pengumpulan data dan fakta dengan memanfaatkan sarana pengukuran serta penilaian untuk memberikan informasi

42

dalam upaya pengambilan keputusan, dan dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan.

Proses pengawasan dan evaluasi pada prinsipnya sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan. Pengawasan tersebut dapat berupa supervisi akademik maupun administrasi, pengawasan melekat maupun pengawasan fungsional yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Sehingga sekolah atau madrasah sebaiknya juga merancang tentang bagaimana program pengawasan akan dilakukan. Setelah program pengawasan ada, maka selanjutnya yang perlu dibangun oleh sekolah adalah program evaluasi diri sekolah atau madrasah. Fungsinya adalah untuk melihat bagaimana pengelolaan yang selama ini dilakukan oleh sekolah sudah mencapai pada tahap perkembangan sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang telah dilakukan. Evaluasi dan pengembangan KTSP, dalam melakukan evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif dan fleksibel dalam menghadapi tantangan zaman, berkala untuk merespon kebutuhan peserta didik maupun masyarakat, integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata pelajaran, serta menyeluruh (holistik) dengan melibatkan berbagai pihak pemangku kepentingan, dewan pendidik, komite sekolah atau madrasah, alumni, serta masyarakat. Evaluasi pada aspek pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan. Dan yang terakhir adalah akreditasi sekolah atau madrasah, yang menjadi penentu bagaimana kualitas pengelolaan sekolah/ madrasah tertentu.

Proses pengawasan dan evaluasi berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan dijelaskan pada bagian sebelumnya, secara garis besar pengawasan dan evaluasi sekolah meliputi program

43

pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan, serta dalam bentuk akreditasi sekolah.

Penyusunan program pengawasan disusun dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, setelah proses penyusunan pedoman disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah. Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan pengelolaan sekolah dilakukan oleh komite sekolah atau bentuk dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas pengelolaan. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah dan orang tua wali peserta didik. Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah. Kepala sekolah secara terus menerus melakukan pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan. Proses pelaporan dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan memberikan hasil evaluasi kepada komite sekolah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Sekolah mendokumentasikan dan menggunakan hasil pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah, dalam pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan sekolah secara keseluruhan.

44

Evaluasi diri merupakan proses melihat dan menilai pengelolaan sekolah, khususnya pada pencapaian kinerja warga sekolah. Proses pelaksanaannya adalah sekolah menetapkan indikator untuk mengukur, menilai kinerja dan perbaikan dalam rangka pelaksanaan standar nasional pendidikan. Sekolah mengevaluasi proses pembelajaran dan program kerja menggunakan skala tahunan. Evaluasi diri dilakukan secara periodik berdasarkan data dan informasi yang terpercaya.

Program evaluasi dan pengembangan KTSP dilakukan dalam rangka pencapaian kompetensi secara komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi IPTEK mutakhir. Program dilaksanakan secara berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik, masyarakat, sistem pendidikan dan sosial. Prinsip yang digunakan adalah integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata pelajaran. Sasaran evaluasi adalah menyeluruh dengan melibatkan dewan pendidik, komite, pengguna lulusan dan alumni.

Program evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan mengacu Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Evaluasi meliputi kesesuaian penugasan dan keahlian, keseimbangan beban kerja dan kinerja pendidik/teaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi juga harus memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan peserta didik.

Akreditasi sekolah dilakukan dalam rangka evaluasi sekolah terhadap pencapaian standar nasional pendidikan. Sekolah diharapkan dapat menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan akreditasi. Sekolah selalu berupaya meningkatkan

Dokumen terkait