• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. Penger tian Aktiva Tetap

Menurut Mulyadi, (2001:591) dalam bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi” pengertian Aktiva Tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Untuk menghasilkan produk, maka peranan aktiva tetap sangat besar, seperti lahan, sebagai tempat melakukan usaha. Bangunan sebagai tempat pabrik, kantor dan kegiatan lainnya. Mesin dan peralatan sebagai alat untuk berproduksi. Kendaraan pengangkutan sebagai alat untuk mengangkut produk atau hasil lainnya. Inventaris berupa inventaris kantor, perabot, meja, kursi, lemari dan lain- lain sebagai alat yang mendukung kegiatan perusahaan semuanya. Bahkan ada aktiva tetap yang tidak berwujud tapi yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan tanpa aktiva ini, barangkali perusahaan tidak dapat beroperasi, misalnya HPH ( Hak Pengusahaan), HGU (Hak Guna Usaha), HGB (Hak Guna Bangunan), Paten, Frenchise, Hak Cipta, dan lain-lain.

Dari definisi aktiva tetap tersebut dinyatakan bahwa aktiva tetap tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas kecuali tanah, dan aktiva tetap bersifat non moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari

penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu. Menurut Tuanakotta, (2000:67) dalam bukunya yang berjudul “ Teori Akuntansi” ada empat prinsip yang digunakan dalam akuntansi yaitu :

1. Aktiva tetap pada permulaannya dicatat pada historical cost.

2. Cost dari aktiva tetap dialokasikan sebagai penyusutan atau deplesi dengan cara yang sistematis dan rasional untuk mencapai kesesuaian biaya dan pendapatan selama masa manfaat aktiva tersebut.

3. Penetapan cost dan alokasi berikutnya dari cost diperlukan berdasarkan berbagai estimasi dan asumsi tentang pemakaian dari aktiva tersebut.

4. Biaya yang tidak dialokasikan dari aktiva tetap yang disebut dengan nilai buku, adalah tidak dimaksudkan untuk mendekati harga pasar dari aktiva tetap tersebut.

B. Klasifikasi Aktiva Tetap

Menurut Henry, (2000:320) dalam bukunnya yang berjudul “Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan kedalam dua kategori yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak bewujud, yaitu sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang berwujud (tangible fixed assets)

Merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan, didalamnya meliputi; tanah, bangunan, perabot, mesin-mesin, dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa.

2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)

Aktiva ini tidak dapat diobservasi atau dilihat secara langsung, didalamnya berbentuk persetujuan, kontrak, atau paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik. Harta tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.

Alokasi biaya yang tepat harus dilaksanakan diantara berbagai pos aktiva dan beban karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi. Oleh karena itu pendapatan hanya dapat diukur dengan wajar apabila pengeluaran-pengeluaran ditetapkan dan dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) yaitu biaya akuisisi aktiva tetap yang ditambahkan ke aktiva tetap itu sendiri untuk meningkatkan nilai total aktiva tetap, atau memperpanjang umur manfaatnya.

2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) yaitu biaya yang hanya menyumbangkan keuntungan dalam periode berjalan atau biaya yang muncul sebagian dari proses reparasi dan pemeliharaan normal.

Selain pertimbangan masa manfaat, kadangkala untuk alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan yaitu jika jumlah pengeluaran itu relatif kecil, manfaat dimasa yang akan datang tidak begitu berarti, sulit untuk mengukur manfaat dimasa yang akan datang maka pengeluaran itu dikelompokkan sebagai pengelaran pendapatan (revenue expenditure). Aktiva tetap dicatat berdasarkan nilai perolehannya, sesuai pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam Pengakuan Awal Aktiva, yaitu : “Suatu benda yang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan”.

Dapat disimpulkan bahwa pencatatan aktiva tetap dilakukan dengan menggunakan prinsip historical cost. Nilai yang dicatat tidak hanya mencakup harga belinya saja, akan tetapi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut siap digunakan. Aktiva tetap dicatat dan dinyatakan dalam neraca sebesar nilai buku yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulsi penyusutan. Menurut Henry (2000:298) “Akuntansi Basis Pengambilan

Keputusan” adapun untuk memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara : 1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.

2. Pembelian Angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.

3. Ditukar dengan Surat-Surat Berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak

diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.

4. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain

Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dimana kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertama untuk pertukaran aktiva yang tidak sejenis dan kedua, untuk pertukaran aktiva tetap yang sejenis.

5. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehannya. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan seperti ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya.

6. Aktiva yang Dibuat Sendiri

Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot. Pembuatan aktiva tetap ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih idle. Dalam pembuatan aktiva,

semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah langsung dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok aktiva yang dibuat.

C. Penentuan Har ga Per olehan Aktiva Tetap

Dalam menetapkan besarnya nilai perolehan aktiva tetap berlaku prinsip harga perolehan yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sehingga aktiva tersebut siap digunakan, karena aktiva tetap itu bermacam-macam maka Mulyadi (2001:592) dalam bukunya yang berjudul “ Sistem Akuntansi”, menguraikannya sebagai berikut :

1. Tanah. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti; harga beli, komisi pembelian, bea balik nama, biaya penelitian tanah, iuran-iuran (pajak- pajak) selama tanah belum dipakai, biaya merobohkan bangunan lama, biaya perataan tanah, pajak-pajak yang jadi beban pembeli tanah pada waktu pembelian tanah. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah tetapi mempunyai umur yang terbatas tidak dikapitalisasi dalam rekening tanah tetapi dicatat sendiri dalam rekening jalan-jalan dan jembatan. Biaya-biaya seperti itu misalnya biaya untuk membuat jalan, trotoar, dan saluran air. Jika tanah dimiliki untuk tujuan investasi, maka semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan tanah tersebut selama masa pemilikan dikapitalisasi menambah harga perolehan.

2. Bangunan. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah; harga beli, biaya perbaikkan sebelum gedung itu dipakai, komisi pembelian, bea balik nama, pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu

pembelian. Apabila gedung itu dibuat sendiri maka harga perolehan gedung terdiri dari; biaya-biaya pembuatan gedung, biaya perencanaan, biaya pengurusan izin bangunan, pajak-pajak selama masa pembangunan gedung, bunga selam pembuatan gedung, asuransi selama masa pembangunan. Alat- alat perlengkapan gedung seperti tangga berjalan, lift dan lain-lain dicatat tersendiri dalam rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut.

3. Mesin dan Alat-alat. Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah; harga beli, pajak pajak yang menjadi beban pembeli, biaya angkut, asuransi dalam perjalanan, biaya pemasangan, biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin. Apabila mesin itu dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin. Mesin yang disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya.

4. Kendaraan. Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor, jasa raharja, dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selama masa kegunaannya.

D. J enis-jenis Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi Univer sitas Sumater a Utar a

Jenis-jenis Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dikelompokkan pada:

1. Tanah dan Penyempur naan Tanah

I. Perkiraan ini dibukukan semua pengeluaran dalam rangka perolehan suatu areal tanah / hak atas tanah termasuk biaya-biaya untuk penyempurnaan tanah sampai siap digunakan dalam kegiatan operasi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Kampus Universitas Sumatera Utara terletak di daerah Padang Bulan, sebelah barat daya kota Medan, hanya tujuh kilometer dari pusat kota. Kampus ini yang memiliki luas 116 Ha dengan zona akademik 93,4 Ha, merupakan pusat utama kegiatan Universitas. Disini terdapat lebih dari seratus bangunan dengan total luas lantai 133.141 meter persegi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang ada di daerah Padang Bulan didirikan pada tahun 1989 dan telah berdiri selama 20 tahun sejak tanggal didirikan sampai sekarang serta memiliki luas lahan sekitar 34.696 m2 atau sekitar 34 Ha, yang meliputi beberapa kotak pembagian antara lain :

Tabel 3.1 Nilai lahan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Lahan Ukuran Nilai (Rp)

Lahan kosong I 59,90 m x 56,40 m = 3.378,40 m2 3.378.400.000 Lahan kosong II 26,40 m x 84,00 m = 2.217,60 m2 2.217.600.000 Kolam 48,00 m x 50,00 m = 2.400,00 m2 2.400.000.000 Gedung 161,00 m x 159,90 m = 25.743,90 m2 25.743.900.000

Gedung pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara digunakan untuk ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, ruang dosen, ruang administrasi dan ruang lainnya. Adapun komposisi penggunaan ruang yang terbesar adalah untuk kegiatan akademik. Gedung perkuliahan yang digunakan terdiri dari Gedung Baru seluas 2.134,1 m2 (Lantai I dan III) dan Gedung Lama dengan luas 1.542,9 m2.

2. Bangunan atau Gedung

Adalah semua bangunan selain dari yang termasuk sebagai satu kesatuan dengan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Termasuk dalam bangunan ini adalah bangunan kantor, bangunan laboratorium, bangunan gudang peralatan, bangunan bengkel, bangunan garasi, bangunan perpustakaan. Pemanfaatan gedung sudah optimal, untuk keperluan administrasi digunakan gedung lantai II. Untuk perkuliahan tersedia 38 kelas yang dipakai pagi, sore dan malam hari untuk program S1 dan D3. Dengan jumlah mahasiswa yang terdaftar saat ini kebutuhan ruangan masih mencukupi. Pemeliharaan sarana dan prasarana dikelola pada tingkat fakultas. Untuk pemeliharaan kebersihan lingkungan dipekerjakan tenaga honorer. Untuk pemeliharaan peralatan pihak fakultas mempekerjakan juga tenaga

honorer yang bertugas memeriksa dan memperbaiki komputer-komputer yang rusak dalam masa pemakaian.

Gedung perkuliahan yang digunakan terdiri dari Gedung Baru seluas 2.134,1 m2 (Lantai I dan III) dan Gedung Lama dengan luas 1.542,9 m2. Profil gedung perkuliahan dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.2 Sarana Gedung Perkuliahan

Area (m2)

Gedung Ruang Lab. Ruang Ruang Ruang Ruang Total Adm/ M2/ Nilai (Rp)

kuliah baca dosen adm. lain Akad Mhs

Gedung 2.134,1 426,5 250 383,89 373,13 1.074,84 4.642,46 0,17 4,25 3.201.150.000 Baru Gedung 1.542,9 93,5 - 155,11 311,87 1.205,16 3.308,54 0,20 3,14 2.314.350.000 Lama Total 3.677 520 250 539 685 2.280 7.951 0,37 7,39 5.515.500.000

Perhitungan penyusutan pada aktiva tetap pada Gedung Baru dan Gedung Lama, untuk mendapatkan nilainya dihitung dengan mengunakan Metode Garis Lurus:

1. Gedung baru

Dik : Luas gedung = 2.134,1 m2 Nilai : Rp 3.201.150.000 S (Nilai Residu) : Rp. 250.000 n = 20 tahun

Adalah harga perolehan dari pengangkutan, termasuk biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai alat pengangkutan tersebut siap untuk digunakan. Termasuk dalam kendaraan atau alat pengangkutan antara lain: kendaraan angkutan penumpang atau karyawan, kendaraan angkutan barang atau material, dan kendaraan roda dua. Nilai buku kendaraan / alat pengangkutan adalah sebesar Rp 6.400.000 dan penyusutannya selama 20 tahun adalah Rp 598.500.

4.Inventaris / Per abot Kantor

Inventaris/ perabot kantor meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh inventaris dan peralatan kantor yang digunakan untuk kegiatan administrasi. Termasuk dalam inventaris / perabot kantor antara lain:

a. Mebelair Kantor

Mebelair kantor adalah semua meja, kursi dan lemari meliputi: meja kursi tamu, meja kursi kerja, lemari, filling cabinet, rak buku dan sejenisnya yang digunakan di semua tempat kerja, termasuk mebelair yang ada di rumah dinas milik perusahaan. Nilai buku mebelair kantor adalah sebesar Rp 1.413.040.000 dan penyusutannya selama 20 tahun adalah Rp 1.342.293.000. b. Mesin- mesin Kantor

Mesin-mesin kantor meliputi mesin ketik, perangkat computer, cash register, mesin stempel dan sejenisnya yang digunakan di semua tempat kerja. Nilai buku mesin-mesin adalah sebesar Rp 179.443.000 dan penyusutannya selama 20 tahun adalah Rp 170.375.850.

E. Pengawasan Inter nal Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi Univer sitas Sumater a Utar a

A. Penger tian Pengawasan Inter nal

Pengawasan internal merupakan kebijakan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi. Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan terhadap aktiva tetap tersebut. Penerapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efesiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaaan.

Menurut Mulyadi (2002 : 180) Pengawasan Internal adalah Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan yakni:

1. Laporan keuangan yang dapat diandalkan

2. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan.

Sedangkan Ikatan Akuntansi Indonesia (2002 : 29) mendefinisikan

pengawasan internal meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan

efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.

Ada tiga jenis pengawasan aktiva tetap yang dilakukan oleh Fakultas Universitas

Sumatera Utara Yaitu :

a. Pengawasan fisik

Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan atau keberadaan fisik atas aktiva tetap di lapangan apakah sesuai dengan apa yang ada dengan catatan inventaris dan memperhatikan apakah gedung atau ruangan yang di gunakan perlu untuk diperbaiki atau perlu adanya dilakukan perawatan seperti mencat kembali gedung atau ruangan.

b. Pengawasan Penggunaan

Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu inventaris / perabot mesin kantor seperti komputer, infokus, meja, kursi, lemari benar digunakan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaannya atau tidak

dan mengganti inventaris / perabot kantor, atau jika perlu adanya penambahan yang diperlukan.

c. Pengawasan Administratif

Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua sasaran yaitu :

- Yang menyangkut dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur penyelanggaraan inventarisasi.

- Yang menyangkut dan berhubungan dengan masalah tekhnik atau

Beberapa tujuan dari pengawasan intern aktiva tetap adalah:

• Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui kebutuhan perusahaan

• Meningkatkan efesiensi dan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan

• Menerapakan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap

• Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

Pada dasarnya tujuan pengawasan Intern terhadap aktiva tetap bagi suatu perusahaan adalah untuk mengamankan harta benda organisasi, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan pimpinan.

F.Penggantian Aktiva Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap dikarenakan aktiva tetap tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaiannya.

Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005 : 507) Penarikan tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Pembuangan Aktiva Tetap

Jika aktiva tetap tidak berguna lagi perusahaan serta tidak memiliki nilai sisa atau nilai pasar, maka aktiva tersebut akan dibuang. Ayat jurnal pencatatannya adalah

Akumulasi Penyusutan aktiva tetap xxx

Aktiva Tetap xxx

2. Penjualan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama dengan ayat jurnal yang telah diilistrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat. Ayat jurnal pencatatannya:

Beban Penyusutan Aktiva Tetap xxx

Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx

3. Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar aktiva lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.

Berdasarkan Instruksi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No.1-MBUMN / 2002 / tanggal 29 Januari 2002 tentang Pedoman Kebijakan Pelepasan Aktiva Tetap BUMN, penggantian aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi USU tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional lagi. Tidak terdapat pemisahan aset-aset pada Fakultas Ekonomi USU antara unit

kerja lainnya. Pencatatan pelaporan dipusatkan di Biro Rektor. Penghapusan aktiva tetap dilakukan atas persetujuan dari Menteri Keuangan.

Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN No.1-BUMN/2002/29 Januari 2002 tentang pedoman kebijakan pelepasan aktiva tetap BUMN yaitu :

1. Pelaksanaan pelepasan aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi bagi perusahaan, dapat dilakukan dengan prosedur lelang melalui Kantor Lelang Negara.

2. Untuk mendapatkan calon pembeli yang lebih banyak serta untuk meningkatkan nilai jual dan pelaksanaan penjualan yang lebih transaparan, maka diperlukan jasa Balai Lelang Swasta dalam rangka melaksanakan tugas pra lelang tersebut.

3. Harga penjualan ditetapkan berdasarkan harga pasar , sedangkan penentuan harga dasar untuk pelelangan ditetapkan oleh tim yang dibentuk oleh Direksi terdiri dari wakil perusahaan dengan mengikutsertakan instansi terkait, Kantor Kementrian BUMN dengan jumlah keanggotaan sebanyak 8 (delapan) orang, 4. Pelepasan aktiva tetap berupa rumah dan kendaraan bermotor dapat dilepas

tanpa melalui prosedur lelang.

5. Pembayaran pelepasan aktiva tetap adalah dengan cara tunai.

6. Pengecualian lainnya terhadap tata cara penjuala melalui lelang disebut pada

butir (1) diatas dapat diajukan kepada Menteri atas dasar pertimbangan penyebaran aktiva dan nilai aktiva yang tidak signifikan.

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengelolaan aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perolehan aktiva tetap berwujud pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara diperoleh dengan cara dibeli dalam bentuk siap pakai dan aktiva yang dibangun terlebih dahulu.

2. Metode beban penyusutan yang digunakan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara belum ada, namun yang dilakukan adalah bagian Perlengkapan melaporkan kondisi aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara kepada Biro Rektor Universitas Sumatera Utara setiap 1 kali dalam 6 bulan, kemudian pada akhir periode diterakan dalam laporan keuangan.

3. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah jurnal umum, register bukti kas keluar (Voucher) dan buku pembantu aktiva tetap.

B. SARAN

Berdasarkan uraian penulis di atas mengenai pengelolaan aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka penulis memberikan saran hendaknya Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menambahkan fungsi riset dan pengembangan dan fungsi aktiva tetap. Sedangkan fungsi aktiva tetap bertanggung jawab atas pengelolaan aktiva tetap perusahaan dalam penempatan, pemindahan dan penghentian pemakaian aktiva tetap. Dalam menerapkan metode penyusutan dan pengklasifikasian aktiva tetap, diharapkan agar tetap dipertahankan oleh pihak kampus dan konsisten yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dokumen terkait