• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI

2.5 Cara Pembuatan Obat yang Baik

2.5.6. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan Obat Yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi.

Pengawasan mutu obat harus dilaksanakan melalui sistem pengawasan yang terencana dan terpadu. Pengawasan mutu hendaklah mencakup semua kegiatan analitis yang dilakukan di laboratorium, pemeriksaan dan pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi, uji stabilitas, program pemantauan lingkungan, validasi, penanganan sampel pertinggal, menyusun dan memperbaharui spesifikasi bahan dan produk serta metode pengujiannya.

Sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, maka Departemen/Bagian Pengawasan Mutu memiliki kewenangan khusus untuk memberikan keputusan akhir meluluskan atau menolak atas mutu bahan. Pemeriksaan dilakukan terhadap bahan awal (bahan baku, bahan pengemas, dan etiket) dan produk dalam proses (produk antara dan produk ruahan) serta obat jadi.

2.5.6.1 Pemeriksaan dan Pengujian Bahan Awal

Bahan awal berupa bahan baku, bahan pengemas dan etiket yang telah diterima dari pemasok dikarantina dan diberi label kuning. Kemudian Bagian pengawasan mutu mengambil contoh bahan awal yang akan diperiksa kemudian diberi label putih, yang menyatakan contoh sudah diambil oleh bagian

pengawasan mutu dan sedang diperiksa. Contoh label kuning dan putih dapat dilihat pada Lampiran 15.

Pemeriksaan untuk bahan awal meliputi: a. Bahan Baku

Pemeriksaan bahan baku meliputi pemeriksaan organoleptis (bentuk, warna, bau, rasa), pemeriksaan secara kimia (kuantitatif, pH), serta pemeriksaan secara fisika (kelarutan, berat jenis, viskositas, titik lebur).

b. Kemasan

Pemeriksaan kemasan meliputi pemeriksaan ukuran (panjang, lebar, diameter, dan tebal), berat atau keseragaman berat, serta kerusakan dan kebocoran.

c. Etiket

Pemeriksaan etiket meliputi pemeriksaan ukuran (panjang, lebar, diameter dan tebal), kebenaran tulisan, desain, warna, kerapian cetakan serta tanda-tanda khusus misalnya obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan sebagainya.

Pengambilan Sampel

Sampel bahan baku diambil dengan menggunakan alat thief sampler untuk sampel padat dan dip tubes untuk sampel bahan cair dan setengah padat. Pengambilan sampel bahan awal hendaklah mengikuti tiga pola berikut ini:

1. Pola n: hanya jika bahan yang diambil sampelnya diperkirakan homogen dan diperoleh dari pemasok yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian manapun dari wadah (umunya lapisan atas).

Dimana n = 1 + √N n = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel N = jumlah wadah yang diterima

Catatan: Apabila N≤ 4, maka sampel diambil dari tiap wadah.

2. Pola p: jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui dan tujuan utama adalah untuk pengujian identitas.

Dimana p = 0,4 √N N = jumlah wadah yang diterima

p = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan pembulatan di atas.

3. Pola r: jika bahan diperkirakan tidak homogen dan diterima dari pemasok yang belum dikualifikasi. Pola ini dapat digunakan untuk produk herbal yang digunakan sebagai bahan awal.

Dimana r = 1,5√N N = jumlah wadah yang diterima atau diambil r = jumlah sampel yang diambil berdasarkan pembulatan ke atas.

Pola pengambilan sampel yang digunakan oleh PT. Universal PI adalah pola n. Bila bahan baku telah memenuhi syarat diberi label hijau pada wadahnya sebagai tanda bahwa bahan baku tersebut dapat digunakan. Contoh label hijau dapat dilihat pada Lampiran 15.

Bahan baku yang telah lulus pemeriksaan disimpan secara FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) di gudang bahan baku. Untuk bahan baku yang tidak memenuhi syarat diberi label merah pada wadahnya sebagai tanda bahwa bahan tersebut tidak boleh dipakai untuk diproduksi dan akan dikembalikan kepada pemasok. Contoh label merah dapat dilihat pada Lampiran 15.

Pola pengambilan sampel bahan pengemas hendaklah memperhatikan hal berikut: jumlah yang diterima, mutu yang dipersyaratkan, sifat bahan (bahan pengemas primer dan/atau bahan pengemas cetak), metode produksi dan pengetahuan tentang pelaksanaan sistem Pemastian Mutu dipabrik pembuat bahan pengemas berdasarkan audit.

2.5.6.2 Pemeriksaan dan Pengujian Produk Dalam Proses

Pemeriksaan produk dalam proses meliputi pemeriksaan terhadap proses yaitu produk antara dan produk ruahan. Bagian pengawasan mutu akan mengawasi bahan produk yang akan diperiksa. Pengawasan selama berlangsungnya proses pengolahan ini bertujuan untuk mencegah terlanjur diproduksinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi. Pengawasan dilakukan dengan cara mengambil contoh dan mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada langkah-langkah tertentu dari proses pengolahan. Pemeriksaan yang dilakukan untuk sediaan selama proses pengolahannya, meliputi:

1. Produk antara

Pemeriksaan granul kering untuk sediaan tablet menggunakan alat Moisture Analyzer Balance. Alat bekerja secara otomatis, apabila sampel yang dianalisis sudah kering, sistem akan berhenti dan hasilnya akan terlihat pada layar monitor.

Pemeriksaan homogenitas granul dilakukan untuk sediaan kapsul sedangkan pemeriksaan terhadap pemerian, viskositas, pH, berat jenis dan kadar dilakukan untuk sediaan sirup.

2. Produk ruahan

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar zat berkhasiat, waktu hancur, disolusi, keseragaman kandungan, keragaman bobot untuk sediaan tablet dan kapsul serta pemeriksaan pemerian, viskositas, pH, berat jenis dan kadar untuk sediaan sirup. Seluruh pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan masing-masing monografi sediaan sesuai Farmakope Indonesia edisi IV.

3. Pemeriksaan obat jadi

Pemeriksaan obat jadi meliputi pemerian (warna, bau, rasa, bentuk tablet), diameter, keseragaman sediaan, kekerasan, waktu hancur, dissolusi, friabilitas dan ketebalan. Sedangkan untuk sediaan sirup dilakukan pemeriksaan kebocoran, pemeriksaan volume dan penampilan.

2.5.6.3 Pemeriksaan Akhir Obat Jadi

Pemeriksaan yang dilakukan pengawasan mutu meliputi identifikasi dan kontrol jumlah selama pengemasan. Setelah obat dikemas maka dilakukan pemeriksaan yang meliputi kontrol jumlah dan kebenaran isi, kerapian pengemasan, dan kelengkapan lainnya. Apabila telah memenuhi syarat maka bagian pengawasan menempel label finished pack analysis pada boks yang ditanda tangani oleh analis yang bersangkutan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan mutu produk yang dikemas telah sesuai dengan pengemasannya. Bagian pengemasan obat jadi akan mengirimkan produk yang sudah selesai dikemas ke gudang obat jadi.

Mutu produk obat jadi tidak hanya ditentukan oleh hasil akhirnya saja tetapi dibangun dari keseluruhan tahap proses produksi. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan mutu mulai dari bahan baku dan bahan kemas, penimbangan,

pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan obat jadi untuk menjamin mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Selain itu juga dilakukan pengujian stabilitas secara berkala terhadap retained sample obat jadi sampai satu tahun setelah habis masa edarnya.

Dokumen terkait