• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu di Pasar Modal Indonesia

PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP PIALANG YANG MELAKUKAN TRANSAKSI SEMU DI PASAR MODAL

D. Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu di Pasar Modal Indonesia

Keberadaan pasar modal dalam perekonomian modern sudah tidak dapat terelakkan lagi bagi seluruh negara di dunia ini, tidak terkecuali di Indonesia.

133

Tingginya permintaan akan barang dan jasa akibat dari semakin banyaknya umat manusia di dunia ini membuat perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan, harus mampu memenuhi semua kebutuhan yang diinginkan masyarakat dunia secara global.Pasar modal adalah salah satu sumber pembiayaan perusahaan secara jangka panjang. Mengingat pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pembangunan nasional.134

Seiring menggeliatnya antusias kegiatan pasar modal, tidak menutup kemungkinan akan terjadi beberapa kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku pasar modal contohnya pialang. Pialang atau perantara perdagangan efek adalah pihak yang melakukan transaksi saham baik itu transaksi jual dan beli saham. Pialang jual dan pialang beli ditunjuk sendiri oleh investor. Berbagai bentuk kejahatan yang terdapat di pasar modal salah satunya adalah transaksi semu. Transaksi semu adalah suatu transaksi yang tidak nyata atau tidak sungguh- sungguh terjadi. Transaksi ini dilakukan agar menyesatkan investor lain dengan mempengaruhi harga saham di bursa efek sehingga investor tertarik untuk membeli saham tersebut. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal terdapat larangan melakukan transaksi semu. Pasal 91 yang menyatakan bahwa : ― setiap pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau

134

C.S.T. Kansil dkk, Modul Hukum Dagang, Djambatan, (Jakarta :kencana, 2011). hlm 181.

menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek.‖ 135

Untuk melindungi para investor dari transaksi semu tersebut, maka perlu dilakukan pengawasan yang baik terhadap pelaksanaannya. Jika pasar saham tidak diawasi, maka kepercayaan masyarakat akan kegiatan pasar modal atau pasar saham akan luntur.Salah satu aspek yang terpenting dalam pelaksanaan kegiatan pasar modal adalah adanya pengawasan. Dalam pengawasan dimaksudkan untuk mengusahakan pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengawasan juga mempuyai posisi yang sangat vital untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan kegiatan organisasi tetap berada dalam jalur yang sesuai untuk mencapai visi dan misi pasar modal.136

Pelaksanaan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal dilakukan oleh badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang mana saat ini telah digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mengingat pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, kegiatan pasar modal perlu mendapatkan pengawasan agar bisa dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien. Untuk itu, secara operasional Otoritas Jasa Keuangan diberi kewenangan dan kewajiban untuk membina, mengatur, dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan

135

Indonesia (PM). op.cit. Pasal 91.

136 http://download.portalgaruda.org/article.php?article=285334&val=6466&title=PENGA LIHAN%20KEWENANGAN%20BAPEPAM- LK%20KEPADA%20OTORITAS%20JASA%20KEUANGAN%20DALAM%20HAL%20PENG AWASAN%20TRANSAKSI%20EFEK(Studi%20di%20Kantor%20Otoritas%20Jasa%20Keuang an%20Pusat)

di pasar modal. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan menempuh upaya- upaya, baik yang bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan dan pengarahan maupun secara refresif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.137

Pengawasan OJK berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal terhadap pialang. Pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 3 ayat 1 menyatakan bahwa : ― pembinaan, pengaturan, dan pengawasan Pasar Modal yang selanjutnya disebut Bapepam (OJK).‖ Pasal 4 menyatakan bahwa : ―pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh Bapepam (OJK) dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Pasal 5 menyatakan bahwa : ― dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, Bapepam (OJK) berwenang untuk:138

a. Memberi:

1. Izin usaha kepada Bursa Efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, reksa dana, perusahaan efek, penasihat investasi, dan biro administrasi efek;

2. Izin orang perseorangan bagi wakil penjamin emisi efek, wakil perantara pedagang efek, dan wakil manajer investasi; dan

3. Persetujuan bagi bank kustodian.

b. Mewajibkan pendaftaran profesi penunjang pasar modal dan wali amanat;

137

Saliman R Abdul, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, (Jakarta: Kencana,2010),hlm.240.

138

c. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara bursa efek, lembaga kliring, dan penjaminan, serta lembaga penyimpanan dan penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru;

d. Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran;

e. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang- undangini dan atau peraturan pelaksanaannya;

f. Mewajibkan setiap pihak untuk:

3) Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di pasar modal; atau

4) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud;

g. Melakukan pemeriksaan terhadap:

3) Setiap emiten atau perusahaan publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam; atau

4) Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan Undang-undang ini;

h. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g; i. Mengumumkan hasil pemeriksaan;

j. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa efek atau menghentikan transaksi bursa atas efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal;

k. Menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat;

l. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, atau lembaga penyimpanan dan penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud;

m. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal;

n. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar modal;

o. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atau Undang- undang ini atau peraturan pelaksanaannya;

p. Menetapkan instrumen lain sebagai efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5; dan

Salah satu kewenangan yang diberikan kepada Bapepam oleh Undang- Undang Pasar Modal adalah mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Pasar Modal atau peraturan pelaksanaannya. Wewenang Bapepam untuk melakukan pemeriksaan dan penyidikan dapat dilihat dalam Pasal 100 yang menyatakan: ― (1) Bapepam dapat mengadakan pemeriksaan terhadap setiap pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaanya. (2) Dalam rangka pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bapepam mempunyai wewenang untuk:139

a. Meminta keterangan dan atau konfirmasi dari pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya atau pihak lain apabila dianggap perlu; b. Mewajibkan pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam

pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan tertentu; c. Memeriksa dan atau membuat salinan terhadap catatan, pembukuan, dan

atau dokumen lain, baik milik pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya maupun milik pihak lain apabila dianggap perlu; dan atau d. Menetapkan syarat dan atau mengizinkan pihak yang diduga melakukan

atau terlibat dalam pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan atau

139

peraturan pelaksanaannya untuk melakukan tindakan tertentu yang diperlukan dalam rangka penyelesaian kerugian yang timbul.

Adapun pengawasan OJK berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan terhadap pialang dapat dilihat melalui:

1. Pengawasan melalui UU OJK Pasal 4, OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:140

(a) Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

(b) Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan

(c) Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

2. Pengawasan melalui UU OJK Pasal 9 huruf c dan huruf g, OJK mempunyai wewenang:141

(c) Melaksanakan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

(g) Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan

3. Pengawasan melalui UU OJK Pasal 28 huruf b, Untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat, yang meliputi: (b) meminta Lembaga

140

Indonesia (OJK), op.cit, Pasal 4.

141

Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat.142

Dalam kegiatan pasar modal adalah kewajiban pihak-pihak dalam suatu penawaran umum untuk memerhatikan dan memenuhi prinsip keterbukaan, termasuk dalam pihak tersebut adalah pialang. Penekanan untuk mencermati pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam pasar modal Indonesia adalah langkah yang tepat dilakukan, mengingat terdapatnya berbagai masalah hukum yang timbul dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan tersebut antara lain adalah transaksi semu. Jika diperhatikan secara mendalam, ternyata beberapa peraturan yang terdapat dalam UUPM masih bersifat sumir atau tidak terperinci. Undang- undang itu tidak mengatur secara terperinci mengenai standar penentuan informasi yang mengandung fakta materil.143 Fakta materil dilihat dari UUPM Pasal 1 angka

7 adalah ― Informasi atau fakta materil adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.‖144

Apabila suatu kejadian sulit untuk ditentukan sebagai suatu informasi atau fakta materil, maka konsep kewajiban untuk menyampaikan informasi itu menjadi terhambat dan sulit pula menentukan telah terjadinya pernyataan menyesatkan. Karena penentuan pernyataan menyesatkan tergantung pada adanya pengungkapan yang salah atau pemberian informasi yang kurang lengkap atas

142

Indonesia (OJK), op.cit. Pasal 28 huruf b.

143

Sutedi,Adrian.op.cit.hlm.101.

144

peristiwa atau kejadian yang mengandung fakta materil. Kondisi Undang-undang pasar modal Indonesia demikian ini membuka loophole yang bisa dimanfaatkan oleh mereka yang tidak beritikad baik. Singkatnya, tidak terperincinya standar penentuan fakta materil sangat berpotensi terjadinya pelanggaran prinsip keterbukaan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan perbuatan curang dalam penjualan atau pembelian saham.145

Terkait dengan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pialang yang melakukan transaksi semu, hubungannya dengan pelaksanaan prinsip keterbukaan pialang adalah dimana terjadinya transaksi semu yang dilakukan oleh pialang di pasar modal adalah salah satu pelanggaran dari prinsip keterbukaan yang seharusnya dilakukan oleh pialang. Jelas terlihat bahwa terjadinya transaksi semu yang dilakukan oleh pialang adalah salah satu pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan. Sedangkan salah satu fungsi dari prinsip keterbukaan adalah untuk menghindari atau mencegah penipuan termasuk transaksi semu.

Pelaksanaan prinsip keterbukaan adalah salah satu cara pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pialang yang melakukan transaksi semu. Ada tiga fungsi prinsip keterbukaan dalam pasar modal:146

1. Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. Semakin jelas informasi perusahaan maka keinginan investor untuk melakukan investasi semakin tinggi. Sebaliknya, ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi dapat menimbulkan ketidakpastian bagi investor dan konsekuensinya menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam

145

Sutedi Adrian.op.cit.hlm.102.

146

melakukan investasi melalui pasar modal. pelaksanaan prinsip keterbukaan guna meningkatkan kepercayaan investor atau publik terhadap pasar modal sangat penting untuk diperhatikan karena apabila terjadi ―krisis kepercayaan‖ atau ―ketidakpercayaan‖ investor kepada pasar modal dan perekonomian, maka investor menarik modal mereka dari pasar, akibatnya pasar dan perekonomian akan rusak secara keseluruhan.

2. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Filosofi ini didasarkan pada konstruksi pemberian informasi secara penuh sehingga menciptakan pasar modal yang efisien, yaitu harga saham sepenuhnya merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia. Dengan demikian, prinsip keterbukaan dapat berperan dalam meningkatkan supply informasi yang benar agar dapat ditetapkan harga pasar yang akurat. Oleh karena itu, semua informasi yang relevan mengenai apa yang ada dan akan ada harus dikemukakan. Jika tidak mereka akan kehilangan kesempatan menjual sahamnya.

3. Prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud).

Oleh karena itu, pelaksanaan prinsip keterbukaan adalah salah satu bentuk pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pihak yang ingin melakukan penipuan atau transaksi semu di pasar modal.

E. Sanksi Terhadap Pialang yang Melakukan Transaksi Semu di Pasar

Dokumen terkait