• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan

C. Pengawasan Pelaksanaan Dana BOS

2. Defenisi dan Pengukuran Variabel a. Ketepatan penggunaan dana BOS

Adalah sejauh mana penggunaan dana BOS sudah sesuai dengan ketentuan yang meliputi 13 komponen pembiayaan yang ada dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOS.

b. Transparansi Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS

Diartikan sebagai sejauh mana keterbukaan pihak sekolah dalam mempertanggungjawabkan dana BOS.

c. Pengawasan pelaksanaan dana BOS

Diartikan sebagai kegiatan pengendalian mutu pendidikan, sarana- prasarana dan pengendalian produk hukum oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara.

46 I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data ditujukan agar penelitian kualitatif tidak bias dan untuk menentukan kriteria keilmiahan. Teknik uji keabsahan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan kriteria dan teknik pemeriksaan, yaitu ketekunan pengamatan dan menguji dengan triangulasi.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles & Hubeman, 1992 : 16)

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar dari catatan- catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung sampai laporan akhir tersusun. Proses reduksi data dilakukan setelah wawancara.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif, matriks atau bagan. Hal tersebut ditujukan agar peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi, baik secara keseluruhan maupun terpisah-pisah dari data yang telah terkumpul baik primer maupun sekunder.

47 c. Penarikan Kesimpulan

Data yang telah terkumpul lalu diambil kesimpulan yang terus- menerus selama penelitian berlangsung guna menjamin keabsahan dan objektivitas data sehingga kesimpul akhir bisa dipertanggungjawabkan. Analisa data saling berkaitan antara reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Pengumpulan data dan ketiga kegiatan analisis merupakan proses siklus dan interaktif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berkelanjutan berulang, dan terus-menerus dilakukan sampai pada penarikan kesimpulan.

48 BAB IV

GAMBARAN UMUM SMP DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA

A. Gambaran Umum Kabupaten Halmahera Utara

Kabupaten Halmahera Utara (Halut) terbentuk pada tanggal 31 Mei 2003 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 2003 dengan Ibu Kota Kabupaten Tobelo. Secara umum Kabupaten Halmahera Utara adalah wilayah kepulauan di Selatan Samudera Pasifik yang merupakan kontelasi pulau-pulau besar dan kecil sebanyak 115.

1. Letak dan Luas Wilayah a. Letak Wilayah

Kabupaten Halmahera Utara berada di bagian Indonesia Timur tepatnya di Provinsi Maluku Utara. Secara Geografis berada pada posisi kordinat 10,570-30,00 lintang utara dan 127,170-129,180 bujur timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Halmahera Utara adalah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Samudra Pasifik/Kabupaten Pulau Morotai 2) Sebelah Selatan : Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten

Halmahera Barat

3) Sebelah Barat : Kecamatan Loloda, Sahu, Ibu dan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat

4) Sebelah Timur : Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur dan Laut Halmahera.

49 b. Luas Wilayah

Secara administratif luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara mencapai 22.507,32 km2 yang terdiri dari 17.555,71 km2 (78%) wilayah laut dan kurang lebih 4.951,61 km2 (22%) wilayah daratan. Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari 17 wilayah kecamatan dan 196 desa. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Halmahera Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Halmahera Utara

No Kecamatan Jumlah Desa Luas Wilayah (Km2) Kepadatan Per Km2 1. Malifut 22 374,10 11.98 2. Kao 19 111,20 3.55 3. Kao Utara 11 128,80 4.11 4. Kao Barat 20 596,70 19.05 5. KaoTeluk 11 135,40 4.32 6. Tobelo 10 33,0 1.05 7. Tobelo Tengah 9 56,0 1.79 8. Tobelo Utara 11 100,40 3.21 9. Tobelo Selatan 13 204,30 6.52 10. Tobelo Timur 6 120,0 3.83 11. Tobelo Barat 5 294,70 9.41 12. Galela 6 138,70 4.43 13. Galela Utara 12 255,30 8.15 14. Galela Selatan 7 84,50 2.70 15. Galela Barat 9 45,50 1.45 16. Loloda Utara 15 390,40 12.46 17. Loloda Kepulauan 10 63,30 2.02 Jumlah 196 22.507,32 100,00

50 2. Kondisi Fisik Wilayah

a. Topografi

Topografi berdasarkan peta eksisting lereng, bahwa wilayah daratan Halmahera Utara didominasi oleh lahan dengan kemiringan lereng 0-8%. Daerah Loloda Utara dan Galela Utara adalah wilayah yang memiliki lahan dengan kemiringan 26-40% terluas dibandingkan dengan wilayah lainnya di daratan Halmahera Utara. Daerah dengan kemiringan lereng curam yaitu > 40% tersebar di sebagian wilayah Galela, Tobelo Utara, Tobelo, dan Tobelo Tengah.

b. Potensi

Potensi geologi yang ada di Kabupaten Halmahera Utara, antara lain: 1. Emas terdapat di Loloda Utara, Galela dan Kao;

2. Mangan terdapat di Loloda Utara dan Galela; 3. Nikel terdapat di Galela dan Kao;

4. Pasir besi terdapat di Loloda Utara dan Galela; 5. Tembaga terdapat di Loloda Utara dan Galela; 6. Semen terdapat di Galela; dan

7. Batubara terdapat di Loloda Utara, Galela, Kao, dan Malifut. c. Klimatologi

1. Tipe Kabupaten Halut merupakan daerah kepulauan yang beriklim tropis. Suhu rata-rata Kabupaten Halmahera Utara selama tahun berkisar antara 21”C sampai dengan 26,4”C. Kelembapan udara rata-

51

rata sesuai dengan BPS Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2012 berkisar antara 78% -119%.

3. Visi dan Misi Kabupaten Halmahera Utara a. Visi Kabupaten Halmahera Utara

Halmahera Utara yang aman, adil, damai sejaterah dalam suasana kekeluargaan sejati, maju, dan mampu bersaing dan tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Misi Kabupaten Halmahera Utara

Misi Kabupaten Halmahera Utara adalah sebagai berikut:

1. Memantapkan keterlibatan dan keamanan yang telah dicapai selama ini untuk lebih memberikan rasa aman dan nyaman kepada penduduk yang mendiami Halmahera Utara.

2. Membangun sarana dan prasarana wilayah yang seimbang secara proposional baik jalan dan jembatan, pendidikan, kesehatan, telekomunikasi, air bersih, pasar, pelabuhan udara, dermaga laut, dan lainya.

3. Mengupayakan dan mendorong saling percaya, dan saling melindungi baik antar sesama manusia maupun manusia dengan alam sekitar dan yang paling utama adalah tercipta hubungan yang sungguh-sungguh antara manusia dan Tuhan Yang Masa Esa.

4. Menciptakan iklim yang sehat untuk berkompetisi secara sportif menuju kemajuan yang kompetitif dalam segala hal.

52

5. Menjaga dan melestarikan rasa kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Kondisi Kabupaten Halmahera Utara a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan modal utama dalam pembangunan daerah. Di Kabupaten Halmahera Utara kualitas sumber daya manusia masih jauh dibawah rata-rata. Angka kemiskinan dan pengangguran dari tahun ke tahun terus meningkat. Rendahnya kesadaran orang tua dan anak tentang betapa pentingnya pendidikan, tidak adanya kesempatan mengeyam pendidikan setiap anak karena faktor ekonomi orang tua yang rata-rata hanya bekerja petani paruh waktu dan buruh dan kurangnya perhatian khusus pemerintah dalam mengembangkan SDM, sehingga faktor-faktor inilah yang menjadikan masyarakat di Halmahera Utara tidak mampu berpikir maju kedepan untuk menjadi lebih baik lagi.

b. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Halmahera Utara merupakan salah satu daerah agraris dengan potensi alamnya yang besar terdiri dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, peternakan, pertambanan, industri kecil, dan kepariwisataan. Di Halmahera Utara memiliki hampir 50 pulau yang tersebar di laut Maluku Utara dan laut Halmahera.

53

Hampir setiap pulau memiliki keindahan alam yang khas. Pulau pulau kecil dengan pemandangan pantai pasir putihnya, keindahan taman laut yang indah, aneka ragam ikannya, keanekaragaman flofa- fauna dan budaya serta situs-situs sejarah pada masa perah dunia II dapat dijumpai di daerah ini.

B. Gambaran Umum SMP di Kabupaten Halmahera Utara yang Menerima BOS

Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang harus ditempuh bagi setiap anak didik setelah lulus dari Sekolah Dasar (SD). Begitu pentingnya SMP sebagai bagian dari pendidikan dasar, maka pemerintah pun mencanangkan progam penuntasan wajib belajar 9 tahun yang dijamin dalam undang-undang dasar 1945. Semua masyarakat diminta untuk berpartisipasi mewujudkan progam tersebut, tidak terkecuali dengan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara yang menyelenggarakan SMP baik Negeri maupun Swasta untuk dijadikan tempat belajar dalam penuntasan pendidikan dasar di Kabupaten Halmahera Utara.

Adapun data jumlah SMP yang diterima peneliti dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara pada tabel di bawah ini:

54

Tabel IV.2

Banyaknya SMP dan Status SMP

di Kabupaten Halmahera Utara semester 2 Tahun 2014

NO NAMA SEKOLAH STATUS

(N/S) 1 SMP Negeri 1 Halmahera Utara N

2 SMP Kristen Tobelo S

3 SMP Negeri 1 Kao N

4 SMP Kristen Galela S

5 SMP Negeri 16 Halmahera Utara N 6 SMP Negeri Satu Atap Gusuri N 7 SMP SMP Tunas Bangsa Harimoi S

8 SMP Kristen Pediwang S

9 SMP Gotong Royong Tobelo S

10 SMP Negeri 2 Kao N

11 SMP Alkaihrat Tobelo S

12 SMP PGRI TObelo S

13 SMP Negeri 2 Loloda Kepulauan N

14 SMP Negeri 3 Tobelo N

15 SMP Bintang Laut Tobelo S

16 SMP Negeri 2 Malifut N

17 SMP Kristen Dorume S

18 SMP Negeri 4 Tobelo N

19 SMP SMP Negeri 14 Halmahera Utara N

20 SMP Islam Tobelo S

21 SMP Efriel Asimiro S

22 SMP Islam Dagasuli S

23 SMP Muh.Waringin Lamo S

24 SMP Muhammdiyah Tobelo S 25 SMP Negeri 1 Loloda Utara N 26 SMP Negeri 3 Galela 3 Galela N 27 SMP Negeri 4 Satu Atap Kao Barat N 28 SMP Negeri 5 Satu Atap Tolonuo N 29 SMP Negeri 6 Satu Atap Kakara N

55

-Lanjutan Tabel IV.2 Banyaknya SMP dan Status SMP

di Kabupaten Halmahera Utara semester 2 Tahun 2014

NO NAMA SEKOLAH STATUS

(N/S) 31 SMP Negeri 2 Halmahera Utara N 32 SMP Negeri 5 Halmahera Utara N 33 SMP Negeri 1 Tobelo Selatan N 34 SMP Negeri 2 Tobelo Selatan N

35 SMP Negeri 4 Malifut N

36 SMP Negeri 2 Tobelo N

37 SMP Muhammadiyah Galela S 38 SMP Nasional Galela Selatan S 39 SMP Negeri 5 Satu Atap Lalongan N Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halut 2015

Dari data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara, bahwa jumlah SMP penerima dana BOS di Kabupaten Halmahera Utara disesuaikan dengan jumlah SMP yang ada di Halmahera Utara adalah 39 SMP yang terdiri dari 22 SMP Negeri dan 17 SMP Swasta. Maka sesuai dengan teknik pengambilan sample yang telah dilakukan menggunakan teknik purposive sampling, maka dapat diperoleh data sejumlah 5 SMP di Kabupaten Halmahera Utara yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian tentang evaluasi pelaksanaan bantuaan operasional sekolah ini. Adapun data dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dapat dilihat pada lampiran tabel dibawah ini:

56

Tabel IV.3

Gambaran Umum SMP di Kabupaten Halmahera Utara yang Diteliti Dalam Menerima BOS 2014 No. Nama Sekolah Status

(N/S)

Jumlah Siswa

Alokasi Dana BOS 1. SMP Negeri 2 Halmahera Utara N 342 Rp 60,705,000 2. SMP Negeri 13 Halmahera Utara N 176 Rp 62,480,000 3. SMP Kristen Tobelo S 525 Rp 186,375,000 4. SMP Kristen Galela S 334 Rp 118,570,00 5. SMP Bintang Laut S 164 Rp 58,220,000 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halut 2015

Dalam bab ini data untuk gambaran umum sekolah SMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sangat terbatas, karena informasi yang diberikan oleh pihak sekolah dan Dinas Pendidikan sangat terbatas. Data yang didapat dari pihak sekolah, misalnya sangat minim karena pihak sekolah yang cenderung mencurigai peneliti, data sekolah yang tidak diarsip dengan baik, laptop yang rusak, kepala sekolah atau bendahara yang sedang keluar kota. Di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan peneliti terkesan tidak diperhatikan, sehingga gambaran umum keseluruhan data tentang Kabupaten Halmahera Utara peneliti dapatkan dari data yang sudah tersedia di website resmi instansi atau lembaga pemerintahan terkait agar peneliti dapat memaksimalkan waktu yang terbatas. Akan tidak semua data yang diharapkan peneliti tidak tersedia. Untuk itu dalam penyajian data untuk menggambarkan sekolah dan dinas pendidikan sangat terbatas pula.

57 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab V ini peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil temuan lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah untuk mengetahui tentang ketepatan pelaksanaan progam BOS, mulai dari penerimaan dan pengeluaran, pengalokasian, penggunaanya, sampai dengan transparansi pertanggungjawaban dana BOS. Wawancara dilakukan kepada guru tentang pemanfatan dana BOS dan pertanggungjawaan dana BOS. Wawancara dilakukan kepada siswa untuk mengetahui ketepatan penggunaan dana BOS. Sedangkan wawancara kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan untuk mengetahui fungsi dan tugas selaku pengawas dana BOS, mulai dari sosialisasi, monitoring, dan evaluasi yang telah dilakukan..

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Utara Januari 2015, jumlah SMP yang menerima dana BOS tahun 2014 sebanyak 39 SMP terdiri (22) SMP Negeri dan (17) SMP swasta. Dengan alasan subjektif dan objektif. Alasan subjektif bahwa peneliti membutuhkan tenaga, besar biaya yang harus dikeluarkan, waktu dan besarnya populasi yang sulit dijangkau, sedangkan alasan objektif dari peneliti adalah kurang jelasnya peraturan penggunaan dan pertanggungjawaban dana

58

BOS 2014 sehingga banyak sekali penggunaan BOS tidak sesuai aturan, ketidaktransparansian pihak sekolah dalam mempertanggungjawabkan laporan keuangan, impementasi di lapangan banyak terjadi penyelewengan penggunaan dana BOS oleh oknum karna kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, sehingga peran serta masyarakat kecil, kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam melakukan pengawasan pelaksanaan dana BOS karna terkendala jarak lokasi yang jauh, sehingga satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan peneliti dan keterandalan subjektifitas peneliti. Oleh sebab itu, maka jumlah sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 5 SMP yang terdiri dari 2 SMP Negeri dan 3 SMP swasta antara lain: SMP Negeri 13 Halmahera Utara, SMP Negeri 2 Halmahera Utara, SMP Kristen Tobelo, SMP Kristen Galela, SMP Bintang laut, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Utara yang dijadikan sampel penelitian “Evaluasi Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di

SMP Kabupaten Halmahera Utara”. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan November 2014-Januari 2015, Peneliti akan menguraikan pembahasan terhadap rumusan masalah yang telah diajukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

A. Ketepatan Penggunaan dana BOS

Ketepatan penggunaan dana BOS yang dimaksud adalah sejauh mana penggunanaan dana BOS sudah sesuai dengan ketentuan yang meliputi 13 komponen pembiayaan yang ada dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOS. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada kepala sekolah, guru, dan

59

juga hasil wawancara kepada siswa di 5 SMP untuk mengetahui tentang ketepatan penggunaan dana BOS dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Bagan V.1

Hasil dari Ketepatan Penggunaan Dana BOS

Mengalokasikan Dana BOS

Sumber: Hasil Penelitian Evaluasi BOS 2015

Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa ketepatan penggunaan dana BOS di SMP Kabupaten Halmahera Utara belum tepat penggunaannya, karena belum sesuai dengan ketentuan petunjuk teknis BOS. Ketidaktepatan dalam penggunaan bisa dinilai dari data yang telah diperoleh dari hasil wawancara kepala sekolah dibandingkan dengan hasil wawancara kepada siswa, laporan pertanggungjawaban dan observasi. Hasil wawancara kepada kepala sekolah ternyata bertolak belaka dengan dengan

Sekolah 1. Belanja buku

2. Belanja pegawai

3. Kegiatan dalam rangka penerimaan perserta didik baru

4. Kegiatan ulangan dan ujian 5. Langganan daya dan jasa

6. Pembelian dan perawatan komputer 7. Pembelian bahan -bahan habis pakai 8. Pembiayaan pengelolaan BOS 9. Belanja lain - lain

Siswa

1. Sumbangan sarana dan prasarana 2. Biaya pendaftaran + daftar ulang 3. Iuran kegiatan siswa

4. Iuran komite/SPP 5. Biaya perbaikan gedung

60

keadaaan yang telah dihadapi oleh siswa dalam ketepatan penggunaan dana BOS.

Di lihat dari hasil perbandingan tersebut peneliti mendapatkan data hasil wawancara dari kepala sekolah yang menyatakan bahwa penggunaan dana BOS sudah sesuai ketentuan 13 komponen pembiayaan yang berlaku di petunjuk teknis BOS 2014. Dengan mengalokasikan dana BOS untuk berbagai macam pembiayaan pembelajaan barang kebutuhan sekolah dan membantu siswa, khususnya untuk kegiatan siswa di sekolah kurang diperhatikan, terutama kegiatan ekstrakulikuler. Dana BOS sudah dialokasikan untuk kepentingan kegiatan sekolah. Ini bisa dilihat dari RAPBS/RKAS yang telah didapatkan dari setiap sekolah. Akan tetapi peneliti hanya mendapatkan 3 RAPBS/RKAS dengan berbagai alasan laptop rusak, belum dibuat RAPBS/RKAS, sekretaris bendahara sedang keluar daerah, bahkan ada yang masih bingung dengan istilah RKAS. Dari RAPBS/RKAS yang peneliti peroleh, dana BOS sudah dialokasikan untuk pembelajaan yang telah dikelompokan, seperti; belanja buku, belanja pegawai, kegiatan dalam rangka penerimaan peserta didik baru, kegiatan ulangan dan ujian, langganan daya dan jasa, pembelian dan perawatan komputer, pembelian bahan habis pakai, pembiayaan pengelolaan BOS, dan belanja lain-lain.

Akan tetapi pada kenyataannya dari hasil wawancara dan RAPBS/RKAS, benarkah semua dana sudah dialokasikan sesuai dengan yang telah disebutkan oleh setiap kepala sekolah saat diwawancarai, karena peneliti

61

keterbatasan dalam mendapatkan data sebagai lampiran tentang alokasi penggunaan dana BOS, maka peneliti melakukan observasi pada setiap sekolah dengan mencatat apakah pembiayaan yang disebutkan oleh kepala sekolah sesuai dengan 13 komponen pembiayaan penggunaan dana BOS.

Tabel V.1

Hasil Persentase Ketepatan Penggunaan Dana BOS No Dalam Petunjuk

Teknis

Penggunaan Dana BOS Dalam Realitanya Sesuai Petunjuk

Teknis

Belum Sesuai Petunjuk Teknis

1. Pengembangan perpustakaan

Wajib membeli buku teks kurikulum 2013, dan menambah koleksi buku perpustakaan (80%)

Belum digunakan untuk membeli buku teks kurikulum 2013, tidak mengganti buku teks yang rusak (20%)

2. Kegiatan dalam rangka

penerimaan peserta didik baru

Tidak dikenakan administrasi pendaftaran, (20%)

Dikenakan biaya pendaftaran dan belum digunakan untuk pembuatan spanduk bebas pungutan (80 %) 3. Kegiatan pembelajaran ekstra kurikuler peserta didik

Ada kegiatan dan dibiayai oleh sekolah (60%)

Masih dikenakan biaya pembelajaran kesenian dan pramuka (40)

4. Kegiatan ulangan dan ujian

Tidak dikenakan biaya ulangan dan ujian sekolah (60)

Dikenakan pemungutan biaya ulangan dan ujian sekolah, biaya pembuatan laporan hasil ulangan (40%) 5. Pembelian bahan –

bahan habis pakai

Tidak dikenakan biaya pembelian buku tulis, kapur tulis, spidol, kerja, bahan pratikum, dan buku induk (40%)

Masih dikenakan pemungutan biaya pembelian kapur,pensil, spidol dan alat alat kebersihan (60%)

6. Langganan daya & jasa

Menggunakan dana BOS untuk listrik dan telepon, (60%)

Belum menggunakan jasa air PAM, internet dan membeli genset, berlangganan TV kabel (40%)

62

-lanjutan Tabel V.1

Hasil Persentase Ketepatan Penggunaan Dana BOS

No Penggunaan Dana BOS

Dalam Petunjuk Teknis

Dalam Realitanya Sesuai Petunjuk

Teknis

Belum Sesuai Petunjuk Teknis

7. Perawatan sekolah Sekolah sudah menggunakan dana BOS untuk perbaikan pintu dan atap jendela (20%)

Belum digunakan untuk perbaikan jendela, pengecatan, kamar mandi/WC dan perbaikan fasilitas kamar mandi agar berfungsi dengan baik padahal sudah rusak parah. (80%) 8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer (khusus sekolah negeri sebesar 20%) Sekolah membayaran guru honorer, pegawai administrasi dan penjaga sekolah dengan dana BOS (40%)

Masih menarik uang komite untuk menambah

pembayaran guru honorer (60%)

9. Pengembangan profesi guru

Melakukan

pengembangan profesi guru mengikuti seminar (60%)

Membayar perjalanan dinas kepala sekolah (40%)

10. Bantuan untuk siswa miskin

Digunakan untuk siswa kurang mampu berupa pemberian uang untuk digunakan keperluan sekolah (20%)

Menggunakan biaya BOS untuk membantu siswa kurang mampu, mengurangi beban SPPnya (80%) 11. Pembiayaan pengelolaan BOS Digunakan untuk membeli printer, flasdisk,tinta dan insentif (80%)

Tidak menggunakan biaya pengelolaan BOS seperti printer sehingga menghambat proses pembuatan data (20%) 12. Pembelian dan

perawatan perangkat komputer

Dana BOS sudah digunakan untuk pembelian komputer baru, printer baru (20%)

Belum menggunakan dana BOS untuk pembelian perangkat komputer (80%)

63

-lanjutan Tabel V.1

Hasil Persentase Ketepatan Penggunaan Dana BOS

No Penggunaan Dana BOS

13 Komponen Pembiayaan

Dalam Realitanya Sesuai Petunjuk

Teknis

Belum Sesuai Petunjuk Teknis

13. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi pendanaan dari BOS

Ada yang membeli kursi, meja yang sudah rusak. (20%)

Belum terpenuhi tetapi sekolah sudah berlangganan TV kabel, AC di ruang kepala sekolah menggunakan biaya setelah komponen 1 s.d 12 terpenuhi (80%)

Jumlah

Persentase 44,62% 55,38%

Sumber: Hasil Penelitian Evaluasi 2015

Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa (55,38%) sekolah belum cukup tepat dalam penggunaan dana BOS sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana BOS 2014, tetapi ada (44,62%) sudah sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana BOS 2014. Data yang telah peneliti dapat dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan siswa akan diuraikan sesuai dengan aturan petunjuk teknis penggunaan dana BOS yang meliputi 13 komponen pembiayaan.

Berikut ini adalah hasil data mengenai ketepatan penggunaan dana BOS yang belum sesuai yang didapat oleh peneliti, antara lain:

1. Pengembangan Perpustakaan

Salah satu penggunaan dana BOS yaitu untuk pengembangan perpustakaan seperti pembelian buku teks pelajaran siswa dan pegangan

64

guru Kurikulum 2013 yang nantinya juga akan menjadi koleksi perpustakaan guna membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Data yang ada menunjukkan bahwa (80%) sekolah telah menggunakan dana BOS untuk pengembangan perpustakaan, sedangkan (20%) lainya tidak menggunakan dana BOS untuk pembelian buku teks Kurikulum 2013 dan menambah koleksi buku, namun alokasi dana BOS untuk pengembangan perpustakaan SMP lebih berfokus pada pembelian buku teks pembelajaran, dibandingkan dengan pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan, pemeliharaan perabot perpustakaan, tenaga perpustakaan, pemeliharaan dan pembelian AC perpustakaan sehingga siswa merasa nyaman dan tenang, buku tidak rusak atau hilang, bahkan di beberapa sekolah yang sudah berdiri selama berpuluhan tahun masih menggunakan perpustakaan darurat yang sangat tidak layak, buku-buku yang tidak tertata rapi, buku, dan perabotan berdebu yang bisa mengakibatkan siswa terserang penyakit. Tak jarang siswa disuruh membersihkan perpustakaan karena tidak ada petugas kebersihan dan tenaga perpustakaan. Ironisnya lagi masih ada sekolah yang sama sekali tidak memiliki koleksi buku baru di

Dokumen terkait