• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Pembebasan Bersyaratbagi warga binaan penyalahguna NarkotikaPemasyarakatan

KLAS I TANJUNG GUSTA MEDAN

C. Pengawasan Pembebasan Bersyaratbagi warga binaan penyalahguna NarkotikaPemasyarakatan

Pengawasan Pembebasan Bersyarat bagi warga binaan penyalahguna Narkotika Pemasyarakatan merupakan tugas Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) selaku unit pelaksana teknis untuk kepentingan integrasi klien dengan masyarakat. Balai Pemasyarakatan di Sumatera Utara terdiri dari 3 yaitu Balai Pemasyarakatan Klas I Medan dan Balai Pemasyarakatan Sidempuan (Tapanuli Utara), Balai Pemasyarakatan Sibolga Klas II ( Kota Sibolga).108

108Wawancara dengan Kepala Sub Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa pada tanggal 28 April 2015

Bimbingan klien pemasyarakatan yang menjiwai tata peradilan pidana dan mengandung aspek penegakan hukum dalam rangka pencegahan kejahatan dan bimbingan pelanggar hukum maka harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Untuk melaksanakan kegiatan bimbingan klien pemasyarakatan tersebut di atas, perlu dikeluarkan petunjuk pelaksanaan yang mengatur cara pembimbingan klien.109

1. Penerimaan dan pendaftaran klien 1) Penerimaan:

a. Penerimaan klien pemasyarakatan di Balai Bispa wajib didasarkan pada surat-surat yang sah.

b. Penerimaan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk.

c. Setelah petugas yang ditunjuk menerima klien, segera meneliti sah tidaknya surat-surat yang melengkapinya dan mencocokkan dengan identitas yang tercantum dalam surat-surat tersebut.

d. Selanjutnya petugas yang ditunjuk mengantar klien berikut surat-suratnya kepada petugas pendaftaran

2) Pendaftaran:

a. Petugas pendaftaran meneliti kembali sah tidaknya surat-surat yang melengkapi klien tersebut.

b. Penerimaan klien dari jaksa atau petugas lembaga Pemasyarakatan atau Balai Bispa lain dibuat berita acara serah terima yang ditanda tangani oleh petugas yang menerima dan yang menyerahkan.

c. Kemudian petugas mencatat identitas dan surat-surat dalam buku daftar sesuai dengan status klien yang bersangkutan

109Himpunan Peraturan Tentang Pemasyarakatan, hal 820-826

d. Selanjutnya petugas mencatat data tersebut pada butir kerja dalam kartu bimbingan, sedang hasil pembinaan narapidana dalam Lembaga Pemasyarakatan maupun bimbingan klien dari Balai Bispa lain dilampirkan pada kartu bimbingan klien.

e. Selanjutnya klien di foto dan foto tersebut ditempel pada kartu bimbingan klien.

f. Pengambilan sidik jari klien dilakukan pada surat putusan hakim dan atau ketetapan Menteri kehakiman serta kartu Daktiloskopi

g. Selanjutnya klien dihadapkan kepada Pembimbing Kemasyarakatan yang akan memberikan penjelasan tentang status, kewajiban dan haknya, sekaligus mengumpulkan data dari klien yang bersangkutan serta keluarga yang menyertainya.

2. Proses Bimbingan

1) Proses bimbingan klien dilaksanakan melalui tiga tahap berdasarkan kepada kebutuhan dan permasalahan klien.

2) Tiga tahap tersebut adalah:

a. Bimbingan tahap awal

Kegiatan yang dilakukan pada tahap awal ialah:

(a)Penelitian kemasyarakatan

(b) Menyusun rencana program bimbingan (c) Pelaksanaan program bimbingan

(d) Penilaian pelaksanaan program tahap awal dan penyusunan rencana bimbingan tahap lanjutan.

b. Bimbingan taha lanjutan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap lanjutan ialah:

(a) Pelaksanaan program bimbingan

(b) Penilaian pelaksanaan program tahap lanjutan dan penyusunan rencana bimbingan tahap akhir.

c. Bimbingan tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir ialah:

(a) Pelaksanaan program bimbingan

(b) Meneliti dan menilai keseluruhan hasil pelaksanaan program bimbingan.

(c) Mempersiapkan klien untuk menghadapi akhir masa bimbingan dan mempertimbangkan akan kemungkinan pelayanan bimbingan tambahan (after care)

(d) Mempersiapkan surat keterangan akhir masa bimbingan klien.

(e) Mengakhiri masa bimbingan klien dengan diwawancarai oleh Kepala Balai Bispa.

3) Tahap-tahap dalam proses bimbingan klien ditetapkan melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan.

3. Wujud Bimbingan

1) Wujud bimbingan-bimbingan yang diberikan kepada klien didasarkan pada masalah dan kebutuhan klien pada saat sekarang dan masa mendatang yang diselaraskan dengan kehidupan keluarga dan lingkungan masyarakat dimana klien bertempat tinggal.

2) Wujud bimbingan tersebut berupa pilihan salah satu jenis bimbingan atau memadukan beberapa pilihan yang sesuai dengan kebutuhan.

3) Jenis bimbingan klien meliputi:

a) Pendidikan agama.

b) Pendidikan budi pekerti

c) Bimbingan dan penyuluhan perorangan maupun kelompok d) Pendidikan formal

e) Kepramukaan

f) Pendidikan ketrampilan kerja g) Pendidikan kesejahteraan Keluarga h) Psikoterapi

i) Kepustakaan j) Pskiatri terapi

Dalam melaksanakan bimbingan di atas ditempuh melalui kerja sama dengan instansi lain yang terkait.

4. Pendekatan Bimbingan

1) Pelaksanaan bimbingan klien dilandasi dengan salah satu disiplin ilmu yang sesuai dengan tujuan bimbingan

2) Pendekatan-pendekatan tersebut diperoleh dari berbagai disiplin ilmu sebagai berikut pemasyarakatan, hukum, pekerjaan sosial, pendidikan, psikologi, psikiatri dan disiplin ilmu lain yang sesuai

5. Tim Pengamat Pemasyarakatan

1) Tim Pengamat Pemasyarakatan adalah tim atau badan yang bertugas membantu Kepala Balai Bispa dalam melaksanakan bimbingan klien pemasyarakatan.

2) Susunan anggota Pengamat Pemasyarakatan terdiri dari:

a) Pembimbing Kemasyarakatan b) Pejabat struktural yang ditunjuk

c) Pembimbing Kemasyarakatan sukarela, badan-badan sosial atau organisasi kemasyarakatan

d) Para ahli yang diperlukan

3) Tugas Pengamat Pemasyarakatan melaksanakan sidang-sidang guna:

a) Menyusun rencana program bimbingan tahap awal, lanjutan dan akhir b) Membahas kasus klien tertentu guna menentukan program bimbingannya.

c) Menyampaikan rencana program klien kepada Kepala Balai Bispa.

d) mengadakan penilaian pelaksanaan program bimbingan.

6. Pengakhiran bimbingan

Masa bimbingan klien dihentikan karena:

1. Telah selesai masa bimbingan 2. Karena melanggar hukum lagi

3. Pindah alamat tanpa melapor dan tidak diketemukan alamat baru 4. Meninggal dunia

7. Pembuatan Penelitian Kemasyarakatan

Balai Bispa menerima permintaan pembuatan Laporan Penelitian Kemasyarakatan dari:

1) Pengadilan Negeri

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Hakim yang akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memutus perkara dalam sidang di Pengadilan Negeri

2) Lembaga Pemasyarakatan

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Kepala Lembaga Pemasyarakatan yang akan dipergunakan sebagai bahan penentuan program pembinaan narapidana, anak negara dan anak sipil dalam Lembaga Pemasyarakatan

3) Rumah Tahanan Negara

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Kepala Rumah Tahanan negara yang akan dipergunakan sebagai bahan pemberian perawatan tahanan.

4) Balai Bispa

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Kepala Balai Bispa lain yang dipergunakan sebagai bahan penentuan program bimbingan oleh Balai Bispa yang bersangkutan.

5) Instansi lain

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Departemen Sosial, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Perindustrian, dan lain-lain yang akan dipergunakan sebagai bahan pemberian pelayanan sesuai keperluan dari instansi tersebut.

8. Keikutsertaan dalam persidangan

1) Pembimbing Kemasyarakatan mempunyai tugas mengikuti sidang yang diselenggarakan oleh Pengadilan Negeri maupun sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan.

2) Dalam sidang di Pengadilan Negeri, Pembimbing Kemasyarakatan memberikan penjelasan tentang laporan penelitian kemasyarakatan yang diamatinya.

3) Dalam sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan memberikan penjelasan tentang laporan penelitian kemasyarakatan yang dibuatnya serta memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan program bimbingan narapidana.

9. Pelaporan

1) Semua kegiatan harus dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan selanjutnya diteruskan kepada Menteri Kehakiman R.I.c.q.Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

2) Dalam hal pengakhiran bimbingan tembusan laporan disampaikan pula kepada Instansi-instansi yang berkepentingan.

3) Dalam hal terjadi peristiwa yang luar biasa segera dilaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, dan instansi-instansi yang berkepentingan melalui telepon, kawat, atau dengan cara lain dan kemudian segera disusul dengan laporan secara tertulis.

Keadaan terakhir Desember 2015 yang mendapat Pembebasan Bersyarat menurut Balai Pemasyarakatan Klas I Medan untuk seluruh warga binaan yang melakukan tindak pidana di dalam wilayah :110

1. Lembaga Pemasyarakatan Medan

2. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan 3. Rutan Klas I Medan

4. Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai

5. Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Lubuk Pakam 6. Rutan Klas IIB Tanjung Pura

7. Rutan Klas IIB Pangkalan Brandan

110Wawancara kepada Ka Subsi Register Klien Dewasa pada tanggal 28 April 2015

Tabel II

Jumlah seluruh narapidana yang mendapat pembebasan bersyarat di Balai Pemasyarakatan Klas I Medan Tahun 2015

BULAN LAKI_LAKI PEREMPUAN

Desember 4710 197

Januari 4899 204

Februari 5104 218

Maret 5286 228

Sumber dari Bagian Register Klien Dewasa Balai Pemasyarakatan Klas I Medan bulan Maret 2015

Data menunjukkan jumlah pembebasan bersyarat meningkat baik laki-laki dan perempuan. Semua narapidana tindak pidana penyalah guna narkotika yang mendapat pembebasan bersyarat wajib memenuhi syarat substantif dan adminitratif yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012, Peraturan Pemerintah tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Pembebasan Bersyarat berfungsi juga untuk mengurangi over kapasitas di dalam lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan.

Tabel III

Jumlah Narapidana Khusus Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika di bawah Naungan Balai Pemasyarakatan Klas I Medan Tahun 2015

BULAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

Desember 1334 -

Januari 1445 7

Februari 1569 17

Maret 1677 27

Sumber dari Bagian Register Balai Pemasyarakatan Klas I Medan Maret 2015 Keterangan data menunjukkan khusus tindak penyalahguna narkotika di bawah naungan Balai Pemasyarakatan Klas I Medan setiap bulan meningkat. Jumlah bulan Desember hingga Januari bertambah 111 orang laki-laki, dan perempuan 7 orang, bulan Januari hingga Februari bertambah 124 orang laki-laki dan perempuan berjumlah 10 orang, Februari hingga bulan Maret bertambah 108 orang laki-laki dan perempuan berjumlah 10 orang. Data menunjukkan Indonesia Darurat Tindak Pidana Narkotika dengan jumlah narapidana 75% kasus narkotika.

Tabel IV

Jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan Penyalahguna Narkotika yang mendapat Pembebasan Bersyarat di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta Medan

yang ditangani Balai Pemasyarakatan Klas I Medan Tahun 2015

BULAN JUMLAH WARGA BINAAN

PEMASYARAKATAN

Januari 18 orang

Februari 31 orang

Maret 17 orang

Sumber dari bagian Register Balai Pemasyarakatan Klas I Medan Maret 2015 Keterangan sidang pembebasan bersyarat dilakukan setiap bulan. Narapidana yang telah menjalani 2/3 masa pidana di dalam penjara yang telah dikeluarkan Surat Keputusan Pembebasan Bersyarat ditambah 1 tahun masa percobaan di luar Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta Medan diserahkan di bawah naungan pengawasan Balai Pemasyarakatan Klas I Medan. Pengawasan dilakukan selama 1/3 masa pidana ditambah hukuman yang baru dijalani di Lembaga Pemasyarakatan.

Adapun syarat untuk menjadi penjamin bagi narapidana yang melakukan tindak pidana penyalahguna narkotika yaitu orang yang paling dekat dengan narapidana misalnya ayah, ibu, paman, tante atau masih ada hubungan darah dengan narapidana, bisa juga penjamin dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial dan juga wajib diberikan kepada mereka yang masih berumur yang produktif untuk bekerja

karena si penjamin wajib menafkahi si narapidana sebelum narapidana mendapat pekerjaan, tidak cacat hukum. Undang-Undang yang mengatur tentang penjamin tidak ada yang mengaturnya. Penjamin mempunyai kewajiban membantu BAPAS untuk memberikan informasi tentang keberadaan, kondisi klien dan tugas penjamin melakukan pendampingan terhadap warga binaan pemasyarakatan, mengingatkan akan tugas dan tanggung jawab warga binaan pemasyarakatan untuk tidak melakukan tindak pidana melawan hukum, memberi nafkah selama klien belum bekerja. Secara fisik tidak memiliki resiko dan belum ada peraturan yang mengaturnya. Penjamin yang meninggal dunia tidak perlu diganti cukup si narapidana melapor ke Balai Pemasyarakatan terkecuali pindah ke luar kota Sumatera maka harus dilakukan pengganti penjaminnya.

Kewajiban narapidana wajib lapor sebulan sekali atau 3 bulan sekali kepada Balai Pemasyarakatan Klas I Medan dan wajib mematuhi peraturan yang berlaku dan tidak melanggar hukum lagi serta tidak melakukan tindakan yang meresahkan kehidupan bermasyarakat. Hak dari narapidana mendapat bimbingan dari Kepala Balai Pemasyarakatan untuk membina diri ke depan lebih baik dari sebelumnya.

Pengawasan dilakukan oleh Balai Pemasyarakatan dilakukan selama 1 tahun untuk semua tindak pidana melawan hukum. 1 tahun diusahakan kepada narapidana untuk tidak membuat anggapan Balai Pemasyarakatan Klas I Medan narapidana/klien melarikan diri. Narapidana yang tidak melapor berturut-turut selama 3 bulan dinyatakan narapidana melarikan diri baik narapidana berada di luar kota. Petugas Balai Pemasyarakatan melakukan kunjungan narapidana tidak berdomisili di tempat

yang telah ditentukan pada waktu mengisi surat pernyataan Surat Kesanggupan Keluarga yang diisi oleh keluarga narapidana di dalamnya terdapat alamat domisili dengan jelas.

Balai Pemasyarakatan mengadakan kunjungan ke rumah klien/ narapidana tidak ada di sana dan penjamin pindah alamat, Balai Pemasyarakatan menganggap melarikan diri dan perpindahan alamat tidak dilaporkan ke Balai Pemasyarakatan dan Balai Pemasyarakatan tidak tahumencari alamat domisili si klien maka Balai Pemasyarakatan meminta surat keterangan dari lingkungan tersebut atau kepala desa menyatakan bahwa narapidana dan penjamin tidak berdomisili di daerah tersebut maka dianggap melarikan diri. Sanksinya kembali 1/3 masa pidana dijalani di dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Hak bagi si penjamin berhak mencabut surat penjaminnya apabila si narapidana tidak bisa diarahkan dan tetap melakukan pelanggaran hukum maka si penjamin berhak mencabut surat pernyataan penjamin tersebut dan dilaporkan ke Balai Pemasyarakatan.

Narapidana/Klien yang tidak memiliki keluarga maka bisa diwakilkan kepada yayasan sosial misalnya Lembaga Sosial Masyarakat yang benar-benar konsisten untuk mengawasi si narapidana namun tidak boleh pegawai lapas yang fungsinya untuk menghindari kepentingan-kepentingan pribadi.

Pengawasan yang dilakukan Bapas berupa program yaitu Balai Pemasyarakatan harus melakukan penyidikan ke lapangan yang artinya menghubungi mereka dalam waktu tertentu misalnya 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali harus

dikunjungi, pada saat melapor Balai Pemasyarakatan memberitahu kepada narapidana untuk tidak melakukan perbuatan hukum lagi dan memberitahu bahwa mereka masih dalam keadaan status lepas bersyarat dan diberi bimbingan dan dicatat perkembangan si narapidana oleh Balai Pemasyarakatan.

Kendala yang dihadapi Balai Pemasyarakatan banyaknya jumlah warga binaan yang mendapat pembebasan bersyarat dan selalu bertambah setiap bulannya sedangkan petugas Bapas tidak bertambah setiap bulannya yang bertugas untuk mengunjungi narapidana tidak relevan jumlahnya, anggaran yang diberikan kepada Balai Pemasyarakatan untuk mengunjungi ke rumah-rumah setiap narapidana tidak ada.Teknik yang dilakukan oleh Balai Pemasyarakatan bagi narapidana penyalah guna narkotika dilakukan pembimbingan itu secara perorangan, kelompok, rekreasi.

Dikunjungi satu persatu, kelompok dikumpulkan secara menyeluruh di aula dan bisa dilakukan rekreasi di ke tempat-tempat rekreasi.