• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU

Dalam dokumen Jci Royal (Pedoman Pelayanan Inst. Gizi) (Halaman 40-45)

9.1. Pengertian

Pelayanan gizi yang baik dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen mutu, yaitu pengawasan dan pengendalian mutu untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman, menjamin kepuasan konsumen dan assesment yang berkualitas.

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai rencana dan kebijakan yang ditetapkan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki.

Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan perbaikan yang terjadi sesuai dengan tujuan.

9.2. Indikator Mutu Pelayanan

1. Indikator berdasarkan kegawatan

- kejadian sentinel, indikator untuk mengukur kejadian tidak diharapkan seperti keracunan makanan, adanya benda asing dalam makanan, pasien menerima diet salah, dsb

- Rated based, indikator untuk mengukur proses pelayanan pasien atau keluaran dengan standar yang diharapkan seperti % pasien paien diare karena mendapatkan nutrisi enteral, % pasien kurang gizi mendapat dukungan enteral 2. Indikator berdasar pelayanan yang diberikan

- indikator proses, merupakan indikator yang mengukur elemen pelayanan yang disediakan oleh institusi yang bersangkutan, seperti % pasien beresiko yang mendapatkan asuhan gizi, % makanan yang tidak dimakan, dsb

- indikator struktur, merupakan indikator yang menilai ketersediaan dan penggunaan fasilitas, peralatan, kualifikasi profesional, struktur organisasi yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, seperti % penilaian dan evaluasi status gizi oleh ahli gizi, % higiene sanitasi dan keselamatan kerja yang sesuai standar, dsb.

- Indikator outcome, merupakan indikator untuk menilai keberhasilan intervensi gizi yang diberikan, seperti % pasien obesitas yang turun BBnya 2 kg/bulan setelah konseling gizi

3. Indikator yang mencirikan arah dan penampilan

- Indikator yang diinginkan, indikator untuk menilai yang diinginkan mendekati 100%, seperti dokumentasi asuhan gizi lengkap, kunjungan awal dietesien pada pasien baru 24 – 48 jam setelah pasien masuk RS, dsb

- Indikator yang tidak diharapkan, indikator untuk menilai sesuatu yang kadang-kadang tidak diharapkan, seperti keluhan pasien, tidak ada etiket makan, dsb

Dalam standar pelayanan minimal rumah sakit (DEPKES RI. 2008) ditetapkan bahwa indikator standar pelayanan gizi meliputi :

1. Ketapatan waktu pemberian makan kepada pasien (100%) 2. Tidak ada kesalahan pemberian diet (100%)

3. Sisa makan yang tidak dihabiskan oleh pasien (< 20%)

Selain itu instalasi gizi juga menambahkan indikator mutu pelayanan berupa : 4. Ketepatan cita rasa makanan (>80%)

5. Pengkajian gizi pada pasien baru (>60%)

6. Pelayanan konseling gizi dan dietetik pada pasien rawat inap (>80%) 7. Kepuasan pelanggan (> 70%)

Indikator Mutu Pelayanan Gizi

Agar indikator tersebut dapat dimonitor, diorganisir dan dievaluasi diperlukan informasi formula perhitungan, standar minimal, periode pengukuran, sumber data, pengumpulan data, pembuat laporan dan periode analisa. Hal tersebut dijelaskan pada profil indikator kinerja. Penjelasan profil indikator kinerja mutu masing-masing indikator sebagai berikut :

1. Profil Indikator Kinerja Ketapatan waktu pemberian makan kepada pasien

1. Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (waktu)

2. Indikator Kinerja Ketepatan waktu pemberian makan pasien 3. Tujuan Untuk mengetahui ketepatan waktu pelayanan 4. Formula

Jumlah pemberian makan pasien sesuai jadwal

X 100% Jumlah pemberian makan pasien keseluruhan

5. Standar Kerja Minimal Ketepatan waktu pemberian makan pasien 100% 6. Periode pengukuran Tiap bulan

7. Sumber Data Laporan harian pengawasan produksi dan distribusi 8. Pengumpul data Pelaksana pengawasan penyelenggaraan makanan

dan administrasi

9. Pembuat Laporan PJ pengawasan penyelenggaraan makanan dan administrasi

10. Pemilik Indikator Unit Gizi

11. Catatan Standar waktu pelayanan

2. Profil Indikator Kinerja Tidak ada kesalahan pemberian diet 1. Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (keselamatan pasien) 2. Indikator Kinerja Tidak ada kesalahan pemberian diet pasien 3. Tujuan Mengetahui kualitas pelayanan makan pasien 4. Formula

Jumlah permintaan + pemberian makan tepat diet X 100% Jumlah total permintaan + pemberian makan pasien 5. Standar Kerja Minimal Tidak ada kesalahan pemberian diet 100%

6. Periode pengukuran Tiap bulan

7. Sumber Data Laporan harian pengawasan kesesuaian diet pasien 8. Pengumpul data Pelaksana pengawasan penyelenggaraan makanan

9. Pembuat Laporan PJ pengawasan penyelenggaraan makanan dan administrasi

10. Pemilik Indikator Unit Gizi

11. Catatan Standar kinerja pelayanan 4 Profil Indikator Kinerja Ketepatan cita rasa makanan 1. Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (kinerja) 2. Indikator Kinerja Ketepatan cita rasa makanan

3. Tujuan Untuk mengetahui kualitas makanan yang dihasilkan 4. Formula

Jumlah penilaian makanan yang tepat cita rasa

X 100% Jumlah seluruh makanan yang di hasilkan dan diaudit 5. Standar Kerja Minimal >80%

6. Periode pengukuran Tiap bulan

7. Sumber Data Laporan harian pengawasan produksi dan distribusi 8. Pengumpul data Pelaksana pengawasan penyelenggaraan makanan

dan administrasi

9. Pembuat Laporan PJ pengawasan penyelenggaraan makanan dan administrasi

10. Pemilik Indikator Unit Gizi

11. Catatan Standar kinerja pelayanan

5. Profil Indikator Kinerja Pengkajian Gizi pada Pasien baru

1. Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (kinerja)

2. Indikator Kinerja Pengkajian gizi pada kunjungan awal ahli gizi pada pasien baru 2x24 jam

3. Tujuan Untuk mengetahui cakupan asuhan gizi pasien 4. Formula

Jumlah px baru yang dikunjungi 2x24 jam dlm 1 bulan X 100% Jumlah pasien baru yang dirawat dalam 1 bulan 5. Standar Kerja Minimal >60%

6. Periode pengukuran Tiap bulan

7. Sumber Data Laporan asuhan gizi pasien rawat inap 8. Pengumpul data PJ. Asuhan gizi

9. Pembuat Laporan Ka. Instalasi Gizi 10. Pemilik Indikator Unit Gizi

11. Catatan Bila skor minimal tidak tercapai dilakukan audit ulang 5. Profil Indikator Kinerja Pelayanan konseling gizi dan dietetik pasien rawat inap

1. Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (kinerja)

2. Indikator Kinerja Konseling gizi untuk pasien berdiet / keluarga 3. Tujuan Untuk mengetahui layanan konseling gizi pasien 4. Frmula

Jumlah px baru yang diberi konseling

X 100% Jumlah pasien yang berdiet khusus

5. Standar Kerja Minimal >80% 6. Periode pengukuran Tiap bulan

7. Sumber Data Laporan asuhan gizi pasien rawat inap 8. Pengumpul data Pj. Asuhan Gizi

9. Pembuat Laporan Ka. Instalasi Gizi 10. Pemilik Indikator Unit Gizi

11. Catatan Bila skor minimal tidak tercapai dilakukan audit ulang 6. Profil Indikator Kinerja Kepuasan pelanggan

1. Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (kinerja)

2. Indikator Kinerja Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan gizi

3. Tujuan Untuk mengetahui tanggapan pasien mengenai kualitas pelayanan gizi

4. Formula

Jumlah pasien yang memberikan penilaian puas X 100% Jumlah pasien yang disurvey

5. Standar Kerja Minimal >70% 6. Periode pengukuran Tiap 6 bulan

7. Sumber Data Laporan harian pengawasan produksi dan distribusi 8. Pengumpul data Ahli gizi

9. Pembuat Laporan PJ penelitian dan penegmbangan gizi terapan 10. Pemilik Indikator Unit Gizi

11. Catatan Standar kinerja pelayanan

BAB X

PENUTUP

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang gizi, peraturan perundang-undangan dan pembaruan standar acuan pelayanan yang berkualitas melalui akreditasi rumah sakit berdampak pada pelayanan gizi dan dietetik. Pelayanan gizi yang

dilaksanakan di rumah sakit perlu disispkan secara profesional sesuai perkembangan tersebut..

Pelayanan Gizi RSUD R. Syamsudin, S.H. merupakan bagian integral dari sistem pelayanan RSUD R. Syamsudin, S.H. Upaya peningkatan mutu pelayanan gizi berarti peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.

Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum dan batasan operasional, standar ketenagaan, standar fasilitas, tata laksana, logistik. Hal tersebut diperlengkapi dengan keselamatan pasien, keselamatan kerja dan higiene sanitasi makanan agar diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu pelayanan diperlukan indikator mutu pelayanan. Pengukuran indikator mutu dapat memberikan gambaran mutu instalasi gizi. Standar pelayanan instalasi gizi ini disusun untuk memberikan informasi tentang hal-hal tersebut.

Pedoman standar pelayanan gizi ini diharapkan menjadi acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit, sehingga indikator mutu dapat dicapai. Bagi manajemen pedoman ini berharap dapat bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan sumberdaya sehingga indikator mutu dapat tercapai.

Beberapa dokumen ISO 9001 : 2000 yang relevan dan esensinya sesuai dengan akreditasi kita coba kombinasikan agar tercapai sinergi ISO dan Akreditasi. Sinergi ini tentunya akan menghasilkan mutu yang lebih optimal. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan mutu pelayanan dapat dijaga. Tidak lupa, sesuai perkembangan hendaknya buku ini secara berkala dievaluasi dan direvisi.

Dalam dokumen Jci Royal (Pedoman Pelayanan Inst. Gizi) (Halaman 40-45)

Dokumen terkait