• Tidak ada hasil yang ditemukan

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Alur Distribusi dan Pemasaran Pupuk Bersubsidi di Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa

5.2.2 Pengecer Pupuk Bersubsidi

Alur distribusi pupuk bersubsidi selanjutnya yaitu pada tingkat pengecer (Tingkat Kecamatan). Informan dalam penelitian ini yaitu 3 pengecer resmi dan 1 distributor resmi yang ada di Kecamatan Biringbulu, di antaranya Bapak H.

Yasim yang beralamat di Kelurahan Tonrorita (UD. Lereng Bukit), Bapak Taslim yang berlamat di Desa Julukanayya (UD. Jaya Nur), Ibu Nurhani yang beralamat di Desa Batumaklonro (UD. Cahaya Andri) dan pak Irsan sebagai Distributor pupuk (PT. Gresik Cipta Sejahtra).

Ketiga pengecer pupuk ini melakukan penebusan pupuk bersubsidi masing-masing di pihak distributor yang sama yaitu di PT. Gresik Cipta Sejahtra. pada musim hujan pengecer biasanya melakukan penebusan pupuk Urea sebanyak 20-30 Ton (400-600 zak) sedangkan jenis pupuk lainnya seperti Za, Sp-36, Npk, dan Organik tidak menentu.

Pupuk bersubsidi Za, Sp-23, Npk dan Organik ditentukan oleh distributor sesuai dengan ketersediaan pupuk yang ada digudang distributor dan diliat dari seberapa banyak jumlah tanggung jawabnya di setiap Desa/Kelurahan. Sedangkan pada musim kemarau setiap pengecer biasanya melakukan penebusan digudang distributor lebih sedikit di bandingkan pada musim hujan, dikarenakan pupuk yang tersedia di gudang distributor sudah menipis. Pada musim kemarau pengecer biasanya melakukan penebusan pupuk urea sebanyak 10-15 Ton (200-300 Zak).

Penebusan yang ketiga biasanya dilakukan pada bulan 10 atau bulan 11 musim hujan. Seperti pada musim hujan pertama pengecer melakukan penebusan pupuk subsidi biasanya sebanyak 20-30 Ton (400-600 Zak). Dan pengecer bisa melakukan penebusan pupuk kapan saja selama alokasi setiap pengecer masih ada dan tentunya tidak melampau jata setiap pengecer/Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Harga pupuk yang diterima oleh pengecer dari pihak distributor sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Gowa.

Sistem penyaluran pupuk dari pihak pengecer kepada petani yaitu ketika pupuk sudah sampai di gudang pengecer maka petani langsung ke gudang dan membeli pupuk yang sudah tersedia, akan tetapi tidak langsung di berikan begitu saja sesuai dengan seberapa banyak yang dibutuhkan petani tapi pupuk bersubsidi yang dibagikan kepada petani sesuai dengan aturan pemerintah yaitu 2 hektar perKK/6 Zak pupuk bersubsidi dalam satu musim jika di hitung pertahun maka petani berhak menerima pupuk bersubsidi sebanyak 18 Zak. Berikut skema alur distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi.

Skema dan regulasi distribusi pupuk bersubsidi di Kabupaten Gowa dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 4. Alur Distribusi Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Gowa, 2020

Skema saluran distribusi di atas menjelaskan bahwa saluran distribusi pupuk bersubsidi terlebih dahulu di atur oleh Pemerintah diantaranya, Peraturan Menteri Pertanian tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) dan pengadaan penyaluran pupuk bersubsidi, kemudian Gubernur tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) dan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi di tingkat provinsi dan Bupati tentang

PERATURAN GUBERNUR

kebutuhan pupuk bersubsidi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat Kabupaten/Kota.

Pemerintah juga menyiapkan alokasi pupuk untuk diproduksi oleh produsen, dari skema alur distribusi di atas kita dapat mengetahui bahwa ada 2 produsen yang menyalurkan pupuk bersubsidi di Kabupaten Gowa yaitu, PT. Pupuk Kaltim dan PT. Petrokimia Gresik, di mana PT. Pupuk Kaltim ini memproduksi pupuk urea sedangkan PT. Petrokimia Gresik memproduksi pupuk Za, Sp-36, Npk, dan Pupuk Organik.

kemudian disalurkan kepada distributor resmi tingkat (Kabupaten) di Kabupaten Gowa sendiri terdapat 5 distributor yaitu, KPI, PT. Pertani, PT. Gresik Cipta Sejahtra, CV. Hidayat dan C.V. Mulia. Kemudian distributor yang menyalurkan langsung kepada pedagang Pengecer resmi yang ada ditingkat (Kecamatan) sesuai dengan wilayah tanggung jawab masing-masing.

Proses alur distribusi yang terakhir adalah pengecer resmi yang bertugas untuk menyalurkan langsung kepada Kelompok Tani/Petani yang ada di Desa/Kelurahan pada masing-masing wilayah tanggung jawabnya. Pengaturan sistem distribusi pupuk bersubsidi ini dengan harapan petani bisa mendapatkan pupuk dengan 6 azas tepat yaitu : tempat, jenis, waktu, jumlah, mutu, dan harga.

Menurut Winardi (2005) distribusi adalah sekumpulan perantara dalam penyaluran produk-produk kepada konsumen (pembeli) yang terhubung erat antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut Kotler (2007) distribusi adalah sekumpulan organisasi yang membuat sebuah proses kegiatan penyaluran barang atau jasa siap untuk dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen (pembeli).

Berdasarkan teori Winardi (2005) dan Kotler (2007) menunjukkan bahwa saluran distribusi merupakan bagian perantara yang sangat penting dalam proses penyaluran pupuk bersubsidi mulai dari peraturan pemerintah yang telah di tetapkan sampai kepada produsen, distributor dan pengecer yang sangat berperan penting dalam proses penyaluran/pemasaran sampai kepada konsumen/petani.

Skema saluran pemasaran pupuk bersubsidi di Kecamatan Biringbulu dapat di lihat pada gambar 6.

PRODUSEN

PT. PUPUK KALTIM PRODUSEN, PUPUK UREA

PT. PETROKIMIA GRESIK PRODUSEN, ZA, SP-36, NPK, ORGANIK

PENGECER/KIOS RESMI

GABOKTAN/PETANI DISTRIBUTOR

PT. GRESIK CIPTA SEJAHTRA

Skema di atas menjelaskan bahwa produsen menyalurkan pupuk ke Kabupaten melalui distributor (PT. Gresik Cipta Sejahtra), kemudian distributor menyalurkan langsung ke tingkat Kecamatan melalui pengecer resmi dengan harga jual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Alur pemasaran yang terakhir yaitu pengecer ke petani, 3 Pengecer yang ada di Kecamatan Biringbulu menjual pupuk pada wilayah tanggung jawabnya dengan masing-masing harga yang telah ditentukan oleh setiap pengecer yaitu, harga Pupuk Urea Rp.100.000-120.000/Zak, Pupuk Za Rp.100.000/Zak, Pupuk Sp-36 Rp.120.000-150.000/Zak, Pupuk Npk Rp.130.000/Zak dan Pupuk Organik Rp.10.000/Kg.

5.3 6 Prinsip Tepat Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Penyaluran pupuk bersubsidi perlu dilakukan sesuai 6 prinsip tepat, yaitu : tepat jumlah, tepat tempat, tepat jenis, tepat harga, tepat mutu dan tepat waktu.

Akan tetapi dalam penyaluran pupuk bersubsidi ada beberapa kendala yang mengakibatkan 6 prinsip tepat tersebut belum tercapai.

1. Tepat Jumlah

Alokasi pupuk bersubsidi di seluruh Indonesia tidak sesuai dengan yang tertera pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Tani, begitupun di Kabupaten Gowa hal ini dikarenakan kurangnya dana dari pemerintah dalam pemberian subsidi. Atas ketidaksesuaian ini maka dari pihak pemerintah memberikan perhitungan pembagian pupuk bersubsidi berdasarkan luas lahan, yaitu 2 hektar perkk atau 6 zak permusim hal ini dilakukan agar semua petani yang ada di Kabupaten Gowa mendapatkan pupuk bersubsidi.

2. Tepat Tempat

Pendistribusian pupuk bersubsidi di Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa dilakukan dari tingkat distributor ke tingkat pengecer pada wilayah masing-masing tanggung jawabnya, hal ini sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah mulai dari penentuan produsen yaitu PT.

Pupuk Kaltim dan PT. Petrokimia Gresik kemudian produsen menentukan pihak distributor yang mampu bertanggung jawab pada tingkat kecamatan kemudian tingkat distributor yang menentukan pengecer yang mampu bertanggung jawab di masing-masing wilayah tanggung jawabnya yaitu di desa/kelurahan yang terdapat di Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

3. Tepat Jenis

Beberapa jenis pupuk bersubsidi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) NO.47/Permentan/SR.310/12/2017. Jenis-jenis pupuk yang disubsidi pemerintah terdiri dari pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK, dan Organik, di Kecamatan Biringbulu sendiri jenis pupuk bersubsidi yang telah disiapkan sudah sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan oleh Permentan. Dimana jenis pupuk urea sendiri di produksi oleh PT. Pupuk Kaltim dan jenis pupuk Za, Sp-36, Npk dan Organik di produksi oleh PT. Petrokimia Gresik.

4. Tepat Harga

Pengecer mengetahui Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk petani. Akan tetapi Harga Eceran Tertinggi (HET) tersebut hanya berlaku sampai pada tingkat pengecer dikarenakan adanya pertimbangan penambahan biaya variable

mulai dari jarak antara tempat pengecer ke tingkat distributor/pengambilan pupuk bersubsidi terhitung sangat jauh dan biaya tenaga kerja yang dipakai oleh tingkat pengecer, sehingga tingkat pengecer menjual pupuk bersubsidi kepada petani sudah tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan harga yang diperoleh pengecer dari distributor tidak pernah melebihi harga yang sudah diatur oleh Kementrian Perdagangan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 12. Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi, 2020

No Jenis Pupuk Harga Pupuk Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, 2020

5. Tepat Mutu

Penjualan pupuk bersubsidi di Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa belum pernah ditemukan adanya pupuk bersubsidi yang kadaluarsa, kandungan pupuk bersubsidi ini rutin dilakukan pengecekan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, ditambah lagi dengan kebutuhan pupuk bersubsidi petani yang tidak terbatas sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pupuk bersubsidi yang melewati batas kadaluarsa.

6. Tepat Waktu

Keterlambatan ketersediaan pupuk bersubsidi kerap kali terjadi di Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, di Kecamatan Biringbulu biasanya terjadi musim hujan pada akhir bulan 10 dan petani biasanya melakukan penanaman pada bulan 11 awal. seharusnya ketersediaan pupuk bersubsidi pada tingkat pengecer sekitar 1 bulan sebelum melakukan penanaman sudah tersedia agar petani bisa membeli pupuk sebelum melakukan penanaman sehingga tepat waktu dalam melakukan pemupukan, akan tetapi pada bulan 10 ketersediaan pupuk bersubsidi ditingkat pengecer belum tersedia hal ini dikarenaka lamanya proses penentuan alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah untuk di produksi oleh produsen yang akan di terima pada tingkat distributor (kabupaten) kemudian ke tingkat pengecer (kecamatan).

5.4 Margin Pemasaran Distributor dan Pengecer di Kecamatan Biringbulu

Dokumen terkait