• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Manajemen HKI di Perguruan Tinggi

2. Pengelola HKI di Perguruan Tinggi

Sejak tahun 1999 di Indonesia mulai berdiri unit di lingkungan Perguruan Tinggi yang mempunyai tugas/fungsi utama untuk melakukan pengeloaan kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi, utamanya dengan menerapkan sistem HKI. Pada awalnya unit tersebut disebut dengan Gugus HKI. Berbagai kegiatan yang bersifat sosialisasi telah dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DP3M), Ditjen Dikti, Depdiknas. Kegiatan ini masih berlangsung sampai saat ini dan telah berhasil menumbuhkan kepedulian perguruan tinggi terhadap sistem HKI dan mendorongnya untuk mendirikan Gugus HKI. Seiring dengan waktu, dikenallah istilah Sentra HKI (IP Center). Secara umum, nama ini yang akhirnya berkembang sampai saat ini, walaupun tiap-tiap lembaga diberi atau memiliki keleluasaan untuk memberi nama unit yang mengelola KI berbasis

Jumlah menurun Invention Record Patent Application Granted Patents Revenue Producing Patents

sistem HKI tersebut, misal Klinik HKI, Kantor Manajemen HKI dan sebagainya.

Pada tahun 2002 telah muncul UU No.18/2002 tentang Sisnas P3IPTEK yang berbagai perguruan tinggi, yang dapat dijadikan landasan tentang keberadaan Sentra HKI di Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang.

Hal ini tertuang di dalam Pasal 13 di dalam UU tersebut : (1) Pemerintah mendorong kerja sama antara semua unsur

kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

(2) Perguruan tinggi dan lembaga litbang wajib mengusahakan penyebaran informasi hasil-hasil kegiatan penelitian dan pengembangan serta kekayaan intelektual yang dimiliki selama tidak mengurangi kepentingan perlindungan kekayaan intelektual.

(3) Dalam meningkatkan pengelolaan kekayaan intelektual,

perguruan tinggi dan lembaga litbang wajib mengusahakan pembentukan sentra HKI sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.

(4) Setiap kekayaan intelektual dan hasil kegiatan penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan inovasi yang dibiayai pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib dikelola dan dimanfaatkan dengan baik oleh perguruan tinggi, lembaga litbang, dan badan usaha yang melaksanakannya.

Selanjutnya di dalam bab Penjelasan pasal tersebut dinyatakan bahwa :

Sentra HKI adalah unit kerja yang berfungsi mengelola dan mendayagunakan kekayaan intelektual, sekaligus sebagai pusat informasi dan pelayanan HKI. Dengan kewajiban ini perguruan tinggi dan lembaga litbang dapat terdorong untuk

mengembangkan unit organisasi dan prosedur untuk mengelola semua kekayaan intelektual dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya.

Berdasarkan hal tersebut, maka jelaslah bahwa untuk mengelola dan mendayagunakan KI, maka setiap perguruan tinggi wajib mengupayakan dibentuknya Sentra HKI di lingkungannya sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Pernyataan “sesuai dengan kapasitas yang dimiliki” perlu ditekankan karena setiap perguruan tinggi jelas memiliki kompetensi dan karakter yang khas. Hal ini akan mempengaruhi karakter dari kekayaan intelektual/HKI yang dihasilkan. Misa perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan di bidang seni jelas akan menghasilkan kekayaan intelektual/HKI yang berbeda dengan perguruan tinggi dengan program pendidikan teknik atau sosial. Selain itu pengertian “kapasitas” di sini juga dapat berarti, bahwa Sentra HKI yang didirikan oleh suatu perguruan tinggi dapat memiliki lingkup kerja dan struktur organisasi sesuai dengan kuantitas dan kualitas kekayaan intelektual yang dihasilkan perguruan tinggi tersebut. Hal tersebut juga tidak bisa lepas dari sampai sejauh mana orientasi atau derajat implementasi sistem HKI di lingkungannya.

Selain bertugas mengelola dan mendayagunakan kekayaan intelektual, Sentra HKI juga diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat informasi dan pelayanan HKI. Fungsi sebagai pusat informasi HKI memang masih sangat dibutuhkan, mengingat tingkat kepedualian, pengetahuan dan pemahaman masyarakat, termasuk juga masyarakat perguruan tinggi, terhadap sistem HKI masih relatif rendah, walaupun telah mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Fungsi pelayanan difokuskan terutama terhadap sivitas akademika perguruan tinggi setempat, yakni mahasiswa, peneliti, staf pengajar dan juga karyawan lainnya. Akan tetapi sesuai dengan tridharma perguruan tinggi, dimana didalamnya terdapat aspek pengabdian/pemberdayaan masyarakat, maka layanan yang diberikan oleh suatu Sentra HKI dapat pula diberikan

kepada masyarakat luas, di luar perguruan tinggi, dalam batas-batas tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Landasan perlu dibentuknya Sentra HKI selain UU di atas, bagi beberapa perguruan tinggi yang telah menerapkan sistem manajemen Badan Hukum Milik Negara (BHMN) memiliki landasan hukum lainnya di dalam Peraturan Pemerintah (PP) dibentuknya suatu BHMN. Sebagai contoh di dalam PP 154 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Pertanian Bogor Sebagai Badan Hukum Milik Negara, pasal-pasal yang terkait adalah Pasal 11 dan 12 yang berbunyi :

Pasal 11

(1) Kekayaan Institut merupakan negara berupa aset dan fasilitas yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan belanja Negar, yang merupakan kekayaan awal Institut.

(2) Besarnya kekayaan awal Institut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah seluruh kekayaan negara yang tertanam pada Institut, kecuali tanah, yang nilainya ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan bersama oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Keuangan.

(3) Kekayaan yang tertanam pada Institut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas aset dan fasilitas yang berupa kekayaan awal dan yang diperoleh setelah Institut berstatus badan hukum milik negara.

(4) Seluruh kekayaan Institut dan penggunanya mendapatkan

perlindungan hukum

Pasal 12

(1) Penatausahaan pemisahan kekayaan negara untuk ditempatkan sebagai kekayaan awal Institut sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1) diselenggarakan oleh Menteri Keuangan.

(2) Kekayaan negara berupa tanah sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (2) dimanfaatkan untuk kepentingan Institut.

(3) Hasil pemanfaatan kekayaan berupa tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi pendapatan Institut dan dipergunakan untuk

pelaksanaan tugas dan fungsi Institut.

(4) Kekayaan awal Institut berupa tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk Institut dengan ketentuan tidak dapat dipindahtangankan.

(5) Semua kekayaan dalam segala bentuk, termasuk kekayaan

intelektual, fasilitas, dan benda di luar tanah tercatat sah sebagai hak milik Institut.

Sampai saat ini terdapat hampir mendekati jumlah 100 (seratus) Sentra HKI yang dapat didokumentasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Jumlah ini termasuk Sentra HKI di lingkungan lembaga penelitian dan pengembangan departemen/non-departemen. Namun dari beberapa pengamatan langsung dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, dari 100 Sentra HKI tersebut, hanyalah sedikit yang benar-benar aktif menjalankan fungsinya. Hal ini disebabkan belum dipahaminya sisem HKI secara utuh oleh banyak kalangan dan terbatasnya sumber daya untuk mengimplementasikannya.

Keberadaan Sentra HKI atau unit pengelola HKI di Perguruan Tinggi akan menjadi dan semakin penting apabila orientasi kegiatan tridharma sudah diarahkan ke sana oleh Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Kerja keras dan komitmen tinggi dari sumber daya manusia Sentra HKI sangat diperlukan, mengingat masih rendahnya pengetahuan, pemahaman dan kepedulian masyarakat tentang sistem HKI. Selanjutnya program sosialisasi dan insentif lainnya untuk mendorong diimplementasikannya sistem HKI dari pemerintah hanya akan bermanfaat apabila Perguruan Tinggi memang bertekad kuat untuk melaksanakannya.

Sentra HKI dapat disebut sama dengan atau sebagai embrio dari Technology Licensing Office/Technology Transfer Office/Innovation Center yang terdapat di luar negeri. Struktur organisasi Sentra HKI dapat disusun sesuai dengan kapasitasnya. Dari pengamatan yang telah dilakukan, suatu Sentra HKI minimal memiliki sub-unit atau divisi atau

bagian kesekretariatan/administrasi, perlindungan dan komersialisasi. Pada Sentra HKI yang intensitas kegiatannya cukup tinggi, juga telah memiliki bagian/divisi informasi HKI dan Hukum/Pengawasan. Dalam bab selanjutnya dapat dilihat berbagai contoh Sentra HKI di beberapa perguruan tinggi.

Dokumen terkait