• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Drainase Perkotaan

122 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan Yang Ada Di Kabupaten

3.5. Pengelolaan Drainase Perkotaan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

130

dan membuang ke saluran/sungai, informasi wawasan dan tingkat kesadaran pentingnya pengelolaan sampah secara baik dan benar relatif masih rendah terutama penerapan konsep 3R

2

Sebagian besar masyarakat masih melakukan penanganan sampah dengan membakar, informasi wawasan dan tingkat kesadaran pentingnya pengelolaan sampah secara baik dan benar, relatif masih rendah, terutama di bagian pedesaan dimana akses media dan komunikasi masih minim. Penanganan sampah masih dilakukan secara ala kadarnya, seperti membakar dan membuang ke saluran/sungai.

3

Pendanaan dan pembiayaan masih belum memadai baik dari pemerintah maupun pihak swasta, sehingga berdampak pada terbatasnya penyediaan sarana dan parasarana, sistem maupun cakupan layanan pengelolaan persampahan

4

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) masih belum dikelola sesuai standar, masih sistem open dumping

Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2014

3.5. Pengelolaan Drainase Perkotaan

Sistem drainase perkotaan terdiri dari berbagai elemen yang seringkali dioperasikan dan dikelola oleh berbagai institusi, baik di tingkat nasional, provinsi maupun kebupaten/kota. Masing-masing institusi seringkali menggunakan berbagai defenisi dan terminologi yang berbeda untuk berbagai elemen dari sistem sungai dan drainase. Dalam bidang ke-PU an sendiri, seringkali terminologi ini hanya menyebutkan drainase utama dan minor. Sementara dari Pengelola Sumber Daya Air, hampir semua drainase perkotaan diperlakukan sebagai drainase mikro. Terlepas dari berbagai defenisi tersebut, pada

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

dasarnya drainase merupakan prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, baik yang sifatnya primer, sekunder maupun tersier.

Secara umum kondisi jaringan drainase lingkungan khususnya di ibukota kabupaten belum cukup tersedia dengan layak, baik pada ruas jalan utama maupun di unit lingkungan permukiman. Adapun saluran drainase yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya disebabkan oleh adanya ketidakpedulian masyarakat perkotaan akan fungsi drainase dan belum adanya master plan drainase yang bisa mengontrol perencanaan drainase di kawasan Kota Bone dan sekitarnya pada khususnya dan seluruh kecamatan pada umumnya.

3.5.1. Kelembagaan

Kondisi pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Bone saat ini dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur. Dari segi kualitas maupun kuantitas infrastruktur, masih belum menyentuh semua daerah permukiman di Kabupaten Bone. Kegiatan pembangunan dan pemeliharaan di Kabupaten Bone merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Kabupaten Bone yang dikelola oleh Dinas Tata Ruang, Permukiman, dan Perumahan Kabupaten Bone.

Dilihat tupoksi, Dinas Tata Ruang, Permukiman, dan Perumahan Kabupaten Bone menangani drainase lingkungan dalam hal pembangunan dan pemeliharaan yaitu berada dalam Bidang Permukiman dan Perumahan.

Selain dari itu sistem pengelolaan drainase juga melibatkan institusi Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) terutama Bidang Pengawasan Lingkungan, dimana pencegahan pencemaran air merupakan salah satu prioritas pada jenis

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

132

utilitas suatu daerah / wilayah, drainase tentu saja harus direncanakan dan dibangun sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki serta berkesesuaian dengan utilitas lain maupun fungsi lahan yang ada. Berdasarkan hal tersebut maka eksistensi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik (Bappeda) terutama Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik, memiliki intervensi yang tidak kecil terutama karena sistem pengelolaan drainase harus dipandang sebagai bagian dari sistem suatu wilayah, baik sarana prasarana fisik maupun aspek non fisik lainnya.. (Lihat Tabel 3.24. Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan)

Di Kabupaten Bone upaya masyarakat lebih kepada usaha tiap individu untuk membuat drainase sederhana berupa galian tanah depan rumah masing-masing dan biasanya tidak berfungsi karena tidak semua rumah dalam jalur tersebut membuat drainase sederhana yang serupa. Asumsi yang terbentuk bahwa masalah drainase adalah kewajiban pemerintah membuat sebagian masyarakat tidak peduli dengan sistem drainase perkotaan karena belum ada regulasi khusus yang mengatur tentang pengelolaan drainase. (Lihat Tabel 3.25. Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Bone)

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 3.24.

Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah

Kabupaten Swasta Masyarakat

Perencanaan

 Menyususn target pengelolaan drainase perkotaan skala kabupaten

- -

 Menyusun rencana program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target

- -

 Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target

- -

Pengadaan Sarana

 Menyediakan / membangun

sarana drainase perkotaan - -

Pengelolaan

 Membersihkan saluran drainase

perkotaan -

 Memperbaiki saluran drainase

perkotaan yg rusak - -  Melakukan pengecekan

kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB

- -

Pengaturan dan Pembinaan

 Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase perkotaan di wilayah yang akan dibangun

- -

 Memastikan integrasi sistem drainase perkotaan (tersier)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

134

 Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase perkotaan

- -

 Memberikan Sangksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase perkotaan

- -

Monitoring dan Evaluasi

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase perkotaan skala kabupaten

- -

 Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase perkotaan

- -

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase perkotaan, dan atau menampung serta

mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase perkotaan

- -

Sumber : Kajian Kelembagaan dan Kebijakan Tahun 2014

Tabel 3.25.

Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Bone

Substansi Ketersediaan Pelaksanaan Ket. Ada (sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanak an Belum Efektif Dilaksanak an Tidak efektif Dilaksanak an Drainase Perkotaan  Target capaian pelayanan pengelolaan drainase perkotaan di kabupaten - - - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam menyediakan drainase perkotaan

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

 Kewajiban dan sanksi

bagi pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase perkotaan - - - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase perkotaan dan menghubungkannya dengan sistim drainase sekunder - - - - -

 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase perkotaan sebagai saluran pematusan air hujan

- - - - -

Sumber : Kajian Kelembagaan dan Kebijakan Tahun 2014

3.5.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan

Dalam rangka penanganan drainase lingkungan saat ini belum terdapat kerjasama yang cukup optimal antara Pemerintah Kabupaten, swasta dan masyarakat. Hal ini terlihat dari beberapa praktik yang ada saat ini seperti pengelolaan drainase lingkungan yang sebenarnya merupakan tanggung jawab masyarakat namun ternyata masih sedikit dijalankan oleh masyarakat, selebihnya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten selain itu drainase lingkungan juga masih difungsikan sebagai saluran pembuangan air limbah domestik ataupun limbah ternak di beberapa wilayah oleh masyarakat sehingga terjadi beberapa potensi wilayah genangan.

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

136

banyaknya sampah yang menumpuk di selokan mengakibatkan kurang lancarnya sistim pengaliran di dalam saluran tersebut. Kajian studi EHRA menunjukkan bahwa 50,5% rumah tangga di Kabupaten Bone pernah mengalami banjir rutin. (Lihat Gambar 3.14. Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami banjir Rutin)

Gambar 3.14.

Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami banjir Rutin

Sumber : Kajian Studi EHRA Tahun 2014

Secara umum kondisi jaringan drainase perkotaan khususnya di ibukota kabupaten cukup tersedia dengan layak, baik pada ruas jalan utama maupun di unit lingkungan permukiman. Disamping itu, sudah adanya master plan drainase yang bisa mengontrol perencanaan drainase di kawasan Kota Watampone dan sekitarnya. (Lihat Peta 3.4. Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten)

Secara struktur drainase di kota Kawasan Watampone dan sekitarnya pada umumnya adalah pasangan batu, namun

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

pemeliharaan yang kurang baik sehingga pendangkalan terjadi dan banyaknya sampah yang menumpuk di saluran mengakibatkan kurang lancarnya sistem pengaliran di dalam saluran tersebut sehingga menimbulkan genangan di beberapa titik. (Lihat Gambar 3.15. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan, Tabel 3.26. Luas Wilayah Genangan dan Tabel 3.27. Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada di Kabupaten Bone)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Gambar 3.15.

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan

Diagram Sistem Sanitasi Drainase Perkotaan

Produk Input (A)

User Interface (B) Pengumpulan dan Penampungan / Pengolahan Awal (C) Pengangkutan / Pengaliran (D) (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat (E)

Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir

Air Hujan

Tanah (Biopori)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

140

Tabel 3.26.

Luas Wilayah Genangan

No

Nama Kecamatan/

Kelurahan

Wilayah Genangan

Luas Ketinggian Lama Frekuensi

Penyebab

(Ha) (m) (jam/hari) (kali/tahun)

I Kecamatan Sibulue

1 Balieng Toa 0 0 0 0 -

2 Pasaka 0 0 0 0 -

3 Bulie 5 0,4 4 4 Pasang surut air laut 4 Tunreng Tellue 5 0,4 5 3 Pasang surut air

laut 5 Messenreng

Pulu 5 0,4 4 3

Pasang surut air laut

6 Mabbiring 0 0 0 0 -

7 Malluse Tasi 5 0,4 4 4 Pasang surut air laut 8 Pattiro Sompe 5 0,4 5 3 Pasang surut air

laut 9 Pakkasalo 5 0,4 4 3 Pasang surut air

laut 10 Pattiro Bajo 5 0,4 4 4 Pasang surut air

laut 11 Maroanging 5 0,4 5 3 Pasang surut air

laut 12 Cinnong 5 0,4 4 3 Pasang surut air

laut

13 Polewali 0 0 0 0 -

14 Kalibong 0 0 0 0 -

15 Tadang Palie 0 0 0 0 -

16 Ajang Pulu 5 0,4 4 3 Pasang surut air laut

17 Letta Tanah 0 0 0 0 -

18 Mattiro Riolo 0 0 0 0 -

19 Sumpang

Minangae 0 0 0 0 -

20 Manajeng 5 0,4 4 3 Pasang surut air laut

II Kecamatan Cina

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

1 Abbumpungeng 0 0 0 0 - 2 Arasoe 0 0 0 0 - 3 Cinennung 0 0 0 0 - 4 Tanete Harapan 0 0 0 0 - 5 Tanete 0 0 0 0 - 6 Lompu 0 0 0 0 -

7 Kawerang 10 1,5 3 1 Curah hujan tinggi 8 Walenreng 15 1 4 1 Curah hujan tinggi

9 Ajang Pulu 0 0 0 0 - 10 Kanco 0 0 0 0 - 11 Padang Loang 0 0 0 0 - 12 Awo 0 0 0 0 - III Kecamatan Barebbo

1 Cempaniga 6 1,5 3 1 Curah hujan tinggi 2 Bacu 4 1 4 1 Curah hujan tinggi

3 Cingkang 0 0 0 0 -

4 Congko 0 0 0 0 -

5 Cinnong 0 0 0 0 -

6 Lampoko 0 0 0 0 -

7 Wollangi 0 0 0 0 -

8 Kajaolaliddong 10 0,4 4 2 Curah hujan tinggi

9 Samaelo 0 0 0 0 -

10 Parippung 12 0,4 3 2 Curah hujan tinggi

11 Apala 0 0 0 0 -

12 Sugiale 0 0 0 0 -

13 Attobaja 9 0,4 2 2 Curah hujan tinggi

14 Corawalie 0 0 0 0 -

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

142

17 Watu 7 0,4 2 2 Curah hujan tinggi 18 Kading 7 0,4 2 2 Curah hujan tinggi

IV Kecamatan Ulaweng 1 Lilina Ajangale 0 0 0 0 - 2 Tadang Palie 0 0 0 0 - 3 Cani Sirenreng 0 0 0 0 - 4 Sappe Walie 0 0 0 0 -

5 Manurunge 1 0,55 4 2 Sedimentasi dan Sampah di saluran 6 Cinnong 0 0 0 0 - 7 Ulaweng Cinnong 0 0 0 0 - 8 Pallawa Rukka 0 0 0 0 - 9 Jompie 0 0 0 0 - 10 Lamakkaraseng 0 0 0 0 - 11 Mula Menree 0 0 0 0 - 12 Galung 0 0 0 0 - 13 Tea Malala 0 0 0 0 - 14 Timusu 0 0 0 0 - 15 Tea Musu 0 0 0 0 - V Kecamatan Palakka 1 Siame 0 0 0 0 - 2 Cinennung 0 0 0 0 - 3 Pasempe 0 0 0 0 - 4 Lemo Ape 0 0 0 0 - 5 Usa 0 0 0 0 - 6 Ureng 0 0 0 0 - 7 Mico 0 0 0 0 - 8 Bainang 0 0 0 0 - 9 Passipo 0 0 0 0 -

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

10 Tanah Tengnga 0 0 0 0 - 11 Tirong 0 0 0 0 - 12 Panyili 0 0 0 0 - 13 Matanete Bua 0 0 0 0 - 14 Maduri 0 0 0 0 - 15 Melle 0 0 0 0 - VI Kecamatan Awangpone 1 Bulumparee 0 0 0 0 - 2 Carebbu 0 0 0 0 - 3 Abbanuang 0 0 0 0 - 4 Paccing 0 0 0 0 - 5 Maccope 0 0 0 0 - 6 Mallari 0 0 0 0 -

7 Kading 10 1,5 3 1 Curah hujan tinggi 8 Cakke Bone 15 1 4 1 Curah hujan tinggi

9 Lappoase 0 0 0 0 - 10 Cumpiga 0 0 0 0 - 11 Awo Lagading 0 0 0 0 - 12 Jaling 0 0 0 0 - 13 Mappalo Ulaweng 0 0 0 0 - 14 Unra 0 0 0 0 - 15 Kajuara 0 0 0 0 - 16 Cari Gading 0 0 0 0 - 17 Matuju 0 0 0 0 - 18 Latteko 0 0 0 0 - VII Kecamatan Ajangale 1 Manciri 0 0 0 0 - 2 Lebbae 0 0 0 0 -

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

144

4 Leppangeng 0 0 0 0 - 5 Allamung Patue 0 0 0 0 - 6 Timurung 0 0 0 0 - 7 Labissa 0 0 0 0 - 8 Opo 0 0 0 0 - 9 Pinceng Pute 0 0 0 0 -

10 Welado 100 2,5 7 2 Curah hujan tinggi 11 Pompanua 100 2 8 2 Curah hujan tinggi

12 Salewangeng 0 0 0 0 - 13 Telle 0 0 0 0 - 14 Pacciro 0 0 0 0 - VIII Kecamatan Dua Boccoe 1 Praja Maju 0 0 0 0 - 2 Mario 0 0 0 0 - 3 Panyili 0 0 0 0 - 4 Laccori 0 0 0 0 - 5 Pattiro 0 0 0 0 -

6 Tocina 7 0,4 2 2 Curah hujan tinggi 7 Kampoti 7 0,4 2 2 Curah hujan tinggi 8 Pakkasalo 7 0,4 2 2 Curah hujan tinggi

9 Cabbeng 0 0 0 0 - 10 Tempe 0 0 0 0 - 11 Melle 0 0 0 0 - 12 Lallatang 0 0 0 0 - 13 Sanrangeng 0 0 0 0 - 14 Sailong 0 0 0 0 - 15 Turu Mame 0 0 0 0 -

16 Ujung 10 0,5 3 1 Sungai meluap 17 Unyi 15 0,7 4 1 Sungai meluap

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

18 Uloe 12 0,3 2 2 Sungai meluap 19 Tawaroe 9 0,4 6 1 Sungai meluap 20 Matajang 10 0,4 5 2 Sungai meluap 21 Padacenga 8 0,4 2 1 Sungai meluap 22 Solo 7 0,4 3 2 Sungai meluap

IX Kecamatan Cenrana

1 Watang Ta' 0 0 0 0 -

2 Pacubbe 7 0,4 3 2 Sungai meluap

3 Panyiwi 0 0 0 0 -

4 Pallae 12 0,3 2 2 Sungai meluap 5 Watu 9 0,4 6 1 Sungai meluap 6 Nagauleng 10 0,4 5 2 Sungai meluap

7 Latonro 8 0,4 2 1 Sungai meluap 8 Laoni 7 0,4 3 2 Sungai meluap 9 Pasunge 12 0,3 2 2 Sungai meluap 10 Pallime 9 0,4 6 1 Sungai meluap

11 Ajallasse 10 0,4 5 2 Sungai meluap 12 Ujung Tanah 8 0,4 2 1 Sungai meluap

13 Cenrana 7 0,4 3 2 Sungai meluap

14 Watang

Cenrana 12 0,3 2 2 Sungai meluap 15 Labotto 9 0,4 6 1 Sungai meluap 16 Watang Labotto 0 0 0 0 -

X Kecamatan T.R.Barat

1 Majang 0 0 0 0 -

2 Macege 4 0,4 4 1 Sedimentasi dan Sampah di saluran

3 Jeppee 0 0 0 0 -

4 Macanang 2 0,4 4 1 Sedimentasi dan Sampah di saluran

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

146

6 Bulu Tempe 0 0 0 0 - 7 Watang Palakka 0 0 0 0 - 8 Polewali 0 0 0 0 - XI Kecamatan T.Riattang

1 Biru 2 0,4 4 1 Sedimentasi dan Sampah di saluran 2 Ta' 2 0,4 4 1 Sedimentasi dan

Sampah di saluran 3 Watampone 0 0 0 0 - 4 Bukaka 0 0 0 0 - 5 Pappolo 0 0 0 0 - 6 Masumpu 0 0 0 0 - 7 Manurunge 0 0 0 0 - 8 Walanae 0 0 0 0 - XII Kecamatan T.R.Timur

1 Tibojong 4 0,4 4 1 Sedimentasi dan Sampah di saluran

2 Cellu 0 0 0 0 -

3 Bajoe 0 0 0 0 -

4 Lonrae 0 0 0 0 -

5 Toro 0 0 0 0 -

6 Panyula 4 0,4 4 1 Sedimentasi dan Sampah di saluran 7 Waetuo 4 0,4 4 1 Sedimentasi dan

Sampah di saluran

8 Pallette 0 0 0 0 -

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 3.27.

Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Yang Ada Di Kabupaten Bone No Jenis Prasarana/ Sarana Satuan Jumlah/ Kapasitas Kondisi Frekuensi Pemeliharaan (kali/tahun) Berfungsi Tidak Berfungsi

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

1 Saluran Primer - - - 2 Saluran Sekunder - - 3 Bangunan Pelengkap - -

Sumber : Dinas Permukiman dan Tata Ruang Tahun 2013

3.5.3. Peran Serta Masyarakat

Dibeberapa lokasi, keterlibatan masyarakat sudah ada terutama di daerah perdesaan yang belum tersentuh pembangunan seperti masyarakat membuat saluran drainase sederhana yang terdiri dari galian tanah di depan rumah masing-masing, wilayah perkotaan perkotaan keterlibatan masyarakat sebatas membantu dalam pembangunan drainase melalui program PNPM Mandiri Perkotaan P2KP tetapi dalam hal pemeliharaan masih sangat kurang. (Lihat Tabel 3.28. Daftar Program/Kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

148

Tabel 3.28.

Daftar Program/Kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat

No Nama Program/ kegiatan Pelaksana /PJ Lokasi Tahun Program/ Kegiatan Penerima manfaat Jumlah Sarana Kondisi Sarana Saat Ini L P Berfungsi Tidak Berfungsi 1 pembangunan Drainase Lingkungan PNPM P2KP 2007 2 pembangunan Drainase Lingkungan PNPM P2KP 2011 3 pembangunan Drainase Lingkungan PNPM P2KP 2012 Total

Sumber : Kajian Peran Serta Masyarakat Tahun 2014

Sistem pengelolaan drainase saja tidak cukup dilakukan dengan hanya berorientasi pada upaya penyediaan sarana dan prasarana fisik semata, tetapi lebih dari itu peran masyarakat sangat menentukan bukan saja dalam penyediaannya tetapi yang terpenting adalah upaya pemeliharaan drainase sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Secara umum, kepedulian masyarakat baik laki-laki maupun perempuan tentang pentingnya drainase bagi penyehatan lingkungan permukiman di Kabupaten Bone belum terlalu nampak, hal ini tercermin dari kondisi riil dilapangan yang masih banyak drainase yang dibiarkan tersumbat oleh tumpukan sampah dan dibeberapa titik terdapat timbunan material bangunan yang menutup saluran drainase. (Lihat Tabel 3.29. Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat)

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 3.29.

Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat

No Jenis Sarana Lokasi

Pengelolaan Iuran Keterangan Lembaga Kondisi 1 Drainase panjang 150 m Kelurahan Watampone TP3 Aktif Tidak ada - 2 Drainase panjang 300 m Kelurahan Manurunge TP3 Aktif Tidak Ada -

Sumber : Kajian Peran Serta Masyarakat Tahun 2014

3.5.4. Komunikasi dan Media

Peran media dalam pengelolaan drainase perkotaan sama halnya dengan pengelolaan sanitasi pada sub sektor air limbah maupun persampahan. Eksistensi media dalam bentuk apapun itu, baik visual maupun audio masing-masing memiliki intrest yang berbeda namun tujuan dan sasarannya sama. Masyarakat diharapkan dapat lebih berperan dalam pengelolaan drainase terutama pada tahap pemeliharaan. Kebiasaan membuang sampah ke dalam drainase atau membiarkan saluran dalam kondisi tergenang dan ditumbuhi rumput, dapat menyebabkan kualitas lingkungan menurun, yang akhirnya berpengaruh nyata terhadap tingkat kesehatan, kenyamanan serta estetika lingkungan yang ada.

Kabupaten Bone belum secara maksimal memanfaatkan peran Media dalam promosi pengelolaan sektor drainase. Dimana, hasil kajian hanya 6,50% kegiatan penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti yang berkaitan dengan drainase. (Lihat Gambar 3.16. Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Bone)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

150

Gambar 3.16.

Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang Pernah Diikuti Di Kabupaten Bone

Sumber : Kajian Komunikasi dan Pemetaan Media Tahun 2014

3.5.5. Peran Swasta

Keterlibatan dunia usaha dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Bone sampai saat ini belum ada. Dukungan kelembagaan yang belum kuat dan tidak ada masterplan perencanaan pengelolaan drainase merupakan penyebab sehingga tidak ada dukungan usaha dalam pengelolaan drainase. Partisipasi pengelolaan drainase lingkungan hanya datang dari pihak Badan Keswadayaan Masyarakat melalui dana stimulan Bantuan langsung Masyarakat dan swadaya masyareakat sendiri. (Lihat Tabel 3.30. Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Ada Di Kabupaten Bone)

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Tabel 3.30.

Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Ada Di Kabupaten Bone No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun Mulai Operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi

Volume Potensi Kerjasama

Sumber : Kajian Peran Serta Swasta dalam Penyediaan Layanan Sanitasi Tahun 2014

3.5.6. Pendanaan dan Pembiayaan

Pendanaan dan pembiayaan terkait dengan pengelolaan drainase lingkungan dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bone melalui beberapa SKPD terkait.

Lemahnya dukungan dalam pengelolaan drainase lingkungan dapat dilihat dari dukungan pendanaan. Data dalam 4 (empat) tahun terakhir memperlihatkan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor drainase pada Tahun 2013 sebesar Rp 3.051.000,00. Sedangkan untuk biaya operasional dan pemeliharaan pada tahun 2013 hanya sebesar Rp. 615.000.000,00 dan pendapatan retribusi dalam pengelolaan drainase lingkungan belum ada. (Lihat Tabel 3.31. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Drainase Perkotaan dan Tabel 3.32. Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

152

3.5.7. Permasalahan mendesak

Lingkungan permukiman yang memiliki drainase yang baik tidak menjamin bagi terwujudnya lingkungan bersih dan sehat tapi juga diperlukan perilaku yang baik di masyarakat. Peran serta

Tabel 3.31.

Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Drainase Perkotaan

No Sub Sektor Belanja (Rp) Rata-rata Pertu m buha n (%) 2010 2011 2012 2013 3 Drainase Perkotaan 3.a Pendanaan Investasi Drainase Perkotaan 782.600.000 421.000.000 1.035.000.00 0 3.051.000.000 - 2,33 3.b Pendanaan OM yang dialokasika n dalam APBD 175.000.000 200.000.000 400.000.000 615.000.000 - 3,1 3.c Perkiraan biaya OM berdasarka n infrastruktur terbangun 375.000.000 425.000.000 475.000.000 600.510.000 - 8,3

Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010 – 2013, Bappeda

Tabel 3.32.

Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan

No SKPD

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertum buhan

(%)

2010 2011 2012 2013

3 Drainase Perkotaan

3.a Realisasi Retribusi - - - - 0,00 3.b Potensi Retribusi - - - - 0,00 Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2010-2013, DPPKAD

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan untuk mendukung bagi terpenuhinya prasarana drainase yang sesuai dengan harapan.

Dari segi perencanaan, Kabupaten Bone sampai saat ini belum memiliki perencanaan drainase yang komprehensif dan terintegrasi sehingga menjadi kendala dalam menentukan kebijakan pembangunan sektor sanitasi apalagi Kabupaten Bone juga belum memiliki peraturan-peraturan yang mengatur tentang sanitasi khususnya mengenai pengelolaan drainase. (Lihat Tabel 3.33. Permasalahan Mendesak)

Tabel 3.33.

Permasalahan Mendesak

No Permasalahan Mendesak

1

Pendanaan & Pembiayaan masih belum mencukupi, sehingga berdampak pada terbatasnya penyediaan sarana & parasarana, sistem maupun cakupan layanan;

2

Dokumen perencanaan drainase secara komprehensif dan terintegrasi belum memadai

Dokumen terkait