• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 1. Pengelolaan Air Bersih

122 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan Yang Ada Di Kabupaten

3.6. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 1. Pengelolaan Air Bersih

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan untuk mendukung bagi terpenuhinya prasarana drainase yang sesuai dengan harapan.

Dari segi perencanaan, Kabupaten Bone sampai saat ini belum memiliki perencanaan drainase yang komprehensif dan terintegrasi sehingga menjadi kendala dalam menentukan kebijakan pembangunan sektor sanitasi apalagi Kabupaten Bone juga belum memiliki peraturan-peraturan yang mengatur tentang sanitasi khususnya mengenai pengelolaan drainase. (Lihat Tabel 3.33. Permasalahan Mendesak)

Tabel 3.33.

Permasalahan Mendesak

No Permasalahan Mendesak

1

Pendanaan & Pembiayaan masih belum mencukupi, sehingga berdampak pada terbatasnya penyediaan sarana & parasarana, sistem maupun cakupan layanan;

2

Dokumen perencanaan drainase secara komprehensif dan terintegrasi belum memadai

3

Penyempitan penampang drainase, baik yang disebabkan oleh sedimentasi maupun sampah

4

Regulasi sektor sanitasi khususnya drainase perkotaan belum ada, baik yang mengatur layanan secara teknis, operasional maupun retribusi

Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2014

3.6. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 3.6.1. Pengelolaan Air Bersih

Penyediaan air bersih untuk masyarakat pedesaan yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Kabupaten Bone

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

154

sumur dan perpipaan dari sumber-sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sedangkan penggunaan layanan PDAM masih belum tersedia akibat masih terbatasnya cakupan layanan PDAM. Sampai saat ini cakupan layanan PDAM baru menjangkau 15 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Bone, itupun dari 15 Kecamatan tersebut tidak semua kelurahan/Desa terlayani.

Unit produksi yang dibangun dan dioperasikan oleh PDAM Kabupaten Bone dalam pemenuhan distribusi air minum ke pelanggan masing-masing dicukupi oleh mata air yang tidak berinterkoneksi dalam satu pengolahan, tetapi didistribusikan ke daerah pelayanan dengan jenis campuran yaitu antara Instalasi Pengolahan Lengkap dan Bangunan Penangkap (Broncaptering) dengan desinfektan.

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

156

Berdasarkan kajian studi EHRA masyarakat yang tidak menggunakan layanan PDAM dimana hanya menggunakan sumber-sumber air dari alam, mempunyai resiko sumber air tersebut tercemar sebanyak 22,90% dan 77,10% masyarakat menggunakan sumber air terlindungi. Untuk akses terhadap air bersih yang digunakan sebagai air minum dan memasak, menggunakan sumber air yang tidak terlindungi masih cukup besar yaitu sumur gali tidak terlindungi sebesar 6,0% dan mata air tidak terlindungi 7,5%. Selebihnya menggunakan sumber air bersih yang terlindungi untuk air minum dan memasak, sebagian besar berasal dari mata air terlindungi 17,3% dan PDAM sebesar 12,3%. (Lihat Gambar 3.17. Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak)

Gambar 3.17.

Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

Air Bersih disediakan oleh PDAM Kabupaten Bone, yang merupakan badan usaha semi otonomi yang artinya bahwa badan ini dimaksudkan untuk dijalankan sebagai badan usaha tetapi masih merupakan tanggung jawab Kepala Daerah. Kapasitas yang terpasang sekitar 230 liter perdetik, tatapi produksi saat ini baru mencapai 150 liter perdetik. Seluruh kapasitas produksi yang ada telah tersalurkan seluruhnya, sehingga dengan kapasitas produksi yang ada sudah pasti tidak memenuhi kebutuhan konsumen. Walaupun saat ini sudah diupayakan pembagian kapasitas sumber terhadap daerah pelayanan yang diperhitungkan kekurangan suplay air, namun karena secara umum kebutuhan air jauh melebihi kapasitas produksi, maka PDAM Kabupaten Bone tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. Jumlah penduduk pada wilayah pelayanan PDAM mencapai 728.737 jiwa dan yang mampu terlayani sebesar 72.666 jiwa atau 54% artinya bahwa masih ada sekitar 46% penduduk diwilayah pelayanan PDAM belum mendapatkan akses air bersih. (Lihat Tabel 3.34. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Bone)

Tabel 3.34.

Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Bone

No Uraian Satuan Sistem

Perpipaan Ket.

1 Pengelola PDAM PDAM -

2 Tingkat Pelayanan % 59,50 -

3 Kapasitas Produksi Lt/detik 515 -

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

158

5 Jumlah Sambungan Rumah

(Total) Unit 12.111 -

6 Jumlah Kran Air Unit 34 -

7 Kehilangan Air (UFW) % 23,19 -

8 Retribusi/Tarif (Rumah Tangga) M3 2.500 - 9 Jumlah Pelanggan

Perkecamatan

Kec. Tanete Riattang Pelanggan Perpipaan IKK Kec. Tanete Riattang Barat Pelanggan Perpipaan IKK Kec. Tanete Riattang Timur Pelanggan Perpipaan IKK

Kec. Kajuara Pelanggan Perpipaan IKK

Kec. Tonra Pelanggan Perpipaan IKK

Kec. Kahu Pelanggan Perpipaan IKK

Kec. Mare Pelanggan Perpipaan IKK

Kec. Libureng Pelanggan Perpipaan IKK

Kec. Lapri Pelanggan Perpipaan IKK

Kec. Lamuru Pelanggan Perpipaan IKK

Kec. Amali Perpipaan IKK

Kec. Ulaweng Perpipaan IKK

Kec. Palakka Perpipaan IKK

Kec. Ajamgale Perpipaan IKK

Kec. Barebbo Perpipaan IKK

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

3.6.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga

Sistim Pengelolaan Industri rumah tangga di Kabupaten Bone tidak memiliki sistem pengolahan khusus. Seperti limbah domestik lainnya pengalirannya tidak melalui penampungan atau peresapan terlebih dahulu melainkan langsung ke saluran terbuka. Jenis industri rumah tangga di Kabupaten Bone bervariasi antara lain beberapa industri kue khas Bone yang berlokasi disepanjang jalan poros Bone, industri cinderamata/souvenir berlokasi disekitar objek-objek wisata, industri tahu/tempe dibeberapa lokasi dalam kota.

Industri tersebut pada umumnya tidak melakukan pengeloaan air limbah buangan hasil industri, melainkan langsung dibuang ke drainase atau jika lokasi industri dekat sungai langsung dibuang kesungai. (Lihat Tabel 3.35. Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Bone)

Tabel 3.35.

Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Bone

No. Jenis Industri

Rumah Tangga Lokasi

Jumlah Industri RT Jenis Pengolahan Kapasitas (m3/hari)

Sumber : BLHD dan Dinas Kesehatan Tahun 2014

3.6.3. Pengelolaan Limbah Medis

Pengelolaan Limbah medis di Kabupaten Bone masih membutuhkan perhatian serius. Pada tahun 2011 dibangun IPAL di Rumah Sakit Lakipadada. Selebihnya, Puskesmas

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

POKJA SANITASI

KABUPATEN BONE

160

biasa pada skala rumah tangga untuk limbah cair langsung dialirkan ke saluran yang ada sedangkan untuk limbah padat dibuang ke TPS atau dibakar. (Lihat Tabel 3.36. Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan)

Tabel 3.36.

Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan

Nama Fasilitas Kesehatan Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Medis Kapasitas (m3/hari) Rumah Sakit

Tenriawaru - On Site System 25

Dokumen terkait