BAB II. GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH DI MEDAN
2.2. Pengelolaan Sampah di Kota Medan dan di Kecamatan
Pengelolaan sampah merupakan suatu aliran kegiatan yang dimulai dari sumber penghasil sampah. Sampah dikumpulkan untuk diangkut ke tempat pembuangan untuk dimusnahkan atau sebelumnya dilakukan suatu proses pengolahan untuk menurunkan volume dan berat sampah. Teknik operasional pengelolaan sampah ini terdiri dari kegiatan pewadahan, pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pembuangan akhir harus bersifat terpadu.
Bila salah satu kegiatan tersebutputus atau tidak tertangani dengan baik maka akan menimbulkan masalah kesehatan, banjir/genangan, pencemaran air tanah dan sebagainya.
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 3. Situasi Pengumpulan Sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Sistem operasional persampahan saat ini dapat di bagi dua yaitu, bagian huludan hilir. Operasi bagian hulu merupakan pewadahan oleh sumbersampah dan pengumpulan sampah sedangkan di bagian hilir berupapengangkutan dan pembuangan akhir sampah. Pengumpulan sampah di pemukiman dilakukan oleh gerobak yang selanjutnya membawa sampah ke TPS. Dari sini sampah akan diangkut oleh dump truk menuju TPA. Pengumpulan sampah dari jalan dan tempat umum dilakukan olehtruk secara langsung mengangkut sampah ke TPA. Tingginya jumlah sampah yang harus dikelola membuat biaya operasional menjadi tinggi, terutama pada biaya pengangkutan. Selain biaya pengangkutan yang tinggi, biaya pengolahan
sampah di TPA juga tinggi meliputi pengadaan lahan dan operasi pembuangan sampah.
a. Pewadahan
Pewadahan sampah adalah cara pembuangan sampah sementara di sumbernya. Wadah sampah biasanya ditempatkan di tempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam pengangkutannya. Idealnya wadah sampah disesuaikan dengan jenis sampah yang akan dikelola, yaitu dipisah antara yang organik dengan non-organik agar memudahkan dalam penanganan selanjutnya, khususnya dalam upaya daur ulang. Berdasarkan pedoman dari Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, ada dua jenis pola pewadahan, yakni sebagai berikut:
Diperuntukkan bagi daerah pemukiman menengah keatas dan daerah komersial. Bentuk yang dipakai tergantungselera dan kemampuan pengadaan dari pemiliknya, dengan kriteria:
Pola Pewadahan Individual
• Bentuk: kotak, silinder, kantung, kontainer.
• Sifat: dapat diangkat, tertutup.
• Bahan: logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap terhadap air, panas matahari, tahan diperlakukankasar, mudah dibersihkan.
• Ukuran: 10-50 liter untuk pemukiman, toko kecil, 100-500 liter untuk kantor, toko besar, hotel, rumah makan.
Diperuntukkan bagi daerah pemukiman sedang/kumuh, taman kota, jalan, pasar. Bentuk ditentukan oleh pihak instansi pengelola karenasifat penggunaannya adalah umum, dengan kriteria:
Pola Pewadahan Komunal
• Bentuk: kotak, silinder, kontainer.
• Sifat: tidak bersatu dengan tanah, dapat diangkat, tertutup.
• Bahan: logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap terhadap air, panas matahari, tahan diperlakukankasar, mudah dibersihkan.
• Ukuran: 100-500 liter untuk pinggir jalan, taman kota, 1-10m3 untuk pemukiman dan pasar.
• Pengadaan: pemilik, badan swasta (sekaligus sebagai usaha promosi hasil produksi), instansi pengelola.
Sumber: Dok. Pribadi
b. Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara mengambil sampah dari masing-masing sumber/ wadah sampah untukdipindahkan ke tempat pembuangan sementara atau ke pengolahan sampah skala kawasan untuk dapat diolah atau didaur ulang. Pengumpulan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Pada pengerjaan pengumpulan tidak langsung, dibutuhkan alat yang dapat membantu mempermudah pengumpulan, yaitu gerobak ataupun truk sampah. Gerobak ataupun truk harus bisa melakukan perjalanan dengan efektif dan efisien sepanjang area sumber sampah hingga sampai ke tempat pembuangan sementara atau tempat pengolahan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan adalah intensitas dan ritasi. Intensitas merupakan lamanya waktu yang diperlukan penarik gerobak dalam mengambil sampah di wilayah tertentu dengan satuan hari, sedangkan ritasi merupakan banyaknya gerakan bolak-balik dalam pengambilan sampah di wilayah tertentu, yaitu gerakan pengambilan sampah menuju ke TPS dan kembali lagi ke sumber sampah. Semakin banyak timbulan sampah, semakin banyak pula ritasi yang dilakukan.
c. Pengangkutan
Pengangkutan sampah adalah proses dimana sampah yang ada dan tidak bisa dimanfaatkan lagi diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Umumnya penganggkutan ini dilakukan dengan menggunakan truk sampah. Jumlah ritasi truk pengangkut akan dipengaruhi dengan banyaknya timbulan sampah di TPS, semakin
sedikit timbulan sampah yang tak terpakai maka semakin rendah biaya operasional pengangkutan ke TPA. Dan dengan adanya pengolahan sampah di pasar ini diharapkan dapat menekan biaya operasional pengangkutan sekecil mungkin.
Selain pengangkutan yang menggunakan dump truk, pengangkutan sampah dengan menggunakan becak sampah adalah salah satu cara yang dilakukan secara berdikari oleh para “pengusaha sampah” untuk mengisi kekosongan angkutan.
d. Pengelolaan Sampah di TPA
Umumnya sampah yang telah sampai di tempat pembuangan akhir adalah sampah yang memang sudah tidak dapat digunakan lagi ataupun didaur ulang. Walaupun begitu, masih ada pemulung yang datang ke TPA untuk mencari sampah yang mungkin masih bisa bermanfaat bagi mereka. Selebihnya seluruh sampah yang ada di TPA akan dimusnahkan dengan cara dibakar.
Adapun kondisi jumlah penduduk dan kondisi sosial-ekonomi dalam hal ini pendapatan masyarakat memang sangat mempengaruhi perkembangan sampah secara kualitas dan kuantitas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sampah masyarakat kota medan pertahun dengan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan rata-rata (PDRB) masyarakat Kota medan.
Tabel 3. Volume sampah dan Kondisi PDRB Kota Medan
Tahun Jumlah Sampah/Ton Jumlah Penduduk (Lk & Pr) PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku
2008 587,25 2 102 105 65 316 256,81
2009 615,1 2 121 053 72 630 208,14
2010 1 292,99 2 097 610 83 315,02
2011 1 270,3344 2 117 224 93 610,76
2012 1 540,665 2 122 804 10 5400,44
Sumber: Diolah dari Medan Dalam Angka, 2009, 2010, 2011 dan 2012 (BPS Kota Medan)
Dari tabel di atas tampak pada tahun 2010, ketika terjadi penurunan penduduk dari 2 121 053 (pada tahun 2009) menjadi 2 097 610 pada tahun 2010 terrnyata berdampak pada turunnya jumlah sampah pada tahun 2011. Selanjutnya pada tahun 2011 ketika jumlah sampah kembali naik maka jumlah sampah pada tahun 2012 juga ikut menjadi naik.