• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. HASIL STUDI EHRA KABUPATEN/ KOTA

3.1. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Sampah merupakan masalah yang sangat memprihatinkan dan merupakan sumber penyakit terutama sampah rumah tangga yang semakin hari-semakin komplek (Gambar 3.3) permasalahannya dan tidak bisa ditangani dengan sistem persampahan yang ada. Maka untuk menangani limbah sampah rumah tangga terutama skala kabupaten perlu adanya peran serta masyarakat. Pengelolaan/ pengolahan sangat penting dilakukan di tingkat rumah

tangga dengan pemilahan sampah dan pemanfaatan atau penggunaan ulang sampah, misalnya sampah dijadikan bahan baku kerajinan atau dijadikan kompos. Seperti yang telah dilakukan di Desa Gunungpring, Desa Pasuruhan dimana sampah rumah tangga dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan dan hasil penjualannya dapat menambah penghasilan rumah tangga .

Permasalahan persampah yang dipelajari dalam studi EHRA antara lain: 1) cara pembuangan sampah 2) frekuensi dan pendapat tentang ketepatan pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima layanan pengangkutan sampah 3) praktek pemilahan sampah . Pembuangan sampah di tingkat rumah tangga diindentifikasikan melalui jawaban verbal yang di sampaikan oleh responden. Kuesioner study EHRA terdiri dari 44 opsi jawaban yang di katagorikan menjadi 6 pertanyaan yaitu; 1) Bagaimana kondisi sampah di lingkungan RT/RW rumah ibu 2) Bagemana sampah rumah tangga di kelola 3) Jika mendaur ulang,apa saja jenis sampah yang dipilah/dipisahkan sebelum di buang 4) Seberapa sering petugas mengangkut sampah dari rumah 5) Apakah sampah selalu di angkut tepat waktu 6) Layanan pengangkutan sampah oleh tukang sampah yang di bayar. Dimana 2 kelompok pertanyaan ini untuk katogori 1 dan 2 atau yang mendapatkan layanan pengangkutan merupakan cara-cara yang memiliki resiko kesehatan yang paling rendah. Katogori 3 dan 4 merupakan resiko yang paling berpotensi resiko kesehatannya terutama di daerah yang padat penduduknya (wilayah perkotaan). Tentang sisi layananan pengaangkutan juga melihat dari aspek frekuensi atau kekerapan dan ketetapan waktu pengangkutan. Walau sebuah rumah tangga menerima pelayanan,resiko kesehatan tetap tinggi bila frekuensi pengangkutan sampah terjadi lebih lama dari satu minggu sekali. Ketepatann pengangkutan sampah digunakan untuk menggambarkan seberapa konsisten ketetapan/kesepakatan tentang frekuensi pengangkutan sampah yang berlaku. Enumerator dalam kegiatan studi EHRA di wajibkan untuk mengamati wadah penyimpanan sampah di rumah tangga. Secara mendetail data yang di peroleh dari cara utama membuang sampah rumah tangga

21 pada tabel terlampir.

Tabel 3.1 menggambarkan secara mendetail cara-cara pembuangan sampah oleh rumah tangga di Kabupaten Magelang. Umumnya rumah tangga di Kabupaten Magelang mengelola sendiri penanganan sampah rumah tangganya. Terlihat di dalam tabel 3.1 bahwa pembuangan sampah di Kabupaten Magelang oleh rumah tangga paling banyak dijumpai adalah membuang sampah dihalaman rumah, dalam lubang yang kemudian di bakar atau didiamkan membusuk , yaitu sebanyak 51,4 %. Proporsi pembuangan sampah dikumpulkan dirumah untuk kemudian diangkut oleh petugas sangat kecil, proporsi ini terdiri dari 0,2 % sampah diangkut oleh petugas Pemda/kelurahan, 1,2% diangkut oleh masyarakat/RT/RW. Kelompok kedua adalah rumah tangga yang membuang sampah dihalaman rumah tanpa ada lubang kemudian dibakar, yaitu sebanyak 12,4%. Sementara kelompok rumah tangga yang membuang sampah ke sungai proporsinya sangat kecil, yaitu 1,6%. Hal ini dapat menggambarkan bahwa kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai mulai tumbuh. Selain membuang sampah ke sungai sebagian kelompok membuang sampah diluar rumah seperti di sungai kecil, parit, kolam ikan/ tambak.

Tabel 3.1 : Cara Pembuangan Sampah

N=800, Bobot: besar populasi kelurahan, wawancara, jawaban tunggal C2 Utamanya, Sampah rumah tangga di kelola?

Frekuensi Persentase

Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang 25 0.2

Dikumpulkan dan di buang ke TPS 35 1.2

Dibakar 60 0.6

Dibuang ke dalam lubang dan di tutup dengan tanah 15 0.2 Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 125 2.4

Dibuang ke sungai/kali 102 4.4

Dibiarkan saja sampai membusuk 237 51.4

Dibuang ke lahan kosong/kebun dan di biarkan membusuk 132 4.4

Lainnya (sebutkan) 69 0.6

Total 800 100

Cara pembuangan sampah dapat memberikan gambaran mengenai tingkat resiko kesehatan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat. Penanganan sampah yang aman yaitu rumah tangga mendapatkan pelayanan pengangkutan sampah yang memadai. Untuk mengidentifikasi tingkat resiko kesehatan lingkungan, cara pembuangan sampah kemudian di sederhanakan menjadi dua kategori besar, yaitu 1) penerima layanan sampah, dan 2) non penerima layanan sampah

Terkait dengan penerima layanan pengangkutan sampah, Gambar 3.4 menunjukkan bahwa sekitar 4,1 % rumah tangga di Kabupaten Magelang yang

22

menerima layanan pengangkutan, sementara 84,4 % tidak menerima layanan pengangkutan. Hal ini disebabkan, karena mayoritas masyarakat membuang sampah di dalam lubang sampah yang berada di halaman rumahnya.

Gambar 3.4: Diagram Penerima Layanan

N=800, Bobot: besar populasi kelurahan, wawancara, jawaban tunggal; C4 Seberapa sering petugas mengangkut sampah dari rumah ?

Volume sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga semakin hari semakin meningkat sebanding dengan tingkat konsumsi. Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat, maka sampah yang dihasilkan juga semakin banyak. Gaya hidup manusia memiliki peran penting, karena jenis sampah yang dihasilkan tidak terlepas dari pola konsumsi masyarakat. Semakin kompleksnya aktivitas manusia dan perkembangan teknologi, jenis sampah yang dihasilkannyapun beragam. Sampah tidak hanya terdiri dari sampah organik dan anorganik, tetapi juga dihasilkan sampah yang sulit diurai di alam, bahkan sampah golongan bahan berbahaya dan beracun.

Rumah tangga sebenarnya dapat berperan aktif dalam mengurangi volume sampah. Pengurangan volume ini dapat dilakukan dengan pemilahan dan memanfaatkan kembali atau mengolah kembali sampah-sampah tertentu. Studi EHRA ini mencoba mengetahui sejauh mana pengurangan volume sampah telah dilaksanakan.

Pemilahan sampah rumah tangga di Kabupaten Magelang belum banyak dilakukan, seperti terlihat pada Tabel 3.1 hanya 0,2 % rumah tangga yang melakukan pemilahan. Berdasarkan Gambar 3.5, pemilahan sampah yang terbuat dari logam, gelas atau plastik sekitar 54,3% dari rumah tangga yang melaporkan melakukan pemilahan sampah. Sementara 45,7% melakukan pemilahan sampah bahan organik atau sampah basah atau dikenal sebagai sampah dapur

tidak spesifik, 11.6 menerima layanan, 4.1 tidak menerima layanan, 84.4 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 persentase

Pelayanan Pengangkutan Sampah

tidak menerima layanan menerima layanan tidak spesifik

23

Gambar 3.5: DiagramPemilahan Sampah 2

N=, 800, Filter:EO.2.3=1 Bobot: per kelurahan, wawancara, jawaban tunggal; C3 Jenis sampah apa yang ibu pisahkan?organi/sampah basah/ dapur,logam/gelas/ plastik

Informasi mengenai wadah sementara yang digunakan rumah tangga untuk menyimpan sampah. Wadah sampah permanen yang tertutup merupakan wadah paling aman dari wadah lainnya. Namun sayangnya wadah paling aman ini memilki proporsi sedikit, yaitu hanya 0,1%. Mayoritas rumah tangga di Magelang menyimpan sampahnya di keranjang sampah yang diletakkan di dalam rumah, yaitu sekitar 41,7%. Secara umum rumah tangga yang menyimpan sampahnya pada wadah yang kurang aman masih cukup banyak, contohnyan: 1) Lobang 28,1%, 2kantong plastik ditumpuk di luar rumah 9,2%, 3)keranjang diluar rumah 7,9 %, dan 4) kantong plastik ditumpuk di dalam pekarangan rumah 6%. Terlihat pada gambar 3.6

Gambar 3.6 : Diagram Wadah Sampah

45.7

54.3

40.0 42.0 44.0 46.0 48.0 50.0 52.0 54.0 56.0

persentase

organik/sampah basah/dapur logam/gelas/plastik

9.2 28.1 0.7 0.1 7.9 3.6 41.7 2.4 0.3 6.0 wadah sampah

kantong plastik di dalam pekarangan rumah

kantong plastik digantung di pagar

kantong plastik ditumpuk di luar rumah

keranjang di dalam rumah

keranjang di pekarangan rumah

keranjang di luar rumah

bak permanen tertutup

bak permanen terbuka

lobang

24

N=800, Bobot: per kelurahan, wawancara, jawaban tunggal; C2 Bagemana sampah rumah tangga di kelola, AO4 .1Penangan sampah rumahtangga di dapur,

.

Dokumen terkait