• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. HASIL STUDI EHRA KABUPATEN/ KOTA

3.5 Perilaku Higiene

N=800, Filter F.1.4 EO.1.1; bobot: besar populasi kelurahan/desa, pengamatan jawaban tunggal; Jika sumber air minum ibu berasal dari sumur gali atau sumur bor/pompa tangan,berapa jarak sumber air tersebut ke tempat pembuangan tinja tersebut?

Berdasarkan hasil analisis data EHRA seperti terlihat pada Tabel 3.3, sumber air bersih yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga di Kabupaten Magelang adalah sumur, maka indikator pembayaran untuk mendapatkan air minum tidak begitu penting.

Hasil analisa data EHRA pada Gambar 3.19 menunjukkan rumah tangga yang mengalami kelangkaan sumber air utama dalam dua minggu terakhir sebesar 3,8 %. Kasus kelangkaan sumber air utama meningkat menjadi 13 % jika rentang waktu diperpanjang menjadi satu tahun.

Gambar 3.21. Diagram Kelangkaan Sumber Air

N=800, Filter bobot: besar populasikelurahan, wawancara, jawaban tunggal

F1.2 Apabila ibu pernah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari,berapa lama ?

3.5 Perilaku Higiene

Melihat kebiasaan ibu-ibu mencuci tangan pakai sabun merupakan salah satu studi EHRA yang bertujuan untuk mengetahui prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kebiasaan mencuci tangan yang dilakukan oleh ibu-ibu dalam study EHRA ini berhubungan erat dengan kesehatan. Kebiasaan tidak mencuci tangan pada waktu-waktu penting merupakan salah satu faktor penyebab masuknya penyakit ke dalam tubuh, contohnya diare. Balita

sangat rawan terkena diare. Bila kebiasaan mencuci tangan diterapkan pada waktu penting oleh seorang ibu/pengasuh anak maka resiko balita terkena penyakit-penyakit

setahun terakhir, 13

dua minggu terakhir, 3.8 0 5 10 15 persentase

kelangkaan sumber air

setahun terakhir dua minggu terakhir

Gambar 3.22 sarana cucitangan di sekolah

39

diterapkan oleh seorang ibu/pengasuh anak antara lain adalah: 1)sesudah buang air besar; 2) sesudah menceboki pantat anak; 3)sebelum menyantap makanan; 4) sebelum menyuapi anak; serta 5) sebelum menyiapkan makanan.

Gambar 3.23. Diagram Pemakaian Sabun

N= 800, Bobot: besar populasi desa/kelurahan, wawancara, jawaban tunggal G1 Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin?

Hasil studi EHRA pada Gambar 3.23 menemukan bahwa hampir semua rumah tangga yang menjadi responden di Kabupaten Magelang memiliki akses untuk menggunakan sabun pada hari wawancara atau satu hari sebelumnya, yaitu sekitar 99,7 %. Hanya sebagian kecil atau 0,3 % rumah tangga yang tidak memakai sabun pada hari saat wawancara atau satu hari sebelumnya.

Pemakaian sabun adalah satu hal yang penting dalam menjaga kesehatan. Namun tidak semua rumah tangga yang memiliki akses untuk memakai sabun menggunakannya untuk kepentingan higienitas, khususnya cuci tangan memakai sabun pada waktu-waktu penting. Seperti terlihat pada Gambar 3.23, sekitar 43,9% responden anggota keluarganya mencuci tangan setelah BAB. Proporsi ibu yang mencuci tangan pakai sabun sebelum makan mencakup 34 % dari total populasi. Proporsi ibu yang mencuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan hanya 22 %.

ya, 99.7 tidak, 0.3 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 pe rs e nt as e memakai sabun ya tidak

40

Gambar 3.24. Diagram Cuci Tangan Pakai Sabun-Umum

N=800, Filter G1=ya, Bobot: besar populasi Desa/kelurahan, wawancara, jawaban ganda G2untuk apa

sabun itu digunakan oleh anggota keluarga

Hasil studi EHRA dalam Gambar 3.24 menunjukkan bahwa cakupan ibu-ibu yang belum cuci tangan menggunakan sabun pada waktu-waktu penting masih cukup besar. Masih ada ibu-ibu di Kabupaten Magelang yang tidak mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB dan waktu-waktu penting lainnya seperti sebelum makan dan menyiapkan makanan.

Jika dilihat pada kelompok ibu yang memiliki anak balita (umur dibawah lima tahun) atau kelompok penuh resiko proporsinya berbeda jauh. Proporsi ibu mencuci tangan sesudah BAB pada kelompok ibu secara umum sekitar 43,9 %, sedangkan di kelompok ibu-ibu dengan balita turun menjadi 35,1%. Penurunan proporsi juga terjadi pada saat mencuci tangan sebelum makan, pada kelompok ibu umum sebesar 34 % pada kelompok ibu-ibu dengan balita turun menjadi 27,1 %.

Gambar 3.25. Cuci Tangan Pakai sabun-Ibu dengan Balita

cuci tangan pakai sabun-umum

43.9 22 34 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0

sesudah BAB sebelum menyiapkan makanan sebelum makan

Cuci Tangan Pakai Sabun-Ibu dengan Balita

27.2 17.6 35.1 8.0 12.1 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 c uc i ta ng a n persentase

sesudah mencebokin anak sebelum menyuapi anak sesudah BAB

sebelum menyiapkan makanan sebelum makan

41

Gambar 3.26. Skor cuci tangan pakai sabun –Umum

N=800, Filter P11=ya, Bobot: besar populasi kelurahan, wawancara, jawaban ganda

Dari Gambar 3.25, cuci tangan pakai sabun untuk umum dibuat skor, maka kelompok ibu-ibu secara umum tidak mencuci tangan pakai sabun pada satu waktu penting berada pada peringkat pertama, yaitu sebesar 50,1 %. Proporsi kedua sebanyak 22 % adalah mencuci tangan tiga waktu penting, dan diikuti oleh kelompok mencuci tangan satu waktu penting 17 % dan cuci tangan dua waktu penting 11%.

Untuk skor kelompok ibu-ibu dengan balita Gambar 3.25 proporsi tidak mencuci tangan pada satu waktu pentingpun menduduki peringkat pertama, yaitu 33%. Proporsi kedua terbanyak adalah mencuci tangan lima waktu penting (19,8 %), diikuti mereka yang mencuci tangan pakai sabun empat waktu penting (17,4 %), tiga waktu penting (15,8 %), dua waktu penting (8,9%) dan satu waktu penting 5,2 %.

skor cuci tangan pakai sabun-umum

17 11 22 50.1 0 10 20 30 40 50 60 persentase

42

Gambar 3.27. Skor cuci tangan pakai sabun-ibu dengan balita

N=8006, Filter Ao31=ya & ADO, Bobot: besar populasidesa/kelurahan, wawancara, jawaban ganda

Faktor penghambat ibu-ibu tidak mencuci tangan memakai sabun merupakan faktor non fisik yang antara lain adalah: pengetahuan, sikap dan norma yang berlaku di masyarakat.

Prilaku Pemilahan sampah rumah tangga di Kabupaten Magelang belum banyak dilakukan, seperti terlihat pada Gambar 3.3 hanya 34,6 % rumah tangga yang melakukan pemilahan. Berdasarkan Gambar 3.3, pemilahan sampah yang terbuat dari logam, gelas atau plastik sekitar 54,3% dari rumah tangga yang melaporkan melakukan pemilahan sampah. Sementara 45,7% melakukan pemilahan sampah bahan organik atau sampah basah atau dikenal sebagai sampah dapur (Gambar 3.27).

Skor cuci tangan pakai sabun-ibu dengan balita

33.0 19.8 17.4 15.8 8.9 5.2 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 c uc i ta ng a n persentase

tidak CTS Sama Sekali lima waktu penting empat waktu penting tiga waktu penting dua waktu penting satu waktu penting

43

Gambar 3.28: Diagram Pemilahan Sampah 1

N=800, Bobot: per Desa/kelurahan, wawancara, jawaban tunggal; EO2.3 Apakah terlihat bahwa sampah dipilah/dipisahkan; EO2.4 Jika di pilah apa saja yang

Gambar 3.28 menggambarkan kebersihan rumah tangga dan lingkungannya dari keberadaan sampah. Proporsi sampah berserakan di dalam rumah merupakan proporsi terendah, yaitu sekitar 10,9%. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga telah mengutamakan kebersihan di dalam rumah di bandingkan tempat lainnya. Sekitar 36,3 % melaporkan sampah berserakan di pekarangan rumah dan 52,8 % sampah berserakan di depan pekarangan rumah

Gambar 3.29 : Diagram Kebersihan

N=800, Bobot: per kelurahan, wawancara, jawaban tunggal; E)2.2 Apakah sekeliling halaman bersih dari sampahA rumah?

Dokumen terkait