• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1.3 Pengelompokan Pajak

Menurut Mardiasmo (2018) pajak terbagi dalam tiga jenis yaitu menurut golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga pemungutannya.

1. Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya Pajak Penghasilan

12 b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai

2. Menurut Sifatnya

a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan

b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

3. Menurut Lembaga Pemungutannya

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh:

Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Bea Materai.

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak Daerah terdiri dari :

i. Pajak Provinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

ii. Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Restoran, Pajak Hotel, Pajak Hiburan.

13 2.2 Definisi Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam suatu tahun pajak (Resmi, 2017). Penghasilan yang dimaksud dapat berupa penghasilan kegiatan usaha, penghasilan modal berupa sewa rumah, bunga, deviden.

2.3 Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Resmi, 2017).

2.4 Pengertian Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha, yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial publik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap (Resmi, 2017).

2.5 Pengertian Wajib Pajak Orang Pribadi

Wajib pajak orang pribadi terbagi dua, yaitu wajib pajak subjek dalam negeri dan wajib pajak subjek luar negeri. Berikut penjelasannya :

1. Wajib pajak orang pribadi sebagai subjek pajak dalam negeri

14 a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia

b. Orang pribadi yang berada di Indonesia yang lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan

c. Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

2. Wajib pajak orang pribadi sebagai subjek pajak luar negeri

a. Orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia, atau orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

b. Orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia, atau orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia, tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

2.6 SPT Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi 2.6.1 Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah sarana bagi wajib pajak untuk melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan. Kewajiban perpajakan tersebut meliputi pendaftaran, perhitungan pajak, pembayaran atau penyetoran pajak, dan pelaporan pajak. Surat Pemberitahuan (SPT) harus diisi dengan benar, lengkap, dan jelas dalam bahasa Indonesia, satuan mata uang rupiah dan menandatangani, serta menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (Resmi, 2017).

15 2.6.2 Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Menurut Jeffery (2021) Fungsi dari Surat Pemberitahuan (SPT) ialah:

1. Sarana untuk melaporkan

2. Sarana mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang

3. Sebagai laporan tentang pemenuhan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.

4. Sebagai laporan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan dan pemungutan pajak orang pribadi (op) atau badan lain dalam satu masa pajak.

5. Sebagai laporan penghasilan yang merupakan objek pajak dan bukan objek pajak.

6. Sebagai laporan harta dan kewajiban.

Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) bagi pengusaha kena pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang (Resmi, 2017) :

16 1. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran

2. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2.6.3 Macam-macam Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dibedakan sebagai berikut (Resmi, 2017) :

1. SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas pembayaran pajak bulanan, SPT Masa terdiri atas :

a. SPT Masa PPh Pasal 21 dan Pasal 26 : b. SPT Masa PPh Pasal 22

c. SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26 d. SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) e. SPT Masa PPh Pasal 15

f. SPT Masa PPN dan PPnBM

g. SPT Masa PPN dan PPnBM bagi Pemungut.

2. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk pelaporan tahunan, SPT Tahunan terdiri atas :

a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (1771 - Rupiah).

b. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dolar Amerika Serikat (1771 – US).

17 c. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang meyelanggarakan pembukuan atau norma penghitungan penghasilan neto dari satu atau lebih pemberi kerja yang dikenakan PPh final atau bersifat final dan dari penghasilan lain (1770).

d. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja dalam negeri lainnya dan yang dikenakan PPh final atau bersifat final (1770 S).

e. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari satu pemberi kerja dan tidak mempunyai penghasilan lainnya kecuali bunga bank atau bunga koperasi (1770 SS).

2.6.4 Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)

Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan orang pribadi serta badan dan SPT Masa ialah (Sigit, 2019) :

SPT Tahunan orang pribadi

Batas penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi paling lama tiga bulan setelah akhir tahun pajak. Tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun kalender kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Apabila ada kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan, maka pajak yang kurang bayar tersebut harus dibayar lunas sebelum SPT Tahunan disampaikan.

18 SPT Tahunan Badan

Batas waktu penyampaian SPT Tahunan nya paling lama empat bulan setelah akhir tahun pajak. Dalam wajib pajak badan, yang dimaksud tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun kalender.

SPT Masa

Batas penyampaian SPT Masa adalah paling lama dua puluh hari setelah akhir tahun pajak. Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan pelaporan pajak yang terutang untuk suatu Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama lima belas hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak.

2.6.5 Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)

Sanksi terlambat atau tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) menurut Hafidh, 2020, terdiri dari :

1. Denda Administrasi

Jika SPT tidak dilaporkan sesuai dengan masa jatuh tempo maka akan dikenakan sanksi denda. Besaran denda yang ditetapkan adalah sebesar Rp 100.000 untuk wajib pajak orang pribadi dan Rp 1.000.000 untuk wajib pajak badan.

2. Sanksi Bunga

Dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2007 juga dijelaskan jika SPT Tahunan sudah dilaporkan namun terjadi kesalahan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar. Maka wajib pajak akan dikenai sanksi berupa denda sebesar 2% perblan atas pajak yang kurang

19 dibayar. Bunga tersebut dihitung mulai dari berakhirnya tenggat lapor SPT hingga tanggal pembayaran.

3. Sanksi Pidana

Jika wajib pajak terbukti tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT namun isinya tidak benar atau tidak lengkap, maka dikenakan sanksi pidana. Dalam menyampaikan SPT, lampiran keterangan yang isinya tidak benar maka dapat menimbulkan kerugian pendapatan negara. Sanksi pidana penjara yang diberikan adalah paling singkat selama enam bulan dan paling lama enam tahun.

2.7 Kewajiban Perpajakan

Yang termasuk kewajiban perpajakan menurut Resmi, (2017) ialah sebagai berikut :

1. Pendaftaran diri wajib pajak. Wajib pajak mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak atau biasa disebut Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak, apabila telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif.

2. Perhitungan pajak. Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang diperlukan dua unsur, yaitu tarif pajak dan dasar pengenaan pajak.

Dasar pengenaan pajak biasa disebut dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP). Jadi, penghasilan kena pajak merupakan dasar perhitungan umtuk menentukan besarnya PPh yang terutang. Contoh peerhitungan pajak :

20 Tommy Hakim bekerja di Universitas Nusantara. Ia memperoleh gaji sebulan berupa gaji pokok Rp6.000.000. Tommy Hakim membayar iuran pensiun sebesar Rp100.000. Tommy sudah menikah, tetapi belum mempunyai anak.

Penghitungannya

Gaji sebulan Rp 6.000.000

Pengurangan :

1. Biaya jabatan (5% x Rp 6.000.000) Rp 300.000

2. Iuran Pensiun Rp 100.000

Rp 400.000 Penghasilan neto sebulan Rp 5.600.000

Penghasilan neto setahun : 12 x Rp 5.600.000 Rp 67.200.000 PTKP (K/-)

1. Untuk diri wajib pajak Rp 54.000.000 2. Tambahan wajib pajak menikah Rp 4.500.000

Rp 58.500.000

Penghasilan kena pajak Rp 8.700.000

PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp 8.700.000 Rp 435.000 PPh Pasal 21 sebulan : Rp 435.000 : 12 Rp 36.250

3. Pembayaran atau penyetoran pajak. Membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke kas negara melalui tempat pembayaran yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Tempat dan sarana pembayaran atau penyetoran pajak melalui :

21 1 Layanan pada loket atau teller,

2 Layanan dengan menggunakan sistem elektronik lainnya pada Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing.

4. Pelaporan Pajak. Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan suatu sarana bagi wajib pajak untuk melaporkan segala hal perpajakannya.

2.8 Pengertian Account Representative

Account Representative adalah pegawai yang diangkat dan ditetapkan sebagai Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak. Account Representative dalam hal perpajakan merupakan salah satu ujung tombak penggalian potensi penerimaan Negara di bidang perpajakan yang mengemban tugas intensifikasi perpajakan melalui pemberian bimbingan atau himbauan, konsultasi, analisis dan pengawasan terhadap wajib pajak.

(Krishand, 2020)

2.9 Tugas Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Tugas Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III ialah (Salsabila, 2020) :

1. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak 2. Menyusun profil wajib pajak

3. Analisis kinerja wajib pajak

4. Rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka intensifikasi dan himbauan kepada wajib pajak

22 Jadi, wajib pajak tidak perlu khawatir lagi apabila ada yang masih bingung mengenai perpajakannya. Dengan adanya Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak, maka wajib pajak dapat melakukan konsultasi.

23 BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura didirikan sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, yakni berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor- PMK 01/2006 sebgaimana telah diubah terakhir dengan PMK-67/pmk.01/2008 Tentang penerapan organisasi, tata cara kerja dan saat mulai beroperasinya kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Barat dan Jambi merupakan instansi pemerintahan yang vertikal dari Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura merupakan instansi pemerintahan yang bergerak dalam bidang pelayanan publik, yakni pelayanan yang berhubungan dengan perpajakan. Perpajakan yang dimaksud adalah Pajak-pajak Pusat antara lain, Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Materai.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura mulai beroperasi yaitu pada tanggal 9 September 2008. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura merupakan gabungan dari 3 unit kantor yang meliputi Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pajak Bumi dan Bangunan, Pemeriksa dan Penyelidik

24 Pajak. Ketiga Kantor tersebut bergabung menjadi satu, yaitu : “ Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi yang beralamat di Jl. Jend. A. Thalib, Pematang Sulur, Kec.

Telanaipura, Kota Jambi, Jambi ”

3.1.2 Lokasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura

Lokasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura ialah beralamat di Jl. Jend. A. Thalib, Pematang Sulur, Kec. Telanaipura, Kota Jambi, Jambi dengan Kode Pos 36124.

3.1.3 Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Jenderal Pajak mempunyai visi dan misi sebagai berikut ini :

3. Visi Direktorat Jenderal Pajak

Menjadi Insitusi penghimpun penerimaan negara yang terbaik demi menjamin kedaulatan dan kemandirian negara.

4. Misi Direktorat Jenderal Pajak

Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan : 1. Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela

yang tinggi dan penegakan hukum yang adil.

2. Pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan.

3. Aparatur pajak yang berintegritas, kompeten, dan profesional.

4. Kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja.

25 3.1.4 Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi

Telanaipura

Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai tugas berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.01/2020 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak Pasal 58 seperti melaksanakan pelayanan, edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan, dan melaksanakan penguasaan informasi subjek dan objek pajak dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Maka dalam melaksanakan tugas nya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Jenderal Pajak Pasal 58 tersebut.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura mengemban fungsi sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak Pasal 59, yakni :

1. Analisis, penjabaran, dan pencapaian terget penerimaan pajak.

2. Penguasan data dan informasi subjek dan objek pajak wilayah wewenang Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

26 3. Pelayanan, edukasi, pendaftaran, dan pengelolaan pelaporan wajib

pajak.

4. Pendaftaran wajib pajak, objek pajak, dan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

5. Pengukuhan dan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) 6. Pemberian dan/atau penghapusan Nomor Objek Pajak secara jabatan.

7. Penyelesaian tindak lanjut pengajuan/ pecabutan permohonan wajib pajak maupun masyarakat.

8. Pengawasan, pemeriksaan, penilaian, dan penagihan pajak.

9. Pendataan, pemetaan wajib pajak dan objek pajak, dan pengenaan.

10. Penetapan, penerbitan dan/atau pembetulan produk hukum dan produk layanan perpajakan.

11. Pengawasan dan pemantauan tindak lanjut pengampunan pajak.

12. Penjaminan kualitas data hasil perekaman dan hasil identifikasi data internal dan eksternal.

13. Pemutakhiran basis data perpajakan.

14. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan 15. Pengelolaan kinerja

16. Pelaksanaan dan pemantauan kepatuhan internal 17. Penatausahaan dan pengelolaan piutang pajak.

18. Pelaksanaan tindak lanjut kerja sama perpajakan.

19. Pengelolaan dokumen perpajakan dan nonperpajakan.

20. Pelaksanaan administrasi kantor.

27 3.1.5 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi

Telanaipura

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Berikut merupakan gambar struktur organisasi.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura memiliki perangkat kerja berdasarkan struktur dan fungsi masing-masing. Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura meliputi :

1. Kepala Kantor, mengelola pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan wajib pajak di bidang perpajakan dalam wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura yang meliputi Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi, dan Kota Jambi.

2. Sub Bagian Umum, dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Umum, melaksanakan tugas pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan untuk meningkatkan kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI), dipimpin oleh kepala seksi PDI, melaksanakan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan

28 dukungan tekniskomputer, pemantauan aplikasi, serta penyiapan perpajakan.

4. Seksi Pelayanan, dipimpin oleh Kepala Seksi Pelayanan melaksanakan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, menerima dan pengolahan surat pemberitahuan (SPT), serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, dan kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Seksi Penagihan, dipimpin oleh Kepala Seksi Penagihan, melaksanakan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Seksi Pemerikasaan dan Kepatuhan Internal, dipimpin oleh Kepala Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal, melaksanakan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan dan Penyuluhan, dipimpin oleh Kepala Ekstensifikasi Perpajakan dan Penyuluhan, melaksanakan pengamatan potensi perpajakan, pencarian data dari pihak ketiga, pendataan objek pajak dan subjek pajak, penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku dan penyuluhan kepada wajib pajak orang pajak pribadi atau badan.

29 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon), dipimpin oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi, melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak, bimbingan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan, rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, dan melakukan evaluasi banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.

9. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura

30 3.2 Pembahasan

3.2.1 Prosedur Pengawasan Wajib Pajak oleh Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura

Pengawasan wajib pajak adalah serangkaian kegiatan penelitian data hingga tindak lanjut pengawasan dalam rangka penggalian potensi perpajakan, pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Prosedur Pengawasan Wajib Pajak oleh Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, yakni :

1. Pengawasan terhadap wajib pajak strategis, yang artinya ialah pengawasan terhadap wajib pajak yang mempunyai setoran pajak terbesar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura.

Pengawasan terhadap wajib pajak strategis ini diawasi oleh Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi II.

Cara pengawasannya :

Melakukan penelitian formal yang mencakup semua jenis pajak, lalu menganalisis keuangan wajib pajak dilakukan dengan laporan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Account Representative dan Pejabat Fungsional.

2. Pengawasan terhadap wajib pajak kewilayahan. Pengawasan ini dilakukan oleh Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, serta Seksi Ekstensifikasi.

31 Cara pengawasannya :

1. Pengumpulan data, seperti : jumlah penduduk, jumlah wajib pajak ber-NPWP, jumlah penerimaan, gambaran ekonomi, sektor usaha.

2. Visit atau yang sering disebut juga dengan Kegiatan Pengumpulan Data Lapangan (KPDL). Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III mengamati potensi pajak dengan fokus memperoleh data aktivitas ekonomi, harta, wawancara dengan wajib pajak, tagging terhadap setiap bidang, unit, atau lokasi, hingga mengambil gambar yang menunjukkan aktivitas ekonomi atas aset.

Dari kegiatan tersebut, petugas pajak mendapatkan data terkait Nama wajib pajak, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), hingga alamat lengkap.

Hasil Kegiatan Pengumpulan Data Lapangan (KPDL) akan direkam : 1. Wajib Pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

setelah itu data tersebut ditindak lanjuti melalui Approweb (Aplikasi profil berbasis web).

Cara pengawasan :

1. Melakukan pendataan profil wajib pajak yang mencakup nama lengkap wajib pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), alamat, pelaporan, administrasi perpajakan wajib pajak.

2. Melakukan pengawasan penerimaan pajak wajib pajak.

3. Melakukan analisa data wajib pajak, yang artinya ialah pengecekan kondisi wajib pajak secara umum ataupun secara khusus.

32 2. Wajib Pajak yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau data wajib pajak masih belum lengkap, maka ditindak lanjuti oleh Account Representative Seksi Ekstensifikasi dan Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III.

Cara pengawasan wajib pajak oleh Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III serta didampingi oleh Account Representative Seksi Ektensifikasi melakukan penindak lanjutan apabila ditemukan data wajib pajak yang masih belum lengkap, dengan cara :

1. Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura dapat menentukan prioritas wajib pajak yang akan diawasi atau ditindak lanjuti data yang belum dilengkapi oleh wajib pajak yang

1. Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi III di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi Telanaipura dapat menentukan prioritas wajib pajak yang akan diawasi atau ditindak lanjuti data yang belum dilengkapi oleh wajib pajak yang

Dokumen terkait