• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Pengelompokan Topik Berdasarkan Taksonomi Bloom

Mengacu kepada kelengkapan data penelitian, di bawah ini penulis menyajikan table tentang pengelompokan topik berdasarkan taksonomi Bloom dengan tujuan untuk memperjelas posisi butir-butir soal yang dibuat guru. (Tabel terkumpul pada lampiran)

Agar data hasil penelitian ini menjadi sempurna, soal-soal yang telah dikelompokkan sesuai tingkatan taksonomi bloom kemudian di dikelompokkan lagi sesuai topik sehingga diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.3.Pengelompokan Topik Berdasarkan Taksonomi Bloom Topik Dalam Bioteknologi No Tingk. Taks. Bloom

A B C D E Jml soal

1 Pengetahuan 26 6 15 1 1 47

3 Analisis Konseptual 1 1 Prosentase 50% 14,10% 29,49% 2,56% 3,85% 100%

Keterangan :

A : Peranan Bioteknologi dalam meningkatkan nilai tambah bahan pangan B : Peranan Bioteknologi dalam bidang kesehatan

C : Peranan Bioteknologi dalam peningkatan produksi pertanian dan peternakan

D : Peranan Bioteknologi dalam bidang lingkungan

E : Dampak negatif yang ditimbulkan dari penerapan bioteknologi

4. Kesesuaian Soal Buatan Guru Biologi MTs

Negeri Se-Jakarta Selatan dengan Silabus dan Rencana Pembelajaran Hasil analisis kesesuaian butir soal dengan indikator/tujuan pembelajaran yang terdapat pada silabus dan rencana pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4. Kesesuaian Butir Soal dengan Indikator/Tujuan Pembelajaran

Bentuk soal pilihan

ganda Bentuk soal uraian

Sumber

Jumlah Sesuai Tidak Sesuai

%

Jumlah Sesuai Tidak Sesuai % MTsN A 7 6 1 85.7% - - - - MTsN B 10 10 - 100% - - - - MTsN C 10 9 1 90% - - - - MTsN D 6 6 - 100% - - - - MTsN E 20 17 3 85% 5 4 1 80% MTsN F 5 3 2 60% - - - - MTsN G 10 7 3 70% 5 3 2 60%

Jumlah 68 58 10 85.3% 10 7 3 70%

Silabus dan rencana pembelajaran adalah bagian penting dalam sebuah kegiatan belajar mengajar. Tanpa keduanya, kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan secara maksimal. Tetapi pada kenyataannya, yang menjadi pegangan guru dalam mengajar hanya dominan pada buku sumber sedangkan silabus dan rencana pembelajaran hanyalah sebagai pelengkap administrasi yang hanya menjadi dokumen. Sebagian besar guru, mengandalkan teknologi internet dalam membuat silabus dan rencana pembelajaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa isi pembelajaran yang disampaikan guru sudah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, akan tetapi penggunaan teknologi internet dalam pembuatan silabus dan rencana pembelajaran menyebabkan tidak berkembangnya pola pikir guru dalam mengkreasikan metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang terdapat di sekolah masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari beberapa sekolah yang memiliki rencana pembelajaran yang sama dan bersumber dari internet.

Demikian halnya dengan pembuatan soal, dari data yang diperoleh di lapangan, penulis berasumsi bahwa dikarenakan bersumber dari buku dengan penerbit yang sama dan rencana pembelajaran dari sumber yang sama, akibatnya terdapat soal-soal yang memiliki redaksi sama. Berdasarkan hasil analisa kesesuaian soal buatan guru dengan silabus dan rencana pembelajaran, diperoleh 65 soal yang sesuai dan 13 soal yang tidak sesuai dengan rincian soal yang sesuai yaitu 58 untuk soal pilihan ganda dan 7 untuk soal uraian dengan persentase 85.3%, sedangkan soal yang tidak sesuai yaitu 10 untuk soal pilihan ganda dan 7 untuk soal uraian dengan persentase ketidak sesuaian 14.7%. Ketidak sesuaian tersebut dikarenakan yang menjadi acuan guru dalam kegiatan belajar mengajar bukan rencana pembelajaran melainkan buku sumber.

5. Hasil Wawancara dengan Guru Biologi MTs

Hasil data non tes berupa hasil wawancara dengan Guru Biologi MTs Negeri se-Jakarta Selatan dituangkan dalam tebel berikut ini :

Tabel 4.5. Hasil Wawancara

Fokus Pertanyaan Hasil Wawancara

Profil Guru -Pengalaman mengajar rata-rata diatas 10 tahun.

-Sebagian guru menyelesaikan program strata 1 di perguruan tinggi negeri yaitu sebanyak 5 sampel (GC,GD,GE,GF,GG) atau sekitar 71.43% dan sebagian lagi yaitu sebanyak 2 sampel (GA,GB) menyelesaikan program strata 1 di perguruan tinggi swasta atau sekitar 28.57% dengan program studi pendidikan biologi sebanyak 6 sampel (GB,GC,GD,GE,GF,GG)) atau sekitar 85.71% dan program studi lain sebanyak 1 sampel (GA) atau sekitar 14.29%

-Terdapat 1 sampel (GD) atau sekitar 14.29% guru yang telah menyelesaikan program S2 dibidang pendidikan Pembuatan soal -Butir soal yang dibuat adalah hasil karya sendiri

(GC,GD,GE,GF) yaitu sebanyak 57,14%

-Butir soal yang dibuat adalah hasil karya sendiri dengan menyesuaikan dari internet dan buku sumber (GA,GB,GG) yaitu sebanyak 42,86%

-Butir soal disesuaikan dengan panduan silabus dan rencana pembelajaran yang telah dibuat (GA,GB,GC,GD.GE.GF,GG) yaitu sebanyak 100% -Tidak ada bank soal milik sekolah serta tidak ada soal yang diulang-ulang untuk setiap tahun pelajaran (GA,GB,GC,GD.GE.GF,GG) yaitu sebanyak 100%. -Butir soal yang telah disajikan kepada peserta didik dikoreksi sendiri oleh guru (GB,GC,GE,GF,GG) yaitu

sebanyak 71,43%

-Butir soal yang telah disajikan kepada peserta didik dikoreksi oleh mesin computer (GA,GD) yaitu sebanyak 28,57%

-Tidak ada kendala dalam pembuatan soal (GA,GB,GC,GD.GE.GF,GG) yaitu sebanyak 100%. -Buku sumber dan LKS berperan sebagai literature dalam pembuatan soal (GA,GB,GC,GD.GE.GF,GG) yaitu sebanyak 100%.

Pembuatan RPP dan Silabus

-Rencana pembelajaran dan silabus adalah hasil karya sendiri (GC,GD,GE,GF) yaitu sebanyak 57,14%

- Internet dan buku sumber terkadang menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatannya (GA,GB,GG) yaitu sebanyak 42,86%.

Buku sumber -Sebagian besar menggunakan LKS dari penerbit dalam kegiatan belajar mengajar (GB,GE,GF,GG) atau sekitar 57,14%.

-Sebagian guru tidak menggunakan LKS dari penerbit dalam kegiatan belajar mengajar (GA,GC,GD)atau sekitar 42,86%

-Macam-macam buku sumber yang digunakan yaitu berasal dari penerbit Grafindo (GA, GD, GE), Bumi aksara (GB), Tiga serangkai (GC,GG),Esis (GF), dan BSE terbitan Diknas (GC,GF).

Berdasarkan hasil wawancara yang telah disajikan pada tabel di atas, menunjukkan bahwa guru/tenaga pengajar di MTsN se-Jakarta Selatan telah memenuhi kualifikasi. Hal ini dibuktikan dengan pengalaman mengajar yang rata-rata sudah diatas 10 tahun dan pendidikan guru yang seluruhnya telah menyelesaikan program strata 1 .

Dalam hal pembuatan soal, hasil wawancara menyatakan bahwa soal dibuat sendiri oleh guru walaupun internet dan buku sumber menjadi literature didalamnya. Kendala dalam pembuatan soal mencapai 0% sehingga dapat diartikan bahwa keprofesionalan guru dalam membut soal tidak diragukan lagi. Dalam hal pengkoreksian butir soal, guru bertanggung jawab terhadap tugasnya yaitu sebagai penilai. Walaupun pekerjaannya diperbantukan oleh mesin computer untuk butir soal pilihan ganda. Namun, semuanya dilakukan sendiri dalam arti tidak melibatkan manusia lain dalam pelaksanaannya baik siswa maupun orang lain kecuali untuk pengkoreksian LKS ada beberapa guru yang meminta bantuan siswa.

Rencana Pembelajaran dan silabus merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil wawancara menyatakan bahwa guru di MTsN di Jakarta Selatan membuat sendiri komponen ini sehingga guru benar-benar mengetahui apa yang harus disampaikan kepada peserta didik dan hal-hal apa saja yang harus diketahui oleh peserta didiknya.

Seluruh guru menggunakan buku sumber dalam kegiatan belajar mengajar karena hal ini dianggap penting dalam kegiatan belajar mengajar. Buku sumber yang digunakan guru sama dengan buku sumber yang digunakan peserta didik. Akan tetapi, tidak semua guru menggunakan Lembar Kerja Siswa yang dikeluarkan oleh sebuah penerbit. Sekitar 42,86% guru membuat lembar kerja siswa sendiri dan menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan peserta didiknya.

Dari rangkaian hasil wawancara, pemberian evaluasi yang diimplementasi dalam bentuk soal-soal evaluasi telah dibuat sesuai dengan indicator yang tertuang dalam rencana pembelajaran yang dibuat guru. Soal-soal tersebut dibuat oleh guru yang mengadaptasi dari berbagai sumber referensi baik dari internet maupun buku sumber yaitu sebanyak 42,86% dan yang membuat soal sendiri sebanyak 57,14%,

B. Pembahasan

Semakin meningkatnya ilmu pengetahun dan teknologi, semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan pendidikan yang berkualitas, terutama di Negara Indonesia, yang merupakan satu dari deretan Negara dengan jumlah

penduduk terbanyak di dunia. Sudah semestinya menerapkan pendidikan yang berkualitas guna mencegah ketertinggalan dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan menerapkan segala bentuk perundang-undangan yang telah disepakati, tidak hanya diciptakan konsepnya, namun pelaksanaan yang tepat dan sesuailah yang akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang siap untuk mengangkat nama Indonesia ke papan atas dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai evaluator merupakan salah satu pencetak generasi penerus bangsa. Oleh karenanya, agar generasi tersebut dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, evaluator berperan penting di dalamnya.

Setelah memperoleh data yang tertuang dalam hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa guru cukup kreatif dalam membuat soal. Hal ini didasarkan pada temuan soal dengan redaksi sama dengan persentase 10,28%, hal ini membuktikan bahwa 89,72% butir soal yang dibuat guru bervariasi walaupun masih ada beberapa guru di MTs Negeri di Jakarta Selatan yang mengutip soal dari sumber yang sama. Akan tetapi, jika ditinjau dari aspek kognitif taksonomi Bloom, butir soal yang dibuat guru didominasi pada tingkat pengetahuan (C1) yang berarti butir soal banyak yang terfokus pada topic yang sifatnya mengingat. Dari sisi kualitas soal berdasarkan topik, dapat dinyatakan bahwa soal buatan guru biologi MTs Negeri di Jakarta Selatan tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dari terfokusnya soal pada satu topic yaitu topic peranan bioteknologi dalam meningkatkan nilai tambah bahan pangan sekitar 50% atau sebanyak 49 butir soal sehingga ada beberapa topik yang terabaikan dan mengakibatkan kemampuan siswa tidak terukur secara sempurna sehingga dapat dinyatakan bahwa evaluasi tersebut belum dapat mengukur ketuntasan pembelajaran.

Berdasarkan tingkatan kognitif menurut Taksonomi Bloom, soal buatan guru biologi di MTs Negeri di Jakarta Selatan hanya didominasi pada pengetahuan (C1) sebanyak 47 soal, tingkat pemahaman (C2) sebanyak 30 soal dan tingkat analisis (C4) sebanyak 1 soal. Sementara untuk tingkatan Aplikasi

(C3), sintesis (C5) dan evaluasi (C6), tidak tersentuh sama sekali. Dibandingkan dengan tipe hasil belajar atau tingkat kemampuan berpikir lainnya, tipe pengetahuan hafalan termasuk tingkat yang paling rendah.68 Pendominasian pada tingkat pengetahuan (C1) yang hanya pada tahap mengingat, nantinya akan menyebabkan kemampuan berfikir siswa hanya sebatas ingatan yang dalam jangka panjang akan berimbas kepada perkembangan otak anak didik untuk cenderung mengingat saja sehingga upaya untuk memecahkan sebuah permasalahan atau untuk menemukan hal-hal yang baru sangat kecil kemungkinannya.

Jika ditinjau dari aspek pengelompokan topik pada butir soal yang terkumpul, butir soal didominasi pada topik peranan bioteknologi dalam meningkatkan nilai tambah bahan pangan dengan prosentase 50 % atau 39 soal. Hal ini menyebabkan topic tidak tersebar secara merata dengan topic lain seperti peranan bioteknologi dalam bidang kesehatan 14,10 %, peranan bioteknologi dalam peningkatan produksi pertanian dan peternakan 29,49 %, peranan bioteknologi dalam bidang lingkungan 2,56 % dan dampak negatif yang ditimbulkan dari penerapan bioteknologi 3,85 % yang juga terdaftar dalam rencana pembelajaran. Sehingga mengakibatkan hal-hal yang menjadi target yang telah tersusun dalam rencana pembelajaran tidak terjangkau. Dalam hal ini, perlu diadakannya pelatihan yang dapat mengembangkan wawasan guru guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan teknologi internet dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat diperlukan, agar informasi yang sampai kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Akan tetapi bukan berarti seluruh komponen pembelajaran harus sama dengan internet, guru harus pandai memilih apa saja yang diperlukan dan tidak diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar serta harus menyesuaikan dengan kurikulum yang terdapat di sekolah dan yang tidak kalah pentingnya adalah kekreatifan guru dalam menyusun komponen pembelajaran yang harus disesuaikan dengan keadaan peserta didik dan kondisi di sekolah

68

masing-masing sehingga kegiatan belajar mengajar akan lebih berarti dan diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang kreatif pula.

Pendidikan guru perlu memiliki suatu standar, yang akan menjadi acuan, baik dalam pengembangan, pelaksanaan, maupun evaluasi program pendidikan guru.69 Guru MTsN di Jakarta Selatan telah memenuhi kualifikasi sebagai tenaga pengajar yang professional. Hal ini terbukti dengan pengalaman mengajar yang rata-rata sudah diatas 10 tahun dan pendidikan guru yang seluruhnya telah menyelesaikan program strata 1.

Ditinjau dari keterkaitan antara butir soal dengan rencana pembelajaran yang dibuat guru, terdapat 85.3% untuk kesesuaian pada butir soal pilihan ganda dan 70% untuk kesesuaian pada butir soal essay. Persentase maksimal seharusnya ada didalamnya apabila rencana pembelajaran menjadi landasan dalam kegiatan belajar mengajar maupun penulisan butir soal. Akan tetapi, di lapangan penulis menemukan bahwa yang menjadi pegangan guru pada saat mengajar adalah buku sumber yang senantiasa mengiringi langkah guru menuju ruang peserta didik. Rencana pembelajaran hanya sebagai pelengkap administrasi guru pada saat-saat tertentu saja. Semestinya telah kita ketahui bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas dan berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram.70

Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil yang dicapai, langsung bertalian dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target.71 Pada akhirnya, fungsi utama dalam evaluasi tidak tercapai karena kegiatan belajar mengajar tidak disesuaikan dengan rencana akan tetapi kegiatan belajar mengajar disesuikan dengan bab perbab yang ada dalam buku sumber.

69

Nana Syaodih S. Op.Cit. hal .204.

70

Umar Al-Fath, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dapat diakses di http://umarstain.blogspot.com/2009/10/perencanaan-pembelajaran.html 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan soal tes buatan guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Jakarta Selatan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Soal buatan guru biologi MTs Negeri di Jakarta Selatan didominasi pada aspek kognitif tingkat pengetahuan (C1) dengan persentase 60,26% atau sebanyak 47 butir soal, tingkat pemahaman (C2) 38,46% atau sebanyak 30 butir soal, dan tingkat analisis (C4) 1,28% atau sebanyak 1 butir soal untuk soal pilihan ganda dan essay

2. Kesesuaian butir soal dengan indikator yang tertuang dalam rencana pembelajaran diperoleh sebanyak 63 butir soal yang sesuai atau 83,33%. dengan 85.3% atau sebanyak 58 butir soal untuk kesesuaian pada soal pilihan ganda dan 70% atau sebanyak 7 butir soal untuk kesesuaian pada soal essay

B. Saran

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:

2. Manajemen perakitan butir soal yang baik akan memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar yang ingin dicapai.

3. Perumusan soal hendaknya mengikuti kaidah penulisan soal yang telah ditetapkan secara jelas dan terarah, agar kualitas soal semakin baik.

4. Silabus dan rencana pembelajaran harus menjadi pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

5. Hendaknya para guru berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajarannya, dengan menerapkan evaluasi yang sesuai aturan, sehingga kemampuan siswa terukur secara sempurna dan tercapainya tujuan pembelajaran.

6. Hendaknya MGMP dijadikan wadah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

viii

Tabel 3.1. Taksonomi Bloom ... 46

Tabel 3.2. Kesesuaian soal dengan rencana pembelajaran... 47

Tabel 4.1. Hasil analisis redaksi soal ... 48

Tabel 4.2. Perincian Data Menurut Sumbernya Berdasarkan Tingkatan

Kognitif Taksonomi Bloom ... 49

Tabel 4.3. Pengelompokan Topik Berdasarkan Taksonomi Bloom ... 50

Tabel 4.4. Kesesuaian Butir Soal dengan Indikator/Tujuan Pembelajaran... 51

Tabel 4.5 Hasil Wawancara... 52

Tabel 1. Hasil Analisa Soal dengan Redaksi Sama ... 65

Tabel 2. Hasil Analisa Soal dengan Redaksi Berbeda tetapi memiliki inti

dan taksonomi Bloom yang sama... 67

Tabel 3. Kesesuaian soal-soal buatan guru MTsN se-Jakarta Selatan dengan

Silabus dan Rencana Pembelajaran ...71

ix

Lampiran 2. Kesesuaian soal-soal buatan guru MTsN se-Jakarta Selatan dengan

Silabus dan Rencana Pembelajaran... 71

Lampiran 3. Kumpulan soal-soal buatan guru MTsN se-Jakarta Selatan...89

Lampiran 4. Pedoman wawancara ...106

Dokumen terkait