• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Analisis Data dan Pembahasan

2. Pengelompokkan Bahan Baku dengan Analisis ABC

a. Kebutuhan Bahan Baku

Kebutuhan bahan baku berupa benang pada Fa. Asatex

dalam data yang diperoleh penulis berasal dari Departemen

pembuatan Kain Grey di Fa. Asatex untuk tahun 2009 sebanyak 8

item diantaranya sebagai berikut :

Tabel III.1

Data Kebutuhan Bahan Baku Kain Grey pada Fa. Asatex selama Tahun 2009

No Jenis Barang Permintaan (kg) Harga (Rp) 1. Polyester 20 / 75 5000 13000 2. Polyester 30 / 75 6500 13100 3. Polyester 40 / 75 5900 13200 4. Rayon 30 / 2 12200 20500 5 Rayon 40 / 2 11800 21000 6 Rayon 60/ 2 12000 21800 7 Tetron 12s 9000 16000 8 Tetron 15s 15050 16250 9 Tetron 20s 10000 16300 10 Tetron Polyester 107000 14000 Sumber : Data Fa. Asatex Surakarta

b. Pengelompokan persediaan bahan baku dengan Analisis ABC

Dalam melakukan pengamatan mengenai persediaan bahan

baku kain Grey di Fa. Asatex ini, penulis menggunakan Analisis ABC.

Analisis ABC merupakan aplikasi yang menggunakan prinsip Pareto.

Idenya untuk memfokuskan pengendaliaan persediaan pada item

(jenis) persediaan yang bernilai tinggi (critical) daripada yang bernilai

rendah (trivial). Analisis ABC membagi persediaan dalam tiga kelas

berdasarkan atas nilai (volume) persediaan dengan mengetahui kelas

memerlukan pengendalian persediaan secara lebih ketat dibandingkan

item yang lain.

Prosedur yang penulis gunakan untuk pengelompokan

material- material inventori kedalam kelas A, B dan C, antara

lain :

7) Tentukan volume penggunaan per periode waktu (per tahun)

dari material –material inventori yang ingin diklasifikasikan.

8) Gandakan (kalikan)volume penggunaan per periode waktu

(per tahun) dari setiap material inventori dengan biaya per

unitnya untuk memperoleh nilai total penggunaan biayautuk

setiap material inventori itu.

9) Jumlahkan nilai totalpenggunan biaya dari semua material

inventori itu untuk memperoleh nilai total penggunaan biaya

keseluruhan.

10) Bagi nilai total penggunaan biaya dari setiap material

inventori itu dengan nilai total pengguanaan biaya

keseluruhan dari setiap material inventori itu.

11) Daftarkan material - material inventori itu kedalam rank

persentase nilai total penggunaan biaya dengan urutan

menurun dari terbesar sampai terkecil.

12) Klasifikasikan material - material inventori itu ke dalam kelas

A, B dan C dengan kriteria 20% dari jenis material

diklasifikasikan ke dalam kelas B,50% dari jenis material

diklasifikasikan ke dalam kelas C.

Hasil perhitungan Analisis ABC berdasarkan prosedur diatas

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel III.2

Perhitungan Klasifikasi Analisis ABC dari PersediaanBahan Baku Kain

Grey

Fa. Asatex

Jenis Benang Volume penggunaan (kg) Biaya per unit (Rp) Nilai Total Penggunaan Persen volume rupiah Persentase tiap kelas % Kelas Tetron 30s/Polyester 107000 14000 1498000000 49.32 49.32 A Rayon 60/2 12000 21800 261600000 8.61 57.94 A Rayon 30/2 12200 20500 250100000 8.23 66.17 B Rayon 40/2 11800 21000 247800000 8.16 74.33 B Tetron 20s 15050 16250 244562500 8.05 82.38 B Tetron 30s 10000 16300 163000000 5.37 87.75 C Tetron 12s 9000 16000 144000000 4.74 92.49 C Polyester 30/75 6500 13100 85150000 2.8 95.3 C Polyester 40/75 5900 13200 77880000 2.56 97.86 C Polyester 20/75 5000 13000 65000000 2.14 100 C

1. Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 57.94% dari

total, yang terdiri dari 2 item persediaan yaitu : Tetron

30s/Polyester dan Rayon 60/2

2. Kelas B memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 24.41 % dari

total, yang terdiri dari 3 item persediaan yaitu : Rayon 40/2, Rayon

30/2 dan Tetron 20s

3. Kelas C memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 14.8 % dari

total, yang terdiri dari 5 item persediaan yaitu : Tetron 30s, Tetron

12s, Polyester 30/75,Polyester 40/75 dan Polyester 20/75.

Apabila digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat lebih jelas

lagi bagaimana besarnya proporsi kelas A dibandingkan dengan kelas

B dan C seperti pada gambar dibaawah ini. Dengan demikian dapat

dimengerti mengapa kelas A mendapat perhatian lebih intensif

dibandingkan kelas lain.

A

B

C

A B C

Persentase Item-item Persediaan

Pe rs en ta se N il a i T o ta l Pe n g g u n a a n U a n g 58% 24% 15% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 20% 30% 50%

Gambar III.1

Grafik Pengelompokkan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Analisis Klasifikasi ABC

Kebijakan yang dapat diambil berdasarkan Analisis ABC mencakup

hal-hal dibawah ini :

1. Butir persediaan A di Fa. Asatex berlainan dengan butir persediaan

B dan C harus dikendalikan secara lebih ketat, mungkin karena

butir persediaan A ini ditempatkan di wilayah yang lebih tertutup

dan keakuratan catatan persediaannya harus lebih sering

2. Fa. Asatex meramalkan butir persediaan A harus lebih berhati –

hati daripada meramalkan butir (kelas) persediaan lain.

Setelah menggunakan Analisis ABC, maka pengendalian bahan

baku pada Fa. Asatex dapat dikelola secara optimal. Perusahaan

dapat melakukan pembelian bahan baku dengan frekuensi yang

lebih teratur dan terencana. Dengan demikian biaya persediaan

yang dikeluarkan meliputi biaya pemesanan dan penyimpanan

bahan baku juga dapat diatur dengan baik tanpa adanya

pemborosan.selain itu Fa.Asatex sebaiknya mengelompokkan

kelas – kelas sesuai dengan Analisis ABC, yang kemudian

digunakan sebagai pedoman dalam pembelian bahan baku dari

supplier.

Pengendalian kelas –kelas itu meliputi :

1. Pengendalian untuk persedian bahan baku kelas A

Diperlukan pengendalian yang seksama untuk barang – barang

persediaan yang tinggi biaya persediaannya. Mungkin

pengendalian yang paling seksama di peruntukkan bagi

hardware yang secara berkala selama permintaan dan posisi

persediaan berubah. Tingkat persediaan minimum

dipertahankan untuk berjaga – jaga terhadap frekuensi

permintaan tinggi dan kemungkinan terhentinya pasokan bahan

baku dari supplier.

Pemesanan berkala yang dilakukan sekali atau dua kali dalam

sebulan mungkin cukup untuk bahan baku kelas B. Persediaan

pengaman untuk kelas B sebaiknya dikendalikan dengan

baik,agar tidak terjadi persediaan habis (stock out).

3. Pengendalian untuk persediaan bahan baku kelas C

Bahan baku di kelas C merupakan bagian – bagian dari seluruh

persediaan bahan baku. Untuk setiap bahan baku di kelas ini

tindaka aka dilakukan bila persediaan menurun sampai titik

pemesanan ulang. Tinjauan tengah tahunan harus dilaksanakan

untuk mengndalikan persediaan bahan baku pada kelas ini.

Tabel I.3

Kebijakan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Berdasarkan

Klasifikasi ABC

Deskripsi Kelas A Kelas B Kelas C

Fokus perhatian

Manajemen

Utama Normal Cukup

Pengendalian (control) Ketat Normal Longgar

Stock Pengaman Sedikit Normal Cukup

Akurasi Pengaman Tinggi Normal Cukup

Inventory(Cycle

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari Analisis ABC data dan pembahasan yang penulis uraikan

pada BAB III secara garis besar diambil kesimpulan sebagai berikut :.

1. Pengelompokan Persediaan Berdasarkan Analisis ABC

a. Kelas A memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar

Rp.1,759,600,000 (57.94%), yang terdiri dari 2 (20%) item

persediaan yaitu : Tetron 30s/Polyester dan Rayon 60/2

b. Kelas B memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar

Rp.742,462,500 (24.44%), yang terdiri dari 3 item (30%)

persediaan yaitu : Rayon 30/2, Rayon 40/2 dan Tetron 20s.

c. Kelas C memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar

Rp.535,030,000 (17.62%), yang terdiri dari 5 item (50%)

persediaan yaitu: Tetron 30s, Tetron 12s, Polyester 30/75,

Polyester 40/75 dan Polyester 20/75.

2. Pengendalian persediaan bahan baku pada Fa. Asatex

berdasarkan Analisis ABC

Pengendalian kelas –kelas itu meliputi :

4. Pengendalian untuk persedian bahan baku kelas A

Diperlukan pengendalian yang seksama untuk barang – barang

persediaan yang tinggi biaya persediaannya. Pengendalian

berkala selama permintaan dan posisi persediaan berubah

minimal sekali dalam sebulan. Tingkat persediaan minimum

dipertahankan untuk berjaga – jaga terhadap frekuensi

permintaan tinggi dan kemungkinan terhentinya pasokan bahan

baku dari supplier.

5. Pengendalian untuk persediaan bahan baku kelas B

Pemesanan berkala yang dilakukan sekali atau dua kali dalam

3-6 bulan mungkin cukup untuk bahan baku kelas B. Persediaan

pengaman untuk kelas B sebaiknya dikendalikan dengan

baik,agar tidak terjadi persediaan habis (stock out).

6. Pengendalian untuk persediaan bahan baku kelas C

Bahan baku di kelas C merupakan bagian – bagian dari seluruh

persediaan bahan baku. Untuk setiap bahan baku di kelas ini

tindakan akan dilakukan bila persediaan menurun sampai titik

pemesanan ulang. Tinjauan tengah tahunan harus dilaksanakan

untuk mengendalikan persediaan bahan baku pada kelas ini.

B. SARAN

Setelah penulis mengadakan perhitungan dan menganalisis

maslah yang yang dihadapi oleh Fa. Asatex, maka penulis dapat

kebijakan dalam pengelompokan bahan baku, adapun saran- saran

sebagai berikut :

1. Hendaknya perusahaan mempertimbangkan penggunaan Analisis

ABC dalam kebijakan pengelompokkan bahan baku kain Grey

untuk setiap kelas yang ada dan bisa dilakukan dengan

perhitungan computer. Adapun software yang digunakan untuk

membantu perhitungan ini yaitu Production and Operation

Manajement (POM for Windows), maka sebaiknya perusahaan

melengkapi perangkat computer dengan software tersebut.

2. Apabila Fa. Asatex menerapkan Analisis ABC ini perusahaan

sebaiknya melakukan pelatihan kepada karyawan tentang

bagaimana mengoperasikan program ini..

3. Sebaiknya perusahaan menempatkan bahan baku pada gudang

persediaan dengan pembagian masing-masing sesuai kelas yang

Dokumen terkait