• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyajikan tentang PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita, Pengeluaran Rumah Tangga, Sosial Ekonomi Lainnya.

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 4

BAB II

KONSEP DAN DEFINISI

2.1. Kependudukan

 Penduduk adalah setiap orang, baik warga negara Republik Indonesia maupun warga negara asing yang berdomisili di dalam wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.

 Rasio Jenis Kelamin (RJK) merupakan perbandingan antara penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan, dan bila nilai RJK penduduk di suatu wilayah di atas 100 maka menunjukkan bahwa proporsi penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan penduduk perempuan.

 Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun.

 Penduduk usia belum produktif adalah penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun.

 Penduduk usia tidak produktif adalah penduduk yang berusia 65 tahun atau lebih.

 Kelahiran adalah anak lahir hidup, yaitu anak yang pada waktu dilahirkan menunjukan tanda-tanda kehidupan (seperti jantung berdenyut, bernapas, menangis, dan sebagainya), walaupun mungkin hanya beberapa saat saja.  Anak masih hidup adalah semua anak yang dilahirkan dan pada saat

pencacahan masih hidup, baik yang tinggal bersama ibunya maupun tinggal di tempat lain.

 Kematian adalah suatu peristiwa atau keadaan hilangnya tanda-tanda kehidupan dari seseorang.

 Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan yang mengurangi banyaknya penduduk. Kekuatan yang menambah banyaknya penduduk adalah kelahiran dan migrasi masuk (penduduk datang) sedangkan kekuatan yang mengurangi banyaknya penduduk adalah kematian dan migrasi keluar (penduduk pergi).  Laju pertumbuhan alamiah adalah laju pertumbuhan yang hanya dipengaruhi

faktor kelahiran dan faktor kematian.

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 5

 Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain baik melewati batas politis negara maupun batas administrasi atau batas bagian dalam suatu negara dengan tujuan menetap. Dalam konsep yang digunakan BPS, seseorang dianggap migran jika telah tinggal selama enam bulan berturut-turut atau kurang dari enam bulan tetapi dengan tujuan akan menetap.  Wanita usia subur adalah wanita yang berada pada masa mampu melahirkan

atau masa reproduksi (15-49 tahun).

 Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat pencacahan masih aktif mengikuti program KB (memakai alat kontrasepsi).

 Akseptor adalah pasangan usia subur yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi.

 Metode kontrasepsi adalah cara/alat yang dipakai untuk mencegah kehamilan.

2.2. Kesehatan

 Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang merasa terganggu oleh kondisi kesehatan, kejiwaan, kecelakaan dan hal lain termasuk yang menderita penyakit kronis tetapi telah sembuh.

 Sakit adalah apabila seseorang menderita penyakit kronis atau mempunyai keluhan/gangguan kesehatan lain yang menyebabkan kegiatannya terganggu.  Cara pengobatan adalah perlakuan/cara yang ditempuh seseorang bila

menderita suatu penyakit, seperti pergi ke dokter praktek, rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya atau diobati sendiri.

2.3. Pendidikan

 Dapat membaca dan menulis adalah mereka yang dapat membaca dan menulis surat/kalimat sederhana dengan sesuatu huruf. Orang buta yang dapat membaca dan menulis huruf braille dan orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis kemudian karena cacatnya tidak dapat membaca dan menulis, digolongkan dapat membaca dan menulis. Sedangkan orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis, dianggap tidak dapat membaca dan menulis (buta huruf).

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 6

 Penduduk usia sekolah adalah mereka yang pada usia sekolah normal sesuai dengan tingkat pendidikan, seperti penduduk usia SD adalah 7-12 tahun, penduduk usia SLTP adalah 13-15 tahun, dan penduduk usia SLTA adalah 16-18 tahun.

 Pendidikan Pra Sekolah, diselenggarakan selama satu sampai dua tahun bagi anak usia 5-6 tahun, yang merupakan persiapan bagi anak sebelum masuk Sekolah Dasar.

 Sekolah, adalah sekolah formal mulai dari pendidikan Dasar (SD dan SLTP), pendidikan Menengah (SMK atau SMU), dan pendidikan Tinggi (Akademi dan Universitas), termasuk pendidikan yang setara, tidak termasuk pendidikan non formal seperti kursus mengetik, komputer, bahasa Inggris, Seskoad, Diklatpim dan sebagainya.

 Tamat Sekolah, adalah mereka yang menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun sekolah swasta dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika mengikuti ujian akhir dan lulus dianggap tamat sekolah.

 Tidak/belum pernah sekolah adalah mereka yang tidak atau belum pernah sekolah termasuk yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak/belum melanjutkan ke Sekolah Dasar.

 Masih sekolah adalah yang sedang mengikuti pendidikan di pendidikan Dasar, Menengah atau Tinggi.

 Tidak sekolah lagi adalah yang pernah mengikuti pendidikan Dasar, Menengah atau Tinggi, tetapi pada saat pencacahan tidak sekolah lagi.

 Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki, adalah jenjang sekolah tertinggi yang pernah/sedang diduduki oleh seseorang baik sudah tamat maupun tidak/belum tamat.

 Penduduk yang masih bersekolah adalah yang sedang mengikuti pendidikan ditingkat pendidikan tertentu.

2.4. Ketenagakerjaan

Dalam konsep ketenagakerjaan, penduduk dibagi menjadi dua golongan yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja.

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 7

 Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun atau lebih yang digolongkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja .

 Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan.

 Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari pekerjaan atau penduduk usia kerja dengan kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.

 Mencari Pekerjaan adalah seseorang yang berusaha mendapatkan pekerjaan termasuk yang sedang menunggu jawaban lamaran. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan secara berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan dan keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan, bonus, dan hasil usaha berupa sewa, bunga, dan keuntungan baik berupa uang maupun barang.

 Hari kerja adalah waktu yang dinyatakan dalam hari yang dipergunakan oleh seseorang untuk melakukan kegiatan bekerja paling sedikit satu jam terus menerus.

 Jam kerja adalah Waktu yang dinyatakan dalam jam yang dipergunakan untuk bekerja.

 Jam kerja normal adalah 35-44 jam per minggu.

 Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah kegiatan seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sakit, cuti, mogok dan lain-lain. Termasuk juga orang yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai bekerja.

2.5. Perumahan

 Luas lantai rumah yang dikuasai rumah tangga, adalah luas lantai bangunan yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari.

 Atap rumah, adalah penutup bagian atas suatu bangunan, sehingga yang mendiami dibawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya, untuk bangunan bertingkat atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut.

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 8

 Dinding rumah, adalah batas penyekat dengan rumah tangga dan atau bangunan pihak lain atau sisi luar batas dari bangunan.

 Sumber penerangan rumah tangga, adalah penerangan utama yang digunakan dalam ruangan tempat tinggal sehingga dapat melakukan kegiatan.

 Fasilitas air minum yang dimiliki, adalah fasilitas air minum yang dimiliki (secara sendiri, bersama, umum, membeli dan lainnya) dan digunakan oleh rumah tangga.

 Sumber penggunaan air bersih adalah sumber air terbanyak yang digunakan rumah tangga yang berasal dari ledeng, pompa air, sumur dan mata air terlindung.

2.6. Pengeluaran Rumah Tangga

 Pengeluaran rumah tangga sebulan adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga selama sebulan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan dan bukan makanan yang mencakup semua barang dan jasa yang di konsumsi tanpa memperhatikan asalnya tetapi terbatas hanya pada barang dan jasa untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan perkataan lain, pengeluaran untuk kebutuhan usaha atau diberikan kepada pihak lain tidak dimasukkan kedalam konsumsi rumah tangga.

3. Kependudukan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 9

BAB III KEPENDUDUKAN

Kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan kependudukan atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang akan dilakukan.

Masalah kependudukan memiliki posisi yang sangat penting bagi pembangunan daerah, sehingga data kependudukan sangat diperlukan sebagai penentu kebijakan maupun perencanaan program. Lebih luas lagi data kependudukan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang sedang berjalan, bahkan dapat memperkirakan bentuk dan volume kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

Pembangunan manusia dititikberatkan pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Penitikberatan pada kualitas SDM diperlukan karena penduduk yang besar hanya akan dapat merupakan aset pembangunan jika “kualitasnya” (dilihat dari derajat kesehatan dan atau tingkat pendidikan) cukup baik. Jumlah penduduk yang besar disadari hanya merupakan beban pembangunan jika berkualitas rendah apabila dilihat dari komposisinya secara sosial dan budaya yang sangat beragam.

3.1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Paser tahun 2011 sebesar 239.221 jiwa yang terdiri dari 128.662 laki-laki dan 110.559 perempuan sehingga menghasilkan Rasio Jenis Kelamin sebesar 116,37, yang berarti bahwa diantara 100 perempuan terdapat 116 laki-laki.

Bila dirinci menurut kelompok umur, berdasarkan tabel 3.1 secara umum jumlah laki-laki lebih banyak dibanding jumlah perempuan, hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai rasio jenis kelamin yang lebih dari 100. Sebaliknya untuk kelompok umur 20-24 dan 35-39 tahun, jumlah perempuan justru lebih banyak dari pada jumlah laki-laki.

3. Kependudukan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 10

3.2. Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan angka beban tanggungan yaitu perbandingan antara jumlah penduduk usia produktif (umur 15-64 tahun) dengan penduduk usia tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas). Besarnya Angka Beban Tanggungan ini menunjukkan beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif. Semakin mengecil angka beban ketergantungan akan semakin baik kondisi perekonomian masyarakat yang bersangkutan.

Kelompok

Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

Rasio Jenis Kelamin (1) (2) (3) (4) (5) 0-4 15 974 9 827 25 801 162,55 5-9 13 683 11 856 25 539 115,41 10-14 12 948 11 942 24 890 108,42 15-19 9 571 8 160 17 731 117,29 20-24 9 788 11 329 21 117 86,40 25-29 14 157 12 903 27 060 109,72 30-34 11 750 10 548 22 298 111,40 35-39 9 877 10 662 20 539 92,64 40-44 6 867 6 853 13 720 100,20 45-49 9 438 7 155 16 593 131,91 50-54 6 201 4 410 10 611 140,61 55-59 3 253 1 495 4 748 217,59 60-64 2 204 1 824 4 028 120,83 65-69 1 246 957 2 203 130,20 70-74 869 228 1 097 381,14 75+ 836 410 1 246 203,90 Jumlah 2011 128 662 110 559 239 221 116,37 2010 122 568 107 748 230 316 113,75 2009 105 881 95 412 201 293 110,97

Sumber : Proyeksi Penduduk 2011

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2011

3. Kependudukan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 11 Secara umum pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Kabupaten Paser mengalami penurunan, dimana pada tahun 2008 mencapai 55,41 persen kemudian terus mengalami penurunan selama beberapa tahun hingga pada tahun 2011 menjadi 50,98 persen . Dengan kata lain setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung sebanyak 50-51 orang penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun).

Berdasarkan tabel 3.2 penduduk Kabupaten Paser masih tergolong penduduk muda. Hal ini dapat ditunjukkan dari proporsi penduduk di bawah 15 tahun adalah 31,87 persen, sementara pada usia 60 tahun atau lebih adalah 1,90 persen. Penduduk dikatakan “muda” apabila proporsi penduduk di bawah 15 tahun sebesar kira-kira 40 persen, sebaliknya dikatakan “tua” apabila proporsi penduduk pada usia 65 tahun atau lebih telah mencapai 10 persen atau lebih.

0 - 14 15 - 64 65+ (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2008 32,67 64,34 2,99 100,00 55,42 2009 31,93 65,30 2,77 100,00 53,14 2010 r) 30,84 66,22 2,94 100,00 51,01 2011 31,87 66,23 1,90 100,00 50,99 Sumber : Susenas 2011, SP2010 r) angka revisi

Tabel 3.2. Persentase Penduduk Kabupaten Paser Menurut Kelompok Umur Produktif dan Angka Beban Tanggungan, Tahun 2008 - 2011

Tahun

Struktur Umur

Jumlah Angka Beban

3. Kependudukan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 12

Cara lain yang biasa digunakan untuk menggambarkan komposisi menurut umur dan jenis kelamin adalah dengan piramida penduduk. Bentuk piramida penduduk dari suatu wilayah pada tahun tertentu dapat mencerminkan dinamika kependudukan di wilayah tersebut, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi. Suatu wilayah dengan tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi biasanya ditandai dengan bentuk piramida yang alasnya besar kemudian berangsur mengecil hingga ke puncak piramida. Sedangkan pada wilayah dengan tingkat kelahiran dan kematian yang rendah mempunyai bentuk piramida dengan alas yang tidak begitu besar dan tidak langsung mengecil hingga puncaknya.

Piramida penduduk Kabupaten Paser pada tahun 2011 menunjukkan alas piramida tidak begitu besar dan tidak langsung mengecil hingga puncaknya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kelahiran dan kematian yang rendah.

15,000 10,000 5,000 ,0 5,000 10,000 15,000 20,000 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+

Grafik 3.1 Piramida Penduduk Kabupaten Paser Tahun 2011

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 13

BAB IV

KESEHATAN DAN GIZI

Kesehatan dan gizi merupakan bagian dari indikator kesejahteraan penduduk dalam hal kualitas fisik, dalam hal ini dapat dilihat melalui angka kesakitan dan status gizi. Sementara untuk melihat gambaran tentang kemajuan upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat melalui pemberian imunisasi, penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis pengobatan yang dilakukan.

Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas fisik penduduk telah dilakukan yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kesehatan bagi seluruh penduduk baik yang tinggal di daerah perkotaan maupun perdesaan.

4.1. Sarana Kesehatan

Penyediaan sarana kesehatan yang memadai merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, dan program ini terus ditingkatkan kualitas pelayanan serta keberadaannya. Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Paser ternyata cukup memadai untuk jumlah penduduk yang harus dilayani. Hal ini dapat dilihat dari jumlah puskesmas, rumah sakit, dan jumlah tenaga medis yang ada di Kabupaten Paser. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Paser dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 terdapat satu unit rumah sakit, 17 unit puskesmas, 94 unit pusban, 17 unit puskesmas keliling, dan didukung 642 orang tenaga kesehatan.

Bila dikaitkan dengan jumlah penduduk, maka sebuah puskesmas/puskesmas pembantu di wilayah Kabupaten Paser melayani kurang lebih 2.000 penduduk. Idealnya, satu puskesmas hanya melayani kurang lebih 7.000 penduduk. Jadi, di Kabupaten Paser jumlah puskesmas sudah memadai dengan jumlah penduduk. Ke depan, untuk lebih mendekatkan akses masyarakat ke sarana layanan kesehatan, akan lebih baik jika keberadaan puskesmas/puskesmas pembantu mampu menjangkau masyarakat di desa secara langsung sehingga mengurangi biaya transportasi untuk berobat.

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 14

4.2. Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka Harapan Hidup merupakan salah satu ukuran demografi yang memperlihatkan kondisi kesehatan masyarakat. Usia anak sebelum mencapai satu tahun sangat rentan dengan berbagai penyakit, sehingga resiko kematian menjadi semakin tinggi dari aspek ini, pengamatan harapan hidup dengan menggunakan alat ukur Angka Harapan Hidup menjadi cukup penting.

Angka Harapan Hidup (AHH) atau Life Expecstancy (LE) menunjukkan rata-rata umur penduduk mulai lahir sampai dengan akhir hidupnya. Besarnya nilai AHH berkaitan erat dengan angka kematian bayi, dimana semakin tinggi kematian bayi nilai AHH akan menurun. Faktor yang mempengaruhi perubahan AHH dapat ditinjau dari beberapa hal seperti kondisi lingkungan dan status sosial ekonomi penduduk, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan, status gizi dan lain-lain. Oleh karena itu AHH cukup representatif digunakan sebagai indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan penduduk khususnya di bidang kesehatan.

Semakin tinggi pencapaian angka harapan hidup di suatu daerah secara tidak langsung dapat menggambarkan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Berdasarkan tabel 4.2 angka harapan hidup di Kabupaten Paser dari tahun 2007 sampai 2011 terus mengalami peningkatan. Angka Harapan Hidup Kabupaten Paser tahun 2011 adalah 73,44 tahun. Dengan adanya peningkatan angka harapan hidup di Kabupaten Paser diharapkan tingkat kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat.

2006 2007 2008 2009 2010 (2) (3) (4) (5) (6) Rumah Sakit 1 1 1 1 1 Puskesmas 17 17 17 17 17 Pusban 90 89 95 97 94 Puskesmas Keliling 17 16 20 27 17 Tenaga Kesehatan 497 520 518 564 642

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser *) Data Tahun 2011 tidak tersedia

Sarana/Tenaga Kesehatan

(1)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 15 Peningkatan angka harapan hidup Kabupaten Paser ini seiring dengan besarnya perhatian pemerintah daerah terhadap layanan kesehatan masyarakat, yaitu dengan telah diterbitkannya SK Bupati tentang pembebasan retribusi pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas se-Kabupaten Paser dan terus digalakkannya program desa.

Fenomena tersebut di atas menunjukkan bahwa biaya peningkatan derajat kesehatan di masyarakat masih menjadi beban pemerintah sepenuhnya. Pada saat alokasi anggaran kesehatan meningkat, biasanya akan diikuti pula oleh peningkatan AHH yang signifikan. Sedangkan jika alokasi belanja publik di bidang kesehatan pada APBD menurun, dengan sendirinya akan menekan secara langsung pemenuhan kebutuhan kesehatan di masyarakat, dan berimbas pada penurunan laju peningkatan AHH pada periode berikutnya.

4.3. Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan

Penduduk yang sehat cenderung memiliki kualitas fisik yang baik. Dengan fisik yang baik segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari akan berjalan dengan lancar baik bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga maupun melakukan aktivitas lainnya. Salah satu indikator yang dapat menggambarkan status kesehatan penduduk adalah angka keluhan kesehatan dan angka kesakitan. Angka keluhan kesehatan diukur dengan menggunakan pendekatan penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu, sedangkan angka kesakitan merupakan persentase penduduk yang mengalami gangguan kesehatan hingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Berdasarkan data Susenas dapat dilihat bahwa selama kurun waktu tahun 2009-2011, terjadi penurunan angka keluhan kesehatan dari 36,89 persen (tahun 2009)

2007 2008 2009 2010 2011

(2) (3) (4) (5) (6)

Angka Harapan Hidup 72,06 72,39 72,74 73,09 73,44 Sumber : Susenas, 2007 - 2011

Tabel 4.2. Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Paser, Tahun 2007 - 2011

Indikator Derajat Kesehatan

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 16 menjadi 23,10 persen (tahun 2010) kemudian ditahun 2011 menjadi 19,37 persen. Turunnya angka keluhan kesehatan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama cuaca, kebersihan lingkungan atau pola hidup masyarakat (grafik 4.1). Dari jenis keluhan kesehatan yang paling banyak dialami penduduk Kabupaten Paser pada tahun 2011 adalah sakit batuk (8,99 persen), pilek (8,24 persen), panas (4,88 persen), dan sakit kepala berulang (4,15 persen). Adapun keluhan kesehatan selain yang sudah disebutkan tadi, persentasenya tidak begitu besar untuk masing-masing keluhan kesehatan.

Grafik 4.1. Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan Penduduk di Kabupaten Paser, Tahun 2009-2011

Selain keluhan kesehatan juga ditampilkan perkembangan angka kesakitan. Angka kesakitan merupakan persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Angka kesakitan di Kabupaten Paser pada tahun 2009 sampai tahun 2011 juga mengalami penurunan, dari sebesar 22,92 persen di tahun 2009 menjadi 8,59 persen pada tahun 2011.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 2009 2010 2011 36.89 23.1 19.37 22.92 9.78 8.59

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 17 Pada tabel 4.4 disajikan persentase penduduk yang menderita sakit yaitu penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan sampai mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah, atau kegiatan sehari-hari selama sebulan yang lalu menurut jumlah hari sakit. Persentase penduduk Kabupaten Paser yang paling dominan adalah yang mengalami sakit antara 0-3 hari yaitu sekitar 70,19 persen, kemudian disusul jumlah hari sakit antara 4 – 7 hari sekitar 20,30 persen.

Dalam upaya untuk terapi penyembuhan bagi penduduk Kabupaten Paser tahun 2011 yang mengalami gangguan kesehatan dan berusaha mengobati sendiri

2008 2009 2010 2011

(2) (3) (4) (5)

Panas 6,47 12,87 6,60 4,88

Batuk 8,56 17,56 11,49 8,99

Pilek 10,57 17,01 12,35 8,24

Asma/Sesak Napas Cepat 1,35 1,73 0,92 0,95

Diare/Buang Air 0,96 3,05 1,56 0,64

Sakit Kepala Berulang 3,79 11,90 5,42 4,15

Sakit Gigi 1,21 4,15 1,85 0,75

Lainnya 5,18 6,63 3,27 4,07

Sumber : Susenas, 2008 - 2011 Jenis Keluhan Kesehatan

(1)

Tabel 4.3. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Jenis Keluhan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2011

Jumlah Hari Sakit 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) 0 - 3 49,25 66,81 55,75 70,19 4 - 7 40,13 27,80 36,07 20,30 8 - 14 3,69 3,12 5,02 2,07 15 - 21 4,06 1,15 0,34 1,19 22 - 30 2,87 1,11 2,82 6,25 Sumber : Susenas, 2008 - 2011

Tabel 4.4. Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jumlah Hari Sakit, Tahun 2008 - 2011

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 18 yaitu sebanyak 59,61 persen. Bila dilihat menurut jenis kelaminnya maka laki-laki yang mengalami keluhan kesehatan dan berusaha untuk mengobati sendiri mempunyai persentase lebih besar yaitu 60,41 persen dibanding perempuan sebesar 58,89 persen. Apabila dibandingkan dengan tahun 2008, 2009 dan 2010 maka persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan usaha mengobati sendiri mengalami penurunan, dimana sebelumnya mencapai 70,87 persen (tahun 2008) dan 69,02 persen (tahun 2009) kemudian turun lagi menjadi 64,64 persen (tahun 2010).

Grafik 4.2. Persentase Penduduk Yang mengalami Keluhan Kesehatan dan Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Paser,

Tahun 2008-2011

Penduduk yang mengalami keluhan kesehatan biasanya berusaha dengan berbagai cara untuk mengurangi bahkan menghilangkan keluhan tersebut. Secara umum dari tahun 2009 sampai tahun 2011, penduduk Kabupaten Paser lebih memilih untuk mengobati keluhan kesehatan mereka dengan obat modern. Di mana obat/cara pengobatan ini mengalami peningkatan dari 83,36 persen (tahun 2009) menjadi 91,48 persen (tahun 2010) naik lagi menjadi 92,81 persen (tahun 2011). Obat/cara pengobatan lainnya yang juga merupakan pilihan adalah obat tradisional dan pengobatan sendiri (lainnya), akan tetapi kedua cara ini kurang begitu diminati.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 2008 2009 2010 2011 70.11 67.68 65.4 58.89 71.65 70.29 63.88 60.41 70.87 69.02 64.64 59.61 Laki-laki Perempuan L+P

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 19 Grafik 4.3. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan

Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Obat/Cara Pengobatan Yang Digunakan di Kabupaten Paser, Tahun 2009-2011

4.4. Penolong Kelahiran

Data penolong kelahiran bayi dapat dijadikan salah satu indikator kesehatan terutama dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan ibu dan anak serta pelayanan

Dokumen terkait