• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 i

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

KABUPATEN PASER TAHUN 2012

Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm

Jumlah halaman : 60 + ix halaman

Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

Penyunting : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

Gambar kulit : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

Diterbitkan oleh : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

(3)

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 ii

VISI KABUPATEN PASER

Menuju Masyarakat Kabupaten Paser yang

Agamais, Sejahtera, dan Berbudaya

MISI KABUPATEN PASER

Mengembangkan ekonomi kerakyatan

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

Menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat yang berbudaya

(4)

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 iii KATA PENGANTAR

Untuk mendapatkan gambaran perkembangan tingkat kesejahteraan rakyat dan perkembangan keadaan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Paser dari waktu ke waktu, maka Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Paser menerbitkan publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012. Penyajian ini juga bertujuan untuk melengkapi data statistik khususnya dibidang kesejahteraan rakyat yang diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan pengambilan kebijakan bagi pemerintah Kabupaten Paser di bidang kependudukan.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2012 menyajikan data kuantitatif baik berupa data primer maupun sekunder yang meliputi data penduduk, pendidikan, kesehatan, angkatan kerja, perumahan dan pengeluaran rumah tangga. Namun tidak semua indikator kesejahteraan dapat disajikan karena adanya keterbatasan data dan luasnya indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat.

Kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung atau tidak langsung dalam penerbitan ini, kami ucapkan banyak terima kasih. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi perbaikan publikasi ini di masa yang akan datang. Besar harapan kami bahwa publikasi ini berguna bagi semua pihak.

Tanah Grogot, September 2012 Kepala BAPPEDA

Kabupaten Paser,

Drs. Muhammad Fauzy, MT

Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser,

(5)

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 iv DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ……….. iii

Daftar Isi ……….. iv

Daftar Tabel ……….. vi

Daftar Grafik ……….. ix

Bab I Pendahuluan ……….. 1

1.1. Umum ……….. 1

1.2. Maksud dan Tujuan ……….. 1

1.3. Ruang Lingkup ……….. 2

1.4. Sumber Data dan Sistematika Penulisan ………. 2

Bab II Konsep dan Definisi ……….. 4

2.1. Kependudukan ……….. 4

2.2. Kesehatan ……….. 5

2.3. Pendidikan ……….. 5

2.4. Ketenagakerjaan ………... 6

2.5. Perumahan ………. 7

2.6. Pengeluaran Rumah Tangga ……….. 8

Bab III Kependudukan ……….. 9

3.1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin ……… 9

3.2. Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) ………. 10

Bab IV Kesehatan dan Gizi ……….. 13

4.1. Sarana Kesehatan ……… 13

4.2. Angka Harapan Hidup ……….. 14

4.3. Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan ……… 15

4.4. Penolong Kelahiran ……….. 19

4.5. Status Gizi Balita ………... 20

4.6. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ………. 21

4.7. Imunisasi Balita ………. 22

Bab V Pendidikan ………. 24

(6)

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 v

5.2. Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan ……… 25

5.3. Angka Melek Huruf (AMH) ………... 26

5.4. Angka Partisipasi Sekolah (APS) ………... 28

5.5. Angka Partisipasi Murni (APM) ……….. 29

5.6. Angka Partisipasi Kasar (APK) ……….. 30

Bab VI Ketenagakerjaan ………... 31

6.1. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja ………. 31

6.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ………. 32

6.3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ………. 32

6.4. Lapangan Usaha ……….. 34

6.5. Status Pekerjaan ………. 35

6.6. Jam Kerja ………... 36

6.7. Tingkat Pendidikan Pekerja ………... 37

Bab VII Fertilitas dan Keluarga Berencana ………... 39

7.1. Fertilitas ………... 39

7.2. Keluarga Berencana ………... 41

Bab VIII Perumahan dan Lingkungan ……….. 45

8.1. Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal ………... 45

8.2. Kondisi Fisik Bangunan ………... 46

8.2.1. Luas Lantai ………... 46

8.2.2. Jenis Atap ………... 47

8.2.3. Jenis Dinding ………... 48

8.3. Fasilitas Perumahan ………... 49

8.3.1. Sumber Penerangan ………... 49

8.3.2. Fasilitas Air Minum ………... 49

8.3.3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar ………. 51

Bab IX Pengeluaran Konsumsi ………... 54

9.1. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita ………... 54

9.2. Pengeluaran Rumah Tangga ………... 56

(7)

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur,

Tahun 2011 ………. 10

Tabel 3.2 Persentase Penduduk Kabupaten Paser Menurut Kelompok Usia

Produktif dan Angka Beban Tanggungan, Tahun 2008-2011 ………. 11

Tabel 4.1 Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Paser,

Tahun 2006 - 2010 ………. 14

Tabel 4.2 Perkembangan Angka Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Paser

Tahun 2007 - 2011 ………. 15

Tabel 4.3 Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut

Jenis Keluhan Di Kabupaten Paser Tahun 2008 - 2011 ……….. 17

Tabel 4.4 Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi

Menurut Jumlah Hari Sakit, Tahun 2008 - 2011 ……… 17

Tabel 4.5 Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan Pertama dan Terakhir

Waktu Lahir Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 - 2011 ………. 20

Tabel 4.6. Status Gizi Balita Kabupaten Paser, Tahun 2006 – 2011 ……… 21

Tabel 4.7 Persentase Bayi yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Menyusui

Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2011 ……….. 22

Tabel 5.1 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Menurut Partisipasi

Sekolah Di Kabupaten Paser Tahun 2008 - 2011 ……….. 25

Tabel 5.2 Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan

Yang Ditamatkan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2011 ……….. 26

Tabel 5.3 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kemampuan

Membaca/Menulis Di Kabupaten Paser Tahun 2009 – 2011 ……….. 27

Tabel 5.4 Angka Partisipasi Sekolah menurut Usia Sekolah Di Kabupaten Paser

Tahun 2008 – 2011 ………. 28

Tabel 5.5. Angka Partisipasi Murni SD, SLTP, SLTA Menurut Jenis Kelamin

Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 – 2011 ………. 29

Tabel 5.6. Angka Partisipasi Kasar SD, SLTP, SLTA Menurut Jenis Kelamin

Di Kabupaten Paser, Tahun 2010 – 2011 ………. 30

Tabel 6.1. Penduduk Usia Kerja ( 15 Tahun Keatas ) Menurut Kegiatan Utama dan

(8)

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 vii

Tabel 6.2. Perkembangan Angkatan Kerja, TPAK, TPT, dan TKK

Kabupaten Paser, Tahun 2007 – 2011 ……….. 33

Tabel 6.3. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan

Usaha Di Kabupaten Paser Tahun 2011 ………. 34

Tabel 6.4 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Status

Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 ……… 35

Tabel 6.5. Penduduk Usia 15 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam

Kerja seluruhnya dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 ……… 37

Tabel 6.6. Penduduk Usia 15 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Tingkat

Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Tahun 2011 ……… 38

Tabel 7.1 Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Status Perkawinan dan

Jenis Kelamin Di Kabupaten Paser, Tahun 2011 ……….. 39

Tabel 7.2. Persentase Penduduk Perempuan 10 Tahun ke Atas Menurut Status

Perkawinan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2011 ………. 40

Tabel 7.3 Persentase Penduduk Perempuan 10 Tahun ke Atas Yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama Di Kabupaten Paser,

Tahun 2008 – 2011 ………. 41

Tabel 7.4 Penduduk Perempuan umur 15-49 Tahun Menurut Kelompok Umur dan

Status Perkawinan, Tahun 2011 ………. 42

Tabel 7.5. Persentase Penduduk Perempuan Umur 15-49 Tahun Berstatus Kawin Menurut Sedang/Tidaknya Menggunakan alat KB Di Kabupaten Paser ,

Tahun 2008 – 2011 ………. 43

Tabel 7.6 Persentase Perempuan umur 15-49 Tahun Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB Yang Sedang Digunakan Di Kabupaten Paser,

Tahun 2008 – 2011 ………. 44

Tabel 8.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan

Tempat Tinggal Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2011 ………. 46

Tabel 8.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah

Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2011 ……….……….. 47

Tabel 8.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas

Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2011 ……….………. 48

Tabel 8.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas

(9)

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 viii

Tabel 8.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan

Di Kabupaten Paser Tahun 2008 – 2011 ……….………... 49

Tabel 8.6. Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Air Minum

Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 – 2011 ……….……….. 50

Tabel 8.7. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum

Di Kabupaten Paser Tahun 2008 – 2011 ……….………... 51

Tabel 8.8. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Buang Air Besar

Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2011 ……….………. 52

Tabel 8.9. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset Yang Diginakan

Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 – 2011 ……….………. 52

Tabel 8.10. Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja

Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 – 2011 ……….……….. 53

Tabel 9.1. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Paser,

Tahun 2006 – 2011 (Jutaan Rupiah) ……….……….. 55

Tabel 9.2. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Pengeluaran per Kapita

Sebulan Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 – 2011 ………... 57

Tabel 9.3. Komposisi pengeluaran Rumah Tangga Menurut Sub Kelompok Makanan dan Bukan Makanan di Kabupaten Paser,

Tahun 2009 – 2011 ……….……….……….………….. 58

Tabel 9.4. Persentase Rumah Tangga Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gratis Selama 6 Bulan Terakhir Menurut Jenis Kartu Yang Digunakan

Di Kabupaten Paser,Tahun 2008 – 2011 ……… 59

Tabel 9.5. Persentase Rumahtangga Yang Membeli Beras Murah/Raskin Selama 3 Bulan Referensi Menurut Jumlah Beras Yang Dibeli Di Kabupaten Paser,

(10)

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 ix DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 3.1 Piramida Penduduk Kabupaten Paser, Tahun 2011 ……….………. 12

Grafik 4.1. Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan

Penduduk di Kabupaten Paser, Tahun 2009 – 2011 ……….………. 16

Grafik 4.2. Persentase Penduduk Yang mengalami Keluhan Kesehatan dan Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Paser,

Tahun 2008 – 2011 ……….……….……….……….……. 18

Grafik 4.3. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Obat/ Cara Pengobatan Yang Digunakan

di Kabupaten Paser, Tahun 2009 – 2011 ……….……….………. 19

Grafik 4.4. Grafik 4.4. Persentase Balita Yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis Imunisasi

di Kabupaten Paser, Tahun 2010 – 2011 ……….……….……… 23

Grafik 5.1 Grafik 5.1. Persentase Penduduk 10 Tahun keatas Menurut Angka Melek Huruf dan

Buta Huruf di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2011 ……….. 27

Grafik 9.1. Perkembangan Pendapatan Perkapita Kabupaten Paser,

(11)

1. Pendahuluan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Umum

Tujuan pembangunan pada hakekatnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya upaya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat haruslah dibarengi dengan usaha untuk meletakkan landasan yang kuat agar pembangunan di tahap-tahap berikutnya dapat lebih terarah dan berhasil guna. Upaya tersebut tentunya tidak akan dapat memberikan hasil yang maksimal tanpa didukung data yang benar dan baik guna mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.

Data benar adalah data yang diperoleh dengan mengikuti metode dan memenuhi konsep-definisi yang telah dirumuskan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Data baik atau data berkualitas baik adalah data yang akurat, tepat waktu dan relevan, tegasnya data tersebut harus mencerminkan hal-hal yang sebenarnya mengenai gejala-gejala (fenomena) yang tengah terjadi.

Indikator Kesejahteraan Rakyat (INKESRA) Kabupaten Paser Tahun 2012 merupakan wahana yang dapat membantu memberikan berbagai data output dan input kesejahteraan rakyat yang ada di masyarakat sebagai hasil dari berbagai proses pembangunan. Muatan dalam INKESRA ini masih bersifat makro, hal ini dikarenakan dimensi cakupan dari kesejahteraan rakyat sangatlah luas.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan publikasi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesejahteraan rakyat di wilayah Kabupaten Paser ditinjau dari 7 aspek yakni kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, fertilitas dan keluarga berencana, perumahan dan lingkungan serta pola konsumsi dan pengeluaran rumah tangga.

Tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan gambaran dan bahan masukan serta evaluasi bagi pemerintah daerah dalam mengevaluasi dan merencanakan pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan selanjutnya.

(12)

1. Pendahuluan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 2

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penyusunan INKESRA adalah kondisi kesejahteraan rakyat yang ada di wilayah Kabupaten Paser. Kesejahteraan rakyat mengandung makna yang cukup luas, sedemikian luasnya pengertian kesejahteraan sehingga data statistik ekonomi konvensional seperti pendapatan per kapita belum memadai untuk memberikan gambaran tentang kesejahteraan yang dimaksud. Dalam pengertian yang sangat luas, tidak mungkin untuk menyajikan data statistik yang mampu mengukur tingkat kesejahteraan penduduk secara rinci. Karenanya, indikator yang disajikan dalam publikasi ini hanya mencakup aspek - aspek kesejahteraan yang dapat terukur (measurable welfare) saja. Oleh karena itu statistik tentang sosial merupakan komponen utama dalam penyusunan indikator kesejahteraan rakyat.

1.4. Sumber Data dan Sistematika Penulisan

Data yang digunakan dalam publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 ini, adalah hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2009 (angka revisi), 2010 dan 2011 Kabupaten Paser, kemudian data Sensus Penduduk 2010 dan data Produk Domestik Regional Bruto 2011 Kabupaten Paser. Khusus untuk data ketenagakerjaan menggunakan hasil dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2011 Kabupaten Paser. Serta ditunjang data sekunder dari Dinas Kesehatan Kabupaten Paser.

Penyajian Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 diuraikan dalam sembilan bab yang meliputi :

Bab I Pendahuluan

Merupakan uraian umum, maksud dan tujuan, ruang lingkup, sumber data dan sistematika penyajian.

Bab II Konsep dan Definisi

Merupakan penjelasan dan penjabaran beberapa istilah-istilah yang digunakan dalam publikasi ini.

(13)

1. Pendahuluan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 3

Bab III Kependudukan

Menyajikan indikator kependudukan yang meliputi, jumlah penduduk, rasio jenis kelamin, komposisi penduduk serta angka ketergantungan (depedency ratio).

Bab IV Kesehatan dan Gizi

Membahas mengenai penolong kelahiran, status gizi balita, lama pemberian ASI dan imunisasi balita.

Bab V Pendidikan

Berisi indikator pendidikan yang meliputi partisipasi sekolah, pendidikan yang ditamatkan, angka melek huruf, APS dan APM.

Bab VI Ketenagakerjaan

Membahas mengenai angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, TPAK, TPT, lapangan usaha, status pekerjaan, jam kerja, dan tingkat pendidikan pekerja.

Bab VII Fertilitas dan Keluarga Berencana

Merupakan uraian mengenai jumlah penduduk menurut status perkawinan dan penggunaan kontrasepsi (KB).

Bab VIII Perumahan dan Lingkungan

Mencakup status penguasaan bangunan tempat tinggal, kondisi fisik bangunan, luas lantai, jenis atap, jenis dinding dan fasilitas perumahan.

Bab IX Pengeluaran Konsumsi

Menyajikan tentang PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita, Pengeluaran Rumah Tangga, Sosial Ekonomi Lainnya.

(14)

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 4

BAB II

KONSEP DAN DEFINISI

2.1. Kependudukan

Penduduk adalah setiap orang, baik warga negara Republik Indonesia maupun warga negara asing yang berdomisili di dalam wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.

Rasio Jenis Kelamin (RJK) merupakan perbandingan antara penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan, dan bila nilai RJK penduduk di suatu wilayah di atas 100 maka menunjukkan bahwa proporsi penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan penduduk perempuan.

Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun.

Penduduk usia belum produktif adalah penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun.

Penduduk usia tidak produktif adalah penduduk yang berusia 65 tahun atau lebih.

Kelahiran adalah anak lahir hidup, yaitu anak yang pada waktu dilahirkan menunjukan tanda-tanda kehidupan (seperti jantung berdenyut, bernapas, menangis, dan sebagainya), walaupun mungkin hanya beberapa saat saja.  Anak masih hidup adalah semua anak yang dilahirkan dan pada saat

pencacahan masih hidup, baik yang tinggal bersama ibunya maupun tinggal di tempat lain.

Kematian adalah suatu peristiwa atau keadaan hilangnya tanda-tanda kehidupan dari seseorang.

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan yang mengurangi banyaknya penduduk. Kekuatan yang menambah banyaknya penduduk adalah kelahiran dan migrasi masuk (penduduk datang) sedangkan kekuatan yang mengurangi banyaknya penduduk adalah kematian dan migrasi keluar (penduduk pergi).  Laju pertumbuhan alamiah adalah laju pertumbuhan yang hanya dipengaruhi

faktor kelahiran dan faktor kematian.

(15)

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 5

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain baik melewati batas politis negara maupun batas administrasi atau batas bagian dalam suatu negara dengan tujuan menetap. Dalam konsep yang digunakan BPS, seseorang dianggap migran jika telah tinggal selama enam bulan berturut-turut atau kurang dari enam bulan tetapi dengan tujuan akan menetap.  Wanita usia subur adalah wanita yang berada pada masa mampu melahirkan

atau masa reproduksi (15-49 tahun).

Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat pencacahan masih aktif mengikuti program KB (memakai alat kontrasepsi).

Akseptor adalah pasangan usia subur yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi.

Metode kontrasepsi adalah cara/alat yang dipakai untuk mencegah kehamilan.

2.2. Kesehatan

Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang merasa terganggu oleh kondisi kesehatan, kejiwaan, kecelakaan dan hal lain termasuk yang menderita penyakit kronis tetapi telah sembuh.

Sakit adalah apabila seseorang menderita penyakit kronis atau mempunyai keluhan/gangguan kesehatan lain yang menyebabkan kegiatannya terganggu.  Cara pengobatan adalah perlakuan/cara yang ditempuh seseorang bila

menderita suatu penyakit, seperti pergi ke dokter praktek, rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya atau diobati sendiri.

2.3. Pendidikan

Dapat membaca dan menulis adalah mereka yang dapat membaca dan menulis surat/kalimat sederhana dengan sesuatu huruf. Orang buta yang dapat membaca dan menulis huruf braille dan orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis kemudian karena cacatnya tidak dapat membaca dan menulis, digolongkan dapat membaca dan menulis. Sedangkan orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis, dianggap tidak dapat membaca dan menulis (buta huruf).

(16)

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 6

Penduduk usia sekolah adalah mereka yang pada usia sekolah normal sesuai dengan tingkat pendidikan, seperti penduduk usia SD adalah 7-12 tahun, penduduk usia SLTP adalah 13-15 tahun, dan penduduk usia SLTA adalah 16-18 tahun.

Pendidikan Pra Sekolah, diselenggarakan selama satu sampai dua tahun bagi anak usia 5-6 tahun, yang merupakan persiapan bagi anak sebelum masuk Sekolah Dasar.

Sekolah, adalah sekolah formal mulai dari pendidikan Dasar (SD dan SLTP), pendidikan Menengah (SMK atau SMU), dan pendidikan Tinggi (Akademi dan Universitas), termasuk pendidikan yang setara, tidak termasuk pendidikan non formal seperti kursus mengetik, komputer, bahasa Inggris, Seskoad, Diklatpim dan sebagainya.

Tamat Sekolah, adalah mereka yang menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun sekolah swasta dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika mengikuti ujian akhir dan lulus dianggap tamat sekolah.

Tidak/belum pernah sekolah adalah mereka yang tidak atau belum pernah sekolah termasuk yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak/belum melanjutkan ke Sekolah Dasar.

Masih sekolah adalah yang sedang mengikuti pendidikan di pendidikan Dasar, Menengah atau Tinggi.

Tidak sekolah lagi adalah yang pernah mengikuti pendidikan Dasar, Menengah atau Tinggi, tetapi pada saat pencacahan tidak sekolah lagi.

Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki, adalah jenjang sekolah tertinggi yang pernah/sedang diduduki oleh seseorang baik sudah tamat maupun tidak/belum tamat.

Penduduk yang masih bersekolah adalah yang sedang mengikuti pendidikan ditingkat pendidikan tertentu.

2.4. Ketenagakerjaan

Dalam konsep ketenagakerjaan, penduduk dibagi menjadi dua golongan yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja.

(17)

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 7

Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun atau lebih yang digolongkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja .

Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan.

Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari pekerjaan atau penduduk usia kerja dengan kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.

Mencari Pekerjaan adalah seseorang yang berusaha mendapatkan pekerjaan

termasuk yang sedang menunggu jawaban lamaran. Bekerja adalah kegiatan

melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan secara berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan dan keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan, bonus, dan hasil usaha berupa sewa, bunga, dan keuntungan baik berupa uang maupun barang.

Hari kerja adalah waktu yang dinyatakan dalam hari yang dipergunakan oleh seseorang untuk melakukan kegiatan bekerja paling sedikit satu jam terus menerus.

Jam kerja adalah Waktu yang dinyatakan dalam jam yang dipergunakan untuk bekerja.

Jam kerja normal adalah 35-44 jam per minggu.

Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah kegiatan seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sakit, cuti, mogok dan lain-lain. Termasuk juga orang yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai bekerja.

2.5. Perumahan

Luas lantai rumah yang dikuasai rumah tangga, adalah luas lantai bangunan yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Atap rumah, adalah penutup bagian atas suatu bangunan, sehingga yang mendiami dibawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya, untuk bangunan bertingkat atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut.

(18)

2. Konsep dan Definisi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 8

Dinding rumah, adalah batas penyekat dengan rumah tangga dan atau bangunan pihak lain atau sisi luar batas dari bangunan.

Sumber penerangan rumah tangga, adalah penerangan utama yang digunakan dalam ruangan tempat tinggal sehingga dapat melakukan kegiatan.

Fasilitas air minum yang dimiliki, adalah fasilitas air minum yang dimiliki (secara sendiri, bersama, umum, membeli dan lainnya) dan digunakan oleh rumah tangga.

Sumber penggunaan air bersih adalah sumber air terbanyak yang digunakan rumah tangga yang berasal dari ledeng, pompa air, sumur dan mata air terlindung.

2.6. Pengeluaran Rumah Tangga

Pengeluaran rumah tangga sebulan adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga selama sebulan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan dan bukan makanan yang mencakup semua barang dan jasa yang di konsumsi tanpa memperhatikan asalnya tetapi terbatas hanya pada barang dan jasa untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan perkataan lain, pengeluaran untuk kebutuhan usaha atau diberikan kepada pihak lain tidak dimasukkan kedalam konsumsi rumah tangga.

(19)

3. Kependudukan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 9

BAB III KEPENDUDUKAN

Kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan kependudukan atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang akan dilakukan.

Masalah kependudukan memiliki posisi yang sangat penting bagi pembangunan daerah, sehingga data kependudukan sangat diperlukan sebagai penentu kebijakan maupun perencanaan program. Lebih luas lagi data kependudukan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang lalu dan yang sedang berjalan, bahkan dapat memperkirakan bentuk dan volume kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

Pembangunan manusia dititikberatkan pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Penitikberatan pada kualitas SDM diperlukan karena penduduk yang besar hanya akan dapat merupakan aset pembangunan jika “kualitasnya” (dilihat dari derajat kesehatan dan atau tingkat pendidikan) cukup baik. Jumlah penduduk yang besar disadari hanya merupakan beban pembangunan jika berkualitas rendah apabila dilihat dari komposisinya secara sosial dan budaya yang sangat beragam.

3.1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Paser tahun 2011 sebesar 239.221 jiwa yang terdiri dari 128.662 laki-laki dan 110.559 perempuan sehingga menghasilkan Rasio Jenis Kelamin sebesar 116,37, yang berarti bahwa diantara 100 perempuan terdapat 116 laki-laki.

Bila dirinci menurut kelompok umur, berdasarkan tabel 3.1 secara umum jumlah laki-laki lebih banyak dibanding jumlah perempuan, hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai rasio jenis kelamin yang lebih dari 100. Sebaliknya untuk kelompok umur 20-24 dan 35-39 tahun, jumlah perempuan justru lebih banyak dari pada jumlah laki-laki.

(20)

3. Kependudukan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 10 3.2. Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan angka beban tanggungan yaitu perbandingan antara jumlah penduduk usia produktif (umur 15-64 tahun) dengan penduduk usia tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas). Besarnya Angka Beban Tanggungan ini menunjukkan beban tanggungan ekonomi penduduk usia produktif. Semakin mengecil angka beban ketergantungan akan semakin baik kondisi perekonomian masyarakat yang bersangkutan.

Kelompok

Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

Rasio Jenis Kelamin (1) (2) (3) (4) (5) 0-4 15 974 9 827 25 801 162,55 5-9 13 683 11 856 25 539 115,41 10-14 12 948 11 942 24 890 108,42 15-19 9 571 8 160 17 731 117,29 20-24 9 788 11 329 21 117 86,40 25-29 14 157 12 903 27 060 109,72 30-34 11 750 10 548 22 298 111,40 35-39 9 877 10 662 20 539 92,64 40-44 6 867 6 853 13 720 100,20 45-49 9 438 7 155 16 593 131,91 50-54 6 201 4 410 10 611 140,61 55-59 3 253 1 495 4 748 217,59 60-64 2 204 1 824 4 028 120,83 65-69 1 246 957 2 203 130,20 70-74 869 228 1 097 381,14 75+ 836 410 1 246 203,90 Jumlah 2011 128 662 110 559 239 221 116,37 2010 122 568 107 748 230 316 113,75 2009 105 881 95 412 201 293 110,97

Sumber : Proyeksi Penduduk 2011

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2011

(21)

3. Kependudukan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 11

Secara umum pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 Angka Beban

Tanggungan (Dependency Ratio) Kabupaten Paser mengalami penurunan, dimana

pada tahun 2008 mencapai 55,41 persen kemudian terus mengalami penurunan selama beberapa tahun hingga pada tahun 2011 menjadi 50,98 persen . Dengan kata lain setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung sebanyak 50-51 orang penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun).

Berdasarkan tabel 3.2 penduduk Kabupaten Paser masih tergolong penduduk muda. Hal ini dapat ditunjukkan dari proporsi penduduk di bawah 15 tahun adalah 31,87 persen, sementara pada usia 60 tahun atau lebih adalah 1,90 persen. Penduduk dikatakan “muda” apabila proporsi penduduk di bawah 15 tahun sebesar kira-kira 40 persen, sebaliknya dikatakan “tua” apabila proporsi penduduk pada usia 65 tahun atau lebih telah mencapai 10 persen atau lebih.

0 - 14 15 - 64 65+ (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2008 32,67 64,34 2,99 100,00 55,42 2009 31,93 65,30 2,77 100,00 53,14 2010 r) 30,84 66,22 2,94 100,00 51,01 2011 31,87 66,23 1,90 100,00 50,99 Sumber : Susenas 2011, SP2010 r) angka revisi

Tabel 3.2. Persentase Penduduk Kabupaten Paser Menurut Kelompok Umur Produktif dan Angka Beban Tanggungan, Tahun 2008 - 2011

Tahun

Struktur Umur

Jumlah Angka Beban

(22)

3. Kependudukan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 12

Cara lain yang biasa digunakan untuk menggambarkan komposisi menurut umur dan jenis kelamin adalah dengan piramida penduduk. Bentuk piramida penduduk dari suatu wilayah pada tahun tertentu dapat mencerminkan dinamika kependudukan di wilayah tersebut, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi. Suatu wilayah dengan tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi biasanya ditandai dengan bentuk piramida yang alasnya besar kemudian berangsur mengecil hingga ke puncak piramida. Sedangkan pada wilayah dengan tingkat kelahiran dan kematian yang rendah mempunyai bentuk piramida dengan alas yang tidak begitu besar dan tidak langsung mengecil hingga puncaknya.

Piramida penduduk Kabupaten Paser pada tahun 2011 menunjukkan alas piramida tidak begitu besar dan tidak langsung mengecil hingga puncaknya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kelahiran dan kematian yang rendah.

15,000 10,000 5,000 ,0 5,000 10,000 15,000 20,000 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+

Grafik 3.1 Piramida Penduduk Kabupaten Paser Tahun 2011

(23)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 13 BAB IV

KESEHATAN DAN GIZI

Kesehatan dan gizi merupakan bagian dari indikator kesejahteraan penduduk dalam hal kualitas fisik, dalam hal ini dapat dilihat melalui angka kesakitan dan status gizi. Sementara untuk melihat gambaran tentang kemajuan upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat melalui pemberian imunisasi, penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis pengobatan yang dilakukan.

Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas fisik penduduk telah dilakukan yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kesehatan bagi seluruh penduduk baik yang tinggal di daerah perkotaan maupun perdesaan.

4.1. Sarana Kesehatan

Penyediaan sarana kesehatan yang memadai merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, dan program ini terus ditingkatkan kualitas pelayanan serta keberadaannya. Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Paser ternyata cukup memadai untuk jumlah penduduk yang harus dilayani. Hal ini dapat dilihat dari jumlah puskesmas, rumah sakit, dan jumlah tenaga medis yang ada di Kabupaten Paser. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Paser dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 terdapat satu unit rumah sakit, 17 unit puskesmas, 94 unit pusban, 17 unit puskesmas keliling, dan didukung 642 orang tenaga kesehatan.

Bila dikaitkan dengan jumlah penduduk, maka sebuah puskesmas/puskesmas pembantu di wilayah Kabupaten Paser melayani kurang lebih 2.000 penduduk. Idealnya, satu puskesmas hanya melayani kurang lebih 7.000 penduduk. Jadi, di Kabupaten Paser jumlah puskesmas sudah memadai dengan jumlah penduduk. Ke depan, untuk lebih mendekatkan akses masyarakat ke sarana layanan kesehatan, akan lebih baik jika keberadaan puskesmas/puskesmas pembantu mampu menjangkau masyarakat di desa secara langsung sehingga mengurangi biaya transportasi untuk berobat.

(24)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 14 4.2. Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka Harapan Hidup merupakan salah satu ukuran demografi yang memperlihatkan kondisi kesehatan masyarakat. Usia anak sebelum mencapai satu tahun sangat rentan dengan berbagai penyakit, sehingga resiko kematian menjadi semakin tinggi dari aspek ini, pengamatan harapan hidup dengan menggunakan alat ukur Angka Harapan Hidup menjadi cukup penting.

Angka Harapan Hidup (AHH) atau Life Expecstancy (LE) menunjukkan rata-rata

umur penduduk mulai lahir sampai dengan akhir hidupnya. Besarnya nilai AHH berkaitan erat dengan angka kematian bayi, dimana semakin tinggi kematian bayi nilai AHH akan menurun. Faktor yang mempengaruhi perubahan AHH dapat ditinjau dari beberapa hal seperti kondisi lingkungan dan status sosial ekonomi penduduk, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan, status gizi dan lain-lain. Oleh karena itu AHH cukup representatif digunakan sebagai indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan penduduk khususnya di bidang kesehatan.

Semakin tinggi pencapaian angka harapan hidup di suatu daerah secara tidak langsung dapat menggambarkan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Berdasarkan tabel 4.2 angka harapan hidup di Kabupaten Paser dari tahun 2007 sampai 2011 terus mengalami peningkatan. Angka Harapan Hidup Kabupaten Paser tahun 2011 adalah 73,44 tahun. Dengan adanya peningkatan angka harapan hidup di Kabupaten Paser diharapkan tingkat kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat.

2006 2007 2008 2009 2010 (2) (3) (4) (5) (6) Rumah Sakit 1 1 1 1 1 Puskesmas 17 17 17 17 17 Pusban 90 89 95 97 94 Puskesmas Keliling 17 16 20 27 17 Tenaga Kesehatan 497 520 518 564 642

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser *) Data Tahun 2011 tidak tersedia

Sarana/Tenaga Kesehatan

(1)

(25)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 15

Peningkatan angka harapan hidup Kabupaten Paser ini seiring dengan besarnya perhatian pemerintah daerah terhadap layanan kesehatan masyarakat, yaitu dengan telah diterbitkannya SK Bupati tentang pembebasan retribusi pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas se-Kabupaten Paser dan terus digalakkannya program desa.

Fenomena tersebut di atas menunjukkan bahwa biaya peningkatan derajat kesehatan di masyarakat masih menjadi beban pemerintah sepenuhnya. Pada saat alokasi anggaran kesehatan meningkat, biasanya akan diikuti pula oleh peningkatan AHH yang signifikan. Sedangkan jika alokasi belanja publik di bidang kesehatan pada APBD menurun, dengan sendirinya akan menekan secara langsung pemenuhan kebutuhan kesehatan di masyarakat, dan berimbas pada penurunan laju peningkatan AHH pada periode berikutnya.

4.3. Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan

Penduduk yang sehat cenderung memiliki kualitas fisik yang baik. Dengan fisik yang baik segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari akan berjalan dengan lancar baik bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga maupun melakukan aktivitas lainnya. Salah satu indikator yang dapat menggambarkan status kesehatan penduduk adalah angka keluhan kesehatan dan angka kesakitan. Angka keluhan kesehatan diukur dengan menggunakan pendekatan penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu, sedangkan angka kesakitan merupakan persentase penduduk yang mengalami gangguan kesehatan hingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Berdasarkan data Susenas dapat dilihat bahwa selama kurun waktu tahun 2009-2011, terjadi penurunan angka keluhan kesehatan dari 36,89 persen (tahun 2009)

2007 2008 2009 2010 2011

(2) (3) (4) (5) (6)

Angka Harapan Hidup 72,06 72,39 72,74 73,09 73,44

Sumber : Susenas, 2007 - 2011

Tabel 4.2. Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Paser, Tahun 2007 - 2011

Indikator Derajat Kesehatan

(26)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 16

menjadi 23,10 persen (tahun 2010) kemudian ditahun 2011 menjadi 19,37 persen. Turunnya angka keluhan kesehatan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama cuaca, kebersihan lingkungan atau pola hidup masyarakat (grafik 4.1). Dari jenis keluhan kesehatan yang paling banyak dialami penduduk Kabupaten Paser pada tahun 2011 adalah sakit batuk (8,99 persen), pilek (8,24 persen), panas (4,88 persen), dan sakit kepala berulang (4,15 persen). Adapun keluhan kesehatan selain yang sudah disebutkan tadi, persentasenya tidak begitu besar untuk masing-masing keluhan kesehatan.

Grafik 4.1. Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan Penduduk di Kabupaten Paser, Tahun 2009-2011

Selain keluhan kesehatan juga ditampilkan perkembangan angka kesakitan. Angka kesakitan merupakan persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Angka kesakitan di Kabupaten Paser pada tahun 2009 sampai tahun 2011 juga mengalami penurunan, dari sebesar 22,92 persen di tahun 2009 menjadi 8,59 persen pada tahun 2011.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 2009 2010 2011 36.89 23.1 19.37 22.92 9.78 8.59

(27)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 17

Pada tabel 4.4 disajikan persentase penduduk yang menderita sakit yaitu penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan sampai mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah, atau kegiatan sehari-hari selama sebulan yang lalu menurut jumlah hari sakit. Persentase penduduk Kabupaten Paser yang paling dominan adalah yang mengalami sakit antara 0-3 hari yaitu sekitar 70,19 persen, kemudian disusul jumlah hari sakit antara 4 – 7 hari sekitar 20,30 persen.

Dalam upaya untuk terapi penyembuhan bagi penduduk Kabupaten Paser tahun 2011 yang mengalami gangguan kesehatan dan berusaha mengobati sendiri

2008 2009 2010 2011

(2) (3) (4) (5)

Panas 6,47 12,87 6,60 4,88

Batuk 8,56 17,56 11,49 8,99

Pilek 10,57 17,01 12,35 8,24

Asma/Sesak Napas Cepat 1,35 1,73 0,92 0,95

Diare/Buang Air 0,96 3,05 1,56 0,64

Sakit Kepala Berulang 3,79 11,90 5,42 4,15

Sakit Gigi 1,21 4,15 1,85 0,75

Lainnya 5,18 6,63 3,27 4,07

Sumber : Susenas, 2008 - 2011

Jenis Keluhan Kesehatan (1)

Tabel 4.3. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Jenis Keluhan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2011

Jumlah Hari Sakit 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) 0 - 3 49,25 66,81 55,75 70,19 4 - 7 40,13 27,80 36,07 20,30 8 - 14 3,69 3,12 5,02 2,07 15 - 21 4,06 1,15 0,34 1,19 22 - 30 2,87 1,11 2,82 6,25 Sumber : Susenas, 2008 - 2011

Tabel 4.4. Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jumlah Hari Sakit, Tahun 2008 - 2011

(28)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 18

yaitu sebanyak 59,61 persen. Bila dilihat menurut jenis kelaminnya maka laki-laki yang mengalami keluhan kesehatan dan berusaha untuk mengobati sendiri mempunyai persentase lebih besar yaitu 60,41 persen dibanding perempuan sebesar 58,89 persen. Apabila dibandingkan dengan tahun 2008, 2009 dan 2010 maka persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan usaha mengobati sendiri mengalami penurunan, dimana sebelumnya mencapai 70,87 persen (tahun 2008) dan 69,02 persen (tahun 2009) kemudian turun lagi menjadi 64,64 persen (tahun 2010).

Grafik 4.2. Persentase Penduduk Yang mengalami Keluhan Kesehatan dan Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Paser,

Tahun 2008-2011

Penduduk yang mengalami keluhan kesehatan biasanya berusaha dengan berbagai cara untuk mengurangi bahkan menghilangkan keluhan tersebut. Secara umum dari tahun 2009 sampai tahun 2011, penduduk Kabupaten Paser lebih memilih untuk mengobati keluhan kesehatan mereka dengan obat modern. Di mana obat/cara pengobatan ini mengalami peningkatan dari 83,36 persen (tahun 2009) menjadi 91,48 persen (tahun 2010) naik lagi menjadi 92,81 persen (tahun 2011). Obat/cara pengobatan lainnya yang juga merupakan pilihan adalah obat tradisional dan pengobatan sendiri (lainnya), akan tetapi kedua cara ini kurang begitu diminati.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 2008 2009 2010 2011 70.11 67.68 65.4 58.89 71.65 70.29 63.88 60.41 70.87 69.02 64.64 59.61 Laki-laki Perempuan L+P

(29)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 19

Grafik 4.3. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Usaha Mengobati Sendiri Menurut Jenis Obat/Cara Pengobatan

Yang Digunakan di Kabupaten Paser, Tahun 2009-2011

4.4. Penolong Kelahiran

Data penolong kelahiran bayi dapat dijadikan salah satu indikator kesehatan terutama dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan secara umum. Keberadaan tenaga medis seperti dokter dan bidan yang ditunjang dengan sarana/peralatan yang memadai, akan sangat menolong pada saat proses kelahiran. Dokter dan bidan mempunyai pengetahuan yang memadai dalam proses kelahiran terutama pada saat di mana kelahiran mempunyai resiko kematian yang tinggi terhadap ibu dan anak. Sehingga diharapkan tingkat kematian ibu dan anak pada saat proses kelahiran dapat terus menurun.

Seiring dengan pesatnya informasi, kesadaran masyarakat akan resiko persalinan pada ibu dan anak semakin meningkat. Berdasarkan data hasil Susenas tahun 2011 menunjukkan bahwa sebesar 81,49 persen proses kelahiran pertama di Kabupaten lebih banyak ditolong oleh tenaga medis, seperti dokter (21,09 persen) dan bidan (60,40 persen). Begitu pula dengan proses kelahiran terakhir yakni sebesar 82,83 persen dengan dokter sebesar 20,13 persen dan bidan sebesar 62,70 persen. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2010 yang sebesar 71, 25 persen untuk penolong kelahiran pertama dan 74,37 persen untuk penolong kelahiran terakhir. Hal yang menjadi perhatian adalah ternyata masih ada persalinan yang ditolong oleh dukun. Pada tahun 2011 masih ada sebanyak 17,47 persen proses kelahiran

0 20 40 60 80 100 2009 2010 2011 26.9 21.58 14.01 83.36 91.48 92.81 5.91 5.48 0.32 Tradisional Modern Lainnya

(30)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 20

pertama yang dibantu oleh dukun dan 16,14 persen untuk proses kelahiran terakhir, tetapi angka ini lebih rendah dari tahun 2010 yang sebesar 26,41 persen untuk kelahiran pertama dan 23,65 persen untuk kelahiran terakhir. Masih adanya masyarakat yang melakukan proses persalinan dengan dibantu oleh tenaga non medis dimungkinkan karena faktor budaya/kebiasaan masyarakat setempat, atau kurangnya akses menuju informasi bagaimana proses kelahiran yang aman dan akses pada fasilitas kesehatan yang ada.

4.5. Status Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator mengenai jumlah balita yang mengalami kekurangan gizi. Pada tahun 2011 di Kabupaten Paser terdapat 26 648 balita usia 1 sampai 4 tahun. Dari balita yang ada tersebut, 350 balita mengalami Kekurangan Energi Protein Total dan 66 balita mengalami Kekurangan Energi Protein Nyata. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumya, angka ini mengalami penurunan drastis.

Pertama Terakhir Pertama Terakhir Pertama Terakhir

(2) (3) (4) (5) (6) (7)

Dokter 13,54 17,03 12,67 13,03 21,09 20,13

Bidan 51,35 58,20 58,58 61,28 60,40 62,70

Tenaga Paramedis Lain 0,00 0,37 1,04 2,03 0,00 0,00

Dukun Bersalin 26,91 20,30 26,41 23,65 17,47 16,14

Famili/Keluarga 8,21 4,10 1,30 0,00 1,03 1,03

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas, 2009 - 2011

Tabel 4.5. Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan Pertama dan Terakhir Waktu Lahir Di Kabupaten Paser, Tahun 2009 - 2011

(1)

2009 2010 2011

(31)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 21 4.6. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Pemberian air susu ibu (ASI) merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi berumur 6 bulan ke bawah, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Selain itu bayi yang diberi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Pada umur 6-12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60 persen kebutuhan gizi bayi. Pemberian ASI pada anak-anak di Kabupaten Paser cukup tinggi, diketahui bahwa bayi yang disusui kurang dari 12 bulan hanya sebesar 27,33 persen, selebihnya bayi disusui hingga di atas 12 bulan. Pemberian ASI yang ideal adalah sampai anak berumur 24 bulan. Meskipun pemberian ASI setelah umur diatas 1 tahun hanya memenuhi 30 persen dari kebutuhan gizinya, namun pemberian ASI pada umur di atas 1 tahun masih dianjurkan karena masih bermanfaat bagi pertumbuhan anak. Di Kabupaten Paser, sebanyak 72,67 persen anak masih mendapatkan ASI pada umur 12-24 bulan.

Tingkat kesadaran akan pentingnya ASI bagi anak harus terus di sampaikan kepada masyarakat di tengah gencarnya promosi akan susu formula. Terutama pemberian informasi kepada ibu-ibu yang kegiatan utamanya bekerja, karena di tengah

KEP Total % KEP Nyata %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2011 26 648 10 416 350 3,36 66 0,63 2010 25 706 17 015 1 096 6,44 140 0,82 2009* - - - -2008 25 387 5 178 894 17,27 177 3,42 2007* - - - -2006 22 771 7 488 1 049 14,01 182 2,43 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, 2011

*) Data tidak tersedia

Tabel 4.6. Status Gizi Balita Kabupaten Paser, Tahun 2006 - 2011

Tahun

Jumlah Balita Dengan Jumlah

Balita (1-4 tahun)

Jumlah Balita Ditimbang

(32)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 22

kesibukannya, ibu-ibu pekerja tersebut cenderung mempercayakan kebutuhan gizi anaknya dengan susu formula.

4.6. Imunisasi Balita

Imunisasi sangat penting dilakukan pada balita karena pada umur tersebut mereka masih sangat rentan terhadap penyakit. Imunisasi atau vaksinasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau diminum (diteteskan dalam mulut), dengan maksud untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Dengan imunisasi yang lengkap dan makanan yang bergizi diharapkan akan terbentuk generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas.

Dari hasil Susenas 2011 tercatat bahwa bahwa rata-rata balita yang ada di Kabupaten Paser sebagian besar pernah mendapatkan pelayanan imunisasi. Persentase balita yang pernah mendapat imunisasi BCG sebesar 91,61 persen, imunisasi DPT sebesar 90,50 persen, imunisasi polio sebesar 90,41 persen, imunisasi Campak/morbili sebesar 81,78 persen, dan imunisasi hepatitis B sebesar 89,69 persen (grafik 4.4). Lama Menyusui (Bulan) 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 0 - 5 10,48 17,13 5,55 12,86 6 - 11 11,52 14,70 13,71 14,47 12 - 17 20,89 15,33 23,03 21,98 18 - 23 18,18 16,51 18,38 14,19 24+ 38,92 36,33 39,34 36,50 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Susenas, 2008 - 2011

Tabel 4.7. Persentase Bayi Yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Menyusui Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2011

(33)

4. Kesehatan dan Gizi

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 23

Grafik 4.4. Persentase Balita Yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis Imunisasi di Kabupaten Paser, Tahun 2010-2011

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 BCG DPT Polio Campak/ morbili Hepatitis B 99.55 98.66 99.1 90.45 95.06 91.61 90.5 90.41 81.78 89.68

(34)

5. Pendidikan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 24

BAB V PENDIDIKAN

5.1. Partisipasi Sekolah

Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ditempuh melalui pelaksanaan berbagai program pendidikan dan keterampilan.

Mereka yang mempunyai pendapatan tinggi memiliki kemungkinan/peluang lebih besar untuk memperoleh pendidikan yang tinggi. Sebaliknya, mereka yang mempunyai pendapatan rendah, kecil kemungkinannya untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dengan demikian dari sudut sosial ekonomi, tingkat pendidikan seseorang merefleksikan tingkat kesejahteraannya.

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber daya manusianya.

Pada dasarnya pendidikan yang diupayakan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga masyarakat dan keluarga. Banyaknya penduduk yang mendapatkan pendidikan di sekolah merupakan indikator tersedianya tenaga terdidik atau sumber daya manusia terdidik yang tersedia saat ini. Besaran ini ditunjukkan oleh angka partisipasi sekolah penduduk yang berusia 10 tahun ke atas yang berasal dari hasil Susenas, diantaranya menyajikan persentase partisipasi bersekolah yang dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: penduduk yang tidak/belum pernah sekolah, masih sekolah, dan tidak bersekolah lagi.

Pada tahun 2011 penduduk di Kabupaten Paser yang tidak/belum pernah sekolah mengalami penurunan bila dibanding dengan tahun 2010 dari 6,69 persen menjadi sekitar 4,15 persen dengan rincian 3,07 persen untuk laki-laki dan 5,36 persen untuk perempuan. Dari angka ini kita dapat melihat bahwa untuk perempuan persentasenya lebih besar daripada laki-laki, hal ini menunjukkan bahwa kesempatan anak perempuan untuk mengenyam pendidikan lebih kecil daripada anak laki-laki. Hal ini tentu terjadi karena sudah merupakan “kebiasaan” untuk mengutamakan pendidikan anak laki-laki daripada anak perempuan.

(35)

5. Pendidikan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 25

Selanjutnya persentase penduduk yang masih sekolah di Kabupaten Paser untuk usia 10 tahun keatas sebesar 19,31 persen, yaitu 19,57 persen untuk laki-laki dan 19,03 persen untuk perempuan. Kemudian persentase penduduk yang tidak bersekolah lagi sebesar 76,53 persen, dengan rincian 77,37 persen untuk laki-laki dan 75,60 persen untuk perempuan.

5.2. Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan

Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk menggambarkan kemajuan di bidang pendidikan adalah persentase penduduk yang menamatkan sekolah pada jenjang tertentu. Dari Tabel 5.2 menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir penduduk 10 tahun keatas di Kabupaten Paser sebagian besar masih berpendidikan tamat SD.

Pada tahun 2011 penduduk Kabupaten Paser yang berumur 10 tahun keatas bila dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan, maka yang tamat SD/MI/Sederajat sebesar 32,20 persen, tamat SLTP Umum/Kejuruan/Sederajat sebesar 18,13 persen, tamat SLTA Umum/Kejuruan/Sederajat 19,13 persen dan tamat Diploma/Sarjana sebesar 6,66 persen. Serta masih ada penduduk 10 tahun keatas di Kabupaten Paser yang tidak/belum sekolah/belum punya ijazah SD sebesar 23,88 persen.

Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tidak/Belum Pernah

Sekolah 4,73 5,37 6,69 3,07 5,36 4,15 Masih Sekolah 19,56 21,29 18,39 19,57 19,03 19,31

Tidak Bersekolah lagi 75,71 73,34 74,93 77,37 75,60 76,53 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas 2008 - 2011

Partisipasi Sekolah 2008 2009 2010

2011

Tabel 5.1. Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Menurut Partisipasi Sekolah Di Kabupaten Paser, Tahun 2008-2011

(36)

5. Pendidikan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 26

5.3. Angka Melek Huruf (AMH)

Salah satu kebutuhan dasar penduduk untuk berkomunikasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Dimana hal ini merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan penduduk dalam proses bermasyarakat, sehingga penduduk dapat berperan lebih aktif dalam pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Angka Melek Huruf diperoleh dengan membagi banyaknya penduduk usia 10 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis dengan seluruh penduduk usia 10 tahun keatas. Indikator ini menggambarkan mutu sumber daya manusia yang diukur dalam aspek pendidikan. Semakin tinggi nilai indikator ini semakin tinggi mutu sumber daya manusia suatu masyarakat. Selama kurun waktu empat tahun terakhir, penduduk usia 10 tahun keatas yang melek huruf di Kabupaten Paser mengalami peningkatan menjadi 96,83 persen.

Jenjang Pendidikan Yang

Ditamatkan 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5)

Tidak/ belum pernah sekolah/ tidak/

belum tamat SD 26,93 23,68 17,30 23,88 Tamat SD/Sederajat 32,14 33,99 36,20 32,20 Tamat SLTP Umum/Kejuruan/Sederajat 21,17 19,42 22,50 18,13 Tamat SLTA Umum/Kejuruan/Sederajat 17,34 18,02 17,50 19,13 Diploma/Sarjana 2,41 4,89 6,50 6,66 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Susenas 2008 - 2011

Tabel 5.2. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2011

(37)

5. Pendidikan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 27

Grafik 5.1. Persentase Penduduk 10 Tahun keatas Menurut Angka Melek Huruf dan Buta Huruf di Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2011

Kemampuan Membaca/Menulis 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

Huruf Latin 60,45 61,97 45,93 Huruf Arab 0,50 2,18 0,85 Huruf Lainnya 0,12 0,06 0,04 Huruf Latin dan Arab 25,04 26,00 49,36 Huruf Latin, Arab dan Lainnya 6,31 4,72 0,26 Huruf Latin dan Lainnya 3,87 1,21 0,39 Huruf Arab dan Lainnya 0,08 0,00 0,00 Tidak bisa 3,62 3,86 3,17 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Susenas 2009 - 2011

Tabel 5.3. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kemampuan

Membaca/Menulis Di Kabupaten Paser Tahun 2009 - 2011 0 20 40 60 80 100 2008 2009 2010 2011 94.46 96.38 96.14 96.83 5.54 3.62 3.86 3.17

(38)

5. Pendidikan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 28

Berdasarkan tabel 5.3 sebagian besar penduduk usia 10 tahun keatas di Kabupaten Paser dapat membaca dan menulis. Bila dirinci menurut jenis hurufnya maka 49,36 persen dapat membaca dan menulis huruf latin sekaligus arab, 45,93 persen dapat membaca dan menulis huruf latin. Hanya 3,17 persen penduduk usia 10 tahun keatas yang tidak dapat membaca dan menulis (buta huruf).

5.4. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Upaya untuk memperluas jangkauan pelayanan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan pemerataan pada pemanfaatan fasilitas pendidikan, sehingga makin banyak penduduk dapat bersekolah. Partisipasi penduduk usia sekolah dapat menggambarkan tingkat ketersediaan kualitas sumber daya manusia dan aktivitas pendidikan di suatu wilayah.

Angka partisipasi sekolah (APS), digunakan untuk melihat seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada dan dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada usia tertentu. APS biasanya diterapkan pada kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun. APS 7-12, diperoleh dengan membagi jumlah penduduk berusia 7-12 tahun yang masih sekolah dengan penduduk 7-12 tahun. APS 13-15, diperoleh dengan membagi jumlah penduduk berusia 13-15 tahun yang masih sekolah dengan penduduk 13-15 tahun. APS 16-18, diperoleh dengan membagi jumlah penduduk berusia 16-18 tahun yang masih sekolah dengan penduduk 16-18 tahun.

Tabel 5.4. Angka Partisipasi Sekolah menurut Usia Sekolah Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2011

Usia Sekolah Tahun

2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 7-12 98,03 98,50 96,38 97,15 13-15 85,00 85,80 85,30 91,85 16-18 47,64 59,79 64,52 66,84 Sumber : Susenas 2008 - 2011

(39)

5. Pendidikan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 29

Pada tahun 2011 APS untuk penduduk usia 7-12 tahun sebesar 97,15 persen, artinya dari seluruh penduduk usia 7-12 tahun yang masih bersekolah (baik bersekolah di SD, SLTP maupun SLTA) sebesar 97,15 persen sedangkan sisanya ada yang tidak/ belum bersekolah dan yang sudah tidak bersekolah lagi. Untuk penduduk usia 13-15 tahun sebesar 91,85 persen yang masih bersekolah, sedangkan untuk penduduk usia 16-18 tahun hanya sebesar 66,84 persen saja yang masih bersekolah. Hal tersebut

mengidikasikan bahwa pada kelompok usia 7-12 tahun memiliki peluang yang lebih

besar dibandingkan dengan kelompok usia 13-15 dan 16-18 tahun dalam mengakses pendidikan secara umum.

5.5. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu sesuai dengan kelompok umurnya. APM SD diperoleh dengan membagi jumlah murid SD yang berumur 7-12 tahun dengan penduduk yang berusia 7-12 tahun. APM SLTP diperoleh dengan membagi jumlah murid SLTP yang berumur 13-15 tahun dengan penduduk yang berusia 13-15 tahun. APM SLTA diperoleh dengan membagi jumlah murid SLTA yang berumur 16-18 tahun dengan penduduk yang berusia 16-18 tahun.

Pada tahun 2011 APM SD, SLTP dan SLTA di Kabupaten Paser masing-masing sebesar 92,11, 69,29 dan 47,32 persen. Angka ini menunjukkan sebesar 92,11 persen penduduk berumur 7-12 tahun terserap di SD, 69,29 persen penduduk umur 13-15 tahun telah terserap di SLTP dan hanya sebesar 47,32 persen penduduk umur 16-18 tahun yang telah terserap di SLTA.

Tabel 5.5. Angka Partisipasi Murni SD, SLTP, SLTA Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Paser,Tahun 2009-2011

APM 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) SD 92.57 93.92 92,11 SLTP 70.61 70.47 69,29 SLTA 49.07 58.03 47,32 Sumber : Susenas 2009-2011

(40)

5. Pendidikan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 30

5.5. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak yang sedang/telah menerima pendidikan pada jenjang tertentu. APK biasanya diterapkan untuk jenjang pendidikan SD, SLTP dan SLTA. APK SD diperoleh dengan membagi jumlah murid SD dengan penduduk yang berusia 7-12 tahun. APK SLTP diperoleh dengan membagi jumlah murid SLTP dengan penduduk yang berusia 13-15 tahun. APK SLTA diperoleh dengan membagi jumlah murid SLTA dengan penduduk yang berusia 16-18 tahun.

Berdasarkan tabel 5.6 APK SD Kabupaten Paser tahun 2011 sebesar 105,36 persen, artinya terdapat 5,36 persen penduduk usia kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun duduk di bangku SD. Sementara itu APK SLTP sebesar 96,27 persen berarti jumlah murid SLTP yang ada baru 96,27 persen dari penduduk umur 13 – 15 th. Untuk SLTA sendiri nilai APKnya sebesar 65,63 persen berarti jumlah murid SLTA yang ada baru 65,63 persennya dari penduduk umur 16-18 tahun.

APK 2010 2011 (1) (2) (3) SD 115,12 105,36 SLTP 83,35 96,27 SLTA 68,03 65,63 Sumber : Susenas 2010 - 2011

Tabel 5.6. Angka Partisipasi Kasar SD, SLTP, SLTA Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Paser, Tahun 2010-2011

(41)

6. Ketenagakerjaan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 31

BAB VI

KETENAGAKERJAAN

6.1. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

Data ketenagakerjaan dewasa ini semakin diperlukan, terutama untuk evaluasi dan perencanaan pembangunan di bidang ketenagakerjaan seperti peningkatan keterampilan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja dan berusaha serta produktifitas tenaga kerja. Sangat masuk akal jika analisis mengenai kualitas sumber daya manusia biasanya menempatkan faktor ketenagakerjaan sebagai salah satu dimensi yang vital.

Apabila kita bicara masalah penduduk usia kerja dewasa ini menurut UU No. 20 tahun 1999, berarti kita berbicara tentang penduduk usia 15 tahun keatas yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun keatas) yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, dan orang tidak bekerja yang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja, adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun keatas) yang tidak bekerja, tidak mencari pekerjaan, tetapi kegiatan golongan ini masih bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya (seperti tidak mampu bekerja, pensiun).

Hasil Sakernas 2011 Kabupaten Paser seperti terlihat pada tabel 6.1 menunjukkan bahwa penduduk usia kerja (15 tahun keatas) tercatat 165.770 orang, yang terdiri dari angkatan kerja sekitar 113.789 orang (68,64 persen) dan bukan angkatan kerja sekitar 51.981 orang (31,36 persen). Sebagian besar penduduk usia kerja tersebut kegiatan utamanya adalah bekerja (62,87 persen).

Bila dilihat dari jenis kelamin penduduk usia kerja, angkatan kerja laki-laki (90,10 persen) lebih besar dibandingkan dengan angkatan kerja perempuan (43,76 persen). Hal tersebut mengindikasikan bahwa jumlah penduduk usia kerja laki-laki lebih berpotensi untuk bekerja dibanding dengan penduduk perempuannya. Sebaliknya untuk penduduk usia kerja perempuan yang termasuk bukan angkatan kerja lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Kegiatan utama seminggu yang lalu untuk penduduk usia kerja laki-laki sebagian besar adalah bekerja (83,45 persen) sementara penduduk usia kerja perempuan lebih banyak mengurus rumah tangga (45,24 persen).

(42)

6. Ketenagakerjaan

Indikator Kesejateraan Rakyat Kabupaten Paser Tahun 2012 32

6.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (Labour Supply) yang tersedia untuk memproduksi barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian. TPAK Kabupaten Paser dari tahun ke tahun berfluktuatif dengan nilai diatas 60,00 persen. Pada tahun 2011 TPAK di Kabupaten Paser mengalami kenaikan menjadi 68,64 persen. Dibanding tahun-tahun sebelumnya penduduk usia kerja yang sesungguhnya terlibat/berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif lebih besar.

6.3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)

Seseorang dikatakan bekerja apabila berupaya bekerja atau berusaha membantu mencari nafkah sekurang-kurangnya satu jam dalam sehari secara terus menerus selama seminggu yang lalu. Sementara dikatakan sebagai pencari kerja

Kegiatan Utama

Laki-Laki % Perem puan % Total % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Angkatan Kerja 80 197 90,10 33 592 43,76 113 789 68,64 Bekerja 74 281 83,45 29 942 39,01 104 223 62,87 Mencari Pekerjaan 5 916 6,65 3 650 4,76 9 566 5,77

2. Bukan Angkatan Kerja 8 816 9,90 43 165 56,24 51 981 31,36

Sekolah 5 094 5,72 6 994 9,11 12 088 7,29

Mengurus Rumah Tangga 549 0,62 34 727 45,24 35 276 21,28

Lainnya 3 173 3,56 1 444 1,88 4 617 2,79

Jumlah 89 013 100,00 76 757 100,00 165 770 100,00

Sumber : Sakernas 2011

Tabel 6.1. Penduduk Usia Kerja (15 Tahun Keatas) Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, Tahun 2011

Gambar

Grafik 3.1  Piramida Penduduk Kabupaten Paser, Tahun 2011 ……………….………………….  12  Grafik 4.1
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Kabupaten Paser Menurut Kelompok Umur Produktif                                                                                                               dan Angka Beban Tanggungan, Tahun 2008 - 2011
Grafik 4.1. Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan dan  Angka Kesakitan Penduduk di Kabupaten Paser, Tahun 2009-2011
Tabel 4.3. Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Jenis Keluhan  Di Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

1.1 Mengidentifikasi standar, pedoman dan peraturan perundang- undangan yang terkait dengan perencanaan irigasi dengan cermat. 1.2 Memilah standar, pedoman dan peraturan

Terhadap kapal yang sama dan berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Priok lebih dari 1 (satu) kali dalam 10 (sepuluh) hari, dikenakan tarif pelayanan jasa labuh  per kunjungan, tidak

Analisa performance dilakukan untuk mengetahui efisiensi penggunaan bakar dari penerapan sistem propulsi hybrid jika dibandingkan dengan penerapan sistem propulsi

Resolusi tentang ilmu pengetahuan dan tehnologi, perubahan (change) masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya adalah

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi (TAS) dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar

Kepada Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Paser, setelah dijadwalkan oleh Badan Musyawarah Dewan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan

dan sudah siap untuk diaplikasikan pada sistem spektrometri gamma sehingga tujuan dilakukannya kegiatan ini dapat mengaplikasikan IC mikrokontroler AT89C52

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 12 Tahun 2016 tentang