• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELUARAN PENDUDUK

Dalam dokumen Katalog BPS : (Halaman 30-34)

17

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 25

PENGELUARAN PENDUDUK

Kesejahteraan meningkat, konsumsi protein bertambah

Tingkat kesejahteraan penduduk Banten meningkat. Dikonfirmasi oleh bertambahnya rata-rata tingkat konsumsi protein dan protein hewani per kapita sehari.

Sumber : BPS Provinsi Banten

Rata-rata Konsumsi Protein Hewani Sehari per Kapita Penduduk Banten (gram)

Uraian Maret 2014 Maret 2014

- Ikan 7,29 7,27

- Daging 3,49 3,72

- Telur dan Susu 3,60 3,76

Jumlah 14,38 14,75

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

Rata-rata Konsumsi Kalori dan Protein Sehari per Kapita Penduduk Banten

18

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016

26

PERDAGANGAN

Defisit terus berkurang, impor penyebabnya

Defisit neraca perdagangan luar negeri Banten terus menurun, bahkan sampai surplus pada Semester I-2016. Penyebabnya adalah impor yang menurun jauh lebih besar daripada turunnya ekspor.

Neraca Perdagangan Luar Negeri Banten Menurut Negara dan Kawasan

(miliar US$)

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

Negara 2014 2015 A. Mitra FTA -2,17 -3,61 1. ASEAN -1,42 -2,18 2. India -0,78 -0,79 3. China -0,35 -0,52 4. Lainnya 0,38 -0,12 B. Non Mitra FTA 0,22 2,80 1. Amerika Serikat 1,40 1,07 2. Uni Eropa 1,01 1,03 3. Lainnya -2,19 0,70

C. Jumlah -1,95 -0,81

Sebagai wilayah dengan struktur ekonomi yang didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan berorientasi ekspor, perekonomian Banten sangat rentan terpengaruh oleh kondisi ekonomi global.

Kondisi ekonomi global sendiri sampai Semester I-2016 ini masih tetap diliputi oleh ketidakpastian. Seiring dengan itu, permintaan luar negeri terhadap produk barang dan jasa Banten pun mengalami pelemahan. Pelemahan ini ditandai oleh terus menurunnya ekspor.

Beruntung, impor pada periode yang sama turun lebih besar lagi. Imbasnya, defisit neraca perdagangan luar negeri atau ekspor neto terus berkurang. Bahkan, sampai mengalami surplus sebesar 0,4 miliar US$ pada Semester I-2016.

*** TAHUKAH ANDA

Komoditas impor terbesar Banten adalah bahan kimia organik dan bahan bakar mineral, dengan nilai masing-masing mencapai 2,86 miliar US$ dan 1,95 miliar US$ pada tahun 2015.

Diamati menurut komposisi negara-negara mitra dagang, menurunnya defisit neraca perdagangan luar negeri Banten selama tahun 2015, lebih disebabkan oleh turunnya impor dari negara-negara non mitra FTA. Dalam hal ini, selain Amerika Serikat dan Uni Eropa, yaitu negara-negara di Asia Tengah, Timur Tengah dan Eropa lainnya.

Sementara itu defisit neraca perdagangan terbesar diberikan oleh negara-negara ASEAN. Ada kemungkinan, kondisi ini terkait dengan faktor transhipment, karena importir Banten terbesar adalah Singapura.

Perkembangan Nilai Perdagangan Luar Negeri Banten (miliar US$)

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

18

PERDAGANGAN

Impor bahan baku, Ekspor barang industri Sekitar 3,89 miliar US$ dari total impor yang sebesar 4,12 miliar US$

adalah impor untuk keperluan bahan baku. Adapun ekspor barang industri mencapai 4,45 miliar US$ dari total 4,56 miliar US$.

Statistik Perdagangan Luar Negeri Banten Menurut Pelabuhan (miliar US$)

Sumber : BPS Provinsi Banten

Pelabuhan Semester I-2015 Semester I-2016

Ekspor : 4,77 4,56 - Tanjung Priok 4,12 3,82 - Merak 0,15 0,18 - Tanjung Leneng 0,22 0,28 - Lainnya 0,28 0,28 Impor : 5,26 4,12 - Merak 2,47 1,84 - Cigading 1,58 1,33 - Tanjung Leneng 1,21 0,95

Ekspor Banten selama Semester I-2016 hanya senilai 4,56 miliar US$. Berarti, menurun sebesar 4,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 4,77 miliar US$.

Sekitar 3,82 miliar US$ atau 84 persen dari total ekspor Banten, dimuat melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara sisanya, dikirim dengan menggunakan berbagai pelabuhan dan bandara, baik yang ada di dalam maupun di luar Banten.

Komoditas utama ekspor Banten sendiri, hampir seluruhnya merupakan produk atau hasil dari industri pengolahan, dengan nilai mencapai 4,45 miliar US$. Adapun sisanya, dalam bentuk produk pertanian senilai 0,10 miliar US$ dan barang lainnya sebesar 0,01 miliar US$.

Sama dengan ekspor, impor Banten selama Semester I-2016 juga mengalami penurunan. Perbedaannya, semua barang yang diimpor dikirim hanya dengan memanfaatkan tiga dari empat pelabuhan yang ada di Banten. Pengiriman terbesar sendiri, dilakukan melalui Pelabuhan Merak. Sementara yang tekecil dibongkar di Pelabuhan Tanjung Leneng.

Bila diamati menurut komposisi golongan penggunaan barang, sekitar 3,89 miliar US$ dan 0,12 miliar US$ adalah impor bahan baku dan barang modal. Dimana, kedua jenis barang impor ini masing-masing akan digunakan untuk keperluan produksi serta peningkatan kapasitas produksi barang dan jasa, oleh berbagai perusahaan/usaha yang ada di Banten. Adapun sisanya, yaitu senilai 0,11 miliar US$ merupakan barang untuk keperluan konsumsi, yang akan langsung dikonsumsi oleh berbagai konsumen yang ada di Banten.

Komposisi Ekspor dan Impor Banten Semester I-2016 (miliar US$)

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 27

Perekonomian Banten selama tahun 2015 ini menghadapi tekanan yang cukup berat. Tekanan tersebut bersumber dari dari sisi eksternal, akibat adanya ketidakpastian kondisi ekonomi global, yang berujung kepada turun-nya ekspor luar negeri dan melemahturun-nya nilai tukar rupiah. Akibatnya, ekonomi Banten hanya tumbuh 5,37 persen, lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, angka pertumbuhan ini masih di atas Nasional yang tumbuh mencapai 4,79 persen. Oleh karena itu, share ekonomi Banten terhadap Nasional bertambah menjadi 4,14 persen.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Banten pada tahun 2015, secara spasial disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan yang terjadi pada hampir semua kabupaten/kota yang ada. PDRB Banten sendiri selama ini ditopang oleh Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Cilegon, dengan total share pada tahun 2015 mencapai hampir dua pertiganya. Oleh karena itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada Kota Tangerang dan Kota Cilegon, akan berpengaruh sangat besar terhadap kinerja perekonomian Banten.

Sementara itu pada Semester I-2016 ini, tekanan yang dihadapi perekonomian Banten masih tetap sama, yaitu turunnya ekspor luar negeri, sebagai akibat adanya ketidakpastian pemulihan kondisi ekonomi global. Selain itu, rendahnya daya serap anggaran pemerintah membuat pengeluaran pemerintah tumbuh melambat. Beruntung, permintaan domestik lainnya masih menguat, sehingga ekonomi Banten mampu tumbuh mencapai 5,13 persen. Betapapun juga, angka pertumbuhan ini masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, masih lebih cepat dari angka pertumbuhan Nasional yang hanya sebesar 5,04 persen.

19

PENDAPATAN REGIONAL

Tumbuh lebih cepat, share bertambah

Ekonomi Banten pada tahun 2016 tumbuh lebih cepat dibandingkan Nasional. Akibatnya, share ekonomi Banten terhadap Nasional juga meningkat menjadi 4,14 persen.

LPE dan Share Kabupaten/Kota di Banten Tahun 2014-2015 (persen) Kabupaten/Kota Share PDRB 2015 LPE 2014 2015 LPE 1. Kab. Pandeglang 4,21 5,01 5,97 2. Kab. Lebak 4,31 6,04 5,93 3. Kab. Tangerang 21,20 5,76 5,39 4. Kab. Serang 11,70 5,99 5,14 5. Kota Tangerang 26,20 5,64 5,58 6. Kota Cilegon 16,20 4,93 4,81 7. Kota Serang 4,54 7,07 6,43 8. KotaTangerang Selatan 11,64 8,50 7,25 Provinsi Banten 100,00 5,47 5,37

Sumber : BPS Provinsi Banten Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

LPE dan Share PDRB Banten (persen)

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016

28

LPE PDRB Banten dan Nasional (persen)

Sumber : BPS Provinsi Banten (data diolah)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sisi supply mencerminkan besaran nilai tambah bruto yang tercipta sebagai akibat proses produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh berbagai unit produksi yang ada di suatu wilayah.

Dalam jangka pendek, supply ada untuk memenuhi demand. Oleh karena itu, PDRB dari sisi demand adalah jumlah permintaan akhir yang dilakukan oleh berbagai pelaku ekonomi yang ada di suatu wilayah. Bila supply berlebih, kelebihannya digunakan untuk memenuhi permintaan luar daerah/luar negeri. Sebaliknya bila kurang, akan dipenuhi melalui impor antar daerah/luar negeri.

Pertumbuhan ekonomi Banten sendiri pada Semester I-2016 yang mencapai 5,13 persen, dari sisi supply terutama didukung oleh pertumbuhan pada lapangan usaha industri pengolahan serta lapangan usaha informasi dan komunikasi. Dengan andil keduanya masing-masing mencapai 0,99 persen dan 0,59 persen. Sementara dari sisi demand, terutama didorong oleh meningkatnya komponen konsumsi rumahtangga domestik dan komponen penambahan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, dengan andil sebesar 3,23 persen dan 1 persen.

Adapun struktur ekonomi Banten pada Semester I-2016, dari sisi supply didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-motor. Peranan kedua lapangan usaha ini masing-masing sebesar 32,80 persen dan 11,94 persen. Sementara dari sisi demand, konsumsi rumahtangga dan PMTB berperan besar dalam pembentukan PDRB Banten, dengan persentase mencapai 53,05 persen dan 28,57 persen.

19

Statistik Daerah Provinsi Banten 2016 29

Dalam dokumen Katalog BPS : (Halaman 30-34)

Dokumen terkait