Daftar Pustaka
Lampiran 5: Pengembangan Bentuk Nontes
a. Pengertian
Nontes adalah suatu penilaian yang biasanya dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes dengan tidak menggunakan tes. Hal ini berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh peserta tes tidak bisa dikategorikan sebagai jawaban benar atau salah. Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa “menguji” peserta didik melainkan dilakukan dengan cara tertentu. Penilaian yang dilakukan dengan nontes terutama bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan evaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah afektif dan ranah psikomotor.
Anas Sudijono (2005:54) mengembangkan ranah afektif menjadi lima bagian, yaitu: (1) receiving (menerima); (2) responding
(merespon); (3) valuing (menilai atau memaknai); (4) organizition
(mengorganisasi); dan (5) characterization by a value (karakteristik dengan suatu nilai)
Kemampuan psikomotor (psikomotor dogmain) adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerak yaitu kemampuan dalam menggunakan otot-otot seperti berjalan, lari, melompat, berenang, melukis, membongkar dan memasang peralatan dan lain sebagainya. Dalam dunia psikologi, kemampuan psikomotor dibagi menjadi lima tingkatan,yaitu: gerak refleks, gerak dasar, gerak perseptual, kemampuan fisik, gerakan terampil dan gerakan nondiskursip.
Gerak reflek adalah gerakan yang muncul tanpa sadar. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan kompleks yang khusus seperti berlari dan berjalan. Kemampuan peseptual merupakan kombinasi kemampuan kognitif dan kemampuan motorik, kemampuan fisik adalah kemmapuan untuk mengembangkan gerakan yang paling terampil seperti gerakan tari ataupun olahraga tertentu. Sedangkan komunikasi nondiskursip adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa gerakan. Kemampuan terakhir ini berhubungan dengan kemampuan mengucapkan kata-kata berbahasa asing
b. Jenis soal non-tes
Jenis nontes ini terdiri atas lima macam ,yaitu
1. Sikap
Sikap dapat diukur dengan menggunakan berbagai cara seperti skala, pengamatan, angket, wawancara
a) Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
b) Angket
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. Berbeda dengan wawancara dimana penilaian (evaluator) berhadapan secara langsung dengan peserta didik atau dengan pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket, pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh lebih praktis,menghemat waktu dan tenaga.
c) Wawancara
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
d) Observasi
Pengamatan merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan / observasi. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
2. Unjuk kerja (Performasi)
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti praktik pengukuran suhu udara dan kecepatan angin, berpidato, membaca puisi, presentasi hasil, dsb.
Penilain unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
(1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi
(2) Kelengkapan dan kelengkapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut
(3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
(4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati
(5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan
Teknik penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (check list), dan skala penilaian (rating scale).
Penilaian dengan daftar cek (ya-tidak), Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek ini peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat
diamati, maka peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Namun, daftar cek sangat memudahkan bagi penilai yang melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam jumlah besar.
Penilaian dengan menggunakan skala rating scale memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan katagori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya 1=tidak kompeten, 2=kurang kompeten, 3=kompeten, dan 4=sangat kompeten.
3. Proyek
Penilain proyek merupakan kegiatan penilain terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam period/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal- hal atau tahapan yang perlu dinilai seperti penyusunan design, pengumpulan data, analisis data dan menyiapkan laporan tertulis. Pelaksanaan penilaian proyek dapat menggunakan instrumen penilaian berupa daftar cek atau skala penilaian.
4. Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya baik berupa tulisan, gambar, atau berupa benda.
5. Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, misalnya produk berupa gambar peta, gambar piramida penduduk, model bentang alam, grafik fluktuasi suhu udara, diagram alur pelapukan-erosi- sedimentasi. Produk juga dapat berupa tulisan, termasuk tulisan hasil laporan pengamatan, hasil diskusi kelompok, sebuah rangkuman, atau simpulan.
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
a) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
b) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.