• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospek Pengembangan Cybercommunity untuk Peningkatan Pontensi SDM .1 Manfaat dan Referensi yang diperoleh melalui Internet/Cybercommunity

Para informan berpendapat bahwa cybercommunity memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan dalam upaya peningkatan potensi sumber daya manusia. Pendapat tersebut diperkuat dengan persepsi responden terkait pemanfaatan cybercommnuty. Sebagian besar responden (58%) menyatakan bahwa cybercommnity sangat bermanfaat, 40% responden menilai cybercommunity bermanfaat, dan hanya 2% yang menyatakan

20

bahwa cybercommunity kurang bermanfaat. Persepsi responden terhadap kemanfaatan internet ditunjukkan pada Gambar 1.

Sumber: Hasil penelitian,2015

Gambar 1

Penilaian Responden terhadap materi informasi yang diakses untuk peningkatan potensi SDM (N=85)

Penilaian sebagian besar responden akan manfaat cybercommunity tersebut ditunjang dengan pendapat responden terkait jenis informasi atau data yang diperoleh melalui internet (cybercommunity) yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mendukung pengembangan SDM. Melalui internet diperoleh aneka referensi yang diperlukan oleh mahasiswa. Tabel 5 menujukkan beragam referensi yang berhasil diakses oleh responden. Sebanyak 62.4% responden mengaku jarang mendapatkan referensi terkait ilmu komunikasi melalui internet, 22.4% responden mengaku sering memperoleh referensi ilmu komunikasi melalui internet, dan hanya 15.3% yang mengaku tidak pernah memperoleh referensi ilmu komunikasi melalui internet. Jenis Referensi yang diakses responden ditunjukkan pada Tabel 6.

21 Tabel 6

Persentase Jenis Referensi yang diakses Responden (N=85) Referensi

Selalu (%) Sering (%) Jarang (%) Tidak pernah (%) Total (%) Komunikasi 22.4 62.4 15.3 100 Sospol 25.9 58.8 14.1 1.2 100 Sosbud 16.5 54.1 28.2 1.2 100 Ekonomi 1.2 34.1 62.4 2.4 100 Hukum 3.5 24.7 68.2 3.5 100 Politik 10.6 37.6 51.8 100

Sumber: Hasil penelitian,2015

Sebagian besar responden juga berhasil mengakses referensi bidang sosial politik (Sospol), sosial budaya (Sosbud), ekonomi, serta hukum dan hanya sedikit responden yang mengaku tidak pernah mengakes referensi ilmu sosial politik (1.2%), sosial budaya (1.2), ilmu ekonomi (2.4%), dan referensi ilmu hukum 3.5%). Pengakuan responden dalam mengakses referensi yang tersedia di internet ditunjukkan pada Gambar 2.

Sumber: Hasil penelitian,2015

Gambar 2

Persentase Responden yang mengakses referensi Untuk tugas perkuliahan (N=85)

Dari gambar 2 diketahui bahwa sebagian besar responden (52.9%) mengaku sering mengakses referensi dari internet terkait dengan tugas perkuliahan mereka, 35.3%

22

responden mengaku selalu mengakses referensi, 10.6% responden mengaku jarang mengakses referensi, dan hanya 1.2% yang mengaku tidak pernah mengakses refensi melalui internet.

Internet atau cybercommunity telah memberikan manfaat yang besar bagi penggunanya, termasuk kalangan mahasiswa. Banyak manfaat dapat diperoleh melalui cybercommnunity. Hal ini sesuai pendapat Koswara (1998) yang mengidentifikasi manfaat Internet yang meliputi: (1) mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi, seperti informasi kesehatan, rekreasi, hobi, pengembangan pribadi, rohani, dan sosial, (2) mendapatkan informasi untuk kehidupan profesional/pekerjaan, seperti sains, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, dan berbagai forum komunikasi, (3) sebagai sarana untuk kerja sama antarpribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu, batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran, (4) sebagai sarana bisnis, termasuk iklan dan publikasi secara online, bisnis baru (koneksi ke internet dan web page), alternatif cetak jarak jauh, jenis layanan baru untuk pelanggan, jasa surat elektronik, dan bulletin board, (5) sebagai media komunikasi, (6) sebagai penunjang sistem pendidikan jarak jauh, (7) sebagai sarana hiburan dan hobi, (8) dapat menekan biaya dan administrasi pengiriman pesan, fax, gambar, dan biaya cetak, (9) dapat memperluas wawasan masyarakat, (10) globalisasi informasi sumber data tersedia, dan (11) merupakan sarana diskusi global bagi para professional, peneliti, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.

4.3.2 Pengembangan Cybercommunity untuk Peningkatan SDM

Teknologi informasi berkembang pesat melebihi bidang lainnya. Faktor penentunya adalah globalisasi informasi, yaitu penyebaran akses dan produksi informasi ke seluruh dunia. Informasi dapat diakses oleh siapa saja dan di mana saja. Perkembangan lintas batas informasi adalah yang tercepat. Sampai internet ditemukan sekitar tahun 1990, globalisasi informasi telah naik 200% dibanding tahun 1950-an. Keadaan ini juga berpengaruh pada dunia pendidikan karena proses pendidikan pada dasarnya adalah perpindahan informasi terpilih yang tidak lagi terbatas antara murid dan guru bahkan

23

juga harus mulai dibuka ke sumber-sumber informasi yang lebih luas seperti buku dan pusat aktivitas dalam masyarakat luas, lokal, nasional, dan global.

Di Indonesia, jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di Universitas Indonesia, berupa UINet dan University Network (Uninet) di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan jaringan komputer dengan jangkauan yang lebih luas yang meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Hasanudin dan Ditjen Dikti (Oetomo, 2002:52).

Sebagaimana yang dikemukakan oleh diakui bahwa internet merupakan jaringan informasi, komunikasi, penyelidikan, dan berbagai sumber yang tidak terhingga banyaknya yang dapat digunakan untuk membantu siswa menghasilkan tesis, kerja proyek, dan sebagainya. Internet sebagai alat untuk mencapai informasi dalam skala global. Siswa kini dapat memperoleh informasi yang lebih daripada apa yang terdapat dalam buku teks dengan mencari dan megakses semua website di seluruh dunia (Idris, 2010).

Para informan memandang penting untuk mengembangkan cybercommunity di lingkungan Unievrsitas Udayana (Unud). Unud diharapkan dapat mengembangkan perpustakaan online sesuai denga potensi dan PIP (pola ilmiah pokok) yang dimilikinya, yakni kebudayaan. Cybercommnity yang dikembangkan Unud haruslah tetap mengacu kepada visinya, yakni yaitu menjadi lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, mandiri dan berbudaya (Renstra Unud 2015-2019).

Pengembangan cybercommunity dalam bentuk “perpustakaan online” Universitas Udayana tentu harus ditunjang oleh manajemen, teknologi, ketersiadan sarana dan prasarana yang memadai serta pengelola (SDM) yang kompeten. Dengan persyaratan dasar seperti ini diharapkan library online Unud ke depan mampu memberikan kontribusi yang berharga bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Tentu saja isi publikasi yang dipasang dalam library online, bukan hanya menyangkut hasil-hasil riset apapun yang dilakukan oleh civitas akademia Universitas udayana dan mitranya, tetapi juga diperkaya dengan materi-materi yang lebih ringan tapi tetap yang bernilai edukatif. Dalam kaitan kini salah seorang informan menyatakan:

24

“Jika perpusatkaan online Unud terwujud, maka publikasi yang di-share ke public harus berbobot. Paling tidak mendukung RIP tersebut. Unud harus menjadi center of excelence kebudayaan dan pariwisata misalnya” (Suarca, 48 tahun, staf Perpusatakaan daerah Provinsi Bali, wawancara 25 Juni 2015).

“Isinya dari yang serius sampai yang ringan, tapi tetap edukatif seperti artikel ataupun berita, resep masakan, jurnal dan lain lain sehingga isi website bisa lebih bervariasi” (Ni Putu Devinda Artha Pratiwi, 19 tahun, mahasiswi Ilmu Komunkasi, Fisipol Unud, wawancara 24 Juni 2015).

Dua pernyataan di atas adalah harapan pengembangan libray online ke depan. Universitas Udayana diharapkan bisa mengembangkan perpustakaan online yang representatif sesuai dengan PIP kebudayaan dan visinya. Diharapkan Library online Unud mampu memenuhi kebutuhan mahasiswa dan sudah dilengkapi dengan aneka informasi dan hasil penelitian yang ter-update. Library online yang dikembangkan juga diharapkan bisa diakases oleh siapa saja dan dimana saja, jangan hanya bisa diakses di sekitar Unud saja. Library online Unud yang ada sekarang masih sulit diakses. Sistem manajemennya belum sama di setiap fakultas di lingkungan Universitas Udayana.

Sumber: Hasil penelitian

Gambar 3

Persentase Responden yang mengakses informasi terkait peluang kerja, objaek wisata dan budaya

Cybercommunity yang dikembangkan di Universitas Udayana secara langsung dapat dijadikan wahana dalam peningkatan potensi SDM. Sebagaimana yang ditunjukkan

25

pada Gambar 3, sebagian besar responden sudah mengakses informasi terkait peluang pekerjaan, objek wisata dan budaya. Hanya sedikit mereka yang tidak pernah mengakses ketiga jenis informasi ini. Perilaku responden dalam pengakses informasi tentang peluang kerja dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

Tabel 7

Perilaku Responden Dalam Pengakses Informasi tentang Peluang Kerja (N=85)

Jenis Kelamin

Tidak pernah (27%)

Pernah (73%)

Total % Jarang Sering Selalu

Laki-laki 5 (5.88%) 4 (4.71%) 3 (3.53%) 0 (0.00%) 12 (14.12%) Perempuan 18 (21.18%) 40 (47.06%) 14 (16.47%) 1 (1.18%) 73 (85.88%) 23 (27.06%) 44 (51.76%) 17 (20.00%) 1 (1.18%) 85 (100.00%)

Sumber: Hasil Penelitian,2015

Sebagian besar responden telah mengakses informasi tentang peluang kerja (73%), dan hanya kurang dari sepertiganya (27%) yang mengaku tidak pernah mengakasesnya. Hal ini membuktikan bahwa sebagian mahasiswa telah mengakses informasi dan mencari peluang kerja yang mungkin diraihnya setelah tamat dari setudinya.

Sesuai dengan hasil kajian ini, maka materi yang di-upload pada cybercommunity Unud nantinya harus bisa menyampaikan variasi informasi sekitar “peluang kerja, pariwisata, dan kebudayaan” yang memang terkait langsung dengan RIP “kebudayaan” yang diusung oleh Universitas Udayana.

Namun demikian, Universitas Udayana sudah memiliki fasilitas cybercommunity berupa e-learning, e-library, tesis online, disertasi online serta layanan online lainnya. E-learning Universitas Udayana ini merupakan salah satu cara melakukan kegiatan belajar mengajar di lingkungan Universitas Udayana secara online. Para pengajar dapat memberikan seluruh bahan kuliahnya dengan cara mengupload materi-materi tersebut ke server ini.

E-library adalah perangkat cybercommunity yang menunjang fungsi perpusatakaan yang melayani segala aktivitas pendidikan, penelitian dan pengabdiankepada masyarakat melalui penyediaan informasi dan pengetahuan dalam berbagai bentuk seiring dengan perkembangan teknologi informasi.

Sedangkan layanan tesis online, disertasi online telah memudahkan mahasiswa dan public pada umumnya untuk mengakses hasil penelitian mahasiswa magister dan doktoral

26

tersebut melalui cybercommnunity tanpa harus mengunjungi kampus Universitas Udayana secara langsung.

Selain itu, Unud juga telah membentuk Pusat Pengembangan Karir (Carrier Development Center disingkat CDC) sejak tahun 2007. Berbagai kegiatan telah dilakukan oleh CDC Unud, seperti pelatihan softskill, Job Fair, Campus Hiring, membantu seleksi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh BUMN dan perusahaan swasta nasional. Ke depan CDC Unud melakukan berbagai inovasi dalam pengembangan karir dalam bentuk Carrier Counseling bekerjasama dengan Bank BNI.

Dalam rangka membantu menciptakan lapangan kerja, Unud juga mengembangkan budaya kewirausahaan sejak tahun 2009. Mahasiswa yang beroirentasi sebagai Job Creator dibina melalui unit kerja yang disebut Pusat Pengembangan Kewirausahaan (Entrepreneurship Development Center disingkat EDC). Program wirausaha Unud telah berhasil mencetak wirausaha-wirausaha muda yang handal dan berhasil mengukir prestasi, baik di tingkat daerah maupun nasional. Para wirausaha muda Unud telah membantu menyerap tenaga kerja dan mengurangi masalah pengangguran.

Walaupun masih perlu ditingkatkan baik dari segi manajemen maupun isinya, cybercommunity yang dikembangkan Universitas Udayana telah mendukung kegiatan ilmiah maupun kegiatan praktiknya, termasuk mendukung wirausaha para civitas akademikanya. E-leaning dan library online yang dikembangkan diharapkan terus menyediakan referensi bermutu yang diperlukan mahasiswa dan publik pada umumnya.

Di samping mampu memasok referensi yang terkait dengan kegiatan atau materi akademis, web atau cybercommnunity di lingkungan Universitas Udayana diharapkan dapat menunjang pelayanan akademis kepada para mahasiswa secara online, termasuk dalam pengisian KRS secara online, komuniaksi antarcivitas akademika secara online seperti ungkapan informan sebagai berikut.

“Sekarang kegiatan pengisian KRS mahasiswa masih harus datang ke Kampus. Perpustakaan online belum jalan sempurna. Wifi di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial-Politik Unud juga masih sering macet, sulit koneksi. Masih perlu ada pelatihan manajemen untuk operator di setiap fakultas dan update data website

secara regular” (nama mhs,…umur, wawancara tanggal…Juni 2015).

Itulah harapan dari salah seorang informan dalam pengembagan library onlie di lingkungan Universitas Udayana. Sebagai bagian dari cybercommunity, library online

27

amat diperlukan untuk peningkatan mutu SDM. Upaya peningkatan mutu SDM sebagai suatu hal yang mendesak di tengah-tengah persaingan global dan pasar bebas (AFTA) saat ini. Dalam menghadapi pasar bebas (AFTA), mutu SDM Indonesia saat ini masih menghawatirkan. Manpower planning secara nasional perlu dilakukan secara seksama. Universitas-universitas perlu lebih berperan dalam meningkatan mutu SDM baik secara kualitas maupun kuantitasnya (Sutrisno, 2014).

Library online merupakan suatu proses pembelajaran dalam pendidikan di era abad-21 saat ini yang menuntut satu strategi tertentu yang berbeda dengan strategi masa silam. Proses pembelajaran pada masa kini bukan hanya dalam bentuk pemrosesan informasi, akan tetapi harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan sumber daya manusia kreatif yang adaptif terhadap tuntutan yang berkembang (Surya, 2010:2-3).

Tantangan dalam pengembangan cybercommunity dalam perpsepktif yang lebih khusus bukan hanya e-learning, library online yang dikembangkan di universitas-universitas, tetapi juga pengembangan cybercommnity untuk mendukung tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, efisien termasuk bugetting dan government. e-budgeting diperlukan agar pengendaian anggaran bisa dilakukan secara transparan, tepat sasaran, efektif dan efisien. E-budgeting merupakan suatu mekanisme yang dapat mereduksi tindakan korupsi, mampu mengembalikan kepercayaan publik terhadap pemerintah melalui peningkatan akuntabilitas, transparansi, dan pemberdayaan dari warga negara (Kompas, 13 April 2015). Selanjutnya e-government perlu dikembamgkan agar proses pelayanan dan pengelolaan pemerintahan bisa dilaksanakan lebih efisien, transparan, dan efektif. Dengan demikian, proses pelayanan publik seperti perizinan, pembayaran, hingga penganggaran tak mesti tatap muka. Proses jadi lebih cepat, transparan, dan bisa dilacak jika ada kelambatan atau penyalahgunaan wewenang (Kompas, 14 April 2015).

Dalam implementasi e-government, Indonesia massih tertinggal dari negara-negara lain. Indonesia masih menempati posisi ke-32 dari 62 negara. Masih diperlukan pembenahan secara umum yang meliputi: (1) kesiapan jaringan, (2) efisiensi pengelolaan, (3) layanan online, (4) portal nasional, (5) government CIO, (6) promosi e-government, (7) e-participation, (8) open government, dan (9) cyber security (Kompas, 14 April 2015).

28

V. SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan

(1) Alasan atau latar belakang pesatnya pemakaian internet/cybercommunity adalah karena internet menjadi trend teknologi informasi dan komunikasi (TIK) zaman sekarang ini. Internet telah menjadi teknologi informasi dan komunikasi yang semakin murah, cepat, efektif, dan efisien yang dapat membantu manusia dalam beraktifitas atau bekerja sehari-hari, dan internet telah menjadi penunjang dalam upaya peningkatan potensi sumber daya manusia (SDM).

(2) Internet telah berkembang menjadi media komunikasi, informasi, hiburan dan edukasi yang mendukung upaya peningkatan potensi sumber daya manusia. Hal ini antara lain dibuktikan dengan pencarian pengguna cybercommunity untuk mengakses pengetahuan atau referensi di berbagai bidang, yaitu referensi bidang sosial politik, sosial budaya, ekonomi, hukum dan politik. Untuk itu, keberadaan library online menjadi kebutuhan yang perlu terus dikembangkan.

(3) Sebagian besar mahasiswa sudah mengakses informasi tentang kesempakatan kerja, dan hanya kurang dari sepertiga yang responden (27%) yang menyatakan tidak pernah mengakses infoemasi tentang pasar kerja.

b. Saran

(1) Internet telah berkembang menjadi media komunikasi, informasi, hiburan dan edukasi yang mendukung upaya peningkatan potensi sumber daya manusia. Untuk itu, para akademisi bisa mengoptimalkan pemanfaatan cybercommunity untuk menunjang kegiatan akademisnya.

(2) Library online amat potensial dikembangkan untuk menujang peningkatan potensi SDM. Untuk itu, pengembangan e-learning dan library online di lingkungan Universitas Udayana harus tetap mengacu pada PIP kebudayaan dan visi

29

Universitas Udayana, yakni menjadi lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, mandiri dan berbudaya.

(3) Keberadaan cybercommunity di lingkungan Universitas Udayana perlu terus dikembangkan untuk mendukung peningkatan kapasistas SDM.

30

Dokumen terkait