BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.6 Keterkaitan Antar Variabel Dengan Hipotesis
2.6.2 Pengembangan Hipotesis
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai hipotesis yang akan diuji dalam penelitian.
Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi USU (X1)
Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Syariah UIN
Sumatera Utara (X2)
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
Intensitas Pembelajaran di Perkuliahan
Intensitas Pembelajaran di Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
Personalitas
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
Pertimbangan Pasar Kerja Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
Lingkungan Kerja
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
Pelatihan Profesional
Pemilihan Karir Akuntan Publik (Y)
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
Intensitas Pembelajaran di Perkuliahan
Intensitas Pembelajaran di Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
Personalitas
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
Pertimbangan Pasar Kerja Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
Lingkungan Kerja
Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Terkait Dengan
a) Intensitas pembelajaran di perkuliahan memiliki keterkaitan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik
Dalam era globalisasi dan kecanggihan teknologi saat ini, membuat banyak kemudahan bagi para mahasiswa untuk mengakses informasi mengenai hal apa saja yang mereka inginkan. Dengan adanya hal tersebut, kecenderungan intensitas pembelajaran di perkuliahan bisa saja ikut terpengaruh. Dalam hal ini dikaitkan dengan pemilihan karir sebagai akuntan publik dimana mahasiswa saat ini sudah sangat terbiasa dengan kecanggihan teknologi sehingga melalaikan apa yang di maksud dengan semangat belajar di perkuliahan, mereka berpikir bahwa sangat mudah menemukan informasi yang dicari tanpa harus serius dalam belajar di perkuliahan.
Itu yang membuat peneliti memasukkan intensitas pembelajaran di perkuliahan sebagai variabel di dalam penelitian ini.
H1: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan intensitas pembelajaran di perkuliahan.
b) Personalitas memiliki keterkaitan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik
Rahayu dkk (2003) mengatakan bahwa, personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu. Hal ini membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Personalitas menunjukkan bagaimana mengendalikan atau mencerminkan kepribadian seseorang dalam bekerja.
Personalitas itu sendiri juga menunjukkan bagaimana seseorang bertindak se4ndiri dan tidak mempedulikan lingkungan sekitar, dalam lingkungan mahasiswa hal ini sering terjadi, untuk itu penelit ingin lebih lanjut mengungkapkan bagaimana hubungannya dengan pemilihan karir yang dilakukan oleh mahasiswa.
H2: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan personalitas.
c) Pertimbangan pasar kerja memiliki keterkaitan terhadap
pemilihan karir sebagai akuntan publik
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andersen pada tahun 2012 mengungkapkan pada era
globalisasi yang membuka kesempatan bagi orang luar Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan di Indonesia, secara tidak langsung memaksa mahasiswa/i yang berasal dari dalam negeri untuk lebih aktif dan tanggap dalam menentukan masa depannya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Hal ini memang perlu lebih diperhatikan oleh seluruh mahasiswa atau calon pekerja terutama mahasiwa jurusan akuntansi karena peluang pekerjaan semakin sempit, jika tidak bersaing secara ketat dan kurang memiliki kemampuan soft
skill yang tinggi mahasiswa lulusan sarjana akuntansi dapat
ikut tergerus dengan kurangnya pasar kerja.
H3: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan pertimbangan pasar kerja.
d) Lingkungan kerja memiliki keterkaitan terhadap
pemilihan karir sebagai akuntan publik
Lingkungan kerja merupakan suasana kerja yang meliputi sifat kerja (rutin, atraktif dan sering lembur), tingkat persaingan antar karyawan dan tekanan kerja merupakan faktor dari lingkungan pekerjaan. Karakter yang keras dan komit dibutuhkan oleh seorang akuntan dalam menghadapi
lingkungan pekerjaan. Deadline waktu yang diberikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan mendorong akuntan untuk dapat menguasai lingkungan kerjanya agar nyaman dan tenang dalam bekerja.
Lingkungan kerja mendorong seseorang untuk menjadi pribadi yang berbeda dari lingkungan sebelum memperoleh pekerjaan. Seorang pekerja dituntut untuk dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan kerja, agar dapat mencapai target kerja yang diwajibkan.
H4: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan lingkungan kerja.
e) Pelatihan profesional memiliki keterkaitan terhadap
pemilihan karir sebagai akuntan publik
Mahasiswa akuntansi yang memilih karir menjadi akuntan publik memerlukan pelatihan kerja karena untuk menjadi akuntan publik yang dapat melaksanakan pekerjaan audit dengan baik tidak cukup hanya dengan pendidikan formal saja namun juga harus ditunjang oleh pengalaman praktek di lapangan dengan jam kerja yang memadai. Pelatihan profesional ini meliputi, pelatihan sebelum bekerja, mengikuti
pelatihan diluar lembaga, mengikuti pelatihan rutin di lembaga, dan variasi pengalaman kerja. Pada penelitian Rahayu tahun 2003 dalam Widyasari (2005), menunjukkan karir sebagai akuntan publik dianggap lebih memerlukan pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional dan mendapatkan pengalaman kerja yang bervariasi, sedangkan pada akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah menganggap bahwa pelatihan kerja kurang diperlukan, sedangkan bagi akuntan pendidik mahasiswa menganggap tidak diperlukannya pelatihan kerja, sehingga pengalaman kerja yang bervariasi lebih sedikit diperoleh dibandingkan karir sebagai akuntan perusahaan dan pemerintah. Hasil penelitian Sembiring (2009) mengungkapkan bahwa dalam memilih profesi akuntan publik, mahasiswa sangat mempertimbangkan pelatihan profesional. Berdasarkan penjelasan diatas dirumuskan sebuah hipotesis yaitu:
H5: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU dan mahasiswa jurusan akuntansi syariah UINSU tentang pemilihan karir sebagai akuntan publik terkait dengan pelatihan profesional.